- V.58 - 5.7.5
Desentralisasi dan Otonomi Daerah Sasaran
Sasaran dalam implementasi desentralisasi dan otonomi daerah difokuskan pada beberapa hal sebagaimana tabel berikut.
No. Indikator
Satuan 2014
Baseline 2018
2019 Sasaran Akhir
RPJMN 1. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah
a. Rata-rata pajak retribusi KabKota
terhadap total pendapatan Persen
5,89 10
11 b.
Rata-rata pajak retribusi Provinsi terhadap total pendapatan
Persen 33,60
38 40
c. Rata-rata belanja modal KabKota
Persen 19,87
29,20 30
d. Rata-rata belanja modal Provinsi
Persen 16,22
26,44 30
e. Rata-rata belanja pegawai KabKota
Persen 42
38 35
f. Rata-rata belanja pegawai Provinsi
Persen 15
14 13
g. Rata-rata ketergantungan dana transfer
KabKota Persen
72,20 71
70 h.
Rata-rata ketergantungan dana transfer Provinsi
Persen 53,85
51,00 50
2. Peningkatan Kelembagaan dan Otonomi Daerah
a. Rata-rata kinerja maksimal DOB
Persen 52,85
68 70
b. Rata-rata kinerja minimal DOB
Persen 23,83
45 48
c. PTSP kondisi mantap
Persen 35,50
52 55
d.. Perda bermasalah
Jumlah Perda
350 e.
Penerapan SPM di daerah ProvKabKota
Persen 75
85 90
3. Peningkatan Kapasitas Aparatur Sipil Negara ASN di Daerah
a. Pengembangan kompetensi Aparatur
Sipil Negara di Daerah Angkatan
233 357
538
Saat ini pendekatan yang dilakukan adalah review rancangan Perda sehingga ditargetkan tidak ada lagi perda bermasalah yang ditetapkan
- V.59 -
Arah Kebijakan
Arah kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMN Tahun 2015-2019 dalam menjawab berbagai tuntutan, permasalahan dan tantangan dalam
penyelenggaraan pemerintahan di masa mendatang adalah : 1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah;
2. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah; dan 3. Peningkatan Kemampuan Fiskal dan Kinerja Keuangan Daerah.
Dalam mencapai sasaran-sasaran pokok tersebut didukung oleh beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Guna mendorong kemandirian fiskal daerah dan perbaikan tata kelola keuangan daerah didukung melalui pelaksanaan deregulasi dan harmonisasi pengaturan pajak dan retribusi
daerah, kerjasama kepemilikan modal BUMD antara Pemda dan pihak ketiga, penyelesaian permasalahan aset daerah terkait kemudahan investasi di daerah, peningkatan kapasitas
aparatur di bidang keuangan daerah, dan peningkatan kualitas belanja APBD;
2. Untuk mempercepat peningkatan rata-rata belanja modal provinsi dilakukan dengan memperbaiki kualitas belanja dan memastikan agar penggunaan Dana Transfer Umum
DBH dan DAU sebesar sekurang-kurangnya 25 digunakan untuk belanja infrastruktur layanan dasar publik yang berorientasi pada pengurangan kemiskinan sesuai dengan arah
kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2018;
3. Untuk mendukung daya saing dan iklim investasi daerah dilaksanakan melalui penerapan PTSP Prima di daerah KabKota dan pembuatan sistem e-monev PTSP yang dilaksanakan
oleh Kementerian Dalam Negeri; 4. Peningkatan kualitas pelayanan dasar di daerah akan didukung melalui pelaksanaan
penerapan SPM di 6 enam bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, sosial dan trantibumlinmas serta penerapan NSPK. Untuk mempercepat penerapan SPM di
daerah dilakukan dengan: 1 Mempercepat penetapan Peraturan Pemerintah tentang Standar Pelayanan Minimal SPM dan penetapan aturan pelaksanaan penerapan SPM oleh
masing-masing KementerianLembaga pengampu; 2 Melakukan sosialisasi seluruh regulasi yang telah ditetapkan serta mendorong daerah untuk menginternalisasikan jenis
layanan dasar SPM kedalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah; dan 3 Meningkatkan koordinasi antar-kementerian serta antara pemerintah pusat dan daerah
dalam mengkonsolidasikan penerapan SPM di daerah; dan
5. Pengembangan kompetensi aparatur sipil negara di daerah dilaksanakan melalui Diklat pengembangan kompetensi teknis manajemen pemerintahan, kompetensi fungsional dan
kompetensi lainnya.
- V.60 -
5.8 BIDANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA
Sasaran
Sasaran utama bidang pembangunan sarana dan prasarana pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:
No Indikator
2014 Baseline
2018 2019
Sasaran Akhir RPJMN
Sub bidang Perumahan dan Permukiman 1.
Meningkatnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah MBR terhadap hunian layak
a. Tersalurkannya bantuan pembiayaan perumahan rumah tangga
- 689.812
1,35 juta kumulatif
- KPR FLPP rumah tangga 76.063
115.000 900.000
- KPR Swadaya rumah tangga -
5.000 450.000
- Subsidi Selisih Bunga rumah tangga -
225.000 -
kegiatan baru - Bantuan Uang Muka rumah tangga
- 344.500
476.000 - Bantuan Pembiayaan Perumahan
Berbasis Tabungan rumah tangga -
312 -
kegiatan baru b. Terfasilitasinya penyediaan hunian layak
melalui pembangunan baru rumah tangga
- 16.996
850.000 kumulatif
- Rusunawa unit sarusun 39.168
5.996 550.000
- BSPS Pembangunan Baru unit -
6.000 250.000
- Rumah Khusus unit 1.991
5.000 50.000
c. Terfasilitasinya penyediaan hunian layak melalui peningkatan kualitas secara
swadaya rumah tangga 3,4 juta
174.000 1,9 juta kumulatif
- BSPS Peningkatan Kualitas unit 153.621
174.000 1,5 juta
2. Berkurangnya kawasan permukiman kumuh menjadi 0 persen
a. Meningkatnya kualitas permukiman
kumuh daerah perkotaan -
1.991 Ha Berkontribusi pada
penanganan 38.431 Ha kawasan
permukiman kumuh
b. Meningkatnya kualitas permukiman
kawasan khusus -
200 Ha Berkontribusi pada
penanganan 38.431 Ha kawasan
permukiman kumuh