Terlaksananya pemagangan berbasis kompetensi di industri i.

- IV.46 - No. Kegiatan Prioritas SasaranIndikator Lokasi  hasil inovasi teknologi limbah padat sawit untuk energi sebanyak 1 pilot project;  Pusat.  jumlah pilot plant inovasi teknologi bioenergi sebanyak 1 unit;  Pusat.  model pengembangan bioenergi berbasis tanaman lokal mobile plant biodiesel multifeed stock di 3 lokasi; dan  Pulau Papua, Pulau Jawa, dan Kepulauan Nusa Tenggara.  hasil inovasi teknologi gasifikasi dan biomethanolbioethanol sebanyak 1 pilot plant.  Pusat.

4. Pengembangan

Industri Penunjang EBT dan Konservasi Energi a. Tersusunnya regulasi terkait insentif untuk industri penggerak EBT dalam negeri, dengan indikator:  jumlah regulasi insentif pajak untuk Industri Dalam Negeri Penggerak EBT sebanyak 1 rancangan regulasi.  Pusat. b. Meningkatnya teknologi pengembangan EBT dan konservasi energi dalam negeri, dengan indikator:  jumlah paket revitalisasi sarana pengujian kualitas teknologi solar PV yang dilaksanakan sebanyak 1 paket revitalisasi peralatan; dan  Pusat.  jJumlah paket revitalisasi fasilitas laboratorium riset energi, termasuk teknologi bersih, teknologi biomassa dan energi terbarukan lainnya sebanyak 3 cluster peralatan.  Pusat.

5. Pengembangan

Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil Small Grid System a. Terwujudnya pemanfaatan teknologi Small Grid System:  jumlah unit pilot plant Smart Micro Grid kawasan perdesaan danatau perkotaan yang terbangun sebanyak 1 unit; dan  jumlah PLTS Terpusat sebanyak 9 unit.  Kepulauan Nusa Tenggara.  Tersebar. b. Terwujudnya penyediaan energi pra elektrifikasi, dengan indikator:  jumlah unit Lampu Tenaga Surya Hemat Energi LTSHE sebanyak 175.782 unit.  Pulau Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

6. Implementasi

Teknologi Bersih dan Efisien Terwujudnya penerapan konservasi energi dan teknologi energi bersih, dengan indikator:  jumlah rekomendasi Investment Grade Audit IGA sebanyak 6 rekomendasiobjek;  jumlah jenis peralatan yang menjadi objek pelaksanaan mandatory Standar Kinerja Energi Minimum SKEM dan Label Hemat Energi sebanyak 2 jenis SKEM;  Pusat.  Pusat.  jumlah dokumen FS untuk implementasi teknologi Under Ground Coal Gasification UCG di Indonesia sebanyak 3 dokumen FS, Basic Design, dan DED; dan  Pulau Sumatera.  jumlah hasil inovasi teknologi testing protokol pengujian peralatan listrik sebanyak 1 unit alat uji.  Pusat. - IV.47 - No. Kegiatan Prioritas SasaranIndikator Lokasi

7. Penyempurnaan

feed-in tariff, subsidi, dan kelembagaan EBT Tersusunnya formulasi harga, besaran, serta regulasi penerapan subsidiinsentif pengembangan EBT, dengan indikator:  jumlah regulasi pembentukan dana ketahanan energi sebanyak 1 regulasi.  Pusat.

2. Program Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Energi

Program Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Energi diterjemahkan ke dalam 6 enam Kegiatan Prioritas, yaitu: 1 pembangunan pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik; 2 peningkatan kapasitas infrastruktur minyak dan gas bumi; 3 peningkatan cadangan minyak dan gas bumi; 4 pembentukan cadangan penyangga energi; 5 peningkatan produksi minyak dan gas bumi; dan 6 pemenuhan DMO batubara dan gas bumi. PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI Pembangunan Pembangkit, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Peningkatan Cadangan Minyak dan Gas Bumi Pembentukan Cadangan Penyangga Energi Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi Pemenuhan DMO Batubara dan Gas Bumi Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas - IV.48 - TABEL 4.19 SASARAN PADA PROGRAM PRIORITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI No. Kegiatan Prioritas SasaranIndikator Lokasi

