Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

61 Tindak Tutur ..., Chusni Hadiati. Master’s Program in Linguistics, Diponegoro University © 2007, UNDIP Institutional Repository ketiga berdasarkan kesamaan dan perbedaan jenis implikatur percakapan. Sementara itu kesamaan dan perbedaan realisasi bahasa tokoh wanita dan tokoh laki-laki menjadi dasar klasifikasi yang keempat.

3.3 Teknik Analisis Data

Di dalam kegiatan analisis data dipergunakan teknik analisis heuristik. Teknik ini merupakan metode analisis pragmatik yang dicetuskan oleh Leech 1983:40-44. Teknik ini berusaha mengidentifikasi daya pragmatis sebuah tuturan dengan cara merumuskan hipotesis dan kemudian mengujinya berdasarkan data yang tersedia. Jika hipotesis tidak teruji, dibuatlah hipotesis baru. Semua proses ini terus berulang sampai tercapai suatu pemecahan masalah, yaitu berupa hipotesis yang teruji kebenarannya yang tidak bertentangan dengan bukti yang ada. Bagan berikut menggambarkan alur analisis heuristik yang dikemukakan oleh Leech 1983:41. Problem Hipotesis Pengujian Gagal Berhasil Interpretasi 62 Tindak Tutur ..., Chusni Hadiati. Master’s Program in Linguistics, Diponegoro University © 2007, UNDIP Institutional Repository Berikut analisis heuristik yang diterapkan pada data penggalan percakapan film The Sound of Music. 36 KONTEKS : MAX DETWELLER MENANYAI BARONESS SCHRAEDER MENGENAI BAGAIMANA DIA AKAN MENGURUS KETUJUH ANAK CAPTAIN VON TRAPP JIKA NANTINYA BARONESS SCHRADER MENIKAH DENGAN CAPTAIN VON TRAPP. Max Detweller : I get a fiendish delight thinking of you as a mother of seven. How do you plan to do it? Baroness Sch raeder : Darling………… Haven’t you ever heard of a fiendish delightful little thing called boarding school? Max Detweller : Ha.. ha… Baroness Machiavelli. Dari data penggalan percakapan itu, dilakukan pengujian terhadap tuturan Max ’Ha.. ha… Baroness Machiavelli’ ditengarai mengandung implikatur. Untuk dapat menemukan implikatur percakapan ini, terlebih dahulu dibuat hipotesis. Hipotesis yang dibuat berdasarkan penggalan percakapan ini adalah ‘tuturan Max Detweller mengandung implikatur ‘mengejek’. Hipotesis ini kemudian diujikan dengan menunjukkan bukti-bukti yang mendukungnya. Bukti-bukti yang dapat diajukan untuk menguji hipotesis ini adalah 1 saat mengatakan tuturan tersebut Max mendahuluinya dengan tertawa lepas. Ketika seseorang disamakan dengan Machiavelli, tentunya orang itu menjadi tidak senang karena Machiavelli adalah tokoh diktator Italia yang menyebabkan kesengsaraan di negeri itu. Walaupun Max mengatakan bahwa Baroness Schrader adalah baroness Machiavelli, Max tidak benar-benar bermaksud demikan karena di memulai tuturannya dengan tertawa lepas, 2 Max mengatakan Baroness Schraeder sebagai Baroness Machiavelli karena Baroness Schraeder berniat untuk menyekolahkan anak-anak Von Trapp di sekolah berasrama. Hal ini sudah dipikirkan oleh sang Baroness karena dia tidak mau direpotkan untuk mengurus anak-anak tersebut. Max sangat mengetahui bahwa 63 Tindak Tutur ..., Chusni Hadiati. Master’s Program in Linguistics, Diponegoro University © 2007, UNDIP Institutional Repository Baroness Shraeder sangat tidak mau direpotkan dengan masalah anak-anak karena selama ini sang Baroness selalu hidup penuh dengan hura-hura. Dengan adanya dua bukti tersebut, yaitu 1 tuturan Max yang didahului dengan tertawa lepas dan 2 pemahan Max atas keengganan Baroness untuk mengurus anak-anak Von Trapp yang menyebabkan dirinya berencana untuk menyekolahkan mereka ke sekolah berasrama dapat ditarik kesimpulan bahwa tuturan Max ‘Ha.. ha… Baroness Machiavelli’ adalah tuturan yang mengandung implikatur percakapan ‘mengejek’. Max mengejek Baroness Schraeder yang hanya ingin hidup bersenang-senang dengan Captain von Trapp tanpa mau dipusingkan untuk mengurus anak-anaknya.

3.4 Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian