No. Tingkat Pendidikan
Frekuensi Persentase
1. Tidak Sekolah
2. Tamat SD
3. Tamat SLTPSederajat
4. Tamat SLTASederajat
5 42
5. AkademiDiploma
4 33
6. SarjanaS-1
2 17
7. Pasca Sarjana S-2
1 8
Total 12
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Dari tabel diatas terlihat bahwa partisipan yang jumlah atau persentase paling besar adalah penduduk yang tamat sekolah SLTASederajat sebesar 5 partisipan atau
42, kemudian tamat Akademi Diploma 4 Partisipan atau 33, tamat Sarjana S-1 2 partisipan atau 17, dan masing-masing tamat Pasca Sarjan S-2 1 partisipan 8.
Sedangkan partisipan yang tidak tamat SLTP, SD dan tidak tamat sekolah tidak ada.
4.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian
Tabel.6 Jawaban informan tentang Pemerintahan Mukim telah menjadi lembaga pemerintahan resmi di dalam Pemerintahan Aceh dan Republik Indonesia
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase 1.
Tahu 12
100 2.
Ragu – ragu 3.
Tidak tahu Total
12 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua partisipan atau 100 menjawab
mengetahui bahwa pemerintahan Imeum Mukim sekarang telah resmi menjadi pemerintahan seperti yang tercantum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Universitas Sumatera Utara
Pemerintahan Aceh pada Bab XV dengan judul Mukim dan Gampong dan Qanun Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Mukim.
Tabel. 7 Jawaban informan tentang adanya Pemerintahan Imeum Mukim dalam Kecamatan Idi Tunong Kab. Aceh Timur Provinsi Aceh.
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase 1.
Tahu 11
92 2.
Ragu – ragu 1
8 3.
Tidak tahu Total
12 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa partisipan yang mengetahui adanya
Pemerintahan Imeum Mukim dalam Kecamatan Idi Tunong sebanyak 11 partisipan atau 92 dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 partisipan atau 8. Sedangkan
informan yang menjawab tidak tahu adalah tidak ada. Hal ini disebabkan karena kebanyakan informan telah lama tinggal dalam Kemukiman dan tahu keadaan
daerahnya. Sebagian besar informan juga orang yang punya pendidikan tinggi dan selalu tanggap dengan setiap perubahan yang terjadi di daerah tersebut.
Tabel. 8 jawaban informan tentang Keberadaan Pemerintahan Imeum Mukim dalam Kemukiman Blang Siguci.
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase 1.
Baik 10
83 2.
Kurang Baik 2
17 3.
Tidak Baik Total
12 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa masyarakat kemukiman Blang Siguci
dapat merasakan keberadaan Imeum Mukim. Hal ini dapat dilihat pada tingginya frekuensi partisipan yang mengetahui keberadaan Pemerintahan Imeum Mukim
sebanyak 10 partisispan atau 83 dan 2 partisipan atau 17 yang menjawab kurang baik. Sedangkan yang informan yang menjawab tidak baik adalah tidak ada.
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 9 jawaban informan tentang Imeum Mukim membuat perencanaan yang melibatkan semua pihak yang berkepentingan termasuk masyarakat atau yang dikenal
dengan perencanaan partisipatif. No. Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Pernah
8 67
2. Ragu – ragu
4 33
3. Tidak pernah
Total 12
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kebanyakan informan pernah dilibatkan dalam perencanaan partisipatif yang diadakan oleh Imeum Mukim yaitu sebanyak 8
partisipan atau 67 dan yang menjawab ragu – ragu adalah sebanyak 4 partisipan atau 33. Sedangkan yang informan yang menjawab tidak pernah adalah tidak ada.
Apabila dilihat dari Kedudukan Mukim sebagai unit pemerintahan yang membawahi beberapa Gampong yang berada langsung di bawah dan bertanggung
jawab kepada Camat. Maka Imeum Mukim menjadi pengkoordinir dan penyampai aspirasi masyarakat dalam suatu Kemukiman untuk merencanakan pembangunan
daerah. Mukim juga mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan peningkatan pelaksanaan Syari’at
Islam. Yang semuanya memihak pada kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhan dan kearifan lokal.
