Hasil Analisis dan Pembahasan

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Shift Share

Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari pertumbuhan Propinsi Jawa Tengah sebagai daerah referensi (Nij) terhadap perekonomian di Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah studi. Untuk mengetahui pertumbuhan PDRB riil selama tahun penelitian yaitu 2006-2010 dan untuk mengetahui pengaruh dari bauran industri (Mij) dan Keunggulan Kompetitif (Cij) terhadap perekonomian di Kabupaten Sukoharjo.

Perubahan relatif struktur ekonomi Kabupaten Sukoharjo dapat disebabkan hal-hal sebagai berikut: · Pertumbuhan ekonomi Propinsi atau nasional (national growth effect),

menunjukkan bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap perekonomian Kabupaten Sukoharjo.

· Pergeseran proporsional (proportional shift), menunjukkan perubahan relatif (naik/turun) kinerja suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo terhadap sektor yang sama di Propinsi Jawa Tengah. Pergeseran proporsional disebut juga pengaruh bauran industri (industry mix).

· Pergeseran diferensial (differential shift), menunjukkan tingkat kekompetitifan kinerja suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo disbanding · Pergeseran diferensial (differential shift), menunjukkan tingkat kekompetitifan kinerja suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo disbanding

Tabel 4.7

Hasil Analisis Shift share Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010

(dalam jutaan rupiah)

No Lapangan Usaha

3 Industri Pengolahan

4 Listrik, Gas, dan air Bersih

Angkutan dan perhubungan

Keuangan, Persewaan,Jasa pers

Sumber: BPS Kab. Sukoharjo (data diolah)

Keterangan : Nij = pengaruh pertumbuhan propinsi

Mij = pengaruh bauran industri Cij = pengaruh keunggulan kompetitif Dij = dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah

Dengan menggunakan analisis Shift Share dapat dilihat pada Tabel 4.7 bahwa selama periode tahun 2006-2010, PDRB Kabupaten Sukoharjo mengalami kenaikan kinerja perekonomian daerah sebesar Rp 22.363.808,42 Hal ini dapat dilihat dari nilai (Dij) yang positif di seluruh sektor ekonomi. Dari total perubahan PDRB tersebut, pertumbuhan ekonomi propinsi, yang menunjukkan bagaimana pengaruh ekonomi Propinsi Jawa Tengah terhadap perekonomian Kabupaten Sukoharjo menunjukkan nilai positif (Nij) pada Dengan menggunakan analisis Shift Share dapat dilihat pada Tabel 4.7 bahwa selama periode tahun 2006-2010, PDRB Kabupaten Sukoharjo mengalami kenaikan kinerja perekonomian daerah sebesar Rp 22.363.808,42 Hal ini dapat dilihat dari nilai (Dij) yang positif di seluruh sektor ekonomi. Dari total perubahan PDRB tersebut, pertumbuhan ekonomi propinsi, yang menunjukkan bagaimana pengaruh ekonomi Propinsi Jawa Tengah terhadap perekonomian Kabupaten Sukoharjo menunjukkan nilai positif (Nij) pada

Hasil analisis shift share masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:

1) Sektor pertanian Sektor pertanian berdasarkan analisis Shift Share selama 2006- 2010 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 5.077.764,14. Sehingga sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan pengaruh dari komponen bauran industri (Mij) mempunyai efek negatif sebesar Rp 2.206.549,11, hal ini berarti bahwa sektor ini tumbuh relatif lebih lambat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor pertanian mempunyai efek positif sebesar Rp 1.548.938,39, Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertanian menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 4.420.153,42 yang mempunyai arti bahwa sektor pertanian di Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor pertanian mempunyai efek positif sebesar Rp 1.548.938,39, Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertanian menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 4.420.153,42 yang mempunyai arti bahwa sektor pertanian di

2) Sektor pertambangan dan penggalian Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 194.882,84 ,sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan pengaruh komponen bauran industri (Mij) juga memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 72.529,85

