Lumaksita (Purwakanthi Basa)

6. Lumaksita (Purwakanthi Basa)

Purwakanthi basa merupakan gaya bahasa yang berwujud perulangan berdasarkan persamaan suku kata, kata, frase, dan klausa yang berturut-turut dalam satu bait/baris. Penggunaan purwakanthi basa ini dimaksudkan untuk menekankan sesuatu dengan mengulangi bagian yang dianggap penting. Penggunaan bentuk kebahasaan ini dalam geguritan karya Nur Indah dalam Pagupon 2 adalah sebagai berikut.

(52) Wilujeng tindak kangmas Rahayu, rahayu, rahayu (P2/RWP/11) ‘Selamat jalan kakangmas’ ‘Selamat, selamat, selamat’

(53) Sliramu tetep panggah Jumangkah gagah Nigas karang Nrabas jurang Mbabat pangalang (P2/RWP/4) ‘ Dirimu masih tetap kuat ‘Melangkah dengan gagah’ ‘Menghantam karang’ ‘Menerobos jurang’ ‘Membabat penghalang’

(54) Angrakit nyanggit angronce nggurit (P2/MWA/2) ‘Merakit menyambung merangkai membuat puisi’

(55) Sekare sekar suwun (P2/SWS/1) ‘Bunganya bunga disunggi’

(56) Jawa jawaning aji (P2/SWS/1) ‘Jawa adalah martabat orang jawa’

(57) Endi srimpiku Endi bedayaku Endi sabukwalaku Endi pinjung kencongku (P2/SWS/3) ‘Mana tari serimpiku’ ‘Mana tari bedayaku’ ‘Mana sabukwalaku’ ‘Mana pinjung kencongku’

(58) Gelung pandhan Gelung ageng (P2/SWS/4) ‘Ikatan rambut pandan’ ‘Ikatan rambut besar’

(59) Beda beksan beda rasa Beda ageman beda rupa (P2/SWS/5) ‘Beda tarian beda rasa’ ‘Beda busana beda rupa’

(60) Rewo-rewo pating srembyong pating krembyah (P2/SWS/5) ‘Berantakan pada sobek-sobek’

(61) Dhokar kang oglak-aglik lakune

Ngetutake lakune jaran lanang (P2/APM/1) ‘Delman yang tersendat-sendat jalannya’ ‘Mengikuti jalannya kuda jantan’

(62) Sawah ijo ngemu kuning pari. Gegodhongan wit-witan ngemu tetesing embun sing wengi (P2/APM I/1) ‘Sawah hijau mengandung warna padi kuning’ ‘Dedaunan pepohonan mengandung tetes-tetes embun tadi malam’

(63) Kadya prajurit kang siyaga, gagah mrabawani Kadya priya agung kang angemban dhawuh mukti Kadya ratu sinatriya kang sugih gegaman praja (P2/APM I/1) ‘Seperti prajurit yang siaga, gagah berwibawa’ ‘Seperti pria agung yang mengemban amanah sejati’ ‘Seperti raja satriya yang kaya senjata kerajaan’

(64) Sekar melathi wangi Aran rara wulan, sekar mirah, nyai lurah (P2/APM II/1) ‘Bunga melati wangi’ ‘Disebut rara wulan, bunga merah, nyai lurah’

(65) Wong uthil methakil polahe ambuta cakil (P2/BDI/6) ‘Orang kikir tingkah polahnya bak buta cakil’

(66) Ana kadang kalingan cindhe abang(P2/BDI/6) ‘Ada saudara terhalangi sutra merah’

(67) Bedhahing dhodhotira Geneya ora gawe lingseme manahira (P2/BDI/8) ‘Bedahnya pakaianmu’ ‘Kenapa tak membuat hatimu tidak malu’

(68) Pasar gedhe, cilik bakule Pasar cilik bakule lungguh dhingklik Pasar menthik bakule mung thoklak-thaklik Pasar klithik trima anyenthik sentik (P2/PIK/1) ‘Pasar Gedhe, kecil penjualnya’ ‘Pasar kecil penjualnya duduk di atas dingklik’ ‘Pasar kecil penjualnya cuma onggak-angguk’ ‘Pasar kecil menerima untung kecil-kecilan’

(69) Ora ana godhong jati Ora ana godhong gedhang Ora ana jiting Ora ana krenjang(P2/PIK/5) ‘Tidak ada daun jati’

‘Tidak ada daun pisang’ ‘Tidak ada lidi’ ‘Tidak ada kranjang’

(70) Dene pasare wis ilang kumandhange Pasare wis ilang mbrengengenge (P2/PIK/6) ‘Sekarang pasarnya sudah hilang kumandangnya’ ‘Pasarnya sudah hilang gaungnya’

(71) Krenjang meneng Aran kreneng Yen ora seneng Yo wis meneng (P2/TS/1) ‘Keranjang diam’ ‘Disebut kreneng’ ‘Kalau tidak senang’ ‘Ya sudah diam’

