Deskripsi Lokasi Penelitian

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Housewares furniture Indonesia

Housewares Furniture Indonesia adalah sebuah perusahaan ekspor mebel kayu dan rotan yang berkantor pusat di Pert, Australia, sebagai pemiliknya adalah Mr. Jonathan Sadler yang didirikan pada tahun 1997. Berawal dari hanya sebuah retail shop furniture di Perth dengan satu buah toko dan gudang, Mr. Jonathan S. mulai merintis usahanya dengan kapasitas impor awal sekitar 2 container per bulan. Ketekunan dan kerja kerasnya merintis usaha retail shop ini akhirnya membuat Beliau mengembangkan bisnisnya sebagai wholesaler furniture di Australia. Dengan berbekal promosi marketing door to door, akhirnya Beliau berhasil mensuplai beberapa retail shop besar di beberapa bagian Australia seperti Brisbane, Sidney, Melbourne, dan Adelaide.

Semakin ketatnya persaingan penjualan mebel di Australia membuat Mr. Jonathan S. mulai mengembangkan pangsa pasarnya ke negara–negara di Eropa dan Amerika. Dengan rutin mengikuti beberapa pameran Internasional tahunan di Jerman, akhirnya Beliau berhasil mensuplai beberapa retail shop di Jerman dan sebagian negara di Eropa.

Keberhasilan marketing Mr. Jonathan S. untuk mengembangkan dan mengekspor produk Indonesia ke Australia dan Eropa ini tidak terlepas dari peran besar Branc office-nya di Indonesia yang diberi nama “Housewares Furniture Indonesia” yang beralamat di desa bakalan Rt. 02/ II Ceper, Klaten pada area seluas 7.000 m2. Sebagai perwakilan housewares di Indonesia, Mr. Jonathan S. mempercayakan kepada Bp. Moh. Feri Effendi sebagai owner Representatve housewares di Indonesia, yang bertanggungjawab atas semua produksi produk kayu dan rotan yang diekspor ke Australia dan Eropa.

Housewares Furniture Indonesia sebagai pusat dari semua produksi mebelnya sekaligus sebagai Trading Center dari produk-produk Indonesia selain Housewares Furniture Indonesia sebagai pusat dari semua produksi mebelnya sekaligus sebagai Trading Center dari produk-produk Indonesia selain

Untuk memaksimalkan dan mempertinggi mutu produksi, perusahaan housewares ini menggunakan tenaga mesin modern. Penggunaan mesin modern ini bukan berarti mengurangi tenaga kerja yang ada, namun untuk mengoptimalkan kegiatan industri dan menjamin mutu serta kualitas produk agar tetap stabil sehingga kepuasan konsumen (importer) selalu terjaga.

2. Misi danTujuan Perusahaan

Housewares Furniture Indonesia melalui Bpk. Moh Feri E. sebagai owner representative Housewares Australia menetapkan beberapa tujuan khusus (misi sosial) perusahaan terhadap keberadaannya di Indonesia sebagai berikut:

a. Misi Eksternal Memberikan yang terbaik untuk semuanya, bagi konsumen luar negeri maupun karyawan sendiri, artinya Housewares Furniture Indonesia sebagai produsen akan memberikan yang terbaik bagi pembelinya yaitu dengan memperhatikan kualitas produk dan ketepatan waktu dalam pengiriman barang serta menjaga hubungan yang baik dengan pembeli sehingga kerja sama akan terus bejalan.

b. Misi Internal Menberikan yang terbaik bagi para karyawan artinya perusahaan memperhatikan kesejahteraan karyawannya dengan memenuhi kebutuhan karyawan melalui pemberian gaji, uang lembur, jaminan keamanan, dan keselamatan kerja karyawan.

c. Tujuan Perusahaan

1) Berusaha meningkatkan kualitas produk furniture di Indonesia pada umumnya dan Klaten pada khususnya, dengan mengadakan perubahan 1) Berusaha meningkatkan kualitas produk furniture di Indonesia pada umumnya dan Klaten pada khususnya, dengan mengadakan perubahan

2) Memperkenalkan produk furniture dan beberapa produk buatan Indonesia sebagai hasil dari budaya daerah untuk diproduksi di tingkat Internasional.

3) Membuka peluang kerja terutama untuk masyarakat sekitar.

4) Menjalin kerja sama atau kemitraan dengan pengusaha furniture skala kecil dan menengah di wilayah Klaten sebagai pengrajin furniture kayu dan wilayah Trangsan Gatak sebagai pengrajin furniture rotan.

3. Lokasi perusahaan

Housewares Furniture Indonesia berlokasi di desa Bakalan Rt 02/ II Ceper Klaten dengan pusat marketing di Australia. .

