Deskripsi Data Variabel Penelitian

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase 1. Tidak Sekolah 2. Tamat SD 3. Tamat SLTPSederajat 4. Tamat SLTASederajat 5 42 5. AkademiDiploma 4 33 6. SarjanaS-1 2 17 7. Pasca Sarjana S-2 1 8 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas terlihat bahwa partisipan yang jumlah atau persentase paling besar adalah penduduk yang tamat sekolah SLTASederajat sebesar 5 partisipan atau 42, kemudian tamat Akademi Diploma 4 Partisipan atau 33, tamat Sarjana S-1 2 partisipan atau 17, dan masing-masing tamat Pasca Sarjan S-2 1 partisipan 8. Sedangkan partisipan yang tidak tamat SLTP, SD dan tidak tamat sekolah tidak ada.

4.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian

Tabel.6 Jawaban informan tentang Pemerintahan Mukim telah menjadi lembaga pemerintahan resmi di dalam Pemerintahan Aceh dan Republik Indonesia No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Tahu 12 100 2. Ragu – ragu 3. Tidak tahu Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua partisipan atau 100 menjawab mengetahui bahwa pemerintahan Imeum Mukim sekarang telah resmi menjadi pemerintahan seperti yang tercantum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Universitas Sumatera Utara Pemerintahan Aceh pada Bab XV dengan judul Mukim dan Gampong dan Qanun Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Mukim. Tabel. 7 Jawaban informan tentang adanya Pemerintahan Imeum Mukim dalam Kecamatan Idi Tunong Kab. Aceh Timur Provinsi Aceh. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Tahu 11 92 2. Ragu – ragu 1 8 3. Tidak tahu Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa partisipan yang mengetahui adanya Pemerintahan Imeum Mukim dalam Kecamatan Idi Tunong sebanyak 11 partisipan atau 92 dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 partisipan atau 8. Sedangkan informan yang menjawab tidak tahu adalah tidak ada. Hal ini disebabkan karena kebanyakan informan telah lama tinggal dalam Kemukiman dan tahu keadaan daerahnya. Sebagian besar informan juga orang yang punya pendidikan tinggi dan selalu tanggap dengan setiap perubahan yang terjadi di daerah tersebut. Tabel. 8 jawaban informan tentang Keberadaan Pemerintahan Imeum Mukim dalam Kemukiman Blang Siguci. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Baik 10 83 2. Kurang Baik 2 17 3. Tidak Baik Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa masyarakat kemukiman Blang Siguci dapat merasakan keberadaan Imeum Mukim. Hal ini dapat dilihat pada tingginya frekuensi partisipan yang mengetahui keberadaan Pemerintahan Imeum Mukim sebanyak 10 partisispan atau 83 dan 2 partisipan atau 17 yang menjawab kurang baik. Sedangkan yang informan yang menjawab tidak baik adalah tidak ada. Universitas Sumatera Utara Tabel. 9 jawaban informan tentang Imeum Mukim membuat perencanaan yang melibatkan semua pihak yang berkepentingan termasuk masyarakat atau yang dikenal dengan perencanaan partisipatif. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Pernah 8 67 2. Ragu – ragu 4 33 3. Tidak pernah Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kebanyakan informan pernah dilibatkan dalam perencanaan partisipatif yang diadakan oleh Imeum Mukim yaitu sebanyak 8 partisipan atau 67 dan yang menjawab ragu – ragu adalah sebanyak 4 partisipan atau 33. Sedangkan yang informan yang menjawab tidak pernah adalah tidak ada. Apabila dilihat dari Kedudukan Mukim sebagai unit pemerintahan yang membawahi beberapa Gampong yang berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Maka Imeum Mukim menjadi pengkoordinir dan penyampai aspirasi masyarakat dalam suatu Kemukiman untuk merencanakan pembangunan daerah. Mukim juga mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan peningkatan pelaksanaan Syari’at Islam. Yang semuanya memihak pada kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhan dan kearifan lokal. Tabel.10 jawaban informan tentang Peranan Imeum Mukim dalam perencanaan partisipatif. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Baik 11 92 2. Kurang Baik 1 8 3. Tidak Baik Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingginya peranan Imeum mukim dalam perencanaan partisipatif sebanyak 11 partisipan atau 92 dan yang menjawab kurang baik yaitu sebanyak 1 partisipan atau 8. Sedangkan yang informan yang menjawab tidak baik adalah tidak ada. Dari data ini dapat dilihat bahwa Imeum Mukim mempunyai peranan yang tinggi dalam mengadakan atau mencetus adanya perencanaan yang partsispatif. Karena kebanyakan masyarakat merasa bahwa apabila dipimpin oleh seseorang yang baik maka akan membawa kepada kesuksesan. Tabel.11 Jawaban informan tentang Imeum Mukim melakukan koordinasi dengan Geusyik dalam merencanakan pembangunan dan melibatkan masyarakat dalam setiap perencanaan. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ya 11 92 2. Kadang – kadang 1 8 3. Tidak pernah Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perlunya Imeum Mukim melakukan koordinasi dengan Geusyik dalam merencanakan pembangunan dan melibatkan masyarakat dalam setiap perencanaan yaitu sebanyak 11 partisipan atau 92 dan yang menjawab kadang - kadang yaitu sebanyak 1 partisipan atau 8. Sedangkan yang informan yang menjawab tidak pernah adalah tidak ada. Tabel.12 jawaban informan Imeum Mukim mampu membuat keputusan yang mengikat sesuai dengan peraturan yang berlaku dan adat setempat. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Mampu 8 67 2. Ragu – ragu 4 33 3. Tidak mampu Total 12 100 Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa informan masih mempercayai bahwa Imeum Mukim mampu membuat aturan yang berlaku dan sesuai dengan adat setempat. Partisipan yang menjawab mampu yaitu sebanyak 8 partisipan atau 67 dan yang menjawab ragu – ragu adalah sebanyak 4 partisipan atau 33. Sedangkan yang informan yang menjawab tidak pernah adalah tidak ada. Masyarakat masih menilai bahwa Imeum Mukim harus lebih ditingkatkan kemampuan bidang yudikatif sehingga memudahkan dalam membuat aturan yang tidak bertentangan dengan pemerintah daerah dan pusat. Tetapi mereka juga melihat kemampuan Imeum Mukim menerapkan aturan secara adat lebih baik dibandingkan hukum nasional karena memang masyarakat sendiri merasa lebih adil adanya hukum adat yang ganjarannya juga demi kebaikan bersama. Tabel.13 jawaban informan tentang perlunya Pemerintah Kecamatan dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan melalui Pemerintahan Mukim sehingga tidak langsung pada Geusyik Gampong. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ya 12 100 2. Ragu – Ragu 3. Tidak Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa partisipan yang menganggap perlunya Pemerintah Kecamatan melakukan urusan pemerintahan melalui Pemerintahan Imeum Mukim yaitu sebanyak 12 partisipan atau 100 . Sedangkan informan yang menjawab ragu – ragu dan tidak perlu adalah tidak ada. Dari data ini menunjukkan bahwa masyarakat megharapkan Imeum Mukim berperan lebih dominan atau aktif dibandingkan dengan Camat dalam melakukan suatu perencanaan yang melibatkan keikutsertaan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Tabel.14 jawaban informan tentang tingkat penerimaan keputusan dan arahan Imeum Mukim dalam perencanaan partisipatif, yaitu: No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Tinggi 12 100 2. Sedang 3. Tidak Peduli Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh masyarakat atau 12 partisipan100 menjawab menerima keputusan Imeum Mukim dan sangat menghormatinya. Terutama dalam memusyawarahkan atau membuat suatu perencanaan yang menyangkut kepentingan masyarakat seluruhnya. Gambaran ini dapat menunjukkan bahwa kharismatik atau reputasi seorang Imeum Mukim cukup baik, sehingga ketika Imeum Mukim membuat keputusan dan melakukan pengarahan maka dengan senang hati masyarakat senantiasa menerima atau mengikutinya. Tabel.15 tentang Imeum Mukim pernah menyelesaikan sengketa yang timbul didalam masyarakat secara adat. