- IV.19 - 3. Peningkatan akses air minum dan sanitasi yang layak.
4. Menjamin ketahanan air untuk menjamin ketersediaan air baku untuk kebutuhan domestik. Sedangkan capaian dan sasaran umum tiap tahunnya adalah sebagai berikut:
TABEL 4.8 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
INDIKATOR 2014
Baseline 2015
Capaian 2016
Capaian 2017
Sasaran 2018
Sasaran Sasaran
Akhir RPJMN 2019
Akses Air Minum Layak
68,11 70,97
71,14 84,00
92,00 100,00
Akses Sanitasi Layak
69,42 Akses layak
61,08 Akses dasar
8,34 73,68
Akses layak 62,14
Akses dasar 11,54
76,37 Akses layak
67,20 Akses dasar
9,17 84,25
Akses layak 73,13
Akses dasar 11,12
92,12 Akses layak
79,07 Akses dasar
13,06 100,00
Akses layak 85,00
Akses dasar 15,00
Penanganan Kawasan
Permukiman Kumuh
Perkotaan Ha 38.431
35.291 32.828
23.328 21.337
Perencanaan Penanganan
Kumuh KabKota
116 212
212 335
Fasilitasi Penyediaan
Hunian Layak Juta Rumah
Tangga 0,1
0,3 0,8
1,2 2,2
Fasilitasi Peningkatan
Kualitas Rumah Tidak Layak Huni
Juta Rumah Tangga
3,4 3,3
3,2 3,1
3,0 1,9
Program Prioritas
Prioritas Nasional Perumahan dan Permukiman diwujudkan ke dalam dua program prioritas, yaitu i Program Prioritas Penyediaan Perumahan Layak, dan ii Program Prioritas Air Bersih
dan Sanitasi. Program Prioritas Penyediaan Perumahan Layak difokuskan untuk meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat miskin
terhadap hunian yang layak, aman, dan terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai. Pembangunan perumahan difokuskan untuk
mendukung: i fasilitasi penyediaan hunian layak melalui intervensi langsung pemerintah
- IV.20 - untuk 2,2 juta rumah tangga dan peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha; ii
fasilitasi peningkatan kualitas rumah tangga yang menempati hunian tidak layak untuk 1,5 juta rumah tangga; dan iii penurunan luas permukiman kumuh seluas 38.431 ha hingga tahun
2019.
Sementara itu, Program Prioritas Air Bersih dan Sanitasi difokuskan untuk menjamin pencapaian akses universal, dimana kinerja pembangunannya diindikasikan melalui: i
persentase akses air minum; dan ii persentase akses sanitasi. Akses air minum ditargetkan mencapai 100 persen di tahun 2019 dan akses sanitasi juga ditargetkan mencapai 100 persen
dengan proporsi akses layak 85 dan akses dasar 15 di tahun 2019.
Kegiatan Prioritas 1.
Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Penyediaan Perumahan Layak
Kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran Program Prioritas Penyediaan Perumahan Layak meliputi:
PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN
Penyediaan Perumahan
Layak
Air Bersih dan Sanitasi
Prioritas Nasional Program Prioritas
Kegiatan Prioritas
- IV.21 - a. Penciptaan Iklim Kondusif Penyediaan Rumah MBR untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi bisnis proses penyediaan perumahan terutama di bidang perizinan dan administrasi pertanahan.
b. Penyediaan dan Peningkatan Kualitas Perumahan MBR untuk membantu masyarakat memperoleh hunian yang layak melalui penyediaan rumah susun sederhana sewa,
rumah khusus,
prasarana sarana
utilitas dan
Bantuan Stimulan
PembangunanPeningkatan Kualitas Rumah Swadaya. c. Fasilitasi Pembiayaan Perumahan MBR dalam rangka meningkatkan keterjangkauan
masyarakat untuk memiliki rumah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan FLPP, Subsidi Selisih Bunga SSB, Bantuan Uang Muka BUM serta Bantuan
Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan BP2BT.
d. Pengentasan Permukiman Kumuh melalui penyusunan perencanaan dan penyediaan infrastruktur dasar permukiman terintegrasi pada kawasan-kawasan yang mengalami
penurunan kualitas di perkotaan dengan melibatkan peran serta masyarakat.
