SUB DIVISIO GYMMNOSPERMAE ( TUMBUHAN BERBIJI TERBUKA)

V.3. SUB DIVISIO GYMMNOSPERMAE ( TUMBUHAN BERBIJI TERBUKA)

a. Ciri-ciri umum

Ciri – ciri tumbuhan berbiji terbuka atau Gymnospermsae adalah sebagai berikut :

1. Tumbuhan kormophyta

2. Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba.

3. Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar (mengadakan pertumbuhan menebal sekunder).

4. Umumnya batang memiliki saluran resin,

5. Bentuk perakaran tunggang.

6. Daun sempit, tebal dan kaku, Tulang daun tidak beraneka ragam.

7. Memiliki strobilus sebagai alat reproduksi. Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.

8. Dalam reproduksinya mengalami pembuahan tunggal.

9. . Biji tidak ditutupi atau dibungkus oleh daun buah

10. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral terbuka. Xilem pada Gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan floemnya tanpa sel-sel pengiring.

Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era Dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah seperti: Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang.

A. Sistematika Gymnospermae

Tumbuhan Sub Divisio Gymnospermae dikelompkkan dalam beberapa kelas, sebagai berikut :

1. Kelas (Classis) Pteridospermae

Pteridospermae (Paku biji) adalah tumbuhan fosil yang telah hidup sejak zaman Devon, mencapai puncak perkembangannya dalam zaman Carbon dan Perm, dan telah Pteridospermae (Paku biji) adalah tumbuhan fosil yang telah hidup sejak zaman Devon, mencapai puncak perkembangannya dalam zaman Carbon dan Perm, dan telah

Ciri-ciri kelas ini yaitu:

1. Memiliki daun yang menyerupai daun tumbuhan paku.

2. Sporofilnya menyerupai daun biasa tetapi belum terkumpul menjadi bunga.

3. Batangnya kecil seperti liana atau tumbuh tegak,

4. Kayu sekunder mempunya trakheida dengan noktah-noktah halaman dan jari-jari teras yang lebar. Dalam Pteridopspermae dikenal dengan 2 suku (familia), yaitu:

1. Lyginopteridaceae Batang ada yang memanjat, Tidak atau sedikit saja bercabang, Mempunyai teras atau tidak, Unsur-unsur kayu seperti pada Gymnospermae tersusun radier, Baik akar maupun batangnya mempunyai kambium dan memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder., Tajuk pohon berbentuk kipas, Bakal biji mempunyai piala. Contohnya: Lyginopteris oldhamia

Lyginopteris oldhamia

2. Medullosaceae Ciri-ciri :

1) Batangnya mempunyai banyak stele

2) Masing-masing memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder

3) Bakal biji tidak mempunyai piala

Bangsa (Ordo): Caytoniales

Disamping kedua suku tadi, sekelompok tumbuhan dari ordo ini merupakan tumbuhan yang juga telah punah dan dekat hubungan kekerabatannya dengan

Pterydospermae. Ciri-cirinya adalah daun bertangkai, pada ujungnya terdapat 3-6 segmen. Daun-daun fertil memiliki segmen menyirip, ujungnya melengkung sehingga membentuk seperti lekukan yang di dalamnya terdapat beberapa bakal biji. Jalan masuk ke lekukan itu berupa suatu celah yang fungsinya dapat dianggap seperti kepala putik.

2. Kelas (Classis) Cycadinae

Ciri-ciri kelas Cycadinae ini adalah sebagai berikut :

1. Habitus (perawakan) menyerupai pohon palem, berkayu, batangnya tidak atau sedikit bercabang, mengalami penebalan sekunder, dan korteksnya tebal.

2. Daun majemuk menyirip tersusun dalam roset batang dan menggulung sewaktu masih muda.

3. Sporofil tersusun dalm bentuk strobilus letaknya terminalis.

4. Beberapa jenis Cycadinae memiliki batang amat pendek, jenis yang lain dapat mencapai tinggi 9 meter, tetapi kebanyakan tingginya sekitar 2 meter.

5. Semua anggotanya berumah dua.

6. Strobilus yang dihasilkan berukuran besar.

7. Penyerbukan sering dibantu oleh serangga yang tertarik dengan aroma yang dihasilkan strobilus jantan dan betina.

8. Tumbuhan kelas ini merupakan tumbuhan biji yang primitif, hidup di daerah tropis dan subtropis.

Kelas ini hanya terdiri dari satu bangsa (ordo) yaitu Cycadales dengan satu suku (familia) yaitu Cycadaceae.. Adapun ciri – ciri umum dari bangsa (ordo) Cycadales adalah :

1. Termasuk tanaman berperawakan pohon, serupa palem, termasuk tanaman menahun. Tinggi tanaman dapat mencapai kurang lebih 4 meter.

2. Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina. . Anggota ordo ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru 2. Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina. . Anggota ordo ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru

3. Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.

4. Mirip palma, berkayu berbentuk pohon.

5. Daun-daun majemuk tersusun dalam roset batang yang menyirip dan menggulung sewaktu masih muda.

6. Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.

7. Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia pada permukaan bawah.

8. Gamet jantan (spermatozoid) motil di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.

9. Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.

10. Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak.

Anggota Cycadaceae yang terdapat di Indonesia adalah marga Cycas antara lain; C. rumphii. Jenis ini dalam akarnya terdapat ganggang Anabaena sp (simbiosis) sehingga dapat mengikat Nitrogen. Marga lainnya terutama terdapat di benua Amerika adalah: Dioon, Zamia, Ceratozamia, Microcycas. Di benua Asia ada marga Encephalortos dan Stangeria, sedang di Afrika adalah marga Macrozamia serta Australia ada marga Bowenia. Semuanya meliputi 9 marga dengan 65 jenis.

Cycas ini merupakan tumbuhan biji yang primitive. Golongan sikas ditemukan di daerah tropis hingga sub-tropis. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk menyirip atau berbagi menyirip.yang tersusun sebagai tajuk di puncak batang (roset batang) yang memanjang. Seluruh anggotanya berumah dua. Tanaman ini merupakan sumber bahan kertas, kayu lunak, bahan bangunan, bahan plastik, pernis, terpentin, damar, dan tinta cetak.

Cycas biasa disebut sikas adalah tanaman jurasik yang berumur kurang lebih 240 juta tahun dan diperkirakan merupakan makanan dinosaurus yang herbivora. Sikas bahkan dipercaya sudah tumbuh sebelum tanaman berbunga. Distribusi sikas yang sangat luas menunjukkan tanaman ini sangat dominan pada masa prehistorik, sikas dapat ditemui di benua Amerika, Australia, Asia, Afrika. Umur sikas yang begitu tua memberikan kesan prehistorik yang kuat sehingga menjadi buruan banyak kolektor tanaman.

Sikas hanya tumbuh didaerah beriklim tropis seperti di Asia, Australia, Amerika Tengah dan Selatan hingga Afrika. Beberapa jenis sikas diketahui telah punah di alam habitatnyasedangkan sebagian lainnya terancam punah yang disebabkan karena aktivitas illegal para kolektor tanaman hias yang secara membabi buta mengambil sikas dari alam bebas seirring dengan tingginya permintaan dan nilai komersial yang dapat

diperoleh dari usaha jaul beli tanaman hias

Cycas sp . Strobilus betina Cycas sp Strobilus jantan Cycas sp

Cycas rumphii Daun muda Cycas rumphii jantan Cycas rumphii betina Cycas merupakan satu-satunya genus dalam suku Cycadaceae yang masih banyak dijumpai. Masyarakat awam di Indonesia mengenal pakis haji dari beberapa spesies yang biasa ditanam di taman-taman menyerupai palem, yaitu C. rumphii, C. javana, serta C. revoluta (sikas jepang).

Mayoritas tanaman sikas masih digunakan sebagai tanaman hias dalam penataan taman, baik untuk kebutuhan landscape maupun sebagai tanaman hias dalam pot. Namun demikian, beberapa jenis sikas juga mempunyai manfaat di bidang lain, misalnya C. revoluta yang dikenal sebagai salah satu tanaman obat yang telah digunakan di beberapa

negara.

Contoh klasifikasi spesies tumbuhan dari kelas Cycadinae Regnum

: Plantae Divisio

: Spermatophyta Sub divisio : Gymnospermae Classsis

: Cycadinae Ordo

: Cycadales Familia

: Cycadaceae Genus

: Cycas Species

: Cycas revoluta

3. Kelas (Classis) Bennettitinae

Tumbuhan anggota kelas ini sudah punah, sisa yang ditemukan dimasukkan dalam satu suku yaitu Benettitaceae dengan ciri-ciri: Tumbuhan dengan habitus berkayu, batang bercabang paying menggarpu, mempunyai teras dengan sedikit kayu. Pertulangan daun menyirip. Strobilus terletak di ketiak daun, kadamng-kadamg demgam tangkai yang panjang, kadang-kadang dengan tangkai yang pendek yang muncul dari bagian batang yang telah tua, kadang pula muncul di ujung (terminal) pada cabang yangf menggarpu. Strobilus dapat berisi hanya mikrosporifil saja tapi dapat bjuga berisi mikrosporofil dan makrosporofil. Mikrosporofil menyerupai daun menyirip ganda dan tersusun membentuk karangan. Makrosporofil banyak terdapat di bagian atas strobilus. Sebagian berbentuk tangkai dengan suatu bakal biji pada ujungnya, sebagian mandul dan berbentuk sisikm di antara bakal-bakal biji. Bakal biji dengan 1integumen dan suatu ruang serbuk sari. Lembaga dengan dua daun lembaga.

4. Kelas (Classsis) Cordaitinae

Anggota kelas ini juga telah punah. Ciri-ciri anggotanya adalah: Umumnya berupa pohon yang tinggi, bercabang-cabang dan terdapat pertumbuhan sekunder. Daun tunggal, bangun lanset atau pita, pertulangan daun sejajar, duduk daun tersebar namun pada ujung- ujung cabang amat berdekatan. Strobilus jantan terasusun dalam 2 baris pada tangkai yang tebal. Mkrosporofil masing-masing dengan 3-6 kantong sari. Strobilus betina dengan susunan yang sama. Setiap strobilus juga mempunyai sisik-sisik dengan diantaranya terdapat bakal biji. Bakal biji dengan 1 integumen dengan ruang serbuk sari yang panjang. Biji pipih kadang-kadang bersayap.