Tabel.10 jawaban informan tentang Peranan Imeum Mukim dalam perencanaan partisipatif.
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase 1.
Baik 11
92 2.
Kurang Baik 1
8 3.
Tidak Baik Total
12 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingginya peranan Imeum mukim dalam perencanaan partisipatif sebanyak 11 partisipan atau 92 dan yang menjawab kurang
baik yaitu sebanyak 1 partisipan atau 8. Sedangkan yang informan yang menjawab tidak baik adalah tidak ada.
Dari data ini dapat dilihat bahwa Imeum Mukim mempunyai peranan yang tinggi dalam mengadakan atau mencetus adanya perencanaan yang partsispatif.
Karena kebanyakan masyarakat merasa bahwa apabila dipimpin oleh seseorang yang baik maka akan membawa kepada kesuksesan.
Tabel.11 Jawaban informan tentang Imeum Mukim melakukan koordinasi dengan Geusyik dalam merencanakan pembangunan dan melibatkan masyarakat dalam setiap
perencanaan. No. Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Ya
11 92
2. Kadang – kadang
1 8
3. Tidak pernah
Total 12
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perlunya Imeum Mukim melakukan koordinasi dengan Geusyik dalam merencanakan pembangunan dan melibatkan
masyarakat dalam setiap perencanaan yaitu sebanyak 11 partisipan atau 92 dan yang menjawab kadang - kadang yaitu sebanyak 1 partisipan atau 8. Sedangkan
yang informan yang menjawab tidak pernah adalah tidak ada. Tabel.12 jawaban informan Imeum Mukim mampu membuat keputusan yang
mengikat sesuai dengan peraturan yang berlaku dan adat setempat. No. Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Mampu
8 67
2. Ragu – ragu
4 33
3. Tidak mampu
Total 12
100
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa informan masih mempercayai bahwa
Imeum Mukim mampu membuat aturan yang berlaku dan sesuai dengan adat setempat. Partisipan yang menjawab mampu yaitu sebanyak 8 partisipan atau 67
dan yang menjawab ragu – ragu adalah sebanyak 4 partisipan atau 33. Sedangkan yang informan yang menjawab tidak pernah adalah tidak ada.
Masyarakat masih menilai bahwa Imeum Mukim harus lebih ditingkatkan kemampuan bidang yudikatif sehingga memudahkan dalam membuat aturan yang
tidak bertentangan dengan pemerintah daerah dan pusat. Tetapi mereka juga melihat kemampuan Imeum Mukim menerapkan aturan secara adat lebih baik dibandingkan
hukum nasional karena memang masyarakat sendiri merasa lebih adil adanya hukum adat yang ganjarannya juga demi kebaikan bersama.
Tabel.13 jawaban informan tentang perlunya Pemerintah
Kecamatan dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
melalui Pemerintahan Mukim sehingga tidak langsung pada Geusyik Gampong.
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase 1.
Ya 12
100 2.
Ragu – Ragu 3.
Tidak Total
12 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa partisipan yang menganggap perlunya
Pemerintah Kecamatan melakukan urusan pemerintahan melalui Pemerintahan Imeum Mukim yaitu sebanyak 12 partisipan atau 100 . Sedangkan informan yang
menjawab ragu – ragu dan tidak perlu adalah tidak ada. Dari data ini menunjukkan bahwa masyarakat megharapkan Imeum Mukim
berperan lebih dominan atau aktif dibandingkan dengan Camat dalam melakukan suatu perencanaan yang melibatkan keikutsertaan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel.14 jawaban informan tentang tingkat penerimaan keputusan dan arahan Imeum Mukim dalam perencanaan partisipatif, yaitu:
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase 1.
Tinggi 12
100 2.
Sedang 3.