PENYEDIAAN PERUMAHAN
LAYAK
Penciptaan Iklim
Kondusif Penyediaan
Rumah MBR
Penyediaan dan
Peningkatan Kualitas
Perumahan MBR
Fasilitasi Pembiayaan
Perumahan MBR
Pengentasan Permukiman
Kumuh Prioritas Nasional
Program Prioritas Kegiatan Prioritas
- IV.22 -
TABEL 4.9 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS
PENYEDIAAN PERUMAHAN LAYAK No.
Kegiatan Prioritas Sasaran
Lokasi
1. Penciptaan Iklim
Kondusif Penyediaan Rumah MBR
Meningkatnya iklim kondusif dari seluruh rangkaian proses penyediaan
rumah. Nasional.
2. Penyediaan dan
Peningkatan Kualitas Perumahan MBR
Meningkatnya penyediaan hunian dan peningkatan kualitas hunian bagi MBR.
Rumah susun sewa: Kota Metropolitan, Kota Besar,
Kawasan Industri. Rumah susun milik: Tanjung
Barat, Pondok Cina, dan Bogor. Rumah Khusus: daerah pasca
bencana, pulau terpencil, daerah tertinggal, wilayah
perbatasan tenaga medis, pendidik, dan petugas
keamanan perbatasan.
Rumah Swadaya: Nasional. 3.
Fasilitasi Pembiayaan Perumahan MBR
Meningkatnya akses rumah tangga MBR ke fasilitas pembiayaan
perumahan. Nasional.
4. Pengentasan
Permukiman Kumuh Berkurangnya luasan permukiman
kumuh. 12 kawasan metropolitan
tercantum dalam RPJMN 2015-2019.
Terlaksananya bimbingan teknis penyusunan peraturan zonasi.
33 provinsi.
2. Kegiatan Prioritas pada Program Prioritas Air Bersih dan Sanitasi
Terkait dengan program prioritas Air Bersih dan Sanitasi, kegiatan prioritas yang dikembangkan akan difokuskan pada peningkatan akses air bersih dan sanitasi, serta
peningkatan ketersediaan air baku. Kegiatan prioritas peningkatan air bersih dan sanitasi meliputi i peningkatan kebutuhan layanan air minum dan sanitasi melalui penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat terkait air minum dan sanitasi termasuk menghilangkan praktek Buang Air Besar Sembarangan BABS; ii penyediaan infrastruktur air minum dan
sanitasi terintegrasi, serta iii; peningkatan manajemen layanan air minum dan sanitasi.
Sementara itu, kegiatan prioritas peningkatan ketersediaan air baku dilakukan melalui pembangunan sarana dan prasarana untuk menjamin ketersediaan air baku yang
berkualitas dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan air minum dan sanitasi.
- IV.23 -
TABEL 4.10 SASARAN KEGIATAN PRIORITAS PADA PROGRAM PRIORITAS
AIR BERSIH DAN SANITASI No.
Kegiatan Prioritas
Sasaran Lokasi
1. Peningkatan
Akses Air Bersih dan
Sanitasi Meningkatnya akses air minum layak dalam
rangka mencapai akses universal 2019. Meningkatnya akses layanan sanitasi yang aman
dalam rangka mencapai akses universal 2019. 296 kabkota yang memiliki akses air
minum rendah. 293 kabkota yang memiliki akses
sanitasi rendah. Daerah tertinggal, daerah perbatasan,
daerah kepulauan, kawasan kumuh, daerah rawan bencana.
Lokasi strategis nasional. Daerah yang memenuhi kriteria
kesiapan dengan baik. 2
Peningkatan Ketersediaan
Air Baku Terjaminnya ketersediaan air baku untuk
kebutuhan domestik seluruh Indonesia. Meningkatnya kualitas air baku untuk
kebutuhan domestik. Terlaksananya Gerakan Nasional Kemitraan
Penyelamatan Air. Tersusunnya Materi Teknis Pedoman Penataan
Ruang di sekitar situ embung pada 15 DAS. Tersedianya peta integrasi neraca spasial 4
komponen sumber daya alam untuk evaluasi tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.