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor pertambangan dan penggalian memberikan pengaruh yang negative sebesar Rp 213.869,74 sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan relatif lebih lambat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 53.542,95 yang berarti bahwa sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Sektor Industri di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen

pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 7.472.555,92. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan pengaruh komponen bauran industri (Mij) juga memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 768.569,00

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor Industri memberikan pengaruh yang negative sebesar Rp 2.454.107,98 sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan relatif lebih lambat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 5.787.016,94 yang berarti bahwa sektor Industri di Kabupaten Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

4) Sektor Listrik, Gas, dan Air Sektor Listrik, Gas, dan Air di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 256.746,99. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan 4) Sektor Listrik, Gas, dan Air Sektor Listrik, Gas, dan Air di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 256.746,99. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor Listrik, Gas, dan Air memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 50.163,16 sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan relatif lebih cepat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 354.574,37 yang berarti bahwa sektor Listrik, Gas, dan Air di Kabupaten Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

5) Sektor Bangunan Sektor Bangunan di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 1.058.160,54. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan pengaruh komponen bauran Bangunan (Mij) juga memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 232.751,31 5) Sektor Bangunan Sektor Bangunan di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 1.058.160,54. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan pengaruh komponen bauran Bangunan (Mij) juga memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 232.751,31

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 6.976.563,36. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan pengaruh komponen bauran Perdagangan, Hotel dan Restoran (Mij) juga memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 509.616,83

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan pengaruh yang negatife sebesar Rp 1.371.317,42 sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan relatif lebih lambat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor perdagangan, Hotel dan Restoran menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 6.114.862,78 yang

Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 1.098.046,43. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan pengaruh komponen bauran Pengangkutan dan Komunikasi (Mij) juga memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 293.719,49

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memberikan pengaruh yang negative sebesar Rp 295.840,61 sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan relatif lebih lambat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 1.095.925,28 yang berarti bahwa sektor Pengangkutan dan Komunikasi di Kabupaten Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 861.330,40. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan pengaruh komponen bauran Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers (Mij) juga memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 197.085,61

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers memberikan pengaruh yang negative sebesar Rp 86.284,40 sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan relatif lebih lambat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 972.131,61 yang berarti bahwa sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers di Kabupaten Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

9) Sektor Jasa-jasa Sektor Jasa-jasa di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif

2.045.843,03. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan pengaruh komponen bauran Jasa-jasa (Mij) juga memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 128.588,04

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor Jasa-jasa memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 174.672,08 sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan relatif lebih cepat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 2.349.103,16 yang berarti bahwa sektor Jasa-jasa di Kabupaten Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

2. Analisis LQ (location Quotient)

Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk menentukan basis ekonomi suatu daerah atau wilayah dari kriteria kontribusi. Melalui analisis ini dapat diketahui sektor-sektor yang memiliki kelebihan produksi sehingga mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain. Sektor yang mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain disebut dengan sektor basis, sedangkan sektor yang tidak mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain disebut dengan sektor non basis.

perekonomian yaitu :

1) Jika LQ > 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kota/kabupaten lebih berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan di tingkat propinsi. Sektor ini dalam perekonomian daerah dikota/kabupaten memiliki keunggulan komparatif dan dikategorikan sebagai sektor basis.

2) Jika LQ = 1, maka sektor ynag bersangkutan di tingkat kota/kabupaten maupun di tingkat propinsi memiliki tingkat spesialisasi atau dominasi yang sama.

3) Jika LQ < 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kota/kabupaten kurang berspesialisasi atau kurang dominan dibandingkan di tingkat propinsi. Sektor ini dalam perekonomian daerah di kota atau kabupaten dikategorikan sebagai sektor non basis.

Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Sukoharjo diperoleh hasil :

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 Kabupaten Sukoharjo.