(72) Sing pinter keblinger Sing bener ora pener (P2/TS/2) ‘Yang pintar tersesat’ ‘Yang benar tidak tepat

(73) Endi basaku Endi tembangku (P2/SK/1) ‘Mana bahasaku’ ‘Mana laguku’

(74) Endi soloku endi jawaku (P2/SK/2) ‘Mana soloku mana jawaku’

(75) Panganggon dudu sandhangane Jogetan dudu beksane Asma dudu jenenge (P2/SK/2) ‘Pakaian bukan busananya’ ‘Jogetan bukan tariannya’ ‘Nama bukan namanya’

(76) Wong jawa kelangan jawane(P2/SK/2) ‘Orang jawa kehilangan jawanya’

Pada data (55) terdapat kalimat yang mengandung ide pokok pada awal data yaitu

wilujeng tindak kangmas ‘selamat jalan kakak’ dan terdapat ide tambahan yakni rahayu,

rahayu, rahayu ‘selamat, selamat, selamat’. Kemudian di dalam kalimat yang mengandung ide rahayu, rahayu ‘selamat, selamat, selamat’. Kemudian di dalam kalimat yang mengandung ide

karang ‘menghantam karang’, nrabas jurang ‘menerobos jurang’, mbabat pangalang

‘membabat penghalang’. Perulangan suku kata /ang/ terdapat pada kata karang ‘karang’, jurang ‘jurang’, dan pangalang ‘penghalang’. Perulangan suku kata /as/ dalam data (56) terdapat pada kalimat yang mengandung ide tambahan yaitu nigas karang ‘menghantam karang’, nrabas jurang ‘menerobos jurang’. Perulangan suku kata /as/ terdapat pada kata nigas ‘menghantam’, dan nrabas ‘menerobos’. Pada data (57) terdapat dua bawahan unsur langsung yaitu angrakit

nyanggit ‘merakit menyambung’ sebagai bawahan unsur langsung satu dan angronce gurit

‘merangkai puisi’ sebagai bawahan unsur langsung dua. Terdapat perulangan suku kata /it/ pada bawahan unsur langsung satu pada kata angrakit ‘merakit’ dan nyanggit ‘menyambung’ kemudian suku kata /it/ diulang dalam bawahan unsur langsung dua pada kata gurit ‘puisi’. Purwakanthi basa dalam data (57) berupa pengulangan suku kata /it/ pada suku kata akhir yang memberikan efek persamaan bunyi yang indah. Data (58) menunjukkan adanya purwakanthi

basa berupa pengulangan kata sekar ‘bunga’. Pada bawahan unsur langsung satu yaitu sekare

‘bunganya’ terdapat kata sekare ‘bunganya’ kemudian diualang dalam bawahan unsur langsung dua yaitu sekar suwun ‘bunga disunggi’ pada kata sekar ‘bunga’. Data (59) terdapat purwakanthi basa pada kata jawa ‘jawa’, dan jawaning ‘jawanya’. Pada data (60) purwakanthi basa berupa penggunaan kata endi ‘mana’ secara berulang empat kali berurutan.

Data (61) terdapat penggunaan purwakanthi basa berupa perulangan kata gelung ‘ikatan rambut’ pada baris gelung pandhan ‘ikatan rambut pandan’ dan gelung ageng ‘ikatan rambut besar’. Penggunaan purwakanthi basa pada data (62) berupa perulangan kata beda ‘berbeda’ sebanyak dua kali pada baris pertama dan dua kali perulangan pada baris berikutnya. Data (63) terdapat purwakanthi basa berupa pengulangan kata pating ‘banyak’. Data (64) terdapat pengulangan pada kata lakune ‘jalannya’ pada baris pertama yang diulang lagi pada baris berikutnya. Pada data (65) terdapat pengulangan kata ngemu ‘mengandung’. Pada data (66) pengulangan terdapat pada kata kadya ‘seperti’ di awal masing-masing baris geguritan. Data (67) terdapat pengulangan kata sekar ‘bunga’ pada baris satu lalu diulang pada baris berikutnya. Data (68) terdapat purwakanthi basa berupa pengulangan suku kata /il/ pada suku kata akhir dalam kata uthil methakil ‘kikir sekali’, dan cakil ‘buta cakil’. Pada data (69) terdapat pengulangan suku kata /ang/ pada suku kata akhir dalam kata kadang ‘saudara’ dan abang ‘merah’. Data (70) terdapat purwakanthi basa berupa pengulangan morfem terikat {-ira} dalam kata dhodhotira ‘pakaianmu’ di baris pertama dan manahira ‘hatimu’ pada baris kedua. Data (71) terdapat kalimat yang mengandung ide pokok pada awal data yaitu berupa kalimat pasar gedhe cilik bakule ‘pasar besar kecil penjual’. Kemudian terdapat ide tambahan berupa kalimat

