Pembuatan Karbon Aktif dari Biji Kelor ( Moringa oleifera. Lamk) Perspektif Islam

4.7 Pembuatan Karbon Aktif dari Biji Kelor ( Moringa oleifera. Lamk) Perspektif Islam

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik disebutkan bahwa biji kelor dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan karbon aktif, hal tersebut ditunjukkan dari hasil karakterisasi karbon aktif yang hampir memenuhi standar industri Indonesia (SII). Variasi konsentrasi NaCl berpengaruh terhadap hasil karakterisasi karbon aktif. Pada konsentrasi 30 % menunjukkan karakterisasi

karbon aktif terbaik yaitu memiliki daya serap 575 mg/g. Hal tersebut diperkuat oleh hasil uji statistik uji F dan dilanjutkan BNT 1% menggunakan program

Minitab 14 diketahui berbeda nyata (signifikasi < 0,01). Aktivasi karbon aktif memiliki pengaruh terhadap hasil karakterisasi karbon aktif. Nilai angka iodin meningkat setelah melalui proses aktivasi fisika sebesar 646 mg/g. Hal tersebut diperkuat oleh hasil uji statistik uji F dan dilanjutkan BNT 1% menggunakan program Minitab 14 diketahui berbeda nyata (signifikasi < 0,01).

Pembuatan karbon aktif dari biji kelor yang digunakan sebagai adsorben, telah menunjukkan bahwa Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang indah, Pembuatan karbon aktif dari biji kelor yang digunakan sebagai adsorben, telah menunjukkan bahwa Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang indah,

“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Q.S. An-Nahl: 11).

Ayat ini menyebutkan beberapa tanaman yang ditumbuhkan Allah dari yang paling cepat layu, yang paling panjang usianya dan paling banyak manfaatnya seperti zaitun, kurma dan anggur (Shihab, 2002). Kaum yang memikirkan akan tanda-tanda kekuasaan-Nya tentu akan dapat mengambil pelajaran dan manfaat terhadap segala ciptaan-Nya. Sebagaimana memanfaatkan biji kelor sebagai bahan dasar pembuatan karbon aktif.

Manusia sebagai makhluk yang berakal mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab terhadap alam sekitarnya. Hal ini dijelaskan dalam Firman Allah surat Az-Zumar ayat 9:

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang- orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran .

Ayat di atas mengajak manusia untuk berpikir dengan beragam bentuk tentang segala hal, kecuali tentang zat Allah. Berpikir tidak hanya terbatas pada segi-segi materiil, namun menyentuh sisi-sisi maknawi (Qardhawi, 1998). Ayat tersebut menerangkan bahwa, sesungguhnya Allah mempunyai tujuan dalam segala penciptaannya, untuk itu manusia harus memikirkannya, karena manusia diberi Ayat di atas mengajak manusia untuk berpikir dengan beragam bentuk tentang segala hal, kecuali tentang zat Allah. Berpikir tidak hanya terbatas pada segi-segi materiil, namun menyentuh sisi-sisi maknawi (Qardhawi, 1998). Ayat tersebut menerangkan bahwa, sesungguhnya Allah mempunyai tujuan dalam segala penciptaannya, untuk itu manusia harus memikirkannya, karena manusia diberi

Tafsir Al Qurthubi menyebutkan bahwa orang – orang yang berilmu adalah mereka yang dapat mengambl manfaat dari ilmunya dan mengamalkannya. Siapa yang tidak mengamalkan ilmunya dan tidak bisa mengambil manfaat darinya, sama dengan orang yang tidak berilmu. “Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran,” yakni orang-orang yang berakal dari orang-orang yang beriman (Qurtubhi, 2009).

Tafsir surat Alimran ayat 190-191 menjelaskan bahwa apa yang diciptakan di langit dan bumi adalah untuk kehidupan, kebutuhan dan rizeki kalian (Thabari, 2008). Karbon aktif dapat digunakan untuk menunjang kehidupan manusia, bagaimana karbon aktif dibutuhkan untuk mengurangi limbah yang ada di lingkungan masyarakat, dimanfaatkan untuk menjernihkan minyak goreng bekas sehingga bisa dimanfaatkan kembali dan lain sebagainya, sehingga bagi orang- orang yang berfikir dapat memperoleh rizki dari pembuatan karbon aktif dari biji kelor yang semula tidak dimanfaatkan.