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Pernah 7 58 2. Ragu – ragu 4 34 3. Tidak Pernah 1 8 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 7 partisipan atau 58 menjawab Imeum Mukim pernah menyelesaikan sengketa yang timbul secara adat. Yang menjawab ragu – ragu sebanyak 4 partisipan atau 34 karena mereka berpendapat Imeum Mukim tidak dapat meneruskan masalah yang ada ke tingkat pengadilan. Sedangkan yang menjawab tidak pernah yaitu sebanyak 1 partisipan atau Universitas Sumatera Utara 8 disebabkan lebih suka meluruskan masalah lewat Undang-Undang dan aturan yang berlaku. Tabel.16 tentang pemahaman partisipan tentang perencanaan partisipatif No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Tahu 10 83 2. Ragu-ragu 2 17 3. Tidak tahu Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Kemukiman Blang Siguci pada umumnya mengerti dan memahami tentang perencanaan partisipatif di daerah tersebut. Hal ini dapat dilihat ada sebanyak 10 partisipan atau 83 dari 12 partisipan yang menyatakan hal tersebut. Kemudian di dukung oleh Imeum Mukim Blang Siguci Tgk. Ilyas Yacob yang menyatakan : “sebagian besar masyarakat kita tahu apa itu perencanaan yang melibatkan semua orang, karena sudah menjadi adat kami membicarakan masalah yang menyangkut kemashlahatan umat secara bersama-sama untuk menghindari percekcokan di kemudian hari”. Menurut masyarakat, perencanaan partisipatif merupakan perencanaan yang melibatkan mereka didalamnya untuk membicarakan program-program pembangunan atau lainnya yang akan dilaksanakan kemudian. Keadaan seperti ini merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam implementasi perencanaan partisipatif, karena jika masyarakat telah mengerti maka mereka juga akan mengetahui apa yang akan menjadi hak dan kewajhibannya dalam pembangunan. Sehingga dengan demikian diharapkan akan terealisasinya perwujudan partisipasi masyarakat di Kemukiman Blang Siguci secara maksimal. Tabel.17 tentang adanya sosialisasi tentang cara melaksanakan perencanaan partisipatif. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase Universitas Sumatera Utara 1. Ada 6 50 2. Jarang 2 17 3. Tidak ada 4 33 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Tabel tersebut memperlihatkan bahwa sosialisasi yang dilakukan masih kurang dan hanya diikuti oleh sebagian orang. Sebanyak 6 partisipan atau 50 menjawab sosialisasi pernah dilakukan, 2 partisipan atau 17 menjawab ragu-ragu dan 4 partisipan atau 33 menjawab tidak pernah dilakukan sosialisasi tentang perencanaan partisipatif. Berdasarkan data tersebut, terlihat dengan jelas kurangnya sosialisasi tentang perencanaan partisipatif oleh pemerintah kepada masyarakat. Hal tersebut juga sama seperti yang disampaikan oleh tokoh Faisal, A.Md Kep. tokoh Pemuda Gampong Buket Teukuh yang menyatakan: “Sosialisasi tentang perencanaan partisipatif belum begitu memadai seperti dalam melatih training pemuda tentang perencanaan partisipatif agar dapat mengamalkan tata cara melakukan perencanaan partisipatif nantinya. Terkesan pemerintah kurang memberdayakan kami, hanya mengandalkan penyuluhan sesaat saja”. Pemerintah harus melakukan kaderisasi dalam menjalankan program tertentu tidak cukup mengandalkan tenaga penyuluhan. Karena pelibatan masyarakat ikut menentukan arah pembangunan suatu daerah sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Keterlibatan masyarakat diharapakan dapat menjadi mitra aparatur pemerintah dalam membenahi kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi. Tabel.18 tentang seringnya dilaksanakan perencanaan partisipatif. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Sering 6 50 2. Jarang 2 17 3. Tidak pernah 4 33 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa partisipan yang menjawab sering dilaksanakan perencanaan partisipatif yaitu sebanyak 6 partisipan atau 50, jarang dilaksanakan oleh 2 partisipan dan sebanyak 4 partisipan menjawab tidak pernah dilkukan perencanaan partisipatif. Tabel.19 Pelibatan masyarakat dalam perencanaan partisipatif No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Pernah 1 8 2. Kadang – Kadang 9 75 3. Tidak pernah 2 17 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pelibatan masyarakat dalam perencanaan partisipatif masih kurang baik. Seperti yang dijawab oleh 9 partisipan atau 75. Sedangkan yang mengatakan tidak baik yaitu 2 partisipan atau 17 dan yang mengatakan baik sebanyak 1 partisipan atau 8. