Sistem Pemungutan Pajak Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

terhadap minuman keras, sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan. Demikian pula terhadap barang mewah. Contoh : 1. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras. 2. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang- barang mewah guna mengurangi gaya hidup konsumtif. 3. Tarif pajak ekspor sebesar 0 PPN, mendorong ekspor produk Indonesia di pasaran dunia.

4. Sistem Pemungutan Pajak

Adapun beberapa sistem pemungutan pajak berdasarkan wewenang menentukan besarnya pajak terutang adalah sebagai berikut : a. Official Assesment System Yaitu sistem pemungutan pajak dimana yang mempunyai wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar terletak pada fiskus atau aparat pemungut pajak. Ciri- ciri Official Assesment System : 1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus. 2. Wajib pajak bersifat pasif 3. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak SKP. b. Self Assesment system Universitas Sumatera Utara Yaitu sistem pemungutan pajak dimana mempunyai wewenang untuk menentukan besarnya pajak terletak pada wajib pajak. c. With Holding System Yaitu sistem pemungutan pajak wewenang pemungutan pajaknya terletak pada pihak ketiga. B. PENGERTIAN PAJAK DAERAH Pemungutan pajak daerah yang saat ini didasarkan pada Undang undang Nomor 18 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah menjadi Undang- undang Nomor. 34 tahun 2000 dengan mengatur pengertian tentang Pajak Daerah, yang disebut dengan Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Sedangkan pengertian pajak daerah menurut Erly Suandi 2000 : 41 yaitu, pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah yang pelaksanaanya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Dispenda, pajak daerah diatur dalam undang- undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD. Menurut Mardiasmo 2003 :98 pajak daerah yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan balas jasa langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Universitas Sumatera Utara pemerintah daerah dan pembangunan daerah juga menigkatkan sumber penerimaan daerah. Sedangkan menurut Rochmat Soemitro 1997 :110 Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh daerah- daerah yang diantaranya yaitu daerah yang mengetahui darimana sumber pendapatanya yang berasal dari daerah itu sendiri seperti, provinsi, kotapraja, kabupaten kota. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pajak daerah merupakan pungutan oleh daerah dan bertujuan untuk pembiayaan rumah tangga daerah dimana pajak tersebut dipungut dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah bersangkutan dan menyederhanakan berbagai pungutan daerah dalam rangka mengurangi biaya tinggi serta menyederhanakan sistem dan administrasi perpajakan untuk memperkuat pondasi penerimaan daerah khususnya daerah kabupaten kota, dengan mengefektifkan jenis pajak tertentu yang potensial guna kepentingan daerah tersebut.

C. PENGERTIAN PAJAK HOTEL 1. Pengertian Pajak Hotel

Pajak Hotel merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah kabupaten Asahan yang telah memberikan kontribusinya terhadap penerimaan daerah, yang dikenakan atas beberapa kriteria tertentu sesuai dengan pengertian pajak hotel itu sendiri. Adapun pengertian Pajak Hotel menurut Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pajak Hotel di Kabupaten Asahan adalah pajak atas hotel pelayanan hotel dan penginapan. Pengertian pajak hotel selanjutnya disebut Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir)

14 153 102

Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

3 76 99

Prosedur Pemungutan Pajak Hotel Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

3 72 58

Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintahan Kabupaten Karo

3 78 76

Prosedur Pemungutan Pajak Hotel Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

4 63 64

Tinjauan Atas Prosedur Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung

0 11 161

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 3

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 2

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

1 3 26

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 1 8