Pelanggaran Prinsip Kesantunan Bidal Kemurahhatian dan

114 Tindak Tutur ..., Chusni Hadiati. Master’s Program in Linguistics, Diponegoro University © 2007, UNDIP Institutional Repository ketimbangrasaan memunculkan implikatur percakapan berupa’ menutupi kesalahan’. Maria berusaha menutupi kesalahan Liesl dengan cara menyuruhnya mencuci pakaian yang dikenakannya. Jika pakaian basah yang dikenakan Liesl sampai ketahuan Captain von Trapp, Captain von Trapp akan mengetahui bahwa setelah makan malam, Liesl berada di luar rumah. Hal ini tentunya akan menyebabkan kemarahan bagi sang ayah. Untuk menghindari kemarahan sang kapten akibat kesalahan yang dilakukan Liesl, Maria menyuruh Liesl untuk segera mencuci pakaian yang dia kenakan dan mengganti dengan pakaian kering lainnya. Dengan menutupi kesalahan Liesl ini, Maria juga berusaha untuk lebih dekat dengan Liesl. Pada awal kedatangan Maria, Liesl mengatakan bahwa dia tidak membutuhkan seorang pengasuh. Baginya semua pengasuh sama saja, pasti cerewet dan selalu mengatur tanpa berusaha memahami keinginan anak-anak keluarga von Trapp. Karena Maria tidak berusaha melaporkan apa yang baru saja dilakukannya, Liesl menyadari bahwa Maria adalah pengasuh yang berbeda dari para pengasuhnya terdahulu.

4.2.2 Pelanggaran Prinsip Kesantunan Bidal Kemurahhatian dan

Implikaturnya Bidal kemurahhatian berkenaan dengan sikap murah hati yang diharapkan dari penutur. Agar memenuhi prinsip kesantunan, nasihat bidal ini yang harus dipatuhi adalah minimalkan keuntungan kepada diri sendiri dan maksimalkan keuntungan kepada pihak lain. Begitu ditekankannya sifat kemurahhatian ini, penutur harus merelakan keuntungan yang maksimal berada pada mitra tuturnya atau pada pihak lain. Dengan demikian, jika berupaya memperoleh keuntungan yang maksimal 115 Tindak Tutur ..., Chusni Hadiati. Master’s Program in Linguistics, Diponegoro University © 2007, UNDIP Institutional Repository sementara mitra tutur atau pihak lain tidak memperolehnya, tindakan penutur itu tidak sejalan dengan prinsip kesantunan bidal kemurahhatian ini. Pelanggaran bidal kemurahhatian memunculkan implikatur percakapan ‘berpura-pura’, seperti pada penggalan percakapan 17. Pada saat terjadi hujan badai anak-anak perempuan berkumpul di kamar Maria karena ketakutan. Maria berkata bahwa mereka harus menunggu anak laki-laki untuk bergabung dengan mereka. Brigita tidak setuju dengan pendapat Maria, menurutnya anak-anak laki-laki tidak bergabung dengan mereka karena anak laki-laki pasti tidak merasa takut terhadap hujan badai. Ternyata pendapat Brigita keliru. Friedrich dan Kurt akhirnya muncul di depan kamar Maria dan bergabung dengan anak-anak perempuan. Untuk menutupi rasa malu karena takut terhadap hujan badai, Friedrich berkata bahwa dia dan Kurt hanya ingin memastikan kalau keadaan yang lain juga baik-baik saja. Tuturan Friedrich ini melanggar bidal kemurahhatian yang menimbulkan implikatur percakapan ‘berpura- pura’. 17 KONTEKS : KETIKA TERJADI HUJAN DERAS DISERTAI GUNTUR DAN PETIR, ANAK-ANAK PEREMPUAN KELUARGA VON TRAPP MASUK KE KAMAR MARIA KARENA KETAKUTAN. MENURUT MEREKA FRIEDRICH DAN KURT TIDAK MUNGKIN MERASA TAKUT SEHINGGA MEREKA TIDAK BERGABUNG DENGAN MARIA. TAPI TIBA-TIBA KEDUA ANAK LAKI-LAKI ITU MUNCUL DI DEPAN KAMAR MARIA. Maria : Now, we‟ll wait for the boys. Brigita : You won‟t see them. Boys are brave Terdengar suara petir dan guntur…. Friedrich dan Kurt muncul di depan pintu kamar Maria Maria : You weren‟t scared too were you? Friedrich : Oh….no. We just wanted to be sure that you weren‟t….. Terdengar suara petir dan guntur, Friedrich dan Kurt melompat ke tempat tidur Maria dan menutup telinga mereka 116 Tindak Tutur ..., Chusni Hadiati. Master’s Program in Linguistics, Diponegoro University © 2007, UNDIP Institutional Repository Tuturan Friedrich „Oh no… We just wanted to be sure that you weren‟t‟ dikatakan melanggar bidal kemurahhatian karena tuturannya tidak meminimalkan keuntungan pada diri sendiri. Dengan mengatakan bahwa dia tidak takut dan masuk ke kamar Maria hanya untuk memastikan bahwa Maria tidak ketakutan, Friedrich melanggar bidal kemurahhatian. Tuturannya itu tidak meminimalkan keuntungan pada dirinya sendiri tetapi sebaliknya yaitu memaksimalkan keuntungan pada diri sendiri. Jika Friedrich mengakui dengan terus terang bahwa dia dan Kurt juga merasa ketakutan, misalnya dengan mengatakan, “ We come to your room because we‟re afraid of the thunderstorm‟ tentunya tuturan Friedrich tidak melanggar bidal kemurahhatian. Dengan tuturan “Oh….no. We just wanted to be sure that you weren‟t….” dapat dikatakan bahwa Friedrich menyombongkan diri bahwa dia bukanlah seorang penakut. Pada kenyataannya, setelah mendengar bunyi guntur dan petir, Friedrich dan Kurt melompat ke tempat tidur dan menutup telinga mereka. Dari keadaan ini, dapat disimpulkan bahwa kedua anak itu memang merasa takut terhadap bunyi petir dan guntur hanya saja mereka malu mengakuinya. Alih- alih mengakui ketakutannya, mereka mengatakan bahwa mereka hanya ingin memastikan bahwa Maria tidak ketakutan. Tuturan mereka tentu saja melanggar bidal kemurahhatian. Pelanggaran bidal kemurahhatian ini memunculkan implikatur percakapan. Implikatur percakapan yang muncul akibat pela nggaran bidal ini adalah ‘berpura-pura’. Tuturan Friedrich itu hanyalah kepurapuraan untuk menutupi rasa takutnya. Sebenarnya Friedrich dan Kurt merasa takut sehingga mereka pergi ke kamar Maria tetapi sebagai anak laki- laki mereka juga merasa malu jika ketahuan merasa takut apalagi jika yang mengetahuinya adalah seorang perempuan, Maria, misalnya. Selain itu, mereka juga tidak ingin ketakutannya itu diketahui oleh saudara-saudara perempuan mereka 117 Tindak Tutur ..., Chusni Hadiati. Master’s Program in Linguistics, Diponegoro University © 2007, UNDIP Institutional Repository sehingga mereka membuat tuturan yang menyombongkan diri. Pada masa itu anak laki-laki diharuskan lebih berani daripada anak perempuan sehingga jika rasa takut mereka diketahui oleh anak perempuan mereka merasa sangat malu.

4.2.3 Pelanggaran Prinsip