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka antar orang dalam suatu organisasi yang menunjukkan pencerminan lalu lintas wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan secara vertikal dan hubungan antar bagian secara horisontal yang menunjukkan susunan perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi-fungsi, bagan, atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dalam organisasi. Bagan struktur organisasi Housewares furniture Indonesia terlampir pada lampiran 12.

5. Job Deskripsi

Pembagian tugas dari setiap bagian dalam struktur organisasi Housewares Furniture Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Owner Representative Tugas dan tanggung jawab:

1) Bertanggungjawab sepenuhnya terhadap semua kegiatan perusahaan baik ekstern maupun intern;

2) Mengkoordinasi, mengatur, dan mengawasi personil dibawahnya.

b. Sekretaris Tugas dan tanggung jawab: Membantu owner representative menyelesaikan tanggung jawab di perusahaan.

c. Accounting Tugas dan tanggung jawab:

1) Mengawasi dan membuat laporan keuangan;

2) Mengatur keuangan pemasok.

d. Staf Ekspor Tugas dan tanggung jawab

1) Mengurus dokumen-dokumen ekspor;

2) Mengatur pelaksanaan kegiatan stuffing (loading barang).

e. Manajer Produksi Kayu Manajer prouksi di Housewares Furniture Indonesia terbagi menjadi dua yaitu manajer produksi kayu dan manajer produksi rotan dengan perincian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: Tugas dan tanggung jawab manajer produksi kayu:

1) Melakukan pengawasan produksi kayu;

2) Melakukan perencanaan dan pengendalian bahan-bahan baku yang digunakan dalam proses produksi;

3) Mengkoordinasi kerja quality control (QC) dalam dan luar;

4) Mengadakan penelitian dan inovasi produk. Tugas dan tanggung jawab manajer produksi rotan:

1) Melakukan pengawasan produksi rotan;

2) Melakukan perencanaan dan pengendalian bahan-bahan baku yang digunakan dalam proses produksi;

3) Mengkoordinasi kerja QC dalam dan luar;

4) Mengadakan penelitian dan inovasi produk.

f. Quality control (QC) Terdiri dari tiga QC yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) QC Luar: bertugas mengntrol dan bertanggung jawab setiap bahan mentah atau setengah jadi yang masih dikerjakan pemasok di luar pabrik;

2) QC dalam: bertugas mengontrol dan bertanggung jawab setiap bahan mentah sampai jadi yang masuk dari pemasok sampai proses menjadi barang jadi;

3) QC independent: Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil akhir produksi dan menentukan apakah hasil produksi ini layak atau tidak untuk diekspor.

g. Administrasi gudang Tugas dan tanggung jawab :

1) Bertanggung jawab terhadap administrasi gudang dari stok bahan mentah, bahan setengah jadi, barang jadi, dan bahan penolong;

2) Melakukan pembelian bahan-bahan penolong.

h. Loading Staff Tugas dan tanggung jawab:

1) Bertanggung jawab terhadap pemuatan dan penempatan barang di dalam container;

2) Mengkoordinasi pembelian barang-barang jadi di luar produk Housewares Furniture Indonesia.

6. Kepegawaian

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberadaan dan keefektifan penggunaan sumber daya yang lain. Pada perusahaan Housewares Furniture Indonesia mempunyai jumlah tenaga kerja yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

a. Tenaga kerja

1) Tenaga kerja harian/ tetap Housewarwes Furniture Indonesia hanya memiliki 50 orang karyawan tetap, hal ini dikarenakan pada tahap finishing, dari pemasok sudah memberikan servis bila pengerjaan barang dari pemasok kurang sempurna.

2) Tenaga kerja borongan Tenaga kerja borongan ini dipimpin oleh seorang penanggungjawab, membawahi beberapa karyawan lain, yang biasanya berjumlah 15-20 orang.

b. Kepegawaian

1) Penerimaan pegawai Tenaga kerja yang dipekerjakan pada Housewares Furniture Indonesia terdiri dari karyawan dengan berbagai tingkat pendidikan dengan keahlian tertentu. Penarikan pegawai dilakukan melalui:

a) Memberikan informasi pada karyawan untuk disampaikan kepada orang lain;

b) Memasang iklan di surat kabar;

c) Lamaran yang masuk secara kebetulan.

2) Pemberhentian pegawai Pemberhentian karyawan sebenarnya diusahakan untuk tidak dilakukan kecuali dalam keadaan tertentu, seperti melanggaraturan perusahaan yang sebelumnya telah diperingatkan sebanyak tiga kali, dan atas pemintaan sendiri atau meninggal dunia.