Kelas Cordaitinae meliputi ordo Cordaitales yang didalamnya terdapat suku Cordaitaceae atau Pityaceae. Contoh Cordaites laevis, Cordaianthus pseudifluitan

5. Kelas (Classis) Ginkyoinae

Anggota kelas ini yang masih ada adalah Ginkyo biloba (Ginko) yang berasal dari Cina. Ginkyo merupakan pohon besar, dapat mencapai ketinggian lebih dari 30 meter. Daunnya bertangkai panjang dan lebar berbentuk seperti kipas, dengan belahan yang berlekuk dalam. Tulang daun berbentuk menggarpu. Ginko merupakan tumbuhan Gymnospermae yang meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan, berukuran sebesar kelereng, berbau tidak enak. Bijinya mempunyai kulit luar berdaging dan kulit dalam yang keras. Daunnya dapat dijadikan obat asma dan mengatur tekanan darah buahnya dapat di jadikan bahan ramuan untuk makanan tambahan (suplemen) yang berfungsi menjernihkan daya ingat.

Kelas ini terdiri atas bangsa Ginkyoales dan suku Ginkyoaceae. Contoh spesisesnya yaitu Ginkyo biloba. Regnum

: Plantae Divisio

: Spermatophyta Sub divisio : Gymnospermae Class

: Ginkyoinae Ordo

: Ginkyoales Family

: Ginkyoaceae Genus

: Ginkyo Spesies

: Ginkyo biloba

Ginkyo biloba

Ciri khas tumbuhan ini adalah:

1. Mempunyai daun yang berbentuk seperti kipas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk mirip daun paku kelompok suplir.

2. Ketika musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan dijauhi oleh manusia. Habitus pohon tinggi lebih dari 1000 kaki, daun berubah warna dan menggugurkan daunnya pada musim rontok.

3. Tumbuhan berumah dua (diesis)

4. Gamet jantan motil, penyerbukan di air.

5. Daun muda menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan yang dalam, mengalami perkembangan.

6. Strobilus jantan berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda kematangannya; ovulum mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna.

7. Lembaga mempunyai 2 cotyledon.

6. Kelas (Classis) Coniferae atau Coniferinae

Tumbuhan anggota kelas ini banyak anggotanya yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Tumbuhan ini terdapat pada hutan di daerah beriklim dingin di kutub utara maupun hutan pada pegunungan di daerah tropis. Ciri utama kelas Coniferinae adalah adanya tajuk berbentuk kerucut (Coniferae berasal dari kata conus = ‘kerucut’ dan ferein = ‘mendukung’). habitusnya dapat berupa semak, perdu, atau pohon. Batang besar berkayu Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga sering disebut pohon jarum, pada umumnya conifer tidak mengalami gugur daunt namun selalu hijau sepanjang tahun sehingga disebut juga tumbuhan evergreen. Tumbuhan ini berumah dua, tetapi ada juga yang berumah satu, memiliki strobilus berbentuk kerucut. Ada dua macam strobilus, yaitu strobilus betina yang mengandung bakal biji dan strobilus jangtan yang mengandung serbuk sari. Strobilus jantan menghasilkan serbuk sari yang mengandung sel sperma. Dengan bantuan angin, serbuk sari sampai kebakal biji yang menempel pada sisik strobilus betina. Selanjutnya terbentuk buluh serbuk yang membawa sel sperma untuk bertemu dengan sel telur yang ada didalam bakal biji. Setelah terjadi fertilisasi, terbentuklah biji yang bersayap tipis.Biji diterbangkan angin kemana-mana, jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi kecambah, dan berkembang menjadi tumbuhan baru.

Kelas coniferinae terdiri atas lima ordo yaitu ordo Taxales, ordo Araucariales, ordo Podocarpales, ordo Pinales, dan ordo Cupressales. Berikut ini deskripsi tiap ordo dari kelas Coniferinae :

1. Bangsa (Ordo) Taxales Ordo ini terdiri atas pohon-pohon atau semak-semak, dengan daun yang tersebar berbentuk lanset, strobilus berumah dua, yang terpisah-pisah atau merupakan bulir dalam ketiak daun, dengan mikrosporofil yang berbentuk perisai atau sisik yang masing-masing dengan 2-8 kantong sari, serbuk sari tanpa gelembung udara, dan pada perkecambahan tidak membentuk sel-sel protalium, bakal biji berpasangan diatas sisik- sisik biji atau di ujungnya, setelah persarian sisik-sisik tidak berkayu dan membesar, jadi tidak membentuk suatu kerucut.

Ordo ini terdiri atas dua familia diantaranya adalah Taxaceae dan Cephalotaxaceae.

a. Suku (Familia) Taxaceae Memiliki daun yang berbentuk lanset yang tersebar, strobilus jantan terpisah dalam ketiak daun atau dalam bulir-bulir kecil di ketiak daun. Mikrosporofil bangun perisai dengan 2-8 kantong sari, serbuk sari pada perkecambahannya hanya memiliki satu sel generative dan satu sel buluh serbuk sari. Biji yang diselubungi oleh salut biji atau arillus, biji memiliki dua daun lembaga, Contoh spesiesnya adalah Taxus baccata.

Gambar . Taxus baccata

b. Suku (Familia) Cephalotaxaceae Familia Cephalotaxaceae memiliki ciri yaitu habitus berupa pohon atau perdu dengan daun garis, dalam daun terdapat satu saluran resin. Tumbuhan berumah dua, strobilus jantan berkumpul atau berupa bulir-bulir pendek di ketiak daun, tiap strobilus b. Suku (Familia) Cephalotaxaceae Familia Cephalotaxaceae memiliki ciri yaitu habitus berupa pohon atau perdu dengan daun garis, dalam daun terdapat satu saluran resin. Tumbuhan berumah dua, strobilus jantan berkumpul atau berupa bulir-bulir pendek di ketiak daun, tiap strobilus

Anggotanya tersebar luas di Asia timur contohnya Cephalotoraxus fartanei.

2. Bangsa (Ordo) Araucariales Ordo Araucariales meliputi satu familia yaitu Araucariaceae dengan ciri pohon- pohon yang daunnya tersebar, berbentuk jarum atau lebar dengan saluran-saluran resin didalamnya, tumbuhan ini berumah satu atau berumah dua. Strobilus jantan ukurannya besar, diketiak atau diujung cabang-cabang yang pendek dengan mikrosporofil yang bertangkai dan berbentuuk sisik, yang pada bagian bawahnya banyak mengandung mikrosporangium yang panjang. Strobilus betina pada ujung cabang-cabang yang pendek, penuh dengan makrosporofil yang tersusun dalam satu spiral, dengan disebelaah atasnya masing-masing dengan satu bakal biji yang diselubungi dengan struktur yang melekat pada makrosporofil.

Familia Araucariaceae meliputi dua genus yaitu Araucaria dan Agathis. Contoh speciesnya adalah Araucaria cunninghamii dan Agathis alba

Araucaria heterophylla

Araucaria cunninghamii Agathis alba

3. Bangsa (Ordo) Podocarpales

Ordo Podocarpales meliputi familia Podocarpaceae yang memiliki cirri-ciri berupa perdu atau pohon dengan daun berbentuk sisik, jarum dan lanset duduknya tersebar atau bersilang, dengan satu atau tiga saluran resin didalamnya. Umumnya berumah dua strobilus jantan diketiak dengan ukuran yang agak panjang dengan banyak mikrosporofil, masing-masing dengan dua kantong serbuk sari. Memiliki epimatium, memiliki dua daun lembaga, serbuk sari kebanyakan dengan gelembung udara,. Contoh spesiesnya adalah Podocarpus imbricate.

Podocarpus imbricate.

4. Bangsa (Ordo) Pinales

Ordo ini meliputi satu familia yaitu Pinaceae, dengan cirri tumbuhan berkayu, daun berbentuk jartum, duduknya tersebar pada sirung panjang, atau pada sirung panjang terdapat daun dengan struktur berdaging sedangkan pada sirung pendek terdapat daun dengan bentuk jarum. Daun-daun tersebut dengan satu atau dua berkas pengangkut dan saluran resin, pada umumnya tumbuhan ini berumah satu. Strobilus jantan terminal pada sirung pendek, dengan banyak mikrosporofil bertangkai yang tersusun dalam satu spiral Ordo ini meliputi satu familia yaitu Pinaceae, dengan cirri tumbuhan berkayu, daun berbentuk jartum, duduknya tersebar pada sirung panjang, atau pada sirung panjang terdapat daun dengan struktur berdaging sedangkan pada sirung pendek terdapat daun dengan bentuk jarum. Daun-daun tersebut dengan satu atau dua berkas pengangkut dan saluran resin, pada umumnya tumbuhan ini berumah satu. Strobilus jantan terminal pada sirung pendek, dengan banyak mikrosporofil bertangkai yang tersusun dalam satu spiral

Pinus merkusii

7. Bangsa (Ordo) Cupressales Ordo ini memiliki ciri sebagai berikut :

1. Berupa perdu atau pohn dengan daun yang berbentuk jarum atau sisik yang duduknya tersebar, berhadapan, atau berkarang.

