Perkembangan Pemikiran tentang Ekonomi Islam

5. 2. Perkembangan Pemikiran tentang Ekonomi Islam

Muslim H. Kara menguraikan perkembangan pemikiran ekonomi Islam dunia. Pemikiran ekonomi Islam mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan terjadi sejak dasawarsa 1970-an. Menurut Dawam Rahardjo, kegairahan itu disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, timbulnya apa yang dikenal dengan sebagai kekuatan ekonomi petro dollar di negara-negara Islam yang memiliki sumber minyak dunia. Kedua, timbulnya kesadaran tentang kebangkitan Islam pada abad ke-14 Hijriyah yang melanda dunia Islam yang memiliki sumber minyak dunia. Kedua, timbulnya kesadaran tentang kebangkitan Islam pada abad ke-14 Hijriyah yang melanda dunia Islam pada dasawarsa 70-an. Kebangkitan itu diwarnai oleh lahirnya pemikiran pemikiran modern di berbagai bidang, termasuk ekonomi,

terutama yang dilakukan oleh ulama-intelektual, seperti Abu al-A'la al-Maududi, 156 atau Sayyed Qutub. Ketiga, lahirnya generasi baru intelektual Muslim yang mendapat pendidikan

modern, baik di Barat maupun di negara-negara Islam sendiri, terutama para sarjana ilmu-ilmu sosial, termasuk ekonomi konvensional.

Mereka berusaha untuk menyelamatkan penggunaan dana-dana milik umat Islam yang pada waktu itu disimpan di bank-bank konvensional yang pemilikan sahamnya banyak didominasi oleh kaum Yahudi. Dengan adanya konsep bank Islam dinilai sebagai daya tarik yang cukup memikat oleh kalangan umat Islam yang ingin mematuhi ketentuan syariah mengenai keharaman bunga yang diinterpretasikan sebagai riba dalam Alquran. Itulah yang

155 Juhaya S. Praja. Perkembangan Pemikiran ekonomi Syari ah, makalah , key note speaker, 2004. 156 Muslimin H. Kara, Op. Cit., hlm 74 155 Juhaya S. Praja. Perkembangan Pemikiran ekonomi Syari ah, makalah , key note speaker, 2004. 156 Muslimin H. Kara, Op. Cit., hlm 74

Kebangkitan generasi intelektual Islam tidak terlepas dari kebangkitan Dunia ketiga dalam pembangunan di samping adanya rasa ketertinggalan dari bangsa-bangsa Barat. Kebangkitan itu juga karena adanya dukungan yang kuat dari lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dua lembaga Bretton Wood, Bank Dunia (The World Bank) dan Lembaga Moneter Internasional (International Monetery Fund, IMF) yang disusul oleh lembaga-lembaga serupa di beberapa kawasan, di antara Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank, ADB) dan Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank, IDB). 157 Sebuah bank yang berdiri atas prakarsa dan dibawah pengawasan Organisasi Konperensi Islam (OKI).

Sejak dekade 1970-an tersebut terlihat bermunculannya institusi-institusi ekonomi Islam, khususnya bank-bank yang beroperasi dengan sistem syariah. Seiring dengan kondisi itu, literatur-literatur tentang ekonomi Islam banyak menghiasi khazanah intelektual Islam, baik ditulis dalam bahasa Arab maupun bahasa Inggris. Beberapa pemikir ekonomi Islam pasca dekade itu yang sangat popular dan telah banyak melahirkan karya-karya dalam wacana

ekonomi Islam, antara lain: M. Umer Chapra, 158 Khurshid Ahmad dan Najjetullah Siddiqi. Karya-karya ekonomi mereka telah membawa pengaruh yang cukup besar dalam

perkembangan ekonomi Islam di dunia Islam, termasuk juga di Indonesia. Karya-karya mereka telah banyak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan diulas oleh banyak pemikir dan pemerhati serta para praktisi ekonomi Islam di negeri ini.

157 Muslimin H. Kara, Op. Cit., hlm 75

M. Umer Chapra telah menulis beberapa karya dalam ekonomi Islam, seperti bukuya, Towards a Just Money System (1985), Islam and the Economic Challenge (1992), Islam and Economic Development: A Strategy for Development with Justice and Stability (1993), dan bukunya yang terbaru dan sudah diterbitkan dalam bahasa Indonesia, The Future of Economic: An Islamic Perspective. Bukunya Towards aJust Money System, sebuah buku yang diterbitkan oleh The Islamic Foundation. Buku yang mengulas tentang konsep uang, perbankan dan kebijakan moneter dalam ajaran Islam. Karena bukunya tersebut, ia memperoleh penghargaan dari Islamic Development Bank pada tahun 1990 dan pada tahun itu juga mendapat penghargaan dari International Prize for Economic Studies.

Buku Umer Chapra, Islam and The Economic Challenge membahas keterbatasan konsep kapitalisme, kelemahan konsep sosialisme, krisis konsep welfare economic, serta inkonsistensi konsep ekonomi pembangunan. Kemudian pada bagian akhir ia menjabarkan secara rinci bagaimana maqasid al-syari'ah dapat dicapai dengan stategi yang sistematis. Ia menjelaskan stategi itu melalui perlunya sebuah mekanisme filter dan motivasi yang benar dalam pembangunan ekonomi.

Bukunya Islam and Economic Development: A Stategy for Development with Justice and Stability, Chapra melangkah lebih jauh dengan memberikan rincian stategi untuk mencapai pembangunan ekonomi yang adil dan stabil. Buku ini dipandang sebagai kelanjutan buku sebelumnya, sehingga terkadang ada pembahasan yang sama dengan sebelumnya. Benang merah yang dapat ditarik dari kedua buku itu adalah upaya Chapra menjabarkan konsep maqasid al-syari'ah . ia secara konsisten menyatakan bahwa upaya pembangunan

158 Muslimin H. Kara, Op. Cit., hlm 76 158 Muslimin H. Kara, Op. Cit., hlm 76

David C Korten 160 melakukan evaluasi terhadap pengalaman pembangunan Asia dan implikasinya bagi strategi NGO, beliau mengkhawatirkan bahwa keberhasilan ekonomi Asia

hanya pada permukaannya saja. Menurutnya diperlukan teori tentang masyarakat yang lestari ( sustainable ) yang dapat diterapkan berlaku baik untuk negara utara dan selatan. Kedua teori tersebut haruslah terlepas dari formulasi steril ilmu ekonomi. Menurutnya visi ilmiah barat tentang alam semesta yang mekanis telah menimbulkan keterasingan filosofis atau konseptual dari alam spiritual yang melekat pada diri sendiri. Ini telah diperkuat dalam kehidupan kita sehari-hari oleh semakin eratnya persekutuan institusi-institui kita dengan nilai-nilai moneter pasar. Makin dominan uang dalam kehidupan kita, makin sedikit tempat yang tersedia untuk rasa ikatan spiritual yang menjadi dasar komunitas dan hubungan yang seimbang dengan alam. Pengejaran kepuasan spriritual telah semakin digantikan oleh obsesi ketamakan akan uang yang sangat menghancurkan diri sendiri dan membawa kerusakan

sebuah artefak manusia yang berguna tetapi sama sekali tidak penting dan tak bernilai secara intrinsik.