Kebiasaan Makan Umur TINJAUAN PUSTAKA

Makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasiemail. 18

2.4.4. Faktor Waktu

18 Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. 4 Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini.

2.5. Kebiasaan Makan

Pada zaman modern ini, banyak kita jumpai jenis-jenis makanan yang bersifat manis, lunak dan mudah melekat misalnya permen, coklat, bolu, biscuit dan lain-lain. Di mana biasanya makanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Makanan ini karena sifatnya yang lunak maka tidak perlu pengunyahan sehingga gampang melekat pada gigi dan bila tidak segera dibersihkan maka akan terjadi proses kimia bersama dengan bakteri dan air ludah yang dapat merusak email gigi. 23 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan pada dasarnya adalah: Universitas Sumatera Utara a. Faktor ekstrinsik yang berasal dari luar manusia seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya serta lingkungan ekonomi. b. Faktor intrinsik yang berasal dari dalam diri manusia, seperti: asosiasi emosional, keadaan jasmani dan kejiwaan yang sedang sakit serta penilaian yang lebih terhadap mutu makanan juga merupakan faktor intrinsik. 24 Penelitian Nizel 1981 pada anak umur 6 tahun di Inggris yang dikutip oleh Kosasih 2007 menguraikan bahwa makanan yang berbentuk lunak dan lengket dapat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit karies gigi. Beliau juga menguraikan tentang adanya hubungan antara zat gizi seperti vitamin dan mineral, protein hewani dan nabati, serta karbohidrat yang terkandung dalam makanan sehari-hari dapat mempengaruhi terjadinya penyakit karies gigi. Hal ini yang perlu mendapat perhatian tidak hanya nutrisi saja, tetapi cara mengonsumsi jenis makanan dan waktu pemberian, karena semua ini akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Sukrosa adalah salah satu jenis karbohidrat yang terkandung dalam makanan lainnya yang merupakan substrat untuk pertumbuhan bakteri yang pada akhirnya akan meningkatkan proses terjadinya karies gigi. 25 2.6. Epidemiologi Karies Gigi 2.6.1. Distribusi Frekuensi Masalah karies gigi masih mendapat perhatian karena sampai sekarang penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut, yaitu penyakit tertinggi keenam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia dan menempati urutan keempat penyakit termahal dalam pengobatan. 26 Berdasarkan survey kesehatan gigi yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Gigi Departemen Kesehatan RI pada tahun 1994, ternyata jumlah masyarakat yang berkunjung Universitas Sumatera Utara maupun pasien yang dirujuk ke rumah sakit karena menderita penyakit gigi dan mulut akibat karies gigi menduduki jumlah terbesar yaitu 53,05. 27 Karies merupakan penyakit yang paling sering dijumpai di rongga mulut, di Indonesia lebih dari 90 penduduknya menderita karies. 28 Karies gigi merupakan penyakit kronis, mengalami proses kerusakan jaringan yang bila dibiarkan berlanjut akan menyebabkan kehilangan gigi yang terkena karies tersebut. 29 Status karies gigi menurut karakteristik penduduk Indonesia Profil Kesehatan Gigi dan Mulut Tahun 1999: a. Prevalensi karies berdasarkan jenis kelamin : Laki-laki 90,05 dan Perempuan 91,67 b. Prevalensi karies berdasarkan daerah : Urban 91,06 dan Rural 90,84 c. Prevalensi karies berdasarkan pulau : Jawa dan Bali 86,59, Sumatera 94,41, Kalimantan 94,85, Sulawesi 99,28 d. Prevalensi karies berdasarkan umur : 12 tahun 76,62, 15 tahun 89,38, 18 tahun 83,50, 35-44 tahun 94,56, dan 65 tahun ke atas 98,57. 30 Karies gigi menyerang semua tingkatan usia dan semua ras dari seluruh tempat di dunia. Sehingga karies gigi telah menjadi masalah umum masyarakat, universal dan perlu mendapat perhatian yang serius karena prevalensinya yang cepat meningkat di banyak negara. Penelitian Greene dan Suomi 1997 menunjukkan bahwa di kebanyakan negara berkembang, lebih dari 95 penduduknya terkena karies. 29 Menurut penelitian Natamiharja tahun 1998 yang dikutip oleh Rusiawati 2002 pada anak usia 6-13 tahun di 2 SD di Medan terdapat anak dengan karies pada molar pertama 49,69 dan molar kedua 42,92 sedangkan murid bebas karies 7,39. 12 Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian Nurmala Situmorang 2004 di 2 Kecamatan Kota Medan menyatakan bahwa status kesehatan gigi dan mulut penduduk masih buruk. Hal ini dapat dilihat dari tingginya prevalensi karies gigi dengan DMF-T; 80,83 responden mempunyai gigi dengan lesi karies; 50,83 responden gigi dicabut dan hanya 21,11 gigi ditambal. 31 Berdasarkan penelitian Al-Malik 2006 di Saudi Arabia, dari 300 sampel anak-anak dengan usia 6-7 tahun terdapat 288 anak 96 terkena karies gigi, dan hanya 12 orang 4 yang tidak terkena karies gigi. Dari 288 sampel yang terkena karies tersebut terdapat 146 50,7 laki-laki dan 142 49,3 perempuan. 32 Penyakit gigi dan mulut di mana karies gigi termasuk di dalamnya menempati peringkat ke empat penyakit termahal dalam hal pengobatan. 6

