Praktik Sosial dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Alokasi Dana Desa

4.1.5 Perencanaan Penguatan Kelembagaan Karangtaruna

Dari dasar ADD sendiri merupakan dana rangsangan untuk menciptakan sebuah proses bentuk kepedulian dalam lembaga. ADD juga termasuk dalam dana perimbangan dari anggaran pusat, maka digunakan pada mestinya, agar sesuai pada prinsipnya. Perencanaan usulan penguatan ini juga didorong dari Pak Supar yang menjabat sebagai PJS sekaligus Kaur Pemerintahan, beliau melihat beberapa tahun lalu tidak pernah terdapat program penguatan-penguatan, jadi dari dasarnya ingin menghidupkan kembali apa yang pernah ada, jadi sesuai dengan judul ADD yang 70% yaitu program pemberdayaan masyarakat dan publik.

Sebuah perencanaan yang disusun dengan berdasarkan dari kebutuhan masyarkat, dan tepat guna. Berlandaskan dari suara mayarakat yang terwakili oleh sesorang yang dipilih, untuk menyampaikan keinginan bersama pada saat musyawah desa untuk perencanaan satu tahun kedepan. Hal ini masyarakat juga Sebuah perencanaan yang disusun dengan berdasarkan dari kebutuhan masyarkat, dan tepat guna. Berlandaskan dari suara mayarakat yang terwakili oleh sesorang yang dipilih, untuk menyampaikan keinginan bersama pada saat musyawah desa untuk perencanaan satu tahun kedepan. Hal ini masyarakat juga

4.1.6 Perencanaan Pengauatan Kelembagaan LKMD

Pola komunikasi yang dibangun dari dua argument yang mengusulkan rencana penguatan kelembagaan LKMD menjadikan pembuatan simbol bahwa pentingnya penguatan lembaga-lembaga pembantu desa, hal ini menciptakan signifikasi (S) dalam ranah musyarawah perencanaan penguatan kelembagaan LKMD. Dari aspek dominasi, saat musrenbangdes perencanaan penguatan kelembagaan LKMD, usul pertama yaitu dari Kades sementara atau PJS bapak supar yang memiliki aspek dominasi (D) politik didalam pemerintahan desa.

Secara legitimasi (L) dari yang mengusulkan pertama dan lainnya sangat otomatis terlegitimasi, karena beberapa yang mengusulkan termasuk dalam aspek dominasi politik pemerintahan desa, kades dan Ketua BPD yang membuat aturan sekaligus menjalankannya. Dalam hal ini tiga rangkaian struktur dalam (Giddens, 2002:36) yaitu S-D-L saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan. Dominasi tanpa legitimasi menjadi percuma signifikasi itu

4.1.7 Perencanaan BBGRM

Aspek signifikasi (S) dilihat dari pewacanaan simbol komando dari tingkat pemerintahan kabupaten ke kantor dinas terkait, dan sosialisasi ke tiap-tiap desa seluruh kabupaten. Sosialisasi tersebut menumui kepala desa bersangkutan yang memilik dominasi (D) politik dalam pemerintahan desa supaya merencanakan program BBGRM dalam program pemberdayaan desa. Dalam legitimasi (L) berupa surat perintah yang disosialisasikan kepada kades-kades, surat yang berisi Aspek signifikasi (S) dilihat dari pewacanaan simbol komando dari tingkat pemerintahan kabupaten ke kantor dinas terkait, dan sosialisasi ke tiap-tiap desa seluruh kabupaten. Sosialisasi tersebut menumui kepala desa bersangkutan yang memilik dominasi (D) politik dalam pemerintahan desa supaya merencanakan program BBGRM dalam program pemberdayaan desa. Dalam legitimasi (L) berupa surat perintah yang disosialisasikan kepada kades-kades, surat yang berisi

4.2 Praktik Sosial dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat yang dianggarkan Alokasi Dana Desa (ADD)

Praktik sosial dalam (Giddens, 2002:36) disini terlihat dari agen yang terlibat, mulai dari agen yang mengusulkan ketika perencanaan hingga memantau jalannya pelaksanaan program tersebut. Sebagai agen yang mewakili elemen warga membentuk sebuah kontrol sosial dan kontrol terhadap struktur, yang mana dalam penelitian ini, agen diposisikan sebagai expert agen dan lay agen, agen yang memiliki kemampuan atau pengaruh serta agen yang dipengaruhi. Proses Praktik Sosial dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan dari dan ADD