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Kemukiman Blang Siguci, diperoleh data bahwa selama ini perencanaan partisipatif hanya dihadiri oleh beberapa orang yang dianggap kompeten seperti aparatur Gampong, Tuha Peut atau Lapan dan Imeum Mukim. Berikut petikan wawancara dengan dengan M.Nasir masyarakat Kemukiman Blang Siguci: “saya sangat menyayangkan masyarakat tidak semuanya bisa ikut atau didengarkan pendapatnya karena keputusan yang diambil terlalu cepat oleh aparatur pemerintahan sehingga matang belum pada saatnya”. Tabel.20 Pentingnya perencanaan partisipatif masyarakat Kemukiman Blang Siguci. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Penting 10 84 2. Kurang penting 1 8 3. Tidak penting 1 8 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar partisipan menyatakan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan atau lainnya. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban diatas yang sebagian besar menyatakan “ya” tentang pentingnya perencanaan partisipatif dalam masyarakat yaitu sebanyak 10 partisipan atau 84 dari 12 partisipan. Masing-masing sebanyak 1 partisipan atau 8 menjawab kurang penting dan tidak penting. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat Kemukiman Blang Siguci telah menyadari tentang pentingnya pentingnya perencanaan partisipatif dalam pembangunan atau lainnya. Kondisi ini di dukung oleh pernyataan salah seorang masyarakat Kemukiman Blang Siguci : “Perencanan yang partisipatif sangat dibutuhkan dalam menyukseskan suatu program atau proyek karena masyarakat tahu apa yang akan dikerjakan dan manfaat yang didapat setelah semua berjalan dengan baik. Kami bisa melakukan swadaya untuk menyukseskannya seperti dana, tenaga kerja, pengawasan dan evaluasi nantinya. Karena selama ini terkesan bahwa kami tidak bisa menjalankan program, tetapi sebenarnya kami tidak pernah diberi kesempatan untuk mandiri dan terlalu diatur oleh pemerintah pusat.”M. Ali Basyah Husen, Masyarakat Kemukiman Blang Siguci Keadaan seperti ini merupakan sesuatu yang sangat menguntungkan bagi perwujudan partisipatif masyarakat, karena dukungan penuh masyarakat dan harapan menyuksekannya menjadi modal utama dalam keberhasilan suatu perencanaan. Implementasi atau pelaksanaan perencanaan partisipatif dapat bergerak salah satunya ialah dengan adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam pembangunan atau lainnya. Tinggal lagi bagaimana hal ini mendapat dukungan dari pihak terkait agar partisipasi masyarakat dapat terwujud dengan baik. Tabel.21 Jawaban partisipan tentang pelaksanaan perencanaan partisipatif di Kemukiman Blang Siguci No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Baik 7 58 Universitas Sumatera Utara 2. Ragu-ragu 3 25 3. Tidak baik 2 17 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7 partisipan atau 58 menjawab pelaksanaan perencanaan partisipatif berjalan dengan baik. Partisipan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 partisipan atau 25 dan yang menjawab tidak baik sebanyak 2 partisipan atau 17. Pelaksanaan perencanaan partisipatif masih ada hambatan dan tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Kebanyakan dipengaruhi oleh kurangnya sosialisasi dan percepatan realisasi perencanaan yang dibuat. Tabel.22 jawaban partisipan tentang hambatan dalam melakukan perencanaan partisipatif masyarakat Kemukiman Blang Siguci. No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ada 10 84 2. Ragu-ragu 1 8 3. Tidak 1 8 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Kemukiman Blang Siguci pada umumnya mengatakan terdapat hambatan dalam perencanaan partisipatif yaitu sebanyak 10 partisipan atau 84. Dan masing-masing 1 partisipan atau 8 yang menyatakan Ragu-ragu dan tidak ada hambatan dalam perencanaan partisipatif. Salah satu hambatan dalam perencanaan partisipatif masyarakat Kemukiman Blang Siguci adalah adanya kesibukan atau aktifitas masing-masing anggota masyarakat sehingga susah dipertemukan dalam lingkup se-Kemukiman. Informasi diatas diperkuat oleh hasil wawancara