Tidak Peduli Total
12 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh masyarakat atau 12
partisipan100 menjawab menerima keputusan Imeum Mukim dan sangat menghormatinya. Terutama dalam memusyawarahkan atau membuat suatu
perencanaan yang menyangkut kepentingan masyarakat seluruhnya. Gambaran ini dapat menunjukkan bahwa kharismatik atau reputasi seorang
Imeum Mukim cukup baik, sehingga ketika Imeum Mukim membuat keputusan dan melakukan pengarahan maka dengan senang hati masyarakat senantiasa menerima
atau mengikutinya. Tabel.15 tentang
Imeum Mukim pernah menyelesaikan sengketa yang
timbul didalam masyarakat secara adat.
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase 1.
Pernah 7
58 2.
Ragu – ragu 4
34 3.
Tidak Pernah 1
8 Total
12 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 7 partisipan atau 58
menjawab Imeum Mukim pernah menyelesaikan sengketa yang timbul secara adat. Yang menjawab ragu – ragu sebanyak 4 partisipan atau 34 karena mereka
berpendapat Imeum Mukim tidak dapat meneruskan masalah yang ada ke tingkat pengadilan. Sedangkan yang menjawab tidak pernah yaitu sebanyak 1 partisipan atau
Universitas Sumatera Utara
8 disebabkan lebih suka meluruskan masalah lewat Undang-Undang dan aturan yang berlaku.
Tabel.16 tentang pemahaman partisipan tentang perencanaan partisipatif No. Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Tahu
10 83
2. Ragu-ragu
2 17
3. Tidak tahu
Total 12
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Kemukiman Blang Siguci pada umumnya mengerti dan memahami tentang perencanaan partisipatif di daerah
tersebut. Hal ini dapat dilihat ada sebanyak 10 partisipan atau 83 dari 12 partisipan yang menyatakan hal tersebut. Kemudian di dukung oleh Imeum Mukim Blang Siguci
Tgk. Ilyas Yacob yang menyatakan : “sebagian besar masyarakat kita tahu apa itu perencanaan yang melibatkan
semua orang, karena sudah menjadi adat kami membicarakan masalah yang menyangkut kemashlahatan umat secara bersama-sama untuk menghindari
percekcokan di kemudian hari”.
Menurut masyarakat, perencanaan partisipatif merupakan perencanaan yang melibatkan mereka didalamnya untuk membicarakan program-program pembangunan
atau lainnya yang akan dilaksanakan kemudian. Keadaan seperti ini merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam implementasi perencanaan partisipatif, karena jika
masyarakat telah mengerti maka mereka juga akan mengetahui apa yang akan menjadi hak dan kewajhibannya dalam pembangunan. Sehingga dengan demikian
diharapkan akan terealisasinya perwujudan partisipasi masyarakat di Kemukiman Blang Siguci secara maksimal.
Tabel.17 tentang adanya sosialisasi tentang cara melaksanakan perencanaan partisipatif.
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase
Universitas Sumatera Utara
1. Ada
6 50
2. Jarang
2 17
3. Tidak ada
4 33
Total 12
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Tabel tersebut memperlihatkan bahwa sosialisasi yang dilakukan masih kurang dan hanya diikuti oleh sebagian orang. Sebanyak 6 partisipan atau 50
menjawab sosialisasi pernah dilakukan, 2 partisipan atau 17 menjawab ragu-ragu dan 4 partisipan atau 33 menjawab tidak pernah dilakukan sosialisasi tentang
perencanaan partisipatif. Berdasarkan data tersebut, terlihat dengan jelas kurangnya sosialisasi tentang
perencanaan partisipatif oleh pemerintah kepada masyarakat. Hal tersebut juga sama seperti yang disampaikan oleh tokoh Faisal, A.Md Kep. tokoh Pemuda Gampong
Buket Teukuh yang menyatakan: “Sosialisasi tentang perencanaan partisipatif belum begitu memadai seperti
dalam melatih training pemuda tentang perencanaan partisipatif agar dapat mengamalkan tata cara melakukan perencanaan partisipatif nantinya. Terkesan
pemerintah kurang memberdayakan kami, hanya mengandalkan penyuluhan sesaat saja”.