2. Strobilus jantan dengan mikrosporofil yang bertangkai pendek dengan suatu sisik lebar dengan 2-9 kantong sari.

3. Strobilus betina dengan sisik yang tersusun dalam spiral atau berhadapan dengan 1-9 bakal biji. Taxodium distichum

Ordo ini meliputi dua Familia yaitu sebagai berikut :

a. Suku (Familia) Taxodiaceae Familia ini meliputi tumbuhan berupa pohon dengan daun berbentuk jarum duduknya tersebar atau berhadapan, dan kadang-kadan pada sirung panjang terdapat daun berbentuk sisik dan pada sirung pendek terdapat daun menyerupai bentuknya jarum. Daunnya memiliki satu saluran resin, strobilus jantan terminal, atau aksilar atau kadang berkumpul didalam satu malai. Serbuk sari tanpa gelembung udara. Strobilus betina terpisah-pisah, terminal, dengan sedikit atau banyak spiral. Biji memiliki sayap yang a. Suku (Familia) Taxodiaceae Familia ini meliputi tumbuhan berupa pohon dengan daun berbentuk jarum duduknya tersebar atau berhadapan, dan kadang-kadan pada sirung panjang terdapat daun berbentuk sisik dan pada sirung pendek terdapat daun menyerupai bentuknya jarum. Daunnya memiliki satu saluran resin, strobilus jantan terminal, atau aksilar atau kadang berkumpul didalam satu malai. Serbuk sari tanpa gelembung udara. Strobilus betina terpisah-pisah, terminal, dengan sedikit atau banyak spiral. Biji memiliki sayap yang

b. Suku (Familia) Cupressaceae Suku ini memiliki ciri-ciri antara lain: Habitus perdu atau pohon, bercabang banyak. Daun kebanyakan bentuk sisik

jarang berbentuk jarum, duduk bersilang atau merupakan karangan yang trdiri dsari 3 daun. Daun memiliki saluran atau ruang resin. Bisanya berumah dua jarang berumah satu. Strobilus jantan terletak diujung ranting yang pendek tetapi dapat juga di ketiak daun. Mikrosporofil duduk bersilang atau merupakan karangan yang terdiri dari 3 sprofil, bertamngkai pendek dengan sisik lebar dan 2 – 6 kantong sari. Strobilus betina dengan satu atau beberapa pasang sisik yang duduknya bersilang, masing-masing dengan beberapa bakal biji. Setelah penyerbukan sisik-sisik tersebut membesar dan mengayu, saling menutupi seperti susunan genting atau seperti perisai yang tepinya saling berdampingan rapatPada genus Juniperus bakal biki berjumlah 1 – 3 , letaknya di ujung dan setelah penyerbukan diselubungi oleh sisik-sisik berdaging. Lembaga dengan 2 daun lembaga. Suku ini terdiri dari 140 jenis yang terbagi dalam 15 marga. Contoh jenisnya Juniperus communis (buahnya dipakai untuk pembuatan minuman keras “juniper”. Thuja gigantean, T occidentalis , menghasilkan kayu bangunan

Thuja occidentalis

8. Kelas (Classis) Gnetinae

Gnetinae merupakan kelas dari subdivision gymnospermae yang meliputi tumbuhan berkayu, yang batangnya bercabang atau tidak, tidak memiliki saluran resin, daaunnya tunggal, berhadapan, bunga berkelamin tunggal, majemuk, terdapat dalam ketiak daun pelindung yang besar, memiliki tenda bunga. Lembaga dengan idua daun lembaga.

Kelas ini terdiri atas 3 ordo (bangsa), yaitu Ephedrales, Gnetales dan Welwitschiales.

a. Bangsa (Ordo) Ephedrales Ordo ini hanya terdiri dari satu suku yaitu Ephedraceae dengan ciri-ciri: Habitus perdu bercabang banyak dengan sisik yang duduknya bersilang, Bumnga

dalam bulir,terletak pada ujung sirung di ketiak daun pelindung yang besar yang setelah penyerbukan menjadi berdaging atau melebar. Bunga jantan dengan 2 daun tenda bunga (tepala) dan 2 sampai 8 anthera masing-masing dengan 2-3 ruang. Bunga betina dengan tenda bunga berbentuk pembukluh, di dalamnya terdapat satu bakal bijidengan integumen memanjang. Tenda bunga menjadi keras dan menyelubungi buah. Suku ini hanya terdiri dari satu margay ITU: Ephedra dengan anggota sekitar 35 jenis yang tersebar di daerah panas dan daerah iklim sedang. Contoh : Ephedra altissima

b. Bangsa (Ordo) Gnetales Ordo Gnetales ini dicirikan dengan:

1. Batang pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan bercabang.

2. Akarnya tunggang.

3. Tulang daun menyirip, tipis dan melebar.

4. Berumah dua karena strobilus jantan dan betina terletak pada pohon yang berbeda. Namun ada pula yang berumah satu, strobilus jantan dan betina terdOrdo Gnetales

meliputoi familia Gnetaceae, dengan cirri sebagai berikut : Ciri khas Gnetaceae yaitu:

1. Anggota kelompok ini berupa pohon, barcabang,

2. Batang memiliki kambium, floeterma dan buluh-buluh kayu tanpa saluran resin.

3. Daun tunggal, duduk daun berhadapan dengan pertulangan daun menyirip.

4. Bunga majemuk bercabang dichasial (anak paying menggarpu), terletak di ketiak daun.

5. Ujung bunga majemuk berbentuk bulir dengan bunga yang berkarang dalam ketriak daun pelindung.

6. Bunga jantan dengan tenda bunga berbentuk pembuluh dan pada perpanjangan sumbu bunga. Memiliki 1 – 2 kantong sari.

7. Bunga betina dengan tenda bunga berbentuk pembuluh, satu bakal biji deengan 2 integumen.

8. Biji diselubungi suatu mantel yang terdiri dri integument luar dan tenda bunga berdaging yang akhirnya berwarna merah jika buah telah masak.

Suku ini hanya terdiri dari satu marga yaitu Gnetum dengan sekitar 30 jenis yang semuanya hidup di daerah tropis. Contoh yang terkenal dari kelompok ini adalah Gnetum gnemon (melinjo), yang daun dan bijinya dapat dimakan, sedangkan kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, serat tali, dan perabot rumah tangga. Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur – sayuran dan emping.

Klasifikasi Gnetum gnemon (Melinjo) Divisio

: Spermatophyta

Sub division

: Gnetum gnemon

Gnetum gnemon

c. Ordo Welwitschiales Ordo ini meliputi satu familia yaitu familia welwitschiaceae dengan ciri :

1. tumbuhan berupa batang hipokotil yang menebal seperti umbi dan akar tunggang yang menebal menembus tanah.

2. Batang epikotil dan tidak terdapat daun daun, kecuali dua daun yang berhadapan, berbentuk pita dengan ukuran sekitar 2 meter, yang pada 2. Batang epikotil dan tidak terdapat daun daun, kecuali dua daun yang berhadapan, berbentuk pita dengan ukuran sekitar 2 meter, yang pada

3. Berbunga majemuk terdapat pada tepi batang hipokotil, bercabang seperti anak paying menggarpu, dengan hunga-bunga yang tersusun dalam bulir yang keluar dari ketiak daun pelindung yang besar dan tersusun berhadapan.

4. Bunga jantan dengan 4 tepala yang tersusun dalam 2 lingkaran dan 6 benang sari yang pangkalnya berlekatan dengan kepala sari yang terdiri atas

3 kantong sari, ditemhah terdapt bakal biji yang rudimenter.

5. Memiliki bunga betina dengan tenda bunga yang berlekatan, kanan kiri melebar seperti sayap.

6. Bakal biji dengan satu integument berbentuk pembuluh yang memanjang. Suku ini hanya terdiri atas satu Genus, yaitu Welwitschia.

Contoh speciesnya adalah Welwitschia mirabilis, hidup endemic di daerah gurun dekat pantai Afrika barat daya dan Angola. Regum

: Plantae Divisi

: Spermatophyta Class

: Gnetinae Ordo

: Welwitschiales Family

: Welwitschiaceae Genus

: Welwitschia Species

: W. mirabilis

V.4. TUGAS UNTUK MAHASISWA

Mahasiswa diharuskan membuat makalah dan tentang Divisio Spermatophyta sub divisio Gymnospermae dengan membaca dari sumber-sumber buku literatur, materi bahan ajar atau penelusuran melalui internet.

BAB VI SUB DIVISIO ANGIOSPERMAE CLASSIS DICOTYLEDONEAE SUB CLASSIS APETALAE

IV. 1. PENDAHULUAN:

SASARAN PEMBELAJARAN: Menjelaskan tentang ciri-ciri, tatanama dan klasifikasi

Clas Dikotil sub classis Apetalae

STRATEGI PEMBELAJARAN: Teaching learning, collaborative learning, , presentasi tugas kelompok, praktikum

IV.2. SUB DIVISIO ANGIOSPERMAE

Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta terbagi menjadi 2 sub divisio yaitu Gymnospermae (Berbiji Terbuka) dan Angiospermae (Berbiji Tertutp). Sub Divisio Gymnospermae telah dibahas pada bab terdahulu. Pada bab ini akan dibahas tentang sub divisio Angiospermae. Angisopermae hanya terdiri dari 2 kelas (classis) yaitu Dicotyledonae dan Monocotyledonae, keduanya dibedakan antara lain berdasrkan jumlah daun lembaganya. Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam tiga (3) anak kelas (sub classis) yaitu: Monochlamyceae (Apetalae), Dialypetalae dan Sympetalae yang perbedaanya terletak pada ada dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae) dan bagaimana susunan daun- daun mahkota tersebut

IV.3. ANAK KELAS (SUB CLASSIS) MONOCHLAMYDEAE (APETALAE)

Tumbuh-tumbuhan yang masuk dalam anak kelas ini kebanyakan berupa pohon- pohonan atau setidaknya pepohonan yang batangnya berkayu, bunga berkelamin tunggal dengan penyerbukan anemogami, jarang yang entomogami. Hiasan bunga tidak ada atau kalau ada hanya tunggal, oleh sebab itu disebut Monochlamydeae ( Mono = satu, tunggal; chlamydos = mantel, selubung). Hiasan bunga menyerupai kelopak, jarang menyerupai mahkota, oleh sebab itu dinamankan Apetalae ( a = tidak, tanpa ; petala = daun mahkota). Hanya pada golongan tertentu saja terdapat hiasan bunga ganda antara lain pada suku Caryophyllaceae. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun-daun hiasan bunga, duduknya berhadapan dengan daun-daun hiasan bunga, atau terdapat jumlah benang sari yang lebih banyak.

Anak kelas ini meliputi berbagai bangsa (Ordo) yaitu:

1. Bangsa (Ordo) Casuarinales (Verticillatae)

Bangsa ini hanya terdiri atas 1 suku Casuarinaceae yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Umumnya tumbuh-tumbuhan dengan batang berkayu (pohon-pohon) yang habitusnya menyerupai Coniferinae, cabang-cabang yang muda berwarna hijau, jelas berbuku-buku dengan daun-daun yang amat tereduksi menjadi seperti selaput kecil dan tersusun berkarang, oleh sebab itu dinamakan Verticillatae

b. Bunga berkelamin tunggal, penyerbukan secara anemogami. Bunga jantan berupa benang sari dan tersusun berkarang yang seluruh karangan-karangan itu merupakan bulir pada ujung-ujung cabang yang paling muda. Tiap bunga jantan terdiri atas 1 benang sari yang terbelah-belah dengan 2 daun hiasan bunga yang kecil dan 2 daun pelindung yang kecil pula.

c. Bunga betina dalam rangkaian berbentuk bongkol pada cabang-cabang yang pendek, tanpa hiasan bunga, dengan 2 daun pelindung yang kecil

d. Bakal buah terdiri atas 2 daun buah, beruang 2, dari 2 ruang itu yang satu berkembang,yang lainnya berisi 2 bakal biji dan dari kedua bakal biji itupun biasanya yang satu akan mati.

e. Pembuahan secara kalazogami. Dalam nuselus semula terdapat beberapa kandungan lembaga, tetapi hanya satu yang dapat berkembang terus.

f. Buahnya buah kurung yang bersayap dan diselubungi oleh 2 daun pelindungnya yang menjadi berkayu. Bakal biji mempunyai 2 selaput biji. Suku ini hanya terdiri atas 1 marga dengan ± 40 jenis yang tersebar di daerah

Nusantara dan Australia antara lain : Casuarina equisetifolia., C. junghuhniana, yang dikenal dengan nama cemara, seringkali ditanam sebagai tanaman hias atau di tepi-tepi jalan.