No

Lapangan Usaha

Rata- rata

1 Pertanian

Non basis

Basis

Basis Basis Basis Basis

2 Pertambangan

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

3 Industri Pengolahan

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

4 Listrik, Gas, dan air Bersih

Basis Basis Basis Basis

5 Bangunan

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Basis Basis Basis Basis

Angkutan dan perhubungan

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

9 Jasa-Jasa

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Sumber: BPS Kab. Sukoharjo (data diolah)

Quotient (LQ) Kabupaten Sukoharjo tahun 2006-2010 dapat diketahui bahwa pada Kabupaten Sukoharjo yang menjadi sektor basis atau yang hasil rata-rata LQ > 1 yaitu:

· Sektor Pertanian (1.02) · Sektor Listrik, Gas, Air bersih (1.21) · Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (1.31)

Sektor Pertanian, sektor Listrik, Gas, Air bersih dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran akomodasi tersebut yang merupakan sektor yang memiliki keunggulan kompetitif di Kabupaten Sukoharjo dan lebih dominan bila dibandingkan di tingkat Propinsi Jawa Tengah serta dikategorikan sebagai sektor basis yang mampu memenuhi kebutuhan daerah atau wilayahnya dan mampu diekspor ke luar daerah. Sektor basis tersebut diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan PDRB dan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru. Peningkatan pendapatan PDRB akan mampu menaikkan permintaan industri basis serta peningkatan industri non basis sehingga dapat mendorong kenaikan investasi industri tersebut. Dengan diketahuinya sektor basis tersebut, maka akan mudah untuk meningkatkan PDRB Kabupaten Sukoharjo karena sektor-sektor tersebut layak untuk dikembangkan.

tahun 2006-2010 yaitu sektor : · Sektor Pertambangan dan penggalian (0.70) · Sektor Industri pengolahan (0.94) · Sektor Bangunan (0.73) · Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (0.85) · Sektor Keuangan, persewaan dan jasa pers (0.93) · Sektor Jasa-jasa (0.80)

Sektor-sektor tersebut tergolong sektor non basis karena sektor tersebut di tingkat Kabupaten Sukoharjo kurang berspesialisasi atau kurang dominan dibandingkan di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Gambar 4.1

Grafik Perkembangan Analisis LQ dari Tahun 2006 -2010

Sumber : Hasil analisis

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat perkembangan analisis LQ dari tahun 2006 -2010. Pada sektor pertanian dari tahun 2006 sektor ini mengalami sektor non basis (0.98) dan tahun 2007-2010 sektor petanian mengalami peningkatan menjadi sektor basis, hal ini dapat diketahui sektor pertanian memiliki kelebihan produksi sehingga mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain. Sektor pertambangan dari tahun 2006-2010 mengalami sektor non basis, pada tahun ketahun sektor ini mengalami penurunan terlihat pada 2006 yaitu 0.75 dan tahun 2010 menjadi 0.66, hal ini diketahui sektor pertambangan tidak mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain.

Sektor industri pengolahan, sektor bangunan, sektor angkutan dan perhubungan, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami sektor non basis, sektor ini dari tahun 2006-2010 perkembangannya lebih tetap atau konstan dari tahun ketahun. Sektor listrik, gas, dan air bersih mengalami sektor basis, sektor ini dari tahun 2006-2010 mengalami peningkatan terlihat pada tahun 2006 yaitu 1.14 dan tahun 2010 menjadi 1.23. Pada sektor perdagangan mengalami sektor basis dari tahun 2006-2010 walaupun sektor perdagangan termasuk sektor basis tapi dalam perkembangannya dari tahun ketahun lebih tetap atau konstan dalam laju perkembanganya, hal ini terlihat pada gambar 4.1. Sektor jasa-jasa mengalami perkembangan yang meningkat dari tahun ketahun walaupun sektor jasa-jasa termasuk sektor non basis tapi perkembangannya dari tahun 2006-2010 mengalami peningkatan, pada tahun 2006 yaitu 0.78 dan tahun 2010 menjadi

3. Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Alat analisis ini digunakan untuk melihat deskripsi sektor ekonomi potensial di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan kriteria pertumbuhan. Dalam analisis ini dapat diketahui deskripsi kegiatan ekonomi terutama struktur ekonomi dari wilayah Propinsi Jawa Tengah. Terdapat 4 (empat) kategori hasil perhitungan MRP, yaitu :

a. Jika nilai (+) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang menonjol, kegiatan ini disebut dominan pertumbuhan.

b. Jika nilai (+) dan (-) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

c. Jika nilai (-) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol, tapi ditingkat studi memiliki pertumbuhan yang menonjol.

d. Jika nilai (-) dan (-) berarti kegiatan sektor tersebut baik pada tingkat referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

Hasil Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) PDRB Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 Kabupaten Sukoharjo.

No

Lapangan Usaha

3 Industri Pengolahan

4 Listrik, Gas, dan air Bersih

7 Angkutan dan perhubungan

8 Keuangan, Persewaan & Jasa perusahaan

Sumber: BPS Kab. Sukoharjo (data diolah) Keterangan : RPr = Rasio Pertumbuhan Referensi ( Jawa Tengah)

RPs = Rasio Pertumbuhan Studi ( Kab. Sukoharjo)

Berdasarkan hasil perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) pada Tabel 4.9. di Kabupaten Sukoharjo tahun 2006-2010 menunjukkan bahwa :

1) Sektor Pertanian memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (-) dan Rasio Pertumbuhan Studi (+). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor ini baik pada tingkat referensi (Jawa Tengah) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab. Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang menonjol.

2) Sektor Pertambangan dan penggalian memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukan bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah)

Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

3) Sektor Industri memiliki Rasio Pertumbuhan Rerefensi (-) dan Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah) dan tingkat studi (Kab. Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

4) Sektor Listrik, gas dan air bersih memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (+). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah) dan tingkat studi (Kab. Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang menonjol, kegiatan ini disebut dominan pertumbuhan.

5) Sektor Bangunan memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah) memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab. Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah) memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab. Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

Referensi (+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah) memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab. Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

8) Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah) memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab. Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

9) Sektor Jasa-jasa memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (-) dan Rasio Pertumbuhan Studi (+). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor ini baik pada tingkat referensi (Jawa Tengah) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab. Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang menonjol.

4. Matrik Potensi

Analisis matrik potensi sektor ekonomi digunakan untuk penilaian kinerja sektor yang didasarkan pada 2 (dua) indikator perbandingan, yaitu: (1) perbandingan pertumbuhan (ratio pertumbuhan) yang membandingkan pertumbuhan sektor dengan pertumbuhan total PDRB sebagai rujukan; dan (2) perbandingan peranan (ratio proporsi) yaitu membandingkan nilai sektor dengan nilai rata-rata PDRB per sektor .

(dua) golongan dengan nilai kritis sama dengan 1, artinya pada ratio pertumbuhan ada sektor / sub sektor nilainya lebih dari 1 atau kurang sama dengan 1. Sedangkan pada ratio proporsi nilai yang mungkin didapat terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu lebih dari 1 atau kurang sama dengan

1.

commit to user

85

Tabel 4.10

Pertumbuhan dan Proporsi PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010

No Lapangan Usaha

2 Pertambangan dan Penggalian

4 Listrik, Gas dan Air Bersih

6 Perdagangan, Hotel & Restoran

0.96 2.51 1.00 2.51 0.98 2.50 1.04 2.51 1.07 2.51 1.01 2.51

7 Pengangkutan & Komunikasi

1.19 0.39 1.11 0.39 1.08 0.39 1.08 0.40 1.29 0.40 1.15 0.39

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

Sumber: BPS Kab. Sukoharjo (data diolah). Keterangan : T = Tumbuh

P = Proporsi

commit to user

Tabel 4.11

Hasil Analisis Matriks Potensi PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010

