Hubungan Kualitas Pelayanan KB dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana

KB melalui pertemuan kelompok atau paguyuban dengan melibatkan PLKB kecamatan, TOMA, TOGA, dan LSM. Penelitian di atas didukung oleh penelitian Suprihastuti 2000 adanya kemudahan dan ketersediaan sarana pelayanan ternyata berdampak positif terhadap penggunaan sesuatu alat kontrasepsi. 33 Menurut penelitian Adamchak di Nepal bahwa perbaikan dalam penyampaian pelayanan kontrasepsi dan penyediaan akses yang mudah secara signifikan dapat meningkatkan proporsi pemakaian kontrasepsi yang akhirnya akan memberikan pilihan terhadap pengaturan kelahiran dan ukuran keluarga. 62

12. Hubungan Kualitas Pelayanan KB dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana

Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Hubungan Kualitas Pelayanan KB dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di kecamatan Selo kabupaten Boyolali Tahun 2008 Partisipasi pria dalam KB Kualitas pelayanan KB Tidak menggunakan alat kontrasepsi Menggunakan alat kontrasepsi Total Kurang baik 82.0 2.0 84.0 97.6 2.4 100.0 Baik 78.0 32.0 110.0 70.9 29.1 100.0 p value = 0.0001 Berdasarkan tabel 4.19 nampak bahwa pada responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi proporsi kualitas pelayanan KB kurang baik 97.6 lebih besar daripada dengan kualitas pelayanan KB baik 70.9. Pada responden yang menggunakan alat kontrasepsi proporsi kualitas pelayanan KB baik 29.1 lebih besar daripada kualitas pelayanan KB kurang baik 2.4. Untuk mengetahui adanya hubungan antara Kualitas pelayanan KB dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana, maka dapat dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square test diperoleh nilai p value sebesar 0.0001 p 0.05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara Kualitas pelayanan KB dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana. Hasil wawancara mendalam menunjukkan semua informan menyatakan upaya yang perlu dilakukan agar klien mempunyai pilihan metode kontrasepsi yang tersedia untuk pria dan wanita adalah melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi KIE tentang metode kontrasepsi yang dilakukan oleh PLKB, yang meliputi macam, manfaat dan efek samping, cara pemakaian, syarat-syarat menjadi akseptor KB, dan prosedurnya. Berkaitan dengan Inform Choice perlu dilakukan untuk memberikan gambaran tentang macam kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi Pasangan Usia Subur PUS, dan sebelum meminta persetujuan kepada calon akseptor KB. Semua informan juga menyatakan kemampuan teknis yang perlu dikuasai oleh pemberi pelayanan KB selain keterampilan dalam memberikan pelayanan KB juga mampu berkomunikasi dengan baik. Untuk menjamin akseptor agar tetap mendapatkan kontrasepsi dan pelayanan KB kelanjutannya yang harus dilakukan adalah memberitahukan kapan harus kontrol ke tempat pelayanan KB atau dengan pemberian jadwal pada kartu akseptor KB. Informasi merupakan suatu bagian dari pelayanan yang sangat berpengaruh bagi calon akseptor maupun akseptor pengguna, mengetahui apakah kontrasepsi yang dipilih telah sesuai dengan kondisi kesehatan dan sesuai dengan tujuan akseptor dalam memakai kontrasepsi tersebut. Informasi sangat menentukan pemilihan alat kontrasepsi yang dipilih, sehingga informasi yang lengkap mengenai kontrasepsi sangat diperlukan guna memutuskan pilihan metode kontrasepsi yang akan dipakai. 64, 65 Bruce menjelaskan dalam kerangka teorinya bahwa dampak dari kualitas pelayanan adalah pengetahuan klien, kepuasan klien, kesehatan klien, penggunaan kontrasepsi, penerimaan, dan kelangsungannya. 52

13. Faktor Dominan yang Paling Berpengaruh terhadap Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana