39
Tindak Tutur ..., Chusni Hadiati. Master’s Program in Linguistics, Diponegoro University
© 2007, UNDIP Institutional Repository
Implikatur konvensional bersifat nontemporer. Suatu leksem, yang terdapat dalam suatu bentuk ujaran, dapat dikenali implikasinya karena maknanya ‘tahan
lama’ dan bersifat umum. Jenis implikatur ini tidak banyak dikaji dan dikembangkan oleh para peneliti wacana karena dianggap kurang menarik Levinson, 1991:128.
Sementara itu, implikatur percakapan hanya muncul dalam suatu tindak percakapan speech act. Oleh karenanya, implikatur tersebut bersifat temporer terjadi saat
berlangsungnya tindak percakapan dan nonkonvensional sesuatu yang diimplikasikan tidak memiliki relasi langsung dengan yang diucapkanLevinson,
1991:117. Kelancaran komunikasi dalam kegiatan berbahasa tidak hanya ditentukan
oleh unsur-unsur kebahasaan secara struktural. Akan tetapi, harus diperhatikan pula prinsip-prinsip penggunaan bahasa oleh penutur dan mitra tuturnya. Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip kerjasama dan kesopanan dalam penggunaan bahasa, maka maksud atau pesan yang ingin disampaikan mudah diterima oleh mitra tutur.
Meskipun demikian, seorang penutur tidak selamanya mematuhi prinsip-prinsip penggunaan bahasa tersebut. Adakalanya justru seorang penutur melakukan
penyimpangan-penyimpangan terhadap
prinsip-prinsip penggunaan
bahasa. Penyimpangan ini menunjukkan adanya maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai
oleh penutur. ‘Maksud-maksud tertentu’ yang muncul dalam suatu tindak percakapan inilah yang dinamakan implikatur percakapan.
2.2.5 Muka
Fungsi utama komunikasi adalah untuk menyampaikan pesan dari penutur kepada mitratuturnya. Namun demikian, dalam berkomunikasi ada hal lain yang
40
Tindak Tutur ..., Chusni Hadiati. Master’s Program in Linguistics, Diponegoro University
© 2007, UNDIP Institutional Repository
harus diperhatikan. Hal itu berkenaan dengan menjaga ’muka’ para peserta komunikasi. Muka atau face adalah imej yang ingin dijaga baik oleh penutur maupun
mitratuturnya. Dengan kata lain, selain untuk menyampaikan pesan, komunikasi juga berfungsi untuk menjaga hubungan sosial dan estetis para partisipannya. Muka atau
face ini dibagi menjadi dua jenis yaitu muka positif dan muka negatif. Muka positif adalah muka yang mengacu kepada citra diri orang yang berkeinginan agar apa yang
dilakukannya, apa yang dimilikinya, atau apa-apa yang merupakan nilai yang diyakininya diakui orang sebagai suatu hal yang baik dan menyenangkan. Semantara
itu, muka negatif adalah muka yang mengacu kepada citra diri orang yang berkeinginan agar ia dihargai dengan jalan penutur membiarkannya bebas melakukan
tindakannya atau membiarkannya bebas dari keharusan mengerjakan sesuatu Rustono, 1999:68-69.
2.2.6 Bahasa dan Masyarakat
Chaer 2003:1 menyebutkan sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki manusia, bahasa dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Kajian
secara internal artinya pengkajian itu hanya dilakukan terhadap struktur intern bahasa saja, seperti struktur fonologisnya, struktur morfologisnya, atau struktur sintaksisnya.
Kajian secara internal ini menghasilkan perian-perian bahasa itu saja tanpa ada kaitannya dengan masalah lain di luar bahasa. Sebaliknya, kajian secara eksternal,
berarti kajian itu dilakukan terhadap hal-hal atau faktor-faktor yang berada di luar bahasa yang berkaitan dengan pemakain bahasa itu oleh para penuturnya di dalam
kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan.
41
Tindak Tutur ..., Chusni Hadiati. Master’s Program in Linguistics, Diponegoro University
© 2007, UNDIP Institutional Repository
Fishman 1976:28 mengatakan bahwa masyarakat tutur adalah suatu masyarakat yang anggota-anggotanya setidak-tidaknya mengenal satu variasi bahasa
beserta norma-norma yang sesuai dengan penggunaannya. Hal senada juga disampaikan oleh Chaer 2003:36. Ia mengatakan bahwa jika suatu kelompok orang
atau suatu masyarakat mempunyai verbal repertoir yang relatif sama serta mereka mempunyi penilaian yang sama terhadap masyarakat, dapat dikatakan bahwa
kelompok orang itu atau masyarakat itu adalah sebuah masyarakat tutur Speech community. Verbal repertoir atau repertoir bahasa semua bahasa beserta ragam-
ragamnya yang dimiliki atau dikuasi seorang penutur dalam masyarakat tutur. Sebagai sebuah langue, bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang
dipahami secara sama oleh penutur bahasa itu. Walaupun penutur bahasa itu tinggal dalam satu masyarakat tutur yang sama, tidak berarti parole, wujud konkret bahasa,
yang mereka kuasai juga sama. Hal ini dikarenakan keberagaman penutur bahasa yang ada dalam satu masyarakat tutur itu sendiri. Selain itu, variasi bahasa juga
terjadi karena adanya perbedaan interaksi sosial yang dilakukan oleh penutur itu sendiri. Ada kalanya perbedaan ini juga disebabkan oleh adanya perbedaan jenis
kelamin penutur suatu bahasa, yaitu antara penutur perempuan dan penutur laki-laki.
2.2.7 Perbedaan Bahasa Wanita dan Lak-Laki