Casuarina equisetifolia.

2. Bangsa (Ordo) Fagales

Ciri-cirinya sebagai berikut :

a. Berupa tumbuh-tumbuhan yang berbatang kayu dengan daun-daun tunggal serta daun-daun penumpu yang lekas runtuh.

b. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bunga majemuk yang menyerupai bunga lada dengan penyerbukan secara anemogami.

c. Hiasan bunga tidak ada atau menyerupai kelopak

d. Bunga jantan dengan benang sari yang sama banyaknya dengan daun-daun hiasan bunga,duduknya berhadapan atau benang sari terdapat dalam jumlah yang besar.

e. Bungan betina dengan putik yang terdiri atas 2-6 daun buah, bakal buah tenggelam, beruang 1-6

f. Buahnya buah keras yang berisi 1 biji. Biji tanpa endosperm dengan lembaga yang lurus.

Ordo Fagales meliputi beberapa suku (familia):

1. Suku (Familia) Betulaceae

Ciri-cirinya sebagai berikut:

a. Terdiri atas pohon-pohon atau perdu dengan daun tunggal yang tersebar dan daun penumpu yang lekas runtuh.

b. Bunga berkelamin tunggal berumah 1, tersusun dalam bunga majemuk yang menyerupai bunga lada dan terdiri atas bagian-bagian yang bersifat simos

c. Hiasan bunga tidak ada atau berupa tenda bunga yang kecil, berbilangan 4, bebas atau berlekatan satu sama lain.

d. Bunga jantan melekat pada daun pelindungnya dengan 2-12 benang sari yang seringkali terbelah, dalam bunga-bunga yang berbilangan 4 duduknya berhadapan dengan daun-daun tenda bunga.

e. Bunga betina dengan putik yang terdiri atas 2 daun buah dan mempunyai 2 kepala putik, bakal buah beruang 2, tiap ruang dengan 2 atau 1 bakal biji, masing-masing dengan 1 selaput biji.

f. Buahnya buah keras dengan 1 biji, biji tanpa endosperm

g. Daun pelindung pada pertumbuhan buah membesar seperti sayap. Suku ini meliputi 6 marga dengan ± 100 jenis yang tersebar di sebelah utara khatulistiwa,antara lain :

Betula : B. nana, B. pendula Alnus : A. incana, A. glutunosa Carpinus : C. orientalis, C. betulus Ostrya : O. carpinifolia, O. virginiana Corylus : C. avelllana, C. maxima

Betula nana

2. Suku (Familia) Fagaceae

Ciri-cirinya sebagai berikut:

a. Tumbuh-tumbuhan berkayu dengan daun-daun tunggal yang duduknya tersebar dan daun penumpu yang lekas gugur.

b. Bungan berkelamin tunggal, berumah 1, jarang sekali berumah 2.

c. Bunga dalam bunga majemuk seperti bunga lada

d. Buahnya buah kering dengan 1 biji, pangkalnya diselubungi oleh suatu badan berbentuk seperti mangkuk atau piala yang disebut kupula

e. Biji tanpa endosperm dengan lembaga yang besar.

f. Bunga jantan dengan daun-daun hiasan bunga dengan benang-benang sari yang jumlahnya sama dengan daun-daun hiasan bunga atau lebih banyak, seringkali dengan sisa-sisa daun putik.

g. Bunga betina dengan tenda bunga yang kecil berbilangan 6, bakal buah tenggelam, mempunyai 3-6 ruang, tiap ruang dengan 2 bakal biji yang mempunyai 2 selaput biji

h. Buahnya buah kering dengan 1 biji, pangkalnya di selubungi oleh suatu badan berbentuk seperti mangkuk atau piala yang disebut kupula.

i. Biji tanpa endosperm dengan lembaga yang besar. Suku ini meliputi 6 marga dengan ± 500 jenis yang tersebar di daerah-daerah iklim sedang, dan tropika tetapi tidak terdapat di Afrika (sebelah selatan gurun Sahara). Diantaranya yaitu : Castanea : C. argentea (sarangan). Castanea sativa, Bijinya dapat dimakan. Fagus : F. silvatica Quercus : Q. suber (penghasil gabus). Q. tinctoria, Q. petraea, Q. robur

Dari yang tumbuh di pulau Jawa, dulu orang menggunakan buah Quercus sebagai salah satu ramuan dalam pembuatan “banyon” yang digunakan untuk menghitamkan gigi.

Castanea sativa

3. Bangsa (Ordo) Myricales

Bangsa ini hanya terdiri atas 1 suku yaitu suku Myricaceae dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Terdiri atas tumbuh-tumbuhan berkayu dengan daun-daun tunggal yang tersebar, mempunyai daun-daun penumpu atau tidak, dalam daun terdapat sel-sel minyak.

b. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir-bulir tunggal atau majemuk.

c. Buahnya buah batu, biji tanpa endosperm

d. Bunga tanpa hiasan bunga, yang jantan mempunyai 2-16 benang sari, yang betina dengan bakal buah yang menumpang yang terdiri atas 2 daun buah

e. Mempunyai 1 ruang dan 1 bakal biji dengan 1 selaput biji

f. Buahnya buah batu, biji tanpa endosperm Suku ini antara lain meliputi marga Myrica dengan ±50 sp.yang tersebar di

Eropa,Asia dan Amerika, misalnya : Myrica cerifera (menghasilkan lilin) M. pensylvanic

Myrica cerifera

4. Bangsa (Ordo) Juglandales

Ciri-cirinya sebagai berikut:

a. Bangsa ini meliputi pohon-pohon dengan daun-daun majemuk menyirip gasal yang duduknya tersebar, kadang-kadang berhadapan

b. Daun penumpu tidak terdapat

c. Bunga berkelamin tunggal, anemogami, berumah satu

d. Buahnya buah semu yang menyerupai buah batu atau buah keras yang diselubungi semacam kupula dengan kulit luar tipis atau berdaging dan kulit dalam yang keras.

e. Biji tanpa endosperm

f. Bunga jantan dengan tenda bunga yang biasanya berbilangan 4 yang beserta daun- daun pelindung berlekatan dengan bakal buahnya

g. Bakal buah tenggelam, beruang 1 dengan 1 bakal biji yang mempunyai 1 selaput biji

h. Buahnya buah semu yang menyerupai buah batu atau buah keras yang diselubungi semacam kupula dengan kulit luar tipis atau berdaging dan kulit dalam keras.

i. Biji tanpa endosperm

Suku (Familia) Juglandaceae

Ciri-cirinya sebagai berikut :

a. Pohon-pohon dengan daun majemuk menyirip gasal yang tersebar atau berhadapan tanpa daun penumpu, daun kaya akan zat-zat yang berbau sedap. Bunga berkelamin tunggal, berumah satu,anemogami.

b. Bunga jantan tersusun dalam bulir yang terdiri atas banyak bunga, kebanyakan dengan hiasan bunga, bunga betina dalam bulir yang lebih miskin akan bunga.

c. Masing-masing bunga betina dengan hiasan bunga, pada bagian bawah diselubungi badan yang menyerupai kupula, yang nanti akan menjadi selubung buah yang berdaging atau berubah menjadi alat untuk beterbangan. Suku ini terdiri atas 6 marga,dengan ± 50 jenis yang tersebar di daerah-daerah

iklim sedang di belahan bumi utara dan daerah Asia tropika dan Amerika Selatan. Sebagai contoh dapat disebut :

Juglans , misalnya :J. regia (biji dapat dimakan), J. nigra, dari kedua jenis itu kayunya digunakan untuk bermacam-macam keperluan, misalnya kotak-kotak pesawat radio, dll.

Carya : C. ovate, C. olivaeformis.

. Juglans regia

5. Bangsa (Ordo) Salicales

Bangsa ini hanya terdiri atas 1suku, yaitu suku Salicaceae dengan cirri-ciri sebagai berikut :

a. Tumbuh-tumbuhan yang berbatang kayu dengan daun-daun tunggal yang tersebar,dan mempunyai daun-daun penumpu.

b. Bunga berkelamin tunggal, berumah 2, jarang sekali berumah 1, tersusun dalam bulir, tanpa hiasan bunga, atau jika ada amat tereduksi dan tidak pernah menyerupai mahkota.

c. Pada pangkal bunga terdapat suatu badan seperti piala atau cakram yang seringkali dipandang sebagai hiasan bunga yang tereduksi.

d. Bunga jantan dengan 2-8 benang sari, bunga betina dengan 1 putik yang terdiri atas

2 daun buah, dengan bakal buah yang duduknya menumpang, mempunyai 1 ruang yang mengandung banyak bakal biji yang anatrop dengan 2-4 papan biji yang parietal.

e. Bakal biji dengan 1 selaput biji

f. Penyerbukan secara anemogami atau entomogami

g. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan 2 katup

h. Biji amat kecildengan seberkas rambut yang tumbuh dari tali pusarnya,endosperm sedikit atau tidak ada. Suku ini hanya terdiri atas 2 marga dengan ± 330 jenis yangtersebar di daerah-

daerah iklim sedang di belahan utara bumi dengan beberapa jenis di daerah tropika. Beberapa jenis sebagai contoh : Populus : P. nigra, P. balsamifera, P. deltoids

Salix : S. alba, S. fragilis, S. purpurea, S. Amygdalina Cabang-cabang muda berbagai jenis mudah dibengkok-bengkokkan seperti rotan dan bahan anyam-anyaman.