15 Daerah Aliran Sungai DAS Prioritas.
Daerah tertinggal, daerah perbatasan, daerah kepulauan, kawasan kumuh,
daerah rawan bencana. Kota Metropolitan dan Kota Besar.
5 Daerah Aliran Sungai DAS Kritis. 15 Daerah Aliran Sungai DAS.
2 Daerah Aliran Sungai DAS
Prioritas.
AIR BERSIH DAN
SANITASI
Peningkatan Akses Air
Bersih dan Sanitasi
Peningkatan Ketersediaan
Air Baku
Prioritas Nasional Program Prioritas
Kegiatan Prioritas
- IV.24 -
4.4 Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata
Arah Kebijakan dan Sasaran Umum Sasaran Umum
TABEL 4.11 SASARAN UMUM PRIORITAS NASIONAL PENGEMBANGAN DUNIA
USAHA DAN PARIWISATA Sasaran
2014 Baseline
2015 2016
2017 2018
2019
1. Sasaran Pembangunan Pariwisata
Kontribusi terhadap PDB Nasional
4,2 4,2
4,0 5,5
a
5,5 8,0
Wisatawan mancanegara orang
9,2 juta 10,4 juta
b
12,0 juta
c
15,0 juta 17,0 juta
20,0 juta Wisatawan nusantara
orang 250 juta
255 juta 263 juta
b
265 juta 270 juta
275 juta Devisa Rp triliun
144,5 163,7
163,8 185,9
223,0 260,0
2. Sasaran Pembangunan Industri Pengolahan
Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan
4,7 4,3
4,3 4,8
f
4,8 - 5,3 8,6
Kontribusi PDB Industri 20,7
21,0 20,5
20,6
f
20,7 - 20,9 21,6
Kawasan Industri KI Kawasan Ekonomi Khusus
KEK 7 KEK
2 KI 7 KEK
3 KI 10 KEK
14 KI 12 KEK
3 KI 5 KEK
14 KI 14 KEK
3. Sasaran Peningkatan Investasi dan Ekspor
Pertumbuhan Investasi PMTB
4,9 5,0
4,5 5,4
f
6,0 - 6,6 12,1
Realisasi Investasi PMA dan PMDN RpTriliun
- 545,4
612,8 678,8
f
765 933,0
Kontribusi PMDN -
32,9 35,3
36,3 37,6
38,9 Pertumbuhan ekspor
produk nonmigas -1,0
9,8 -0,3
10,5
f
5,0-7,0 12,3
Rasio ekspor jasa terhadap PDB
- 2,6
2,6 2,9
2,6 – 2,7
3,5 Kontribusi produk
manufaktur terhadap total ekspor
- 45,1
48,2 51,0
57,0 65,0
- IV.25 -
Sasaran 2014
Baseline 2015
2016 2017
2018 2019
4. Sasaran Penciptaan Lapangan Kerja
d
Penyediaan lapangan kerja orang
- 191,2 ribu
3,59 juta + 2,0 juta
+ 2,0 juta + 2,0 juta
Tenaga kerja formal 40,5
42,25 42,4
46,0 48,0
51,0 Pelatihan kerja orang
1.921.283
e
875.129 570.839
1.100.000 1.300.000
1.300.000 Sertifikasi orang
576.887
e
587.004 371.172
260.000 300.000
400.000
Sumber: RPJMN 2015-2019 data baseline 2014 dan target 2019, KementerianLembaga dan BPS data realisasi 2015 dan 2016, RKP 2017 target 2017, kecuali PDB pariwisata
Keterangan:
a
Target usulan Kementerian Pariwisata
b
Data realisasi dari Kementerian Pariwisata yang mencakup wisatawan mancanegara yang masuk melalui pos lintas batas negara PLBN
c
Data realisasi sementaraprognosa Kementerian Pariwisata yang mencakup wisatawan mancanegara yang masuk melalui PLBN dan angka perkiraan dengan metode mobile positioning data. Jumlah wisatawan mancanegara menurut BPS untuk tahun
2016 adalah 11,5 juta termasuk wisatawan mancanegara yang masuk melalui PLBN.