Pemerintah harus melakukan kaderisasi dalam menjalankan program tertentu tidak cukup mengandalkan tenaga penyuluhan. Karena pelibatan masyarakat ikut
menentukan arah pembangunan suatu daerah sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Keterlibatan masyarakat diharapakan dapat menjadi mitra aparatur pemerintah dalam
membenahi kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi. Tabel.18 tentang seringnya dilaksanakan perencanaan partisipatif.
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase 1.
Sering 6
50 2.
Jarang 2
17 3.
Tidak pernah 4
33 Total
12 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa partisipan yang menjawab sering dilaksanakan perencanaan partisipatif yaitu sebanyak 6 partisipan atau 50, jarang
dilaksanakan oleh 2 partisipan dan sebanyak 4 partisipan menjawab tidak pernah dilkukan perencanaan partisipatif.
Tabel.19 Pelibatan masyarakat dalam perencanaan partisipatif No. Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Pernah
1 8
2. Kadang – Kadang
9 75
3. Tidak pernah
2 17
Total 12
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pelibatan masyarakat dalam perencanaan partisipatif masih kurang baik. Seperti yang dijawab oleh 9 partisipan atau 75.
Sedangkan yang mengatakan tidak baik yaitu 2 partisipan atau 17 dan yang mengatakan baik sebanyak 1 partisipan atau 8. Berdasarkan hasil wawancara
dengan masyarakat Kemukiman Blang Siguci, diperoleh data bahwa selama ini perencanaan partisipatif hanya dihadiri oleh beberapa orang yang dianggap kompeten
seperti aparatur Gampong, Tuha Peut atau Lapan dan Imeum Mukim. Berikut petikan wawancara dengan dengan M.Nasir masyarakat Kemukiman Blang Siguci:
“saya sangat menyayangkan masyarakat tidak semuanya bisa ikut atau didengarkan pendapatnya karena keputusan yang diambil terlalu cepat oleh aparatur
pemerintahan sehingga matang belum pada saatnya”. Tabel.20 Pentingnya perencanaan partisipatif masyarakat Kemukiman Blang Siguci.
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase 1.
Penting 10
84 2.
Kurang penting 1
8 3.
Tidak penting 1
8 Total
12 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar partisipan menyatakan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan atau lainnya. Hal
ini dapat dilihat dari persentase jawaban diatas yang sebagian besar menyatakan “ya” tentang pentingnya perencanaan partisipatif dalam masyarakat yaitu sebanyak 10
partisipan atau 84 dari 12 partisipan. Masing-masing sebanyak 1 partisipan atau 8 menjawab kurang penting dan tidak penting.
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat Kemukiman Blang Siguci telah menyadari tentang pentingnya pentingnya perencanaan partisipatif dalam
pembangunan atau lainnya. Kondisi ini di dukung oleh pernyataan salah seorang masyarakat Kemukiman Blang Siguci :
“Perencanan yang partisipatif sangat dibutuhkan dalam menyukseskan suatu program atau proyek karena masyarakat tahu apa yang akan dikerjakan dan manfaat
yang didapat setelah semua berjalan dengan baik. Kami bisa melakukan swadaya untuk menyukseskannya seperti dana, tenaga kerja, pengawasan dan evaluasi
nantinya. Karena selama ini terkesan bahwa kami tidak bisa menjalankan program, tetapi sebenarnya kami tidak pernah diberi kesempatan untuk mandiri dan terlalu
diatur oleh pemerintah pusat.”M. Ali Basyah Husen, Masyarakat Kemukiman Blang Siguci
Keadaan seperti ini merupakan sesuatu yang sangat menguntungkan bagi perwujudan partisipatif masyarakat, karena dukungan penuh masyarakat dan harapan
menyuksekannya menjadi modal utama dalam keberhasilan suatu perencanaan. Implementasi atau pelaksanaan perencanaan partisipatif dapat bergerak salah satunya
ialah dengan adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam pembangunan atau lainnya. Tinggal lagi bagaimana hal ini mendapat dukungan dari
pihak terkait agar partisipasi masyarakat dapat terwujud dengan baik. Tabel.21 Jawaban partisipan tentang pelaksanaan perencanaan partisipatif di
Kemukiman Blang Siguci No. Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Baik
7 58
Universitas Sumatera Utara
2. Ragu-ragu
3 25
3. Tidak baik
2 17
Total 12
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7 partisipan atau 58 menjawab pelaksanaan perencanaan partisipatif berjalan dengan baik. Partisipan yang menjawab
ragu-ragu sebanyak 3 partisipan atau 25 dan yang menjawab tidak baik sebanyak 2 partisipan atau 17.
