- V.54 -
No Indikator
Satuan 2014
Baseline 2018
2019 Sasaran Akhir
RPJMN
b Harmonisasi peraturan
perundangan Kajian
- 2 kajian:
Bidang TR dengan Bidang Kelautan
Bidang TR dengan Bidang
Pemerintahan Dalam Negeri
5
2 Meningkatnya kapasitas kelembagaan Bidang Tata Ruang
a Penyusunan Sistem Informasi
Penataan Ruang yang terpadu dan terintegrasi antara Pusat
dan Daerah Database
Penataan Ruang
- 1
1
3 Meningkatnya kualitas dan kuantitas RTR serta terwujudnya tertib pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang a
Penyelesaian penyusunan Perpres RTR KSN
RTR KSN 4
5 67
b Penyediaan peta skala 1:5.000
untuk RDTR RDTR
- 260
1.319
4 Meningkatnya kualitas pengawasan penyelenggaraan penataan ruang
a. Pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi penyelenggaraan penataan ruang
Kegiatan -
2 kegiatan: Penyusunan NSPK
Monitoring dan Evaluasi Monev
penyelenggaraan penataan ruang
Monev implementasi
RTRWN 5
Arah kebijakan
1. Meningkatkan ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis dicapai melalui: a penyusunan peraturan perundangan Pengelolaan Ruang Udara Nasional PRUN; b
penyusunan regulasi turunan UU No. 272007; c harmonisasi antar peraturan perundangan; d integrasi RTR dengan rencana pembangunan.
2. Meningkatkan pembinaan kelembagaan penataan ruang dicapai melalui: a optimasi kinerja lembaga penyelenggara penataan ruang; b pembentukan perangkat PPNS; c
peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha; dan d penyusunan sistem informasi penataan ruang.
- V.55 - 3. Meningkatkan kualitas pelaksanaan penataan ruang dicapai melalui: a peningkatan
kualitas seluruh produk RTR; b penyusunan peraturan zonasi yang menjamin implementasi RTR; c percepatan penyediaan peta skala 1: 5.000 untuk RDTR; dan d
peningkatan efektivitas pengendalian pemanfaatan ruang.
4. Melaksanakan evaluasi penyelenggaraan penataan ruang, melalui pemantauan dan evaluasi yang terukur.
Selain itu, dalam rangka mendukung arahan Presiden Republik Indonesia, pada Tahun 2018 Bidang Tata Ruang akan melakukan kegiatan: a Penyusunan Masterplan di 4 empat Kota
Baru yaitu Makassar, Padang, Banjarbaru, dan Maja; dan b Kajian Kesesuaian Tata Ruang Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Mas, dan Kabupaten Katingan sebagai alternatif lokasi
pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia termasuk daya dukung dan daya tampung.
5.7.3 Perkotaan
Sasaran
Sasaran pembangunan wilayah dan tata ruang untuk pembangunan perkotaan tahun 2018 adalah sebagai berikut:
No Indikator
2014 Baseline
2018 2019
Sasaran Akhir RPJMN
1 Pembangunan kawasan metropolitan
baru di luar Pulau Jawa-Bali -
3 Kawasan Metropolitan
3 Kawasan Metropolitan
2 Peningkatan peran dan sekaligus
perbaikan manajemen pembangunan di kawasan perkotaan Metropolitan yang
sudah ada -
6 Kawasan Metropolitan
7 Kawasan Metropolitan
3 Optimalisasi kota otonom berukuran
sedang di Luar Jawa sebagai PKNPKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa
43 kota belum optimal
perannya 15 Kota Otonom
Sedang 20 Kota
Otonom Sedang
4 Inkubasi Kota Baru Publik
- 8+1
kota baru 10+1
kota baru
Sesuai RPJMN 2015-2019 Tambahan target setelah RPJMN 2015-2019 ditetapkan
Arah Kebijakan
Pembangunan perkotaan memiliki nilai penting dalam pemenuhan Nawacita ketiga yakni pengurangan kesenjangan dengan memperkuat kota di luar Jawa dan Bali. Kota-kota di
Indonesia perlu dipersiapkan untuk menjadi Kota Masa Depan Berkelanjutan yang mampu mengelola urbanisasi serta menghadapi tantangan perkotaan secara global. Arah
pembangunan perkotaan tahun 2018 untuk menjawab tantangan tersebut sekaligus untuk mendukung dua Prioritas Nasional yaitu: Perencanan Perumahan dan Kawasan Permukiman
serta Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan dengan arah kebijakan yang meliputi:
- V.56 - 1. Penguatan Tata Kelola Pembangunan Perkotaan, antara lain dengan:
a. Menyusun peraturan perundangan yang terkait dengan Pengelolaan Perkotaan, Standar Pelayanan Perkotaan SPP, Kebijakan Perkotaan dan berbagai peraturan
teknis lainnya dalam rangka perwujudan Kota Berkelanjutan; b. Mengembangkan sistem pengendalian dan fasilitasi pengelolaaan perkotaan dan
pemenuhan SPP dalam rangka perwujudan Kota Berkelanjutan; c. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota yang visioner dan inovatif;
d. Menyelenggarakan sosialisasi, pendidikan, pelatihan dan pembinaan bagi aparatur pemerintah dalam mengelola Kota Berkelanjutan;
e. Mempercepat pembangunan perkotaan melalui mekanisme dan lembaga kerjasama pembangunan antarkota dan antara kota-kabupaten, baik dalam negeri dan luar negeri
sister city; dan f. Meningkatkan kapasitas pemerintah kota melalui pencitraan kota city branding.