Populus nigra

Salix alba

6. Bangsa (Ordo) Urticales

Ordo Urticales meliputi tumbuhan terna, semak maupun pohon dengan kebanyakan daun tunggal yang tersebar dan mempunyai daun penumpu. Bunga kebanyakan berklamin tunggal, tersusun dalam bunga majemuk terbatas, biasanya kecil – kecil, aktinomorf dengan tenda bunga yang berwarna hijau, berbilangan 4 – 5 atau lebih, bebasatau berlekatan satu sama lain. Benang sari sama jumlahnya dengan tenda bunga dan duduknya berhadapan, Bunga betina dengan bakal buah menumpang, beruang satu dengan satu bakal biji. Penyerbukan secara anemogami, pembuahan kalazogami atau bentuk – bentuk peralihan ke porogami. Buahnya buah keras atau buah batu.Dalam epidermis daun sering terdapat sistolit.

Ordo Urticales ini meliputi Familia Moraceae, Cannabiaceae, Ulmaceae dan Urticaceae.

a Suku (Familia) Moraceae

Ciri-ciri: • Habitusnya berupa pohon. • Bergetah putih atau bening. • Daun – daun tunggal yang duduknya tersebar dengan daun – daun penumpu yang lebar

yang kadang – kadang memeluk batang. • Stipula besar melindungi batang, daun tersebar. • Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bunga majemuk berbatas, yang berbentuk

bongkol, tongkol, atau periuk.

• Bunga uniseksual ukurannya kecil. Brachtea besar melindungi batang muda. • Organ vegetatif : bergetah susu (putih), berdaun penumpu berbentuk tudung, bila gugur

meninggalkan bekas perlekatan pada ranting berupa lingkaran cincin di ketiak daun. • Organ generatif : bunga/buah semu, dasar bunga (receptaculum) pada marga ficus

tumbuh keluar melanjut, melingkar bentuk bulat, pada bagian atasnya terdapat pintu tempat masuknya serangga (semut)

• Bunga jantan dengan tenda bunga yang berbilangan 2 → 6, kebanyakan 4, benang sari sama dengan daun hiasan bunga duduk berhadapan.

• Bunga betina dengan bakal buah yang tenggelam sampai menumpang, dengan 1 atau 2 tangkai puti, beruang 1 dengan 1 bakal biji.

• Buahnya buah semu majemuk, biji dengan endosperm. Suku ini meliputi ±70 marga denganb ± 1000 jenis. Contoh : Ficus: Ficus elastica Roxb. (karet hutan), F. benjamina (beringin), F. septica. . Morus: Morus. alba, M. nigra, M. nigra Broussonetia: . Broussonetia papyrif era, B. kampferi Artocarpus: A. intergra, A. Champeden, dll.

Contoh Klasifikasi Regnum

: Planta Divisio

: Spermatophyta Sub Divisio : Agiospermae Classis

: Dicotyledoneae Sub Classis

: Apetalae Ordo : Urticales Familia : Moraceae Genus : Artocarpus Spesies : Artocarpus integra

b. Suku (Familia) Cannabiaceae

Ciri-ciri: • Terna berbau aromatik tanpa getah. • Daun tunggal bertoreh menjari, duduknya tersebar atau berhadapan, dengan daun –

daun penumpu yang bebas dan tidak gugur. • Bunga berkelamin tunggal, berumah 2, tersusun dalam bungan majemuk berbatas yang menyerupai tandan, bongkol, atau bunga lada.

• Bunga jantan dengan hiasan bunga berbilangan 5, 5 benang sari. • Bunga betina dengan tenda bunga bentuk mangkok, . Putik dengan 2 tangkai putikdan

2 kepala putik • Bakal buah dengan 1 ruang dan 1 bakal biji. • Buahnya buah keras dengan biji yang mempunyai lembaga yang bengkok atau

tergulung. Suku inihanya terdiri dari 3 jenis dari 2 marga yitu: Humulus: Humulus lupulus (memiliki rambut buah yang mengandung zat yang rasanya pahit dan digunakan dalam pembuatan bir. H. japonicus (tumbuh membelit) . Cannabis: Cannabis sativa (ganja).

Contoh Klasifikasi Cannabis sativa : Regnum

: Plantae Divisio

: Spermatophyta Sub Divisio

: Agiospermae Classis

: Dicotyledoneae Sub Classis

: Apetalae

Ordo : Urticales

Familia : Cannabiaceae Genus : Cannabis Spesies : Cannabis sativa

Manfaat dari tanaman ini yaitu digunakan untuk obat psikotropik.

c. Suku (Familia) Ulmaceae

Suku ini memiliki ciri-ciri habitus pohon atau perdu yang tidak bergetah, Daun tunggal dengan pangkal tiudak simetris, duduk dalam 2 baris, daun penumpu mudah rontok. Bunga berkelamin tunggal atau hermaprodit dengan tenda bunga yang sering zigomorf, terpisah atau tersusun dalam karangan bunga majemuk terbatas menyerupai bunga paying. Tenda bunga berbilangan 4. Benang sari berhadapan dengan daun tenda bunga dengan jumlah sama atau kadang-kadang 2 x lipatnya. Bakal buah menumpang dengan 2 tangkai putik, beruang 1 dengan 1 bakal biji yang anatrop. Buahnya buah batu, seringkali bersayap.

Suku inimeliputi 14 marga (genus) dengan 150 jenis yang terutama terdapat di belahan bumi utara.Contoh: Ulmus americana, U. campetris, U. laevis, dan u. fulva. Celtis australis, C. occidentalis ini jenis penghasil kayu.

d. Suku (Familia) Urticaceae

• Kebanyakan berupa terna dan semak yang tidak bergetah. • Daun tunggal, tersebar atau berhadapan dengan penumpu/stipula yang seringkali tidak

sama besar. • Bunga berkelamin tunggal jarang banci, tersusun dalam tukal – tukal atau bongkol yang simos dan selanjutnya terkumpul dalam rangkaian yang menyerupai tandan atau bunga lada.

• Bunga dengan tenda bunga yang berjumlah 4 → 5 (kadang – kadang 2 → 3), benang – benang sari sama banyaknya dengan daun tenda bunga, berhadapan dengan daun tenda bunga, dalam kuncup membengkok ke dalam, pada waktu bunga mekar lalu membengkok keluar.

• Bunga dalam perbungaan ( cymosa, spika, capitulum ). • Umumnya uniseksual, bunga jantan 4 stamen. • Putik dengan 1 kepala putik yang berbentuk seperti bulu atau seberkas rambut –

rambut, bakal buah beruang satyu dengan 1 bakal biji. Buahnya buah batu. Biji dengan endosperm dan lembaga lurus.

• Seringkali ada stamenodium, berupa sisik terdapat pada bagian basis dari pistilum. • Pada lat-alat vegetative sering terdapat rambut-rambut gatal (stimulus), mengandung

serat yang panjang sehingga dapat dijadikan bahan tekstil. • Suku ini meliputi sekitar 550 jenis yang terbagi dalm 40 marga

Contoh; Urtica urens (untuk bahan obat-obatan), U. dioica (memiliki rambut gatal).

Boehmeria nivea (rami= bahan tekstil), B. viridis, B. altissima. Laportea microstigma, L. sinuate, L. stimulans (kemaduh, memiliki rambut gatal). Regnum

: Plantae Divisio

: Spermatophyta Sub Divisio

: Agiospermae Classis

: Dicotyledoneae Sub Classis

: Apetalae

Ordo : Urticales

Familia : Urticaceae Genus : Laportea Spesies : Laportea interrupta

Manfaat tanaman ini yaitu sebagai makanan ternak (kambing dan domba).

7. Bangsa (Ordo) Piperales

Ordo piperales adalah salah satu bangsa tumbuhan berbunga. Kebanyakan berupa terna, hanya kadang – kadang berupa tumbuh – tumbuhan dengan batang yang berkayu. Daun tunggal, bunga amat kecil berkelamin tunggal atau banci tanpa hiasan bunga. Bunga tersusun dalm bulir (amentum). Benang sari 1- 10, bakal buah 1 - 4, apokarp atau sinkarp. Masing-masing dengan 1 bakal biji. Biji besar mempunyai endosperm, lembaga kecil.

Dalam ordo ini terdapat 3 familia yaitu Piperaceae, Saururaceae, dan Chloranthaceae.

a. Suku (Familia) Piperaceae

Ciri-ciri: • Terna atau tumbuh - tumbuhan berkayu seringkali memanjat dengan menggunakan

akar – akar pelekat. • Daun tunggal bentuk jantung, yang duduknya tersebar atau berkarang dengan atau tanpa daun – daun penumpu. • Bunga majemuk bentuk lada (amentum), tanpa hiasan bunga. • Biseksual dan uniseksual, dengan 1 – 10 benang sari, putik 1-6 (umumnya 3), kepala

putik 1 – 6, beruang 1 dengan 1 bakal biji. • Buahnya buah batu atau buah buni, dengan endosperm dan perisperm. • Suku Piperaceae meliputi 1300 jenis yang terbagi dalam 10 marga yang hamper

semuanya hidup di daerah treopika. • Anggotanya antara lain: Pipere betle, P. cubeba, P. retrofractumP. Longum (semunya

berguna dalam dunia obat-obatan). Piperomia pellucid. P. arifolia. Heckeria peltata.

H. umbellata Contoh Klasifikasi tanaman : Regnum

: Plantae Divisio

: Spermatophyta Sub Divisio : Agiospermae Classis

: Dicotyledoneae Sub Classis : Apetalae Familia

: Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper bettle L, Piper nigrum L.

Manfaatnya kedua tanaman tersebut yaitu digunakan sebagai bumbu masak dan obat herbal.

8. Ordo (Bangsa) Proteales.

Bangsa ini hanya terdiri dari satu suku yaitu Proteaceae, dengan ciri-ciri: habitus pohon atau perdu, jarang berupa terna. Daun tunggal, bertoreh pertulangan menyirip, daun kaku atau seperti belulang, duduk tersebar atau berhadapan tanpa daun penumpu. Bunga hermaprodit atau berubah menjadi uniseksual karena adanya reduksi pada salah satu kelamin bunga. Bunga tersusun bentuk bulir, tandan atau tongkol. Masing-masing bvunga dengan hiasan bunga menyerupai mahkota berbilangan 4, aktinomorf atau zigomorf. Benang sari berhadapan dengan daun tajuk hiasan bunga dan berlekatan tetapi kepala sari bebas. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 1 sampai banyak bakal buah yang parietal. Tiap bakal biji dengan 2 selaput. Buahnya buah kendaga atau buah kurung, biji tanpa endosperm. Lembaga dengan lebih dari 2 katiledon.