d
Realisasi 2015 dan 2016 berdasarkan data Sakernas periode Agustus
e
Akumulasi dari tahun 2011 hingga 2014
f
Angka perkiraan tahun 2017
Arah Kebijakan
Prioritas nasional pengembangan dunia usaha dan pariwisata diarahkan untuk mendorong investasi di pusat-pusat pertumbuhan baru dalam rangka mencapai target pertumbuhan
ekonomi. Program-program prioritas yang akan dilaksanakan diharapkan dapat menjawab tantangan pada tahun 2018 yaitu peningkatan daya saing industri pengolahan, pariwisata,
ekspor, dan investasi, yang didukung pusat-pusat pertumbuhan baru dan tenaga kerja yang berdaya saing, produktif, dan kompeten. Secara rinci arah kebijakan pengembangan dunia
usaha dan pariwisata, yaitu:
1. Peningkatan kontribusi sektor pariwisata, peningkatan daya saing tiga kawasan
pariwisata, dan peningkatan kesiapan destinasi wisata prioritas lainnya melalui dukungan: i pemasaran pariwisata nasional; ii pembangunan destinasi pariwisata; iii
pembangunan industri pariwisata, dan iv pembangunan kelembagaan pariwisata.
2. Percepatan pengembangan lima Kawasan Ekonomi Khusus KEK prioritas berbasiskan
potensi ekonomi wilayah didorong melalui: i percepatan hilirisasi pengolahan Sumber Daya Alam SDA; ii percepatan pembangunan konektivitasinfrastruktur; iii
pengembangan Sumber Daya Manusia SDM dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Iptek; iv pengembangan regulasi dan kebijakan; serta v perbaikan iklim investasi
dan iklim usaha.
- IV.26 - 3.
Percepatan pembangunan tiga Kawasan Industri KI dan peningkatan kesiapan KI lainnya, terutama di luar Jawa berdasarkan keunggulan wilayah yang didukung dengan
percepatan pembangunan infrastruktur, dan energi, serta pengembangan SDM.
4. Pembenahan iklim investasi di pusat dan daerah, melalui deregulasi peraturan,
penguatan PTSP daerah dan standardisasi perizinan, penyelesaian masalah investasi, pemanfaatan dan penyaluran dana repatriasi untuk investasi, serta peningkatan
perlindungan konsumen dan persaingan usaha.
5. Penciptaan lapangan kerja seluas-luasnya yang didorong dengan peningkatan iklim
ketenagakerjaan dan hubungan industrial, melalui: a percepatan penyempurnaan UU Ketenagakerjaan, terutama harmonisasi dengan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional; b
mendorong terlaksananya perundingan bipartit untuk menghasilkan kesepakatan bersama di tingkat perusahaan; dan c penguatan sistem pengawasan ketenagakerjaan
dengan menyelesaikan penataan kelembagaan.
6. Pengembangan keahlian tenaga kerja melalui: a peningkatan keterpaduan dan
efektivitas sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi; b penguatan kemitraan azas triple helix yang mendorong relevansi dan inovasi program pelatihan
dengan industri; dan c penguatan layanan informasi pasar kerja terutama di Kawasan IndustriKawasan Ekonomi Khusus.
7. Peningkatan populasi dan daya saing industri, serta penguatan pertumbuhan ekonomi
kreatif yang didukung perbaikan ekosistem, kualitas SDM, kualitas produk, penguatan rantai pasok, dan penerapan teknologi.
8. Peningkatan perdagangan luar negeri melalui peningkatan kinerja ekspor barang dan jasa
terutama pada sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Program Prioritas
Prioritas Nasional Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata mencakup 5 Program Prioritas yang disajikan pada Gambar 4.11. Program prioritas difokuskan untuk mempercepat
pembangunan pusat-pusat pertumbuhan di luar Pulau Jawa, dan daya saing perekonomian melalui: 1 Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata; 2 Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi
Khusus KEK; 3 Pengembangan 3 Kawasan Industri; 4 Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja; dan 5 Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa. Setiap Program
Prioritas diuraikan lebih lanjut ke dalam Kegiatan Prioritas sebagaimana terdapat pada Gambar 4.12 sampai dengan Gambar 4.16.