Pelaksanaan perencanaan partisipatif masih ada hambatan dan tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Kebanyakan dipengaruhi oleh kurangnya sosialisasi
dan percepatan realisasi perencanaan yang dibuat. Tabel.22 jawaban partisipan tentang hambatan dalam melakukan perencanaan
partisipatif masyarakat Kemukiman Blang Siguci. No. Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Ada
10 84
2. Ragu-ragu
1 8
3. Tidak
1 8
Total 12
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Kemukiman Blang Siguci pada umumnya mengatakan terdapat hambatan dalam perencanaan partisipatif yaitu
sebanyak 10 partisipan atau 84. Dan masing-masing 1 partisipan atau 8 yang menyatakan Ragu-ragu dan tidak ada hambatan dalam perencanaan partisipatif.
Salah satu hambatan dalam perencanaan partisipatif masyarakat Kemukiman Blang Siguci adalah adanya kesibukan atau aktifitas masing-masing anggota
masyarakat sehingga susah dipertemukan dalam lingkup se-Kemukiman. Informasi diatas diperkuat oleh hasil wawancara dengan Imeum Mukim Kemukiman Blang
Siguci Tgk. Ilyas Yacob sebagai berikut, “Hambatan terbesar dari masyarakat kita adalah susahnya mempertemukan
masyarakat se-Kemukiman karena alasan mencari nafkah rumah masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga mereka tetap harus melaksanakan keputusan rapat walaupun tidak hadir. Karena itu sudah menjadi kesepakatan dengan perserta yang tidak bisa menghadiri
suatu musyawarah”.
Dari pernyataan diatas, maka kita dapat mengatakan bahwa dalam pelaksanaan perencanaan partisipatif masih banyak terdapat hambatan-hambatan yang perlu
mendapat tanggapan dari berbagai pihak untuk diseleasaikan. Hambatan tersebut juga tidak menjadi kendala berarti jika semua melaksanakan perencanaan partisipatif
dengan penuh suka cita. Tabel.23 tentang kesesuaian Perencanaan partisipatif sekarang dengan kebutuhan
atau keinginan masyarakat No. Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Sesuai
4 34
2. Ragu-ragu
2 17
3. Tidak sesuai
6 49
Total 12
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Tabel diatas menunjukkan sebanyak 4 partisipan atau 34 menjawab sesuai perencanaan yang dibuat dengan keinginan masyarakat. Sedangkan yang menjawab
ragu-ragu sebanyak 2 partisipan atau 17 dan yang menjawab tidak sesuai sebanyak 6 partisipan atau 49 . Adanya ketidakpuasan tersebut karena belum tergeraknya
masyarakat untuk membangun daerah, hanya bersifat tempat tinggal masing-masing. Belum adanya kesepakatan pendapat tersebut menyebabkan semua berjalan sesuai
keinginan masing – masing. Seharusnya semua bisa disatukan dalam satu cita yang sama.
Tabel.24 jawaban partisipan tentang pendayagunaan bahansumber daya lokal semaksimal mungkin
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase 1.
Sudah 3
25 2.
Jarang 2
17 3.
Belum 7
58 Total
12 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan sebanyak 3 partisipan atau 25 menjawab pedayagunaan sumberdaya lokal sudah maksimal. Sedangkan yang menjawab ragu-
ragu sebanyak 2 partisipan atau 17 dan yang menjawab tidak sesuai sebanyak 7 partisipan atau 58 .