pasar cilik bakule lungguh dhingklik ‘pasar kecil penjualnya duduk di dingklik’, pasar menthik bakule mung thoklak-thaklik ‘pasar kecil penjualnya hanya onggak-angguk’, pasar klithik

trima anyenthik senthik ‘pasar kecil menerima untung kecil-kecilan’. Dalam kalimat yang mengandung ide pokok terdapat kata pasar ‘pasar’ kemudian diulang sebanyak tiga kali perulangan kata pasar ‘pasar’ dalam kalimat-kalimat yang mengandung ide tambahan. Data (72) penggunaan pengulangan frase ora ana ‘tidak ada’ sebanyak empat kali perulangan pada masing-masing baris geguritan. Pada data (73) terdapat kalimat yang mengadung ide pokok trima anyenthik senthik ‘pasar kecil menerima untung kecil-kecilan’. Dalam kalimat yang mengandung ide pokok terdapat kata pasar ‘pasar’ kemudian diulang sebanyak tiga kali perulangan kata pasar ‘pasar’ dalam kalimat-kalimat yang mengandung ide tambahan. Data (72) penggunaan pengulangan frase ora ana ‘tidak ada’ sebanyak empat kali perulangan pada masing-masing baris geguritan. Pada data (73) terdapat kalimat yang mengadung ide pokok

keblinger ‘yang pandai tersesat’ sebagai bawahan unsur langsung satu dan sing bener ora pener

‘yang benar tidak tepat’. Terdapat purwakanthi basa berupa perulangan suku kata /er/ dalam bawahan unsur langsung satu pada kata pinter ‘pintar’ dan keblinger ‘tersesat’, kemudian suku kata /er/ diulang dalam bawahan unsur langsung dua pada kata bener ‘benar’ dan pener ‘tepat’. Pengulangan suku kata /er/ sebanyak empat kali perulangan pada kata pinter ‘pandai’, keblinger ‘tersesat’, bener ‘benar’, pener ‘tepat’. Pada data (76) terdapat dua bawahan unsur langsung yaitu endi basaku ‘mana bahasaku’ sebagai bawahan unsur langsung satu dan endi tembangku ‘mana laguku’. Terdapat purwakanthi basa berupa perulangan kata endi ‘mana’ dalam bawahan unsur langsung satu kemudian diulang dalam bawahan unsur langsung dua. Data (77) terdapat dua bawahan unsur langsung yaitu endi Soloku ‘mana Soloku’ sebagai bawahan unsur langsung satu dan endi Jawaku ‘mana Jawaku’ sebagai bawahan unsur langsung dua. Terdapat purwakanthi basa berupa perulangan kata endi ‘mana’ dalam bawahan unsur langsung satu kemudian diulang dalam bawahan unsur langsung dua. Data (78) terdapat pengulangan kata dudu ‘bukan’ pada baris pertama yang diulangi pada baris kedua dan ketiga. Pada data (79) terdapat dua bawahan unsur langsung yaitu wong Jawa ‘orang Jawa’ sebagai bawahan unsur langsung satu dan kelangan Jawane ‘kehilangan Jawanya’. Terdapat purwakanthi basa berupa ‘yang benar tidak tepat’. Terdapat purwakanthi basa berupa perulangan suku kata /er/ dalam bawahan unsur langsung satu pada kata pinter ‘pintar’ dan keblinger ‘tersesat’, kemudian suku kata /er/ diulang dalam bawahan unsur langsung dua pada kata bener ‘benar’ dan pener ‘tepat’. Pengulangan suku kata /er/ sebanyak empat kali perulangan pada kata pinter ‘pandai’, keblinger ‘tersesat’, bener ‘benar’, pener ‘tepat’. Pada data (76) terdapat dua bawahan unsur langsung yaitu endi basaku ‘mana bahasaku’ sebagai bawahan unsur langsung satu dan endi tembangku ‘mana laguku’. Terdapat purwakanthi basa berupa perulangan kata endi ‘mana’ dalam bawahan unsur langsung satu kemudian diulang dalam bawahan unsur langsung dua. Data (77) terdapat dua bawahan unsur langsung yaitu endi Soloku ‘mana Soloku’ sebagai bawahan unsur langsung satu dan endi Jawaku ‘mana Jawaku’ sebagai bawahan unsur langsung dua. Terdapat purwakanthi basa berupa perulangan kata endi ‘mana’ dalam bawahan unsur langsung satu kemudian diulang dalam bawahan unsur langsung dua. Data (78) terdapat pengulangan kata dudu ‘bukan’ pada baris pertama yang diulangi pada baris kedua dan ketiga. Pada data (79) terdapat dua bawahan unsur langsung yaitu wong Jawa ‘orang Jawa’ sebagai bawahan unsur langsung satu dan kelangan Jawane ‘kehilangan Jawanya’. Terdapat purwakanthi basa berupa