Hasil Perencanaan :

Agen/Agen

Pembatas Perum GWI,

Struktur

si = Sumber

= Aturan daya

3. Pengadaan Pagar Besi

Balai Desa,

4. Pembangunan Lapangan

Badminton,

5. Penguatan Kelembagaan

Karang Taruna,

6. Penguatan Kelembagaan

LKMD, dan

7. Bulan Bakti Gotong

Royong

Masyarakat

Pengajuan Proposal

Program

Pemberdayaan

Pencairan dana ADD

Prakti Sosial dalam

Pelaksanaan

Dalam skema diatas, alur prosedur untuk tahap pelakasanaan program yang sesuai dengan perencanaan menurut Giddens akan nampak elit lokal antara pemerintahan desa atau tokoh agamakah atau tokok masyarakat (sosial). Disini akan terlihat expert agen dan lay agen, akan tetapi dalam penelitian ini, lay agen akan memposisikan sebagai pelaksana dari tujuh program pemberdayaan dari ADD dan expert agen sebagai aktor prosedur yang mengurusi, mengawal alur proposal hingga pada tahap pencairan dana agar proses pelaksanaan program ini segera teralisasikan. Karena expert agen juga sebagai tiang legitimasi dari prosedural tersebut.

Proses pelaksanaan program yang telah dihaasilkan dari musrenbangdes ini merupakan buah karya dari kesepakatan agen dan struktur. Dimana struktur dalam Giddens terdapat tiga rangkaian yang beriringan yaitu signifikasi, dominasi, dan legitimasi. Penelitian ini menghasilkan dua pola struktur, ada struktur yang merencanakan sebagai kumpulan dari expert agen dan struktur yang melaksanakan sebagai lay agen, lay agen dalam Giddens yaitu yang dipengaruhi oleh expert agen, karena expert agen memiliki kemampuan atau pengaruh. Berikut skema dari struktur yang merencanakan dan srtuktur yang melaksanakan :

AGEN

STRUKTUR

Expert Agen dalam Struktur Perencanaan

Lay Agen dalam Struktur Pelaksanaan

Praktik Sosial dalam Pelaksanaan Program

Gambar 24. Skema Bentuk Expert Agen dan Lay Agen

Skema tersebut menjadi alur dalam hasil penelitian ini, agar sesuai antara kajian teori dengan realitas. Dua struktur yang membentuk peran dari agen ini terletak dimana posisi expert agen dan lay agen yang saling integrasi menciptakan sebuah praktik sosial dalam melaksanakan hasil dari perencanaan tersebut.

4.2.1 Pelaksanaan Pembangunan Plengsengan

Hal ini permintaan warga dalam upaya program pemberdayaan masyarakat dan publik dana ADD, secara prinsip bottom-up dan peran warga sebagai bentuk partisipasi dalam perencanaan pemabangunan desa. Dari segi proses pelaksanaan pembangunan plengsengan ini, menyimak awal dari program ini, yakni program keberlanjutan dari dana ADD tiap tahunnya, terlihat jelas pada gambaran umum ADD memang dari 2011-2013 pembangunan plengsengan ini setiap tahun dianggarkan.

Gambar 25. Pembangunan Plengsengan.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)

4.2.2 Pelaksanaan Pembangunan Pagar Pembatas Perum GWI

Pelaksanaan pembangunan pagar pembatas perum GWI ini secara teknis pelaksanaannya sangat gotong royong. Manyimak dari perencanaannya menang hal ini juga warga yang menginginkannya, dalam proses prosedural teknis anggaranpun untuk pelaksanaan pembangunan pagar pembatas ini tidak Pelaksanaan pembangunan pagar pembatas perum GWI ini secara teknis pelaksanaannya sangat gotong royong. Manyimak dari perencanaannya menang hal ini juga warga yang menginginkannya, dalam proses prosedural teknis anggaranpun untuk pelaksanaan pembangunan pagar pembatas ini tidak

Jadi ketika berbagai aspek dominasi mensetujui agenda ini maka dalam proses pelaksanaan berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan dan berlandaskan atas aturan dari segi keamanan, ketertiban dan kenyamanan. Aspek legitimasi juga berjalan berseiringan, terbangun dengan sendirianya tanda halangan, karena diperkuat dari beberapa aspek dominasi yang kompak.