Suku ini terdiridari 50 marga dengan 1200 jenis yang tersebar di daerah sebelah selatan khatulistiwa terutama Australia dan Afrika Selatan. Contoh: Leucodendron argentum, Leucospermum coenocarpum, Myzodendron brachystachyum, Protea cynaroide, Banksia : B. serrata, B. verticillata Macadamia. termifolia ,Grevillea. Preissei G. robusta

. Leucodendron argenteum

9. Bangsa (Ordo) Santalales

Adapun ciri-cirinya sebagai berikut :

a. Tumbuh-tumbuhan berbatang kayu atau terna yang sering bersifat sebagai parasit dengan daun-daun tunggal yang tersebar atau berhadapan, tanpa daun penumpu.

b. Bunga mempunyai tenda bunga dengan benang-benang sari yang berhadapan dengan daun-daun tenda bunga, seringkali terdapat hiasan bunga yang rangkap dan benang-benang sari yang tersusun dalam 1 sampai 2 lingkaran.

c. Bakal buah tenggelam, beruang 1 sampai 3 tiap ruang dengan 1 bakal biji dengan tembuni di pusat. Kadang-kadang bakal biji tidak jelas terpisah dari papan bijinya tanpa selaput Bangsa ini antara lain meliputi :

1. Suku (Familia) : Santalaceae. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:

a. Terna, perdu, atau pohn-pohon yang kadang-kadang hidup sebagai setengah parasit, dengan daun-daun tunggal yang dududknya tersebar atau berhadapan.bunga amat kecil, banci atau berkelamin tunggal, terpisah-pisah atau berkelompok dalam ketiak-ketiak daun.

b. Kelopak seringkali menyerupai mahkota, mahkota tidak ada. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun kelopak, berhadapan dengan daun-daun kelopak tadi.

c. Bakal buah tenggelam, beruang 1 dengan 24 bakal biji dengan tembuni di pusat, bakal biji tanpa selaput atau dengan 1 selaput.

d. Buahnya buah keras atau buah batu dengan 1 biji tanpa kulit biji, endosperm besar berdaging, lembaga kecil.

Suku ini meliputi 400 jenis terbagi dalam 30 marga yang kebanyakan terdapat di daerah tropika, di antaranya : Santalum : S. album (cendana) yang banyak terdapat di Nusa Tenggara Timur (Sumba, Timor) untuk diambil kayunya dan minyak.

Santalum album

2. Suku (Familia) Loranthaceae Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

a. Setengah parasit yang batangnya berkayu, tumbuh pada dahan anggota-anggota Gymnospermae dan Dicotyledoneae yang berkayu, dengan daun-daun tunggal yang kaku seperti belulang, duduknya bersilang/berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu.

b. Kadang-kadang tidak terdapat daun-daun, dalam hal itu ruas-ruas cabang- cabangnya berwarna hijau dan berfungsi sebagai alat untuk asimilasi.

c. Tumbuh-tumbuhan membentuk alat penghisap yang beraneka rupa

d. Pada perkecambahan alat pelekatnya ada yang lalu membentuk alat penghisap yang pipih dan meluas melekat pada kayu inangnya. Adapula yang dari alat pelekat itu tumbuh streng-streng penghisap seperti akaryang meluas pada permukaan gelam tumbuh-tumbuhan inangnya dan dari streng-streng tersebut masuk ke dalam kayu alat penghisap yang disebut penyelam, ada pul yang langsung dari cakram pelekatnya mengeluarkan penyelam ke bagian kayu inangnya.

e. Bunga banci atau berkelamin tunggal

f. Berumah 1 atau 2

g. Aktinomorf dengan tenda bunga yang sedikit terdiferensiasi atau jelas mempunyai hiasan bunga yang rangkap, hiasan bunga berbilangan 2-3

h. Benang sari sama banyaknya dengan taju-taju tenda bunga dan berhadapan dengan taju-taju tersebut, bebas atau sedikit banyak berlekatan dengan tenda bunga tadi

i. Bakal buah tenggelam dalam sumbu bunganya, biasanya tidak jelas diferensiasi antara tembuni dengan bakal bijinya

j. Buahnya menyerupai buah batu, bagian pusat mengandung 1 atau tidak jelas diferensiasi antara papan biji dengan bakal bijinya k. Buahnya menyerupai buah batu, bagian pusat mengandung 1 atau beberapa lembaga dan biasanya diselubungi oleh suatu substansi seperti lendir yang berasal dari lapisan dalam sumbu bunga

l. Lembaga mempunyai 2 kadang-kadang 3-6 daun lembaga Penyerbukan biasanya secara entomogami atau ornitogami, tetapi terdapat pula anemogami. Antara penyerbukan dan pembuahan terdapat perbedaan waktu yang lama. Penyebaran biji/buah biasanya secara ornitokori.

Loranthaceae terdiri atas + 40 marga dengan 1.300 jenis yang tyersebar luas di daerah tropika, hanya sebagian kecil terdapat di luar tropika. Contoh-contoh : Loranthus: L. europeus. Phora dendron: Ph. Undulatum, Ph. Flavescens Viscum: V. Album seringkali sebagai hiperparasit pada Loranthus, V. articulum. Scurrula: Sc. Atropurpurea Macrosolen: M. cochinchinensis

. Loranthus sp

3. Suku (Familia) Balanophoraceae. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:

a. Parasit-parasit sejati, yang sama sekali tak mempunyai klorofil lagi, biasanya hidup pada akar tumbuh-tumbuhan yang berkayu dengan bagian-bagian vegetatif yang mengalami reduksi yang amat mendalam.

b. Pada tumbuh-tumbuhan inang terdapat semacam rimpang yang serupa umbi dengan percabang-cabangan serupa yang langsung bersambungan dengan akar tumbuhan inangnya, tanpa penyelam, daun-daun tereduksi berupa sisik-sisik atau sama sekali tidak ada.

c. Pada ujung umbi atau percabangannya terdpat bunga majemuk yang nanti muncul di atas tanah, berupa bongkol atau bulir, kadang-kadang mulai rapat.

d. Bunga telanjang atau dengan tenda bunga yang kecil, dengan tenda bunga yang berbilangan 3-4 atau kadang-kadang 2-8 seringkali berlekatan.

e. Benang sari berhadapan dengan daun-daun tenda bunga, jumlahnya sama dengan daun-daun tenda bunga atau kurang e. Benang sari berhadapan dengan daun-daun tenda bunga, jumlahnya sama dengan daun-daun tenda bunga atau kurang

g. Bunga betina biasanya telanjang, bakal buah menumpang, terdiri atas 1-3 daun buah, beruang 1 dengan 1-3 bakal biji tanpa selaput.

h. Kadang-kadang bakal biji tidak jelas, dalam tembuni atau dinding bakal buah lalu terdapat kandung lembaga Penyerbukan secara entomogami atau anemogami. Buahnya buah keras berisi 1 biji

dengan endosperm dan lembaga kecil yang belum terdiferensi. Penyebaran dengan perantaraan semut.

Suku ini meliputi lebih dari 100 jenis yang terbagi dalam 17 marga terutama dalam hutan-hutan di daerah tropika, a.l. : Balanophora: B. globosa, B.elongata. Lophophyum: L. leandri Langsdorffia: L. hypogea Helosis: H. brasiliensis

4. Suku (Familia) Cynomoriaceae Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:

a. Parasit-parasit akar yang berwarna perang kemerahan-merahan, tanpa klorofil mempunyai rimpang yang mengeluarkan akar-akar adventif dan akar-akar inilah timbul haustoria yang melekat pada tumbuhan inangnya.

b. Batang tidak bercabang dengan daun-daun yang berbentuk sisik. Bunga banci atau berkelamin tunggal, tersusun dalam bunga maemuk yang berbentuk tongko,l atau menyerupai gada.

c. Mempunyai tenda bunga yang berbilangan 1 8, 1 benang sari, bakal buah yang tenggelam beruang 1 dengan 1 bakal biji yang mempunyai 1 selaput.

Habitus menyerupai Balanophoraceae, tetapi jelas berbeda dalam bentuk susunan rimpang dan terdapatnya selaput bakal biji. Suku ini bersifat monotipik, hanya terdiri atas 1 marga dengan 1 jenis: Cynomorium coccineum, yang hidup sebagai parasit pada akar berbagi macam

tumbuhan halofita di pantai Laut Tengan dan padang-padang rumput di Asia Barat. Dalam bangsa Santales masih termasuk beberapa suku yang belum mendapatkan

perhatian yang cukup dari para ahli ilmu tumbuhan : Suku : Grubbiaceae, Octocnemaceae, Olacaceae, Opiliaceae, dan Myzidendraceae.

10. Bangsa (Ordo) Polygonales

Ordo ini hanya terdiri atas 1 suku Polygonaceae dengan ciri-ciri sebagai berikut : Terna, perdu atau pohon-pohonan dengan daun-daun yang duduknya tersebar dan mempunyai omrea yang memeluk batang. Bunga dengan tenda bunga atau jelas dengan kelopak dan mahkota, banci (hemaprodit) atau erkelamin tunggal, aktinomorf, berbilang 2 sampai 3 atau 5. Benang sari 4 sampai 12, kebanyakan 6 sampai 9. Putik terdiri atas 2 sampai 4 daun buah dengan tangkai putik yang sama dengan jumlah daun buahnya, bakal buah menumpang, dikelilingi oleh sebuah cakram, beruang 1 dengan 1 bakal biji yang atrop atau kadang-kadang anatrop. Buahnya buah keras berbentuk pipih atau segi tiga, kadang-kadang diselubungi tenda bunganya. Biji mempunyai endosperm tanpa perisperm. Suku ini meliputi 800 jenis yang terbagi dalam 32 marga kebanyakan tersebar disebelah utara khatulistiwa. Beberapa contoh : Rheum ; Rheum palmatum, Rheum officinale, keduannya menghasilkan “radix rhei” yang berguna untuk obat-obatan. Di Jawa Tengah untuk industry rokok klemak menyan. Rheum raponticum , Rheum rhabarbarum (sayuran) Fagopyrum : Fagopyrum .esculentum (soba), dapat dimakan Antigonon : A. leptopus (Air mata pengantin , banyak ditanaman sebagai tanaman hias). Polygonum : P. umplexicaule, P. aviculare, P. perfoliatum. Rumex : R. crispus, R. ambiguous, R. sagittatus ( Sayuran )

Contoh Klasifikasi Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Polygonales Familia