2.6.2. Determinan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Selain faktor langsung etiologi, juga terdapat faktor-faktor tidak langsung yang disebut sebagai faktor resiko luar, yang merupakan faktor predisposisis dan faktor penghambat terjadinya karies yaitu umur, jenis kelamin, sosial ekonomi, penggunaan fluor, jumlah bakteri, dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi. Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut khususnya karies tidak terlepas dari kebiasaan merokokpenggunaan tembakau, konsumsi alkohol, kebersihan rongga mulut yang tidak baikdan diet makanan. 30,33

a. Umur

34 Hasil studi menunjukkan bahwa lesi karies dimulai lebih sering pada umur yang spesifik. Hal ini berlaku terutama sekali pada umur anak-anak namun juga pada orang dewasa. Kelompok umur berisiko tersebut adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Umur 1-2 tahun Studi oleh Kohler et all 1978,1982, bahwa pada ibu-ibu dengan saliva yang mengandung banyak Streptococcus mutans sering menularkannya kepada bayi mereka segera setelah gigi susunya tumbuh, hal ini menyebabkan tingginya kerentanan terhadap karies. 2. Umur 5-7 tahun Studi oleh Carvalho et all 1989 menunjukkan bahwa pada masa ini permukaan oklusal kunyah gigi molar pertama sedang berkembang, pada masa ini gigi rentan karies sampai maturasi kedua pematangan jaringan gigi selesai selama 2 tahun. 3. Umur 11-14 tahun Merupakan usia pertama kali dengan gigi permanen keseluruhan. Pada masa ini gigi molar kedua rentan terhadap karies sampai maturasi kedua selesai. 4. Umur 19-22 tahun Adalah kelompok umur berisiko pada usia remaja. Pada masa ini gigi molar ke tiga rentan karies sampai maturasi keduanya selesai. Di usia ini pula biasanya orang-orang meninggalkan rumah untuk belajar atau bekerja di tempat lain, yang selanjutnya dapat menyebabkan perubahan tidak hanya gaya hidup tapi juga pada kebiasaan makan dan menjaga kebersihan mulut.

b. Jenis Kelamin

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

2 50 132

Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 47 115

Karakteristik Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Tuberkulosis Paru yang Dirawat Inap di RSUD DR. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2011-2016

1 7 116

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 5 140

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 15

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 2

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 8

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 4

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 25

Cover Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 16