Gambar 26. Pembangunan Pagar Pembatas Perum GWI.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) Seiring dengan pembangunan tembok pembatas ini bentuk sebuah praktik sosial dalam pelaksanaan program ini bisa terjadi dalam lintas ruang dan waktu. Ruang lokasi perumahan dan waktu tertentu, dengan agen maupun agensi yang mewakili serta proses struktur yang terbangun menjadi realita yang sesuai dengan apa yang direncanakan saat perencanaan usulan program tersebut. Dari agen tersebut memberikan sumber daya tenaga dalam pelaksanaan serta diperkuat oleh beberapa aspek sturkur.

4.2.3 Pelaksanaan Pengadaan Pagar Besi Balai Desa

Pengadaan pagar besi balai desa dalam perencanaan program pemberdayaan masyarakat dan publik yang didanai ADD ini termasuk kategori fasilitas publik. Proses membentuk prakti sosial dalam pelaksanaan pengadaan pagar besi balai desa tersebut dimaknai dengan adanya agen dan srtuktur beriringan, yang mana agen membentuk wacana untuk menciptakan sebuah struktur. Dalam struktur agar dapat melaksanakan pengadaan pagar besi ini segera terealisasi.

Gambar 27. Pengadaan Pagar Besi Balai Desa.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) Pelaksanaan pengadaan pagar ini menjadi pengaruh penting untuk

menjaga naik baik institusi negara paling rendah yaitu desa. Karena dari segi keperluannya pagar ini mempengaruhi citra kantor yang awalnya dibuat toilet sembarangan dari penumpang terminal bayangan depan kantor. Hal ini didorong bersama-sama merupakan sebuah bentuk praktik sosial dalam pelaksanaannya ketika agen dan struktur berjalan beiringan dalam lintas ruang dan waktu. Dalam pelaksanaannya agen nampak terlihat dalam pelaksanaan yaitu expert agen yang memiliki kuasa atau pengaruh menggunakan lay agen dalam pelaksanaannya.

4.2.4 Pelaksanaan Pembangunan Lapangan Badminton

Pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dan publik dengan pembangunan lapangan badminton ini dibangun didalam balai desa. Karena memanfaatkan lahan kosong yang lama tidak dimanfaatkan. Hal ini sesuai dengan prinsip ADD penggunaan tepat guna untuk pembangunan fasilitis publik yang nantinya warga ikut meramaikan di balai desa baik formal maupun non formal. Pelaksanaan pembangunan lapangan badminton ini melibatkan warga setempat.

Praktik sosial terbangun dari tindakan sosial masyarakat dengan pemanfaatan struktur yang ada. Lokasi sekitar balai desa bulan agustus 2013 dalam lintas ruang dan waktu membentuk pola S-D-L. Proses pelaksanaannya atas dasar gotong royong dengan warga dan pihak desa, serta penerapannya sesuai dengan optimalisasi penggunahan lahan kosong di sekitar lahan balai desa.

Gambar 28. Pembangunan Lapangan Badminton.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) Pelaksanaan dari per program dikawal langsung oleh perangkat desa sebagai upaya control pada kaur pembangunan. Hal ini pada dasarnya ketika agen atau agensi memiliki kesadaran untuk bersama-sama membangun pengembangan desa sesuai dengan pola sikap pemerintahan supaya turut serta dalam pengembangan pembangunan disegala lini, baik propinsi, maupun daerah hingga pedesaan.

4.2.5 Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Karangtaruna

Program penguatan kelembagaan pemuda desa atau karangtaruna ini menjadi objek pengembangan pembangunan desa. Dari signifikasi yang kuat dan didorong oleh aspek dominasi yang mana dari segi legitimasi penguatanlembaga karangtaruna ini perlu diadakan, supaya dalam penguatan internal desa dan pembantu desa diluar pemerintahan desa. Dengan ini praktik sosial terbentuk dalam pelaksanaan penguatan tersebut dari agen maupun struktur.

