e. Pola Makan
Setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam
sehingga pH saliva menurun dan terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan bekerja menetralisir asam dan membantu
proses remineralisasi. Namun, apabila makanan berkarbonat terlalu sering dikonsumsi, maka email gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan
sempurna sehingga terjadi karies.
4
Misalnya, derajat penderita karies gigi di Palembang relatif tinggi. Salah satu penyebabnya adalah makanan yang berpotensi menimbulkan kerusakan gigi, yaitu empek-
empek. Empek-empek terbuat dari sagu, sehingga mengandung karbohidrat dan zat gula. Karbohidrat yang tinggi akan membuat karang gigi menjadi tebal. Kandungan cuka dalam
cairan yang ditambahkan pada empek-empek juga tidak bagus untuk gigi, khususnya juga untuk anak di bawah usia delapan tahun. Kandungan fluor dalam gigi anak usia di bawah
delapan tahun belum kuat menahan cuka.
35
f. Kebersihan Mulut Oral Higiene
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan karies adalah plak. Telah dicoba membandingkan insidens karies gigi selama 2 tahun pada 429 orang mahasiswa
yang menyikat giginya dengan teratur setiap habis makan dengan mahasiswa yng menyikat giginya pada waktu bangun tidur dan malam pada waktu sebelum tidur, ternyata bahwa
golongan mahasiswa yang menyikat giginya secara teratur rata-rata 41 lebih sedikit kariesnya dibandingkan dengan golongan lainnya.
33
Universitas Sumatera Utara
g. Merokok
Nicotine yang dihasilkan oleh tembakau dalam rokok dapat menekan aliran saliva, yang menyebabkan aktivitas karies meningkat. Dalam hal ini karies ditemukan lebih tinggi pada
perokok dibandingkan dengan bukan perokok.
36
2.7. Pencegahan 2.7.1. Pencegahan Primordial