3) Sistem jam kerja

a) Sistem jam kerja regular Sistem yang digunakan pada Housewares Furniture Indonesia adalah day shift system dengan jam kerja 7 jam sehari dan hari Minggu libur. Sedangkan perincian day shift adalah sebagai berikut:

Tabel. Perincian day shift pada Housewares Furniture Indonesia

Hari

Istirahat Senin-Kanis

Jam kerja

12.00-13.00 Jumat

08.00-16.00

11.30-13.00 Sabtu

08.00-16.30

08.00-16.00

12.00-13.00 12.00-13.00

4) Sistem pengupahan Pengupahan yang diterapkan Housewares Furniture Indonesia didasarkan pada kondisi sosial ekonomi, kemampuan perusahaan, dan kesesuaian dengan peraturan pemerintah mengenai Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang sedang berlaku. Sistem pengupahan pada Housewares Furniture Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Pengupahan untuk setiap karyawan administrasi (staf) diberikan tiap akhir bulan berdasarkan tingkat pendidikan, jabatan, dan masa kerjannya;

b) Pengupahan untuk karyawan harian diberikan setiap satu minggu sekali berdasarkan hari kerjanya;

c) Pengupahan untuk karyawan borongan diberikan setiap satu minggu sekali berdasarkan jumlah hari kerjanya;

d) Adapun komponen upah per bulan Housewares Furniture Indonesia meliputi upah pokok lembur rutin, premi prestasi, lembur resmi, tunjangan jabatan, dan cuti. Sedangkan upah lembur ditetapkan sendiri berdasarkan lama jam kerja lembur dikalikan per jam kerja lembur. Upah yang diberikan perusahaan Housewares Furniture Indonesia adalah minimum Rp.20.000,00 per hari dengan tunjangan makan sebesar Rp.3.000,00 per hari. Tunjangan makan ini diberikan berdasarkan jumlah hari masuk karyawan.

5) Kesejahteraan karyawan Untuk membantu dan menunjang karyawan agar bekerja lebih giat, Housewares Furniture Indonesia memberikan fasilitas-fasilitas antara lain tunjangan dan asuransi kesehatan, pembagian sembako, cuti, dan rekreasi.

7. Produksi

Sistem produksi pada perusahaan Housewares Furniture Inonesia menggunakan tenaga mesin modern untuk memaksimalkan dan mempertinggi mutu produksi. Penggunaan mesin produksi tersebut bukan berarti perusahaan mengurangi tenaga kerja yang ada tetapi hanya dimaksudkan untuk mengoptimalkan kegiatan industri.

a. Jenis bahan baku yang digunakan Bahan baku yang digunakan Housewares Furniture Indonesia dalam proses produksinya terdiri dari:

1) Kayu( kayu jati, mahogani,mindi, dan akasia);

2) Rotan( rotan, enceng gondok, dan pelepah pisang).

b. Jenis produk yang dihasilkan Jenis produk yang dihasilkan Housewares Furniture Inonesia antara lain:

1) Dari kayu (cabinet, meja, kursi, dan drawer);

2) Dari rotan (Pentagon, Monaco, food cover).

c. Proses produksi

1) Untuk bahan dasar dari kayu

a) Rangka;

b) QC (ketepatan ukuran, kontruksi yang terdiri dari kekuatan kayu dan daya tahan, kualitas kayu kekeringan kayu di bawah 14);

c) Proses pengamplasan;

d) Amplas sanding;

e) Pewarnaan;

f) Packing.

2) Untuk bahan dasar dari rotan

a) Untuk bahan baku dari enceng gondok dan pelepah pisang dipilih bahan baku yang berkualitas;

b) Penjemuran, dilakukan sampai bahan baku benar-benar telah kering sehingga kualitas bahan baku tetap terjaga;

c) Penganyaman, ada dua cara penganyaman yaitu dengan anyam kelabang dan dengan anyam lelesan;

d) Pembuatan rangka;

e) Amplas;

f) Proses peminyakan, terdiri dari proses pengolesan silicon dan H 2 0 2 untuk membunuh kuman yang ada pada bahan baku;

g) Pewarnaan;

h) Finishing;

i) Packing.

d. Stuffing Stuffing sebenarnya adalah istilah Amerika,yaitu mengisi container atau memeriksa container seperti light test, bersih, bebas bau, kering, dan bebas hama, pintu dapat ditutup dengan baik, dan atap tidak berkarat. Stuffing yang baik adalah:

1) Maksimum kapasitas container;

2) Berat berbagi rata;

3) Peraturan umum pemuatan barang dalam karton;

4) Yang ringan di atas yang berat di bawah;

5) Kemasan mudah pecah jangan tertekan ke dinding;

6) Susunan jangan mudah rubuh menimpa pintu container;