Mekanisme terjadi ulkus pada lambung

41 eter mutlak. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Depkes RI, 1995.

2.4.2 Mekanisme terjadi ulkus pada lambung

Berbagai obat dikenal mencederai mukosa lambung. Obat ini mencakup aspirin dan obat-obat NSAID lain, asam empedu, enzim pankreatik dan etanol. Obat anti- inflamasi nonsteroid AINS bertanggung jawab untuk sebagian besar ulkus lambung. Hal ini dianggap karena disebabkan secara primer pertahanan mukosa berkurang oleh terhambatnya sintesis prostaglandin mukosa lambung Isselbacher, 2000. Efek samping yang paling sering terjadi yang disebabkan oleh asam asetilsalisilat adalah induksi tukak peptik tukak duodenum dan tukak lambung yang kadang- kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna. Dua mekanisme terjadinya iritasi lambung ialah: 1 iritasi yang bersifat lokal yang menimbulkan difusi kembali asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan; 2 iritasi atau perdarahan lambung yang bersifat sistemik melalui hambatan PGE 2 dan PGI 2 . Kedua PG ini banyak ditemukan di mukosa lambung dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat sitoprotektif. Mekanisme kedua ini terjadi pada pemberian parenteral. Uji klinik menyimpulkan bahwa gangguan saluran cerna penghambat selektif COX-2 lebih ringan daripada COX-1 Tanu, 2007. Aspirin dengan NSAID lain, toksik secara langsung terhadap mukosa lambung, dan menghabiskan sama sekali prostaglandin mukosa endogen yang protektif dengan menghambat sintesis prostaglandin. Aspirin dan NSAID lain dapat membantu perkembangan ulkus lambung dengan menghentikan sawar mukosa, 42 yang memungkinkan difusi balik ion hidrogen yang dapat melukai mukosa lambung. Obat ini mengurangi sekresi mukus lambung dan sekresi bikarbonat duodeni serta dapat meningkatkan sekresi asam lambung. Kehabisan prostaglandin juga mengganggu penyusunan kembali sel epitelial setelah cedera Isselbacher, 2000. Erosi yang disebabkan oleh obat-obatan AINS, terutama ditemukan di daerah antrum, namun dapat juga menyeluruh. Secara mikroskopik, terdapat erosi dengan regenerasi epitel, dan ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal Mansjoer, 1999. 2.5 Alginat Alginat adalah salah satu kelompok polisakarida yang terbentuk dalam dinding sel algae coklat, dengan kadar mencapai 40 dari total berat kering dan memegang peranan penting dalam mempertahankan struktur jaringan algae Rasyid, 2003. Alginat merupakan karbohidrat, seperti gula dan selulosa dan merupakan polimer struktural pada ganggang laut sama seperti selulosa pada tanaman Andersen, dkk., 2012. Alginat adalah suatu polimer yang diperoleh dari alga coklat Phaeophyceae. Alginat yang terkandung dalam rumput laut coklat merupakan polisakarida yang terdiri dari residu asam β – d – manuronat dengan asam α – l - guluronat. Alginat yang biasa digunakan adalah dalam bentuk natrium alginat yang larut dalam air dan jika dilarutkan dalam larutan kalsium klorida segera terbentuk gel kalsium alginat yang tidak larut dalam air Morris, dkk., 1980. Di Indonesia yang paling banyak ditemukan adalah jenis Sargassum dan Turbinaria. Produksi tahunan diperkirakan sekitar 38.000 ton per tahun. 43 Selain itu, alginat yang berbeda dapat diproduksi oleh bekteri dengan cara fermentasi Andersen, dkk., 2012. Karakteristik natrium alginat adalah: Pemerian : Serbuk tidak berbau dan berasa, putih sampai coklat kekuningan pucat. Kelarutan : Larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol, eter, pelarut organik dan asam. Tak tercampurkan : Dengan turunan acridine, kristal violet, fenilmerkuri asatat dan nitrat, garam kalsium, logam berat.

2.5.1 Struktur alginat