Melakukan surve diawal sebuah program non fisik ini, didalam sebuah pratik sosial muncul pratik sosial baru akan tetapi masih tetap mengacu dari praktik sosial awal. Penjelasannya, praktik sosial dalam pelaksanaan program penguatan kelembagaan karangtaruna, ini buah hasil dari praktik sosial dalam perencanaan. Agen dan srtuktur terbentuk didalam perencanaan hingga pelaksanaanya. Secara teknis pelaksanaan program non fisik membutuhkan surve agar program tepat saran, disini praktik sosial baru terbentuk otomatis. Kesadaran agen yang melakukan tugas sesuai dalam struktur dominasi sosial yaitu kasun.

Gambar 29. Penguatan Kelembagaan Karangtaruna.

(Sumber : Dokumentasi Perangkat Desa, 2013) Hasil dari surve untuk penguatan kelembagaan karangtaruna yaitu

dibidang oleh raga. Dilihat dari hasil surve para kasun didusunnya masing- dibidang oleh raga. Dilihat dari hasil surve para kasun didusunnya masing-

4.2.6 Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan LKMD

Proses pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dan publik dalam penguatan kelembagaan LKMD lembaga kesejahteraan masyarakat desa ini bentuk praktik sosial yang peneliti amati. Dari perlaksanaan penguatan kelembagaan LKMD ini dari hasil perencanaan program pemberdayaan ini, menyimak proses perencanaan program ini yang mengusulkan beberapa agen yaitu, ada Pak Supar (kades), Ibu Nurul Aini (KPMD) dan Pak Abdul Haris (ketua BPD).

Dalam proses pelaksanaannya ini berangkat dari yang mengusulkan dibantu oleh jajaran yang memperkuat argumennya ketika pada tahap perencanaan. Sesuai hasil perencanaan, beberapa orang yang peneliti sebutkan diatas ini mengawal secara perencanaan sampai konsep pelaksanaan hingga teknis pelaksanaan baik menjadi pengontrol pelaksanaan juga menjadi agen pelaksanaannya. Karena dirasa memang benar argument dari pak carik tentang kondisi LKMD beberapa tahun ini.

Gambar 30. Penguatan Kelembagaan LKMD.

(Sumber : Dokumentasi Perangkat Desa, 2013)

Diawal tahun 2013 ini merencanakan konsep pendidikan kepemimpinan, karena sifatnya ini intra desa, maka diambil konsep sendiri dengan pemateri para jajaran desa sendiri. tanpa mengundang dari pihak luar dan juga mendatangkan Koramil dan Bhabinkamtibnas desa.

4.2.7 Pelaksanaan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM)

Dalam praktik sosial pelaksanaan program BBGRM ini terbentuk dari partisipasi mulai dari tahap sosialisasi program dari pemkab ke kades kemudian dari kades ke peserta musrenbangdes dan kemudian pembentukan penanggungjawab tiap dusun, agar waktu BBGRM ini warga bersama-sama denga kompak ikut andil dalam program ini. Bulan agustus 2013 ini satu bulan penuh tiap hari minggu dan sesekali pemantauan dari pihak pemkab. Kesadaran agen ketika pelaksanaan program BBGRM ini sebagai upaya bentuk partisipasi warga desa turut andil sebagai lay agen dalam ruang dan waktu.

Gambar 31.BBGRM.

(Sumber : Dokumentasi Perangkat Desa, 2013)

Tabel 18. Sumber Daya (S-D-L) dalam Praktik Sosial Alokasi Dana Desa di Desa Wonorejo

Struktur

Pelaksanaan Signifikasi

Perencanaan

Peserta Musrenbangdes Agensi (perangkat desa, beserta usulan program- LKMD, TIM LAK) dan program yang sudah partisipasi masyarakat. terwakili.

Dominasi

Kepala Desa dan jajaran TIM

LAK diketuai

elit desa.

Kepala Desa.

Legitimasi

Pengelolaan

Alokasi Implementasi Alokasi

Dana Desa (ADD). (Sumber : temuan penelitian oleh Peneliti, 2014

Dana Desa (ADD).