2. Pengembangan Wilayah, antara lain dengan: a. Mengembangkan wilayah perkotaan metropolitan dan besar dengan meningkatkan
peran dan fungsi kawasan metropolitan melalui: i Revitalisasi kelembagaan, penguatan kerangka hukum, dan penyediaan pendanaan; ii Merencanakan dan
menyediakan Standar Pelayanan Perkotaan SPP; iii Membangun kota hijau green city dalam skala; iv Mengembangkan kota yang berketahanan iklim dan bencana
resilient city; v Mengembangkan kota cerdas smart city yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal melalui penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi TIK;
b. Mengembangkan wilayah perkotaan Sedang melalui: i Mengembangkan simpul transportasi antar PKN dan PKW; iiMerencanakan dan menyediakan Standar
Pelayanan Perkotaan SPP dalam bentuk sarana prasarana permukiman, transportasi publik, sarana prasarana; iii Membangun kota hijau; iv Mengembangkan kota yang
berketahanan iklim dan bencana resilient city; dan
c.
Mengembangkan Kawasan Perkotaan di Kabupaten melalui: i Merencanakan dan menyediakan Standar Pelayanan Perkotaan SPP; ii Merencanakan dan
mengembangkan Kota Baru publik yang mandiri dan terpadu di sekitar kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa
– Bali
.
- V.57 - 5.7.4
Kawasan Strategis Sasaran
No. Indikator
2014 Baseline
2018 2019
Sasaran Akhir RPJMN
1. Pembangunan Kawasan Strategis
Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas KPBPB
4 KPBPB 4 KPBPB
4 KPBPB Kawasan Ekonomi Khusus
7 KEK 11 KEK
14 KEK
Arah Kebijakan
Arah kebijakan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas KPBPB yaitu meningkatkan nilai tambah dan nilai investasi kawasan melalui strategi:
1. Pengembangan potensi pariwisata dan hilirisasi industri di kawasan KPBPB 2. Pembangunan infrastruktur pendukung kawasan melalui skema KPBU
3. Optimalisasi peran dan fungsi Perizinan Terpadu Satu Pintu PTSP untuk mempermudah perizinan investasi
4. Optimalisasi pemanfaatan Balai Latihan Kerja BLK dan Politeknik untuk peningkatan kualitas SDM dan tenaga kerja profesional bidang industri
Arah kebijakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus KEK yaitu 1 mempercepat pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah terutama di luar Jawa dengan
memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah dan peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur; serta 2 meningkatkan pertumbuhan
investasi di luar Pulau Jawa melalui strategi:
1. Percepatan pengadaan lahan kawasan 2. Percepatan hilirisasi industri berdasarkan potensi wilayah
3. Percepatan pembangunan infrastruktur pendukung kawasan baik di dalam kawasan maupun di luar kawasan
4. Peningkatan kualitas SDM lokal di bidang industri dan pariwisata dengan pemanfaat Balai Latihan Kerja BLK dan Politeknik
5. Pengelolaan tata kelembagaan yang baik di Kawasan Ekonomi Khusus KEK 6. Peningkatan promosi investasi untuk menjaring lebih banyak investor
- V.58 - 5.7.5
Desentralisasi dan Otonomi Daerah Sasaran
Sasaran dalam implementasi desentralisasi dan otonomi daerah difokuskan pada beberapa hal sebagaimana tabel berikut.
No. Indikator
Satuan 2014
Baseline 2018
2019 Sasaran Akhir
RPJMN 1. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah
a. Rata-rata pajak retribusi KabKota
terhadap total pendapatan Persen
5,89 10
11 b.
Rata-rata pajak retribusi Provinsi terhadap total pendapatan
Persen 33,60
38 40
c. Rata-rata belanja modal KabKota
Persen 19,87
29,20 30
d. Rata-rata belanja modal Provinsi
Persen 16,22
26,44 30
e. Rata-rata belanja pegawai KabKota
Persen 42
38 35
f. Rata-rata belanja pegawai Provinsi
Persen 15
14 13
g. Rata-rata ketergantungan dana transfer
KabKota Persen
72,20 71
70 h.
Rata-rata ketergantungan dana transfer Provinsi
Persen 53,85
51,00 50
2. Peningkatan Kelembagaan dan Otonomi Daerah
a. Rata-rata kinerja maksimal DOB
Persen 52,85
68 70
b. Rata-rata kinerja minimal DOB
Persen 23,83
45 48
c. PTSP kondisi mantap
Persen 35,50
52 55
d.. Perda bermasalah
Jumlah Perda
350 e.
Penerapan SPM di daerah ProvKabKota
Persen 75
85 90
3. Peningkatan Kapasitas Aparatur Sipil Negara ASN di Daerah
a. Pengembangan kompetensi Aparatur
Sipil Negara di Daerah Angkatan
233 357
538
Saat ini pendekatan yang dilakukan adalah review rancangan Perda sehingga ditargetkan tidak ada lagi perda bermasalah yang ditetapkan