1. Pembangunan

pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga listrik a. Terbangunnya pembangkit listrik, beserta jaringan transmisi dan gardu induk, dengan indikator:  jumlah rekomendasi pengendalian pembangunan pembangkit listrik 5.956 MW sebanyak 1 rekomendasi;  jumlah rekomendasi pengendalian pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk 12.681 kms34.552 MVA sebanyak 1 rekomendasi;  jumlah rekomendasi pengendalian pembangunan jaringan distribusi dan gardu distribusi 24.938 kms363 MVA sebanyak 1 rekomendasi;  data dan penyiapan informasi geospasial tematik ketenagalistrikan sebanyak 3 peta; dan  Pusat.  Pusat.  Pusat.  Pusat.  jumlah provinsi yang menerima bimtek penyusunanpeninjauan kembali RTRW dan penyusunan RDTR untuk mengakomodir rencana pembangunan pembangkit listrik sebanyak 34 provinsi.  Pusat. b. Terlaksananya penetapan harga energi listrik serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran:  jumlah rekomendasi terkait subsidi listrik tepat sasaran sebanyak 1 rekomendasi.  Pusat. 2 Peningkatan kapasitas infrastruktur minyak dan gas bumi a. Terbangunnya infrastruktur gas bumi, dengan indikator:  jumlah jaringan gas bumi untuk Rumah Tangga yang dibangun sebanyak 105.828 SR;  ruas pipa transmisi jaringan gas yang dibangun sepanjang 42 km;  dukungan percepatan pembangunan ruas pipa transmisi dan distribusi gas bumi sepanjang 555 km penambahan tahun 2018;  jumlah instalasi pengujian izin tipe meter gas dan instalasi uji meter gas untuk program jaringan gas sebanyak 2 instalasi;  dokumen FSFEEDDEDC jaringan gas kota sebanyak 25 FSFEEDDEDC; dan  Pulau Jawa, Papua, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.  Pulau Kalimantan dan Papua.  Pulau Sumatera dan Jawa.  Pulau Jawa.  Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.  data Infrastruktur Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 1 paket data.  Pusat. - IV.49 - No. Kegiatan Prioritas SasaranIndikator Lokasi b. Terbangunnya infrastruktur minyak bumi, dengan indikator:  dokumen perencanaan pembangunan dan pengembangan kilang minyak grass root dan RDMP sebanyak 4 dokumen FEEDBFS.  Pulau Jawa dan Kalimantan. c. Terlaksananya konversi BBM ke BBG, dengan indikator:  jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk nelayan sebanyak 20.145 unit; dan  Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, dan Kalimantan.  jumlah konverter unit BBM ke BBG untuk kendaraan sebanyak 1.800 unit. d. Terlaksananya penetapan harga BBM dan LPG serta penerapan kebijakan subsidi yang tepat sasaran melalui:  jumlah paket konversi minyak tanah ke LPG 3 kg sebanyak 155.846 paket; dan  sistem LPG tabung 3 kg tepat sasaran yang diimplentasikan di 29 lokasi.  Pulau Jawa dan Sumatera.  Pulau Papua  Pusat. 3. Peningkatan cadangan minyak dan gas bumi Terselenggaranya kegiatan eksplorasi migas untuk peningkatan penemuan cadangan baru melalui:  rekomendasi hasil survei Pengkayaan Data Dasar ESDM dan Konsepsi Geologi Kelautan Strategis 2200 KM Seismik 2D sebanyak 1 rekomendasi;  rekomendasi hasil survei Energi Migas Kelautan 4000 KM Seismik 2D sebanyak 1 rekomendasi; dan  data dan informasi migas seismik di 3 wilayah.  Sekitar Kepulauan Maluku dan Sekitar Pulau Jawa.  Sekitar Pulau Papua dan Sekitar Pulau Jawa Bali.  Sekitar Pulau Sulawesi dan Sekitar Pulau Kalimantan. 4. Pembentukan cadangan penyangga energi Tersedianya cadangan penyangga energi melalui:  rekomendasi strategis penyediaan dan pengelolaan Cadangan Penyangga Energi sebanyak 2 paket kebijakan.  Pusat. 5. Peningkatan produksi minyak dan gas bumi Meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional dan nonkonvensional, dengan indikator:  jumlah WK Migas konvensional yang ditawarkan sebanyak 8 WK;  WK di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.  jumlah WK Migas nonkonvensional yang ditawarkan sebanyak 2 WK;  WK di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.  jumlah regulasi migas yang direvisi UU Migas sebanyak 1 rancangan PP;  Pusat.