Subjek, Objek, Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Hotel.

pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan Peraturan Perundang- undang yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk menginap istirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan pengertian hotel tersebut adalah : a. Hotel merupakan suatu bangunan, lembaga, perusahaan atau badan usaha akomodasi. b. Menyediakan fasilitas pelayanan saja yakni penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya. c. Fasilitas dan pelayanan tersebut dipergunakan untuk umum. d. Hotel berfungsi sebagai tempat tinggal sementara waktu.

2. Subjek, Objek, Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Hotel.

Pada Pajak Hotel dikenal istilah Subjek Pajak, yang berdasarkan peraturan daerah kabupaten Asahan Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pajak Hotel Kabupaten Asahan adalah orang pribadi dan atau badan yang melaksanakan pembayaran atas pelayanan hotel penginapan.Sementara itu, yang menjadi wajib pajak adalah pengusaha hotel penginapan yang menerima memungut pembayaran dari subjek Universitas Sumatera Utara pajak. Adapun pengertian pengusaha hotel dari kalimat di atas adalah perorangan atau badan yang menyelenggarakan usaha hotel penginapan untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dari atas nama pihak yang menjadi tanggungannya. Konsumen yang menikmati pelayanan hotel merupakan subjek pajak yang membayar menanggung sedangkan pengusaha hotel bertindak sebagai wajib pajak yang diberikan kewenangan umtuk memungut pajak dari konsumen subjek pajak dan melaksanakan kewajiban perpajakan lainnya. Objek pajak hotel yang dikenakan terhadap pajak hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran di hotel meliputi : a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek, antara lain : gubuk pariwisata cottage, motel, wisma pariwisata, hotel, dan losmen. b. Pelayanan penunjang antara lain telepon, faksimili., telex, fotokopi, pelayanan cuci, setrika, taksi dan pengangkutan lainnya, yang disediakan atau dikelola hotel penginapan. c. Fasilitas olah raga dan hiburan antara lain pusat kebugaran yang disediakan oleh hotel penginapan. d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atu pertemuan di hotel penginapan. Pada pajak hotel, tidak semua pelayanan yang diberikan oleh penginapan dikenakan pajak, terdapat beberapa pengecualian yang tidak termasuk objek pajak yaitu : a. Pelayanan tinggal di asrama dan pondok pesantren. Universitas Sumatera Utara b. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan di hotel penginapan dengan pembayaran yang dipergunakan oleh bukan tamu yang menginap di hotel penginapan. c. Pertokaoan, perkantoran, perbankan, salon yang dipakai oleh umum hotel penginapan. d. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel penginapan dan dapat dimanfaatkan oleh umum. Pajak hotel pada dasarnya menganut System Self Assesment, dimana wajib pajak menganut, menyetor, melunasi dan melaporkan pajaknya sendiri berdasarkan kesadaran wajib pajak itu. Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya wajib pajak dapat diwakili oleh pihak tertentu yang di perkenankan oleh undang- undang dan peraturan daerah tentang pajak hotel. Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel penginapan. Sedangkan pembayaran adalah jumlah uang yang harus dibayarkan maupun penggantian yang seharusnya diminta wajib pajak sebagai penukar atas pemakaian jasa tempat penginapan dan fasilitas penunjang termasuk pula semua tambahan dengan nama apapun juga dilakukan berkaitan dengan usaha hotel. Tarif pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10 sepuluh persen dari dasar pengenaan. Universitas Sumatera Utara D. TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK HOTEL Tata cara pembayaran Pajak Hotel menurut Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor : 13 Tahun 2001 Sebagai berikut : 1 Wajib Pajak wajib mempergunakan billbond kuitansi tanda bukti pembayaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. 2 Pembayaran Pajak yang terutang dilakukan di kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh kepala Daerah, apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke kas Daerah selambat- lambatnya 1 x 24 jam atau dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Kepala Daerah. 3 Pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan menggunakan SSPD. 4 Bentuk , jenis, isi, ukuran SSPD, dan tata cara pembayaran serta tanggal jatuh tempo pembayaran pajak terutang ditetapkan oleh Kepala Daerah. 5 Tanda terima dari jumlah pembayaran sebagai dasar pengenaan pajak hotel berupa Bill Bond Kwitansi Tanda Bukti Pembayaran dibuat rangkap 3 tiga yang penggunaanya harus dibubuhi tanggal dan tanda tangan oleh wajib pajak dan lembaran pertama diberikan kepada subjek pajak lembaran kedua diserahkan kepada Dinas Pendapatan Kabupaten Asahan, Lembaran Ketiga untuk wajib pajak. Sebelum pendapatan Kabupaten Asahan. 6 Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas. Universitas Sumatera Utara 7 Warna dan bentuk billbond kwitansi tamda bukti pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat 4 ditentukan oleh kepala daerah. 8 Pajak yang terutang dilunasi selambat- lambatnya 30 tiga puluh hari sejak diterbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah STPD atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar SKPDKB atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan SKPDKBT, atau Surat Keputusan Pembetulan atau Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. 9 Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak dengan dikenakan bunga sebesar 2 dua persen sebulan setelah permohonan wajib pajak memenuhi persyaratan yang ditentukan. 10 Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan keputusan kepala daerah.

E. PENAGIHAN a. Tata Cara Penagihan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir)

14 153 102

Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

3 76 99

Prosedur Pemungutan Pajak Hotel Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

3 72 58

Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintahan Kabupaten Karo

3 78 76

Prosedur Pemungutan Pajak Hotel Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

4 63 64

Tinjauan Atas Prosedur Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung

0 11 161

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 3

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 0 2

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

1 3 26

PENGARUH KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat)

0 1 8