Tabel.25. tentang kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat No. Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Efektif
5 42
2. Kurang efektif
3. Tidak efektif
7 58
Total 12
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Partisipan yang menjawab kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat berjalan dengan baik sebanyak 5 orang atau 42 dan yang menjawab tidak efektif
sebanyak 7 partisipan atau 58. Kerjasama yang ada sekarang belum begitu efektif karena adanya ketimpangan wewenang antar pejabat pemerintahan. Masalah yang ada
di masyarakat sering saling melimpahkan sehingga sering terjadi kebuntuan penyelesaian.
Data ini diambil untuk mengetahui apakah didaerah tersebut memiliki pedoman tentang perencanaan partisipatif dalam pembangunan dan sejauhmana
partisipan mengetahui dan mengerti tentang peraturan perencanaan partisipatif yang ada didaerah tersebut. Hal ini dirasa penting karena pedoman tersebut merupakan
salah satu wujud dari implementasi perencanaan partisipatif. Tabel.26 tentang Keberadaan pedoman perencanaan partisipatif masyarakat
Kemukiman Blang siguci No. Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Tahu
2. Kurang mengetahui
1 8
3. Tidak tahu
11 92
Total 12
100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar partisipan menyatakan tidak ada pedoman tentang perencanaan partisipatif yaitu sebanyak 11 partisipan atau
92. Yang menjawab kurang mengetahui sebanyak 1 partisipan atau 8. Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa belum adanya pedoman yang
mengatur tentang perencanaan partisipatif masyarakat di daerah tersebut. Hal ini di dukung oleh pernyataan hasil wawancara dengan Imeum Mukim
Kemukiman Blang Siguci Tgk. Ilyas Yacob sebagai berikut, “Pedoman baku tentang perencanaan partisipatif belum ada di tempat kita,
tetapi masyarakat telah lama mengenal adanya perencanaan dan pengerjaan secara bersama dan ikut berpartisipasi seikhlas mungking sesuai dengan kemampuannya
sesuai dengan Hadih Maja orang Aceh meunyo ka meupakat, adak lampoh jrat pih ta peugala yang artinya kalau kita sudah sepaka apapun konsekuensinya kita
tanggung”.
Hal seProvinsi Aceha juga diuangkapkan oleh Cekmah, S.Pd, M.Pd pemerhati adat Kemukiman Blang Siguci sebagai berikut:
“sejauh yang saya tahu memang belum ada aturan yang mengatur tentang perencanaan partisipatif. Menurut saya memang pihak terkait harus membuat
pedoman tersebut agar arah perencanaan dan pelaksanaan lebih teratur tidak bergeser dari tujuan sebenarnya.”
Tabel.27 Jawaban partisipan mengenai tujuan dari perencanaan lebih cenderung kepada kemandirian masyarakat
No. Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase 1.
Ya 2
17 2.
Ragu-ragu 1
8 3.
Tidak 9
75 Total
12 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010
Sebagian besar masyarakat Kemukiman Blang Siguci mengatakan bahwa pelaksanaan perencanaan partisipatif di tempat mereka buruk dan belum
memandirikan masyarakat setempat yaitu sebanyak 9 partisipan atau 75, menjawab
Universitas Sumatera Utara
ragu-ragu sebanyak 1 partisipan atau 8 dan menjawab tidak baik sebanyak 2 partisipan atau 17.
Pengalaman masyarakat sebelumnya mengatakan bahwa mereka hanya diajarkan untuk menerima hasil yang dicapai dan menjaga yang sudah dibangun.
Sebenarnya perencanaan partisipatif ikut menjamin terlaksananya pembangunan yang sesuai dengan keinginan masyarakat dan tepat sasaran. Mereka juga lebih bisa
mandiri dalam merencanakan pembangunan daerah. Sebagaimana diungkapkan oleh Pemerhati Kemukiman yaitu M. Ali Basyah yaitu:
“Kami sangat bisa membangun daerah kami, karena kami tahu apa yang menjadi kebutuhan sekarang dan nanti. Kesempatan yang kurang diberikan oleh
pemerintah yang menjadi kendala utama. Hal lainnya yaitu pemerintah lebih suka menghabiskan anggaran daripada mendayagunakannya dengan cara membangun
asal jadi yang penting selesai”.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISA DATA