39 Udara tentu saja masuk rongga peritoneal melalui ulkus yang mengalami perforasi
Azis, 2008. 4. Obstruksi
Obstruksi pintu keluar lambung akibat peradangan dan edema, pilorospasme, atau jaringan perut terjadi pada sekitar 5 pasien ulkus peptikum. Obstruksi timbul
lebih sering pada pasien ulkus duodenum, tetapi kadang terjadi bila ulkus lambung terletak dekat dengan sfingter pilorus. Anoreksia, mual, dan kembung
setelah makan merupakan gejala-gejala yang sering timbul, kehilangan berat badan juga sering terjadi. Bila obstruksi bertambah berat, dapat timbul nyeri dan
muntah Mineta, 1983.
2.3.5 Mekanisme penyembuhan ulkus lambung
Ulkus lambung terjadi akibat adanya nekrosis jaringan terutama dipicu oleh iskemia dengan peghentian pengiriman nutrisi dan pembentukan ROS.
Penyembuhan ulkus merupakan proses yang kompleks, dimana perbaikan jaringan sendiri setelah cedera dan restitusi terhadap integritas. Menurut Schmassmann
1998, fase dan waktu penyembuhan ulkus dapat digambarkan sebagia berikut: tahap pengembangan ulkus dalam waktu 3 hari setelah cedera ditandai dengan
nekrosis jaringan, infiltrasi inflamasi, pembentukan tepi ulkus de-diferensiasi dan pengembangan granulasi jaringan; fase penyembuhan setelah 3-10 hari
setelah cedera yang mencakup penyembuhan awal migrasi cepat sel epitel diikuti oleh proses penyembuhan akhir angiogenesis, perbaikan granulasi
jaringan, dan reeepitelisasi, tahap perbaikan 20-40 hari setelah ulkus yang terdiri dari perbaikan kelenjar, muskularis mukosa, propia muskularis; fase
pematangan 40-150 hari setelah ulkus ditandai dengan pematangan dan
40 diferensiasi sel-sel khusus. Penyembuhan ulkus diprakarsai oleh pembentukan
faktor pertumbuhan epidermal EGF-R dan faktor pertumbuhan yang berasal dari platelet PDGF. Selama penyembuhan granulasi jaringan mengalami perbaikan
terus menerus, dimana sel-sel inflamasi muncul pada fase awal penyembuhan dilanjutkan oleh fibroblast dan mikrovaskular dalam fase penyembuhan akhir.
2.4 Asam Asetilsalisilat Aspirin 2.4.1 Uraian bahan
Rumus bangun : Asam Asetilsalisilat
Gambar 2.6 Rumus bangun asam asetil salisilat.
Rumus molekul : C
9
H
8 4
Berat molekul : 180,16
Sinonim : aspirin, asetosal
Asam asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari 99,5 dan tidak lebih dari 100,5 C
9
H
8 4
, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian
: Hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih; tidak berbau atau
berbau lemah. Stabil di udara kering; di dalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat
dan asam asetat. Kelarutan
: Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol; larut dalam kloroform; dan dalam eter agak sukar larut dalam