No Lapangan Usaha

Prima Prima

2 Pertambangan dan Penggalian Terbelakang Terbelakang Terbelakang Terbelakang Terbelakang Terbelakang

3 Industri Pengolahan

Prima Potensial

4 Listrik, Gas dan Air Bersih Berkembang Berkembang Terbelakang Berkembang Berkembang Berkembang

5 Bangunan Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang

6 Perdagangan, Hotel & Restoran

Prima Prima

7 Pengangkutan & Komunikasi Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Terbelakang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang

9 Jasa-Jasa Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang

Sumber: BPS Kab. Sukoharjo (data diolah). Hasil dari Tabel 4.14 Sumber: BPS Kab. Sukoharjo (data diolah). Hasil dari Tabel 4.14

1) Sektor Pertanian

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi, maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor pertanian dikategorikan sebagai sektor yang prima karena nilai pertumbuhan PDRB dan rasio proporsi PDRB lebih dari satu.

2) Sektor Pertambangan dan penggalian

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi ,maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor pertambangan dan galian dikategorikan sebagai sektor yang terbelakang karena nilai pertumbuhan PDRB dan rasio proporsi PDRB kurang dari satu.

3) Sektor Industri Pengolahan.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi ,maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor industri pengolahan dikategorikan sebagai sektor Potensial karena nilai pertumbuhan PDRB-nya kurang dari satu sedang rasio proporsi PDRB lebih dari satu.

4) Sektor listrik, Gas, dan Air bersih.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi ,maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor listrik, gas ,dan air bersih dikategorikan sebagai sektor yang Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi ,maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor listrik, gas ,dan air bersih dikategorikan sebagai sektor yang

5) Sektor Bangunan.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi, maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor bangunan dikategorikan sebagai sektor yang berkembang karena nilai pertumbuhan PDRB-nya lebih dari satu sedang rasio proporsi PDRB kurang dari satu. -

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi, maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran dikategorikan sebagai sektor yang prima karena nilai pertumbuhan PDRB dan rasio proporsi PDRB lebih dari satu.

7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi, maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor pengangkutan dan komunikasi dikategorikan sebagai sektor yang berkembang karena nilai pertumbuhan PDRB-nya lebih dari satu dan rasio proporsi PDRB-nya kurang dari satu.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi, maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dikategorikan sebagai sektor yang berkembang karena nilai pertumbuhan PDRB-nya lebih dari satu dan rasio proporsi PDRB-nya kurang dari satu.

9) Sektor Jasa-jasa

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi, maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor jasa- jasa dikategorikan sebagai sektor yang berkembang karena nilai pertumbuhan PDRB-nya lebih dari satu dan rasio proporsi PDRB-nya kurang dari satu.

5. Model Tipologi Klassen

Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui pengelompokkan sektor ekonomi dalam Kabupaten Sukoharjo menurut struktur pertumbuhannya. Dengan tipologi klassen dapat dilakukan empat pengelompokkan sektor dengan memanfaatkan laju pertumbuhan dan PDRB. Dengan menggunakan analisis tipologi klassen, suatu sektor dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori, yaitu :

5) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat pertumbuhan PDRB lebih kecil dari tigkat pertumbuhan PDRB lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB di Kabupaten Sukoharjo dan

Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka perekonomian di sektor yang bersangkutan dikategorikan sebagai Daerah Relatif Tertinggal.

6) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat pertumbuhan PDRB lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo, namun mempunyai PDRB Perkapita yang lebih besar dari PDRB Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka perekonomian di sektor yang bersangkutan dikategorikan sebagai Daerah Maju tapi Tertekan

7) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat pertumbuhan PDRB lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo, namun mempunyai PDRB Perkapita yang lebih kecil dari PDRB Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka perekonomian di sektor yang bersangkutan dikategorikan sebagai Daerah Berkembang Cepat.

8) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat pertumbuhan PDRB lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo, dan mempunyai PDRB Perkapita yang lebih besar dari PDRB Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka perekonomian di sektor yang bersangkutan dikategorikan sebagai Daerah Maju dan Cepat Tumbuh.