: Polygonaceae Genus

: Rheum , Fagopyrum Antigonon, Polygonum, Rumex, Species

: Rheum palmatum , Fagopyrum esculentum Antigonon leptopus, Polygonum umplexicaule, Rumex cripsus

Rheum palmatum , Fagopyrum esculentum

Antigonon leptopus Polygonum umplexicaule Rumex cripsus

11. Ordo (Bangsa) Carryophyllales=Centrospermae

Umumnya berupa terna, jarang sekali tumbuh-tumbuhan yang berkayu. Daun tunggal, biasanya tanpa daun penumpu. Bunga banci atau karena adanya reduksi menjadi berkelamin tunggal, aktinomorf, dengan tenda bunga yang rangkap atau tunggal atau jelas dengan kelopak dan mahkota. Benang sari dalam satu lingkaran, berhadapan dengan tenda bunga atau dalam dua lingkaran. Bakal buah tenggelam atau menumpang, kebanyakan beruang satu dengan banyak 1 bakal biji yang kampilotrop, yang hampir selalu mempunyai

2 selaput biji, terletak pada tembuni yang sentral. Biji dengan lembaga yang bengkok mengelilingi perispermnya. Ordo ini mencakup beberapa famili diantaranya:

a. Suku (Familia) Chenopodiaceae Terna atau kadang-kadang tumbuhan berbatang kayu (yang sering memperlihatkan cara penebalan yang abnormal) dengan daun-daun tunggal yang duduknya tersebar, jarang sekali berhadapan, kadang-kadang bersifat sukulen. Tanpa daun penumpu. Bunga kecil kehijau-hijauan, tersusun dalam bunga majemuk yang rasemos, kebanyakan aktinomorf a. Suku (Familia) Chenopodiaceae Terna atau kadang-kadang tumbuhan berbatang kayu (yang sering memperlihatkan cara penebalan yang abnormal) dengan daun-daun tunggal yang duduknya tersebar, jarang sekali berhadapan, kadang-kadang bersifat sukulen. Tanpa daun penumpu. Bunga kecil kehijau-hijauan, tersusun dalam bunga majemuk yang rasemos, kebanyakan aktinomorf

Benang sari sama atau kurang daripada jumlah daun tenda bunga duduknya berhadapan dengan daun-daun tenda bunga, dalam kuncup membengkok ke dalam. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, terdiri atas 2 daun buah dengan 2 sampai 5 kepala putik, beruang 1 dengan 1 bakal biji yang kamilotrop dengan tali pusar yang basal. Buahnya buah keras atau buah yang kalau masak membuka dengan sebuah tutup, biasanya diselubungi daun daun tenda bunga yang berdaging. Bunga dengan perisperm yang dikelilingi oleh lembaga yang tergulung. Suku ini meliputi ±1400 jenis, dari ± 100 marga.

Contoh: Chenopodium abrosioides, Beta vulgaris, spinocia oleracea, Salicornia herbacea, salsola soda, Holoxylon ammodendron dll. Contoh : Klasifikasi Bit gula Beta vulgaris : Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Caryophyllales Familia

: Chenopodiaceae Genus

: Beta Spesies

: Beta vulgaris

b. Suku (Familia) Amaranthaceae Terna berumur pendek atau tumbuh-tumbuhan berbatang kayu, dengan daun-daun yang kadang-kadang bersifat sukulen,duduknya berhadapan atau tersebar tanpa daun penumpu. Susunan bunga menyerupai bunga Chenopodiaceae. Bunga terdapat dalam ketiak-ketiak daun atau tersusun dalam bunga majemuk yang bersifat seperti dikasium yang selanjutnya tersusun lagi dalam rangkaian-rangkaian yang menyerupai bulir, seringkali berwarna kehijau-hijauan. Benang sari pada pangkalnya seringkali berlekatan menjadi buluh, seringkali diantaranya terdapat pseudostaminodium yang bersifat petaloid.

Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 1 bakal biji. Tangkai putik tidak ada atau berbentuk benang dengan kepala putik yang berbentuk kancing atau terbelah. Bakal biji kampilotrop, tegak atau bergantungan pada tali pusar yang basal. Buahnya buah buni, Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 1 bakal biji. Tangkai putik tidak ada atau berbentuk benang dengan kepala putik yang berbentuk kancing atau terbelah. Bakal biji kampilotrop, tegak atau bergantungan pada tali pusar yang basal. Buahnya buah buni,

Contoh: Amaranthus spinosus, Celosia cristata, Alternanthera sessilis, Gomphrena globosa.

Celosia cristata Celosia Plumosa

Contoh Klasifikasi Bayam duri Amaranthus spinosus L : Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Caryophillales Familia

: Amaranthaceae Genus

: Amaranthus Spesies

: Amaranthus spinosus L

c.Suku( Familia) Phytolaccaceae

Terna atau tumbuh-tumbuhan berbatang berkayu dengan daun daun tunggal yang tersebar dan hampir selalu tanpa daun-daun penumpu. Bunga amat kecil tersusun dalam bunga majemuk yang bersifat simos atau rasemos, banci, kadang-kadang karena terjadi reduksi menjadi berkelamin tunggal, aktinomorf, tenda bunga tunggal, hanya kadang- Terna atau tumbuh-tumbuhan berbatang berkayu dengan daun daun tunggal yang tersebar dan hampir selalu tanpa daun-daun penumpu. Bunga amat kecil tersusun dalam bunga majemuk yang bersifat simos atau rasemos, banci, kadang-kadang karena terjadi reduksi menjadi berkelamin tunggal, aktinomorf, tenda bunga tunggal, hanya kadang-

Susunan benang sari macam-macam ada yang sama jumlahnya dengan jumlah daun-daun hiasan bunga, duduknya berseling atau berhadapan dengan daun-daun hiasan bunga tersebut, dapat juga terdapat jumlah benang sari yang besar. Bakal buah buah menumpang terdiiri dari 1 atau tak terhitung daun buah, sinkarp atau apokarp, tiap ruang dengan 1 bakal biji. Buahnya buah buni atau buah kendaga, beruang 1 atau beruang banyak yang dapat pecah menjadi bagian-bagian buah yang masing-masing berisi 1 biji. Biji mempunyai salut, perisperm bertepung, lembaga bengkok melingkari perispermnya.

Meliputi ±120 jenis dari 17 marga. Contoh Phytolacca decandra, P. Americana. Rivina humilis L Klasifikasi Getih getihan Rivina humilis L : Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Caryophillales Familia

: Phytolaccaceae Genus

: Rivina Spesies

: Rivina humilis

d. Suku (Familia) Nyctaginaceae

Terna atau tumbuhan berkayu dengan daun-daun tunggal yang duduknya berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga tersusun dalam kelompok-kelompok kecil yang seringkali diselubungi oleh daun-daun pelindung yang berwarna menarik, banci atau karena adanya reduksi berkelamin tunggal, aktinomorf, atau sedikit zigomorf.

Hiasan bugna tunggal, kebanyakan menyerupai mahkota, kadangkadang kecil sekali, berbilangan 5 dan berlekatan satu sama lain, di luarnya sering terdapat daun-daun pembalut yang menyerupai kelopak. Bagian bawah hiassan bunga tinggal sebagai selubung buah. Benang sari 1 10, tersusun dalam 2 lingkaran, duduk berseling dengan taju-taju hiasan bunga. Bakal buah menumpang, beruang satu yang basal. Penyerbukan secara entomogami atau kleistogami. Buahnya buah kurung, dinding buah rapat dan berlekatan dengan kulit biji. Lembaga lurus atau bengkok, biji mempunyai perisperm.

Suku ini meliputi ± 30 marga dengan ± 300 jenis. Contoh: Bougenvillea spectabilis, Mirabilis jalapa dll Contoh Spesies : Bunga pukul empat Mirabilis jalapa Klasifikasi : Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Caryophyllales Familia

: Nyctaginaceae Genus

: Mirabilis Bougenvillea Spesies

: Mirabilis jalapa

Bougenvillea spectabilis

e. Suku (Familia) Aizoaceae

Terna berumur pendek atau panjang atau tumbuh-tumbuhan berkayu dengan daun- daun yang berhadapan, jarang sekali tersebar, biasanya sukulen dan merupakan rozet akar, kadang-kadang terduksi, dengan daun-daun penumpu. Bunga hampir selalu banci, aktinomorf dengan tenda bunga yang berbilangan 5 sampai 8, bebas atau berlekatan, kadang-kadang jelas dengan kelopak dan sejumlah besar daun daun mahkota yang merupakan metamorfosis benang-benang sari yang paling luar. Benang sari 5, duduk berseling dengan daun daun tenda bunga, atau banyak dan berlekatan pada pangkalnya. Bakal buah menumpang sampai tenggelam, beruang 1 sampai 20. Dengan tembuni disudut, basal, atau perial bakal biji tak terhingga, anatrop atau kamilotrop. Buahnya buah kendaga atau buah keras atau berdaging seperti buah buni. Biji dengan perisperm yang bertepung dan lembaga yang bengkok, seringkali mempunyai salut biji. Suku ini meliputi ± 600 jenis. Contoh: Mesembryanthemum edule, Tetragonia expansa, Mollugo pentaphylla. Contoh Klasifikasi :

Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Caryophyllales Familia

: Aizoaceae Genus

: Tetragonia Spesies

: Tetragonia expansa

f. Suku (Familia) Cactaceae

Batang Sukulen, kebanyakan xerofita atau kadang-kadang epifita, tanpa daun daun. Batang tebal berdaging (dengan jaringan air) dengan bentuk yang beraneka ragam, bulat, bersegi, silinder, seperti pilar, dll. Daun-daun telah tereduksi menjadi duri-duri, jarang sekali terdapat daun-daun yang normal, di dalam ketiaknya seringkali terdapat berkas rambut-rambut. Bunga relatif besar, duduk diatas bantalan-bantalan daun, aktinomorf atau sedikit zigomorf, banci, dengan sumbu bunga yang panjang berbentuk buluh.. Hiasan bunga terdiri atas sejumlah besar daun-daun hiasan bunga yang biasanya sukar dibedakan antar kelopak dan mahkotanya, di bagian bawah seringkali berlekatan menjadi suatu buluh. Benang sari , bakal buah tenggelam, mempunyai satu tangkai putik, tersusun atas beberapa daun buah, beruang 1 dengan tembuni di dinding. Bakal biji dengan 2 selaput biji, buahnya buah buni yang berisi banyak biji, biji dengan sedikit atau tanpa endosperm.

