Persamaan Diferensial pada Struktur MDOF Multi Degree of Freedom

dimana: F I = m. ÿ F D = c. ý F s = k. y 2.2 Yang mana F I , F D , dan F S berturut-turut adalah gaya inersia, gaya redam, dan gaya pegas, sedangkan ÿ, ý, dan y berturut-turut adalah percepatan, kecepatan, dan simpangan. Apabila persamaan 2.1 di atas disubstitusikan pada persamaan 2.2 maka akan diperoleh: m.ÿ + c.ý + k.y = F t 2.3 Maka pada persamaan 2.3 adalah persamaan diferensial gerakan massa suatu struktur SDOF yang memperoleh pembebanan dinamik Ft. Pada problema dinamik, sesuatu yang sangat penting untuk diketahui adalah simpangan horizontal tingkat atau dalam persamaan tersebut adalah yt. Simpangan horizontal akan berpengaruh secara langsung terhadap momen kolom maupun momen balok.

II.4 Persamaan Diferensial pada Struktur MDOF Multi Degree of Freedom

Secara umum struktur bangunan gedung tidaklah selalu dapat dinyatakan didalam suatu sistem yang mempunyai derajat kebebasan tunggal SDOF. Struktur bangunan gedung justru banyak yang mempunyai derajat kebebasan banyak MDOF. Untuk menyatakan persamaan diferensial gerakan pada struktur dengan derajat kebebasan banyak maka dipakai anggapan dan pendekatan seperti pada struktur dengan derajat kebebasan tunggal SDOF. Anggapan seperti prinsip shear building masih berlaku pada struktur dengan derajat kebebasan banyak Universitas Sumatera Utara F 3 t k 1 a Struktur dengan 3 DOF b Model Matematik m 1 c 1 F 2 t F 1 t k 3 k 2 k 1 h h h l l F 1 t k 2 m 2 c 2 F 2 t k 3 m 3 c 3 F 3 t c Free Body Diagram k 1 y 1 c 1 ý 1 m 1 ÿ 1 k 2 y 2- y 1 c 2 ý 2- ý 1 m 2 ÿ 2 k 3 y 3- y 2 c 3 ý 3- ý 2 m 3 ÿ 3 MDOF. Untuk memperoleh persamaan diferensial tersebut, maka tetap dipakai prinsip keseimbangan dinamik pada suatu massa yang ditinjau. Untuk memperoleh persamaan tersebut, maka diambil model struktur MDOF seperti gambar 2.3. Gambar 2.3 Struktur 3 DOF dengan redaman Sumber: Widodo 2001 Struktur bangunan gedung bertingkat 3 tiga seperti gambar tersebut, akan mempunyai 3 derajat kebebasan. Sering kali jumlah derajat kebebasan dihubungkan secara langsung dengan jumlahnya tingkat. Persamaan diferensial gerakan tersebut umumnya disusun berdasarkan atas goyangan struktur menurut first mode atau mode pertama seperti yang tampak pada garis putus-putus pada gambar 2.2.a. Berdasarkan pada keseimbangan dinamik pada free body diagram akan diperoleh: m 1 ÿ 1 + k 1 y 1 + c 1 ý 1 – k 2 y 2 -y 1 – c 2 ý 2 - ý 1 - F 1 t = 0 2.4 m 2 ÿ 2 + k 2 y 2 -y 1 + c 2 ý 2 - ý 1 – k 3 y 3 -y 2 – c 3 ý 3 - ý 2 -F 2 t = 0 2.5 m 3 ÿ 3 + k 3 y 3 -y 2 + c 3 ý 3 - ý 2 – F 1 t = 0 2.6 Universitas Sumatera Utara                                                                                                  3 2 1 3 2 1 3 3 3 2 1 2 2 2 1 3 2 1 3 3 3 2 1 2 2 2 1 3 2 1 3 2 1 , , , , , , , , , t F t F t F y y y k k k k k k k k k y y y c c c c c c c c c y y y m m m                                                    3 3 3 2 1 2 2 2 1 , 3 3 3 2 1 2 2 2 1 , 3 2 1 k k k k k k k k k K c c c c c c c c c C m m m M Pada persamaan-persamaan tersebut di atas tampak bahwa keseimbangan dinamik suatu massa yang ditinjau ternyata dipengaruhi oleh kekakuan, redaman, simpangan massa sebelum, dan sesudahnya. Persamaan dengan sifat-sifat seperti itu umumnya disebut coupled equation, karena persamaan-persamaan tersebut akan bergantung satu sama lain. Penyelesaian persamaan coupled harud dilakukan secara simultan, artinya dengan melibatkan semua persamaan yang ada. Pada struktur dengan derajat kebebasan banyak, persamaan diferensial gerakan merupakan persamaan yang dependent atau coupled antara satu dengan yang lain. Selanjutnya dengan menyusun persamaan-persamaan di atas menurut parameter yang sama percepatan, kecepatan, dan simpangan, maka akan diperoleh: m 1 ÿ 1 + c 1 +c 2 ý 1 - c 2 ý 2 + k 1 +k 2 y 1 - k 2 y 2 = F 1 t 2.7 m 2 ÿ 2 - c 2 ý 1 + c 2 +c 3 ý 2 - c 3 ý 3 - k 2 y 1 + k 2 +k 3 y 2 - k 3 y 3 = F 2 t 2.8 m 3 ÿ 3 - c 3 ý 2 +c 3 ý 3 - k 3 y 2 + k 3 y 3 = F 3 t 2.9 Persamaan-persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut: 2.10 Matriks di atas dapat ditulis kedalam matriks yang lebih kompak, yakni: [M]{ÿ} + [C]{ý} + [K]{y} = {Ft} 2.11 Dimana [M], [C], dan [K] berturut-turut adalah mass matriks, damping matriks, dan matriks kekakuan yang dapat ditulis menjadi, 2.12 Sedangkan {ÿ},{ý},{y} dan {Ft} masing-masing adalah vektor percepatan, Universitas Sumatera Utara                                                                       3 2 1 , 3 2 1 , 3 2 1 , 3 2 1 . . . . .. .. .. .. t F t F t F t F dan y y y Y y y y Y y y y Y F t Displacement y Velocityý Acceleration ÿ f S Displacement y Velocityý Acceleration ÿ f D f I a b c d = + + vector kecepatan, vektor simpangan, dan vektor beban, yang dapat dituliskan sebagai berikut: 2.13 Secara visual Chopra 1995 menyajikan keseimbangan antara gaya dinamik, gaya pegas, gaya redam, dan gaya inersia seperti gambar berikut: Gambar 2.4 Keseimbangan Gaya Dinamik dengan f s , f d , dan f I Sumber: Chopra 1995

II.5 Struktur Beraturan dan Tidak Beraturan