Hasil Analisis Tipologi Klassen di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010

Sumber : BPS Kab. Sukoharjo (Hasil Analisis)

Berdasarkan hasil Analisis Tipologi Klassen pada Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa selama tahun 2006-2010 menempatkan sektor-sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Sukoharjo dalam kategori berikut ini:

1) Pertanian

Pada sektor pertanian tahun 2006 dikatagorikan maju tapi tertekan, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih besar dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Tahun 2007.2008,2009, dan 2010

No Lapangan Usaha

Maju tapi

tertekan

Maju cepat

tumbuh

Maju cepat

tumbuh

Maju cepat tumbuh

Maju cepat tumbuh

2 Pertambangan

Relatif tertinggal

Relatif tertinggal

Relatif tertinggal

Relatif tertinggal

Relatif tertinggal

3 Industri pengolahan

Maju tapi

tertekan

Maju tapi

tertekan

Maju tapi

tertekan

Maju tapi tertekan

Maju tapi tertekan

Listrik, gas dan air bersih

Relatif tertinggal

Berkembang cepat

Berkembang cepat

Berkembang cepat

Berkembang cepat

6 Perdagangan

Maju tapi

tertekan

Maju tapi

tertekan

Maju tapi

tertekan

Maju cepat tumbuh

Maju tapi tertekan

Angkutan dan perhubungan

Berkembang cepat

Berkembang cepat

Keuangan, persewaan, jasa prsh

Relatif tertinggal

Berkembang cepat

Berkembang cepat

Berkembang cepat

Berkembang cepat

sebelumnya, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo dan mempunyai PDRB persektor lebih besar dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo.

2) Pertambangan

Pada tahun 2006-2010 sektor pertambangan di kategorikan relatif tertinggal, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo dan juga mempunyai PDRB persektor lebih kecil dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Hal ini tidak adanya peningkatan dari tahun ketahun.

3) Industri Pengolahan

Pada tahun 2006-2010 sektor Industri pengolahan di kategorikan maju tapi tertekan, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih besar dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Hal ini tidak adanya peningkatan dari tahun ketahun.

4) Listrik, gas, dan air bersih

Pada tahun 2006, 2007, 2009 dan 2010 sektor listrik, gas, dan air bersih di kategorikan berkembang cepat, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat Pada tahun 2006, 2007, 2009 dan 2010 sektor listrik, gas, dan air bersih di kategorikan berkembang cepat, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat

5) Bangunan

Pada tahun 2006-2010 sektor Bangunan di kategorikan berkembang cepat, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih kecil dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Hal ini tidak adanya peningkatan dari tahun ketahun.

6) Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tahun 2006, 2007, 2008 dan 2010 dikatagorikan maju tapi tertekan, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih besar dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Tahun 2009 dikategorikan maju dan cepat tumbuh hal ini ada peningkatan di tahun sebelumnya, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat Pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tahun 2006, 2007, 2008 dan 2010 dikatagorikan maju tapi tertekan, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih besar dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Tahun 2009 dikategorikan maju dan cepat tumbuh hal ini ada peningkatan di tahun sebelumnya, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat

7) Angkutan dan Pehubungan

Pada tahun 2006-2010 sektor Angkutan dan Pehubungan di kategorikan berkembang cepat, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih kecil dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Hal ini tidak adanya peningkatan dari tahun ketahun.

8) Keuangan, persewaan dan Jasa perusahaan

Pada tahun 2006 sektor pertambangan di kategorikan relatif tertinggal, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo dan juga mempunyai PDRB persektor lebih kecil dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010 di kategorikan berkembang cepat hal ini ada peningkatan di tahun sebelumnya, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih kecil dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo.

Pada tahun 2006-2010 sektor Jasa-jasa di kategorikan berkembang cepat, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih kecil dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Hal ini tidak adanya peningkatan dari tahun ketahun.