Suku ini meliputi ± 100 marga dengan ± 1500 jenis .Contoh: Cereus giganteus, Opuntia vulgaris, Nopaleacoccinellifera Contoh Klasifikasi : Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Caryophyllales Familia

: Cactaceae Genus

: Nopalea Spesies

: Nopalea coccinellifera L : Nopalea coccinellifera L

Terna atau semak-semak kecil dengan daun-daun tunggal yang tebal berdaging, duduknya tersebar atau berhadapan atau dalam rozet,dengan daun-daun penumpu yang tipis seperti selaput atau mengalami metamorfosis menjadi seberkas rambut-rambut, jarang sekali tanpa daun penumpu. Bunga banci aktinomorf.

Bunga dengan 2 sampai 5 daun-daun pembalut atau lebih yang menyerupai kelopak: tenda bunga berbilangan 4 sampai 6, biasanya lekas gugur. Benang sari sama dengan jumlah daun hiasan bunga atau lebih banyak atau kurang. Biasanya duduk berhadapan dengan daun-daun gtenda bunga. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, mula-mula beruang banyak, kemudian menjadi beruang 1 karena lenyapnya sekat-sekat, berisi 1 bakal biji yang kampilotrop dengan tembuni yang sentral. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan katup-katup atau dengan sebuah tutup biasanya mengandung banyak biji. Biji dengan perisperm yang besar, lembaga bengkok mengelilingi perisperm. Suku ini meliputi 19 marga dengan ± 500 jenis yang sebagian besar Xerofita. Contoh: Portulaca oleraceae, P. grandiflora, Talinum triangulare, montia minor dll Contoh Klasifikasi : Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Caryophyllales Familia

: Portulacaceae Genus

: Portulaca Spesies

: Portulaca grandiflora

h.Suku (Familia) Basellaceae

Terna berumur panjang, batang membelit, kaang-kadang sedikit berkayu, dengan daun-daun tunggal yang tersebar, seringklai bersifat sukulen, tanpa daun penumpu, bunga dalam bunga majemuk yang rasemos, banci, jarang sekali berkelamin tunggal, aktinomorf, dengan 5 daun tenda bunga yang berlekatan pada pangkalnya serta 2 daun pembalut yang Terna berumur panjang, batang membelit, kaang-kadang sedikit berkayu, dengan daun-daun tunggal yang tersebar, seringklai bersifat sukulen, tanpa daun penumpu, bunga dalam bunga majemuk yang rasemos, banci, jarang sekali berkelamin tunggal, aktinomorf, dengan 5 daun tenda bunga yang berlekatan pada pangkalnya serta 2 daun pembalut yang

Daun buah menumpang, mempunyai 1 tangkai putik, dengan 1 bakal biji yang kamilotrop dengan tembuni didasarnya. Buahnya buah buni atau buah batu, berdaging, diselubungi oleh daun-daun tenda bunga yang tidak gugur. Biji dengan sedikit endosperm dan lembaga yang bengkok. Suku ini meliputi 5 marga dengan ± 20 jenis.

Contoh: Basella alba, B. rubra: Ullucus tuberosus: Boussingaultia baselloides Contoh Klasifikasi : Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Caryophyllales Familia

: Basellaceae Genus

: Basella Spesies

: Basella rubra L

i. Suku (Familia) Caryophyllaceae

Terna atau kadang-kadang semak-semak kecil dengan daun-daun yang sempit yang duduknya tersebar, dengan atau tanpa daun-daun penumpu. Bunga tersusun dalam bunga majemuk yang simos, banci atau berkelamin tunggal, seringkali dengan daun-daun peralihan atas yang steril sebagai selubung atau mempunyai kelopak dan mahkota, hampir selalu berbilangan 5.

Benang sari 5 -10, tersusun dalam 1 atau 2 lingkaran. Bakal buah terdiri dari 2 sampai 5 daun buah, menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1 atau beruang banyak tidak sempurna, mempunyai 2 sampai 5 tangkai putik atau mempunyai 1 tangkai putik dengan 2 5 kepala putik. Bakal biji , anatrop atau tampilotrop denga tembuni yang basah atau di sudut-sudut pusat. Buahnya buah kendaga atau buah buni. Biji dengan perisperm dalam kendaga yang bengkok. Penyerbukan secara entomogami, adakalanya autogami atau kleistogami. Suku ini meliputi 80 marga dengan ± 2000 jenis.

Contoh: Hernaria hirsuta, Stellaria medica, Dianthus annuus, D. plumarius, Contoh Spesies : Dianthus plumarius Klasifikasi :

Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Caryophyllales Familia

: Caryophyllaceae Genus

: Dianthus Spesies

: Dianthus plumarius

12. Bangsa (Ordo) Euphorbiales = Tricoccae

Umumnya terna atau tumbuh-tumbuhan berkayu dengan daun tunggal atau majemuk yang duduknya tersebar atau berhadapan, kebanyakan mempunyai daun penumpu.

Bunga tanpa hiasan bunga atau dengan hiasan bunga yang tunggal, jarang terdapat kelopak dan mahkota, seringkali dalam bunga majemuk yang mempunyai susunan yang khusus kebanyakan aktinomorf, hampir selalu berkelamin tunggal. Bakal buah biasanya terdiri atas 3 daun buah (jarang sekali kurang atau lebih) yang berlekatan membentuk 3 ruang, tiap ruang dengan 1-2 bakal biji

Ordo ini mencakup beberapa famili diantaranya:

a. Suku (Familia) Euphorbiaceae

Tumbuhan berkayu, tetapi termasuk pula di dalamnya terna. Karena adaptasi terhadap lingkungannya kadang-kadang mempunyai habitus seperti Cactaceae, ada pula yang mempunyai filokladium. Daun tunggal atau majemuk, duduknya tersebar atau berhadapan, dengan daun-daun penumpu yang seringkali menyerupai kelenjar-kelenjar. Bunga hampir selalu berkelamin tunggal, berumah 1 atau 2, dengan bentuk dan susunan yang beraneka rupa, ada yang tanpa hiasan bunga, dengan hiasan bunga rangkap atau tunggal, biasanya berangkai dalam bunga majemuk yang berganda.

Bunga jantan dengan benang sari yang sama jumlahnya dengan daun-daun hiasan bunga, dapat pula kurang atau lebih. Bunga betina dengan putik yang berdiri atas 3 daun buah dengan 3 tangkai putik yang bebas atau berlekatan, bakal buah menumpang, beruang

3. Buahnya biasanya buah kendaga yang kalau masak pecah menjadi 3 bagian buah, ada 3. Buahnya biasanya buah kendaga yang kalau masak pecah menjadi 3 bagian buah, ada

Hampir semua bagian tubuh tumbuhan dalam suku ini mengandung getah yang terdapat dalam saluran-saluran getah yang dapat hanya berdiri atas 1 sel saja (suatu senosit) yang panjang dan bercabang-cabang serta bersambungan satu sama lain (anastomoseren), dapat pula merupakan fusi banyak sel )seperti buluh-buluh pengangkutan). Contoh spesies : Kayu racun Euphorbia pulcherrima Klasifikasi : Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae

Sub Classis : Apetalae Ordo

: Euphorbiales Familia

: Euphorbiaceae Genus

: Euphorbia Spesies

: Euphorbia pulcherrima

b. Suku (Familia) Dichapetalaceae

Tumbuhan berkayu, kadang-kadang berupa liana, dengan rata, duduknya tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga kecil tersusun sebagai bunga majemuk yang terdapat dalam ketiak-ketiak daun, aktinomorf atau zigomorf, banci atau berkelamin tunggal. Sumbu bunga dengan sisik-sisik atau cakram yang berbentuk piala. Hiasan bunga rangkap, berbilangan 5. Benang sari 5, semuanya fertil atau 2-4 bersifat staminodial, bebas atau berlekatan menjadi buluh, berlekatan pula dengan mahkota. Putik 2-3 tangkai putik, bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 2-3, tiap ruang dengan 2 bakal biji yang epitrop (bergantungan), masing-masing dengan 2 selaput bakal biji. Buahnya buah batu, biji tanpa endosperm. Contoh spesies : Tapura fischeri Klasifikasi : Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae

Classis : Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Euphorbiales

Familia : Dichapetalaceae Genus

: Tapura Spesies

: Tapura fischeri

c. Suku (Familia) Buxaceaee

Umumnya berupa tumbuh-tumbuhan berkayu dengan daun-daun bertepi rata yang duduknya tersebar atau berhadapan, tanpa daun-daun penumpu. Bunga dalam ketiak daun, terpisah-pisah atau berupa bulir atau bongkol., berkelamin tunggal, aktinomorf. Tenda bunga berwarna hijau berbilangan 4 atau lebih, pada bunga jantan, tenda bunga seringkali tidak terdapat. Bunga jantan dengan 4 benang sari atau lebih, duduknya berhadapan dengan daun-daun tenda bunga. Bunga betina mempunyai putik dengan 2-4 tangkai putik, bakal buah yang menumpang, beruang 2-4, biasanya 3, tiap ruang dengan 1-2 bakal biji. Buahnya buah kendaga yang kalau masuk membuka dengan membelah ruang (loculicide) atau buah batu. Biji dengan endosperm dan kebanyakan mempunyai karunkula. Contoh spesies : Buxus sempervirens

Klasifikasi : Regnum

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Euphorbiales

Familia : Buxaceae Genus

: Buxus Spesies

: Buxus sempervirens

d. Suku (Familia) Callitrichaceae

Biasanya terdiri ats terna yang tergolong dalam hidrofita, dengan daun-daun tunggal yang duduknya berhadapan., tanpa daun penumpu. Bunga kecil, berkelamin tunggal, berumah 1, telanjang, biasanya terdapat dalam ketiak-ketiak daun. Bunga jantan dengan 1 benang sari, yang betina mempunyai putik dengan 2 tangkai putik, terdiri atas 2 Biasanya terdiri ats terna yang tergolong dalam hidrofita, dengan daun-daun tunggal yang duduknya berhadapan., tanpa daun penumpu. Bunga kecil, berkelamin tunggal, berumah 1, telanjang, biasanya terdapat dalam ketiak-ketiak daun. Bunga jantan dengan 1 benang sari, yang betina mempunyai putik dengan 2 tangkai putik, terdiri atas 2

: Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Diviso

: Angiospermae Classis

: Dicotyledonae Sub Classis : Apetalae Ordo

: Euphorbiales

Familia : Callitrichaceae Genus

: Callistriche Spesies

: Callistriche heterophylla