dengan Imeum Mukim Kemukiman Blang Siguci Tgk. Ilyas Yacob sebagai berikut, “Hambatan terbesar dari masyarakat kita adalah susahnya mempertemukan masyarakat se-Kemukiman karena alasan mencari nafkah rumah masing-masing. Universitas Sumatera Utara Sehingga mereka tetap harus melaksanakan keputusan rapat walaupun tidak hadir. Karena itu sudah menjadi kesepakatan dengan perserta yang tidak bisa menghadiri suatu musyawarah”. Dari pernyataan diatas, maka kita dapat mengatakan bahwa dalam pelaksanaan perencanaan partisipatif masih banyak terdapat hambatan-hambatan yang perlu mendapat tanggapan dari berbagai pihak untuk diseleasaikan. Hambatan tersebut juga tidak menjadi kendala berarti jika semua melaksanakan perencanaan partisipatif dengan penuh suka cita. Tabel.23 tentang kesesuaian Perencanaan partisipatif sekarang dengan kebutuhan atau keinginan masyarakat No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Sesuai 4 34 2. Ragu-ragu 2 17 3. Tidak sesuai 6 49 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Tabel diatas menunjukkan sebanyak 4 partisipan atau 34 menjawab sesuai perencanaan yang dibuat dengan keinginan masyarakat. Sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 partisipan atau 17 dan yang menjawab tidak sesuai sebanyak 6 partisipan atau 49 . Adanya ketidakpuasan tersebut karena belum tergeraknya masyarakat untuk membangun daerah, hanya bersifat tempat tinggal masing-masing. Belum adanya kesepakatan pendapat tersebut menyebabkan semua berjalan sesuai keinginan masing – masing. Seharusnya semua bisa disatukan dalam satu cita yang sama. Tabel.24 jawaban partisipan tentang pendayagunaan bahansumber daya lokal semaksimal mungkin No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Sudah 3 25 2. Jarang 2 17 3. Belum 7 58 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Tabel diatas menunjukkan sebanyak 3 partisipan atau 25 menjawab pedayagunaan sumberdaya lokal sudah maksimal. Sedangkan yang menjawab ragu- ragu sebanyak 2 partisipan atau 17 dan yang menjawab tidak sesuai sebanyak 7 partisipan atau 58 . Tabel.25. tentang kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Efektif 5 42 2. Kurang efektif 3. Tidak efektif 7 58 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Partisipan yang menjawab kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat berjalan dengan baik sebanyak 5 orang atau 42 dan yang menjawab tidak efektif sebanyak 7 partisipan atau 58. Kerjasama yang ada sekarang belum begitu efektif karena adanya ketimpangan wewenang antar pejabat pemerintahan. Masalah yang ada di masyarakat sering saling melimpahkan sehingga sering terjadi kebuntuan penyelesaian. Data ini diambil untuk mengetahui apakah didaerah tersebut memiliki pedoman tentang perencanaan partisipatif dalam pembangunan dan sejauhmana partisipan mengetahui dan mengerti tentang peraturan perencanaan partisipatif yang ada didaerah tersebut. Hal ini dirasa penting karena pedoman tersebut merupakan salah satu wujud dari implementasi perencanaan partisipatif. Tabel.26 tentang Keberadaan pedoman perencanaan partisipatif masyarakat Kemukiman Blang siguci No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Tahu 2. Kurang mengetahui 1 8 3. Tidak tahu 11 92 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar partisipan menyatakan tidak ada pedoman tentang perencanaan partisipatif yaitu sebanyak 11 partisipan atau 92. Yang menjawab kurang mengetahui sebanyak 1 partisipan atau 8. Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa belum adanya pedoman yang mengatur tentang perencanaan partisipatif masyarakat di daerah tersebut. Hal ini di dukung oleh pernyataan hasil wawancara dengan Imeum Mukim Kemukiman Blang Siguci Tgk. Ilyas Yacob sebagai berikut, “Pedoman baku tentang perencanaan partisipatif belum ada di tempat kita, tetapi masyarakat telah lama mengenal adanya perencanaan dan pengerjaan secara bersama dan ikut berpartisipasi seikhlas mungking sesuai dengan kemampuannya sesuai dengan Hadih Maja orang Aceh meunyo ka meupakat, adak lampoh jrat pih ta peugala yang artinya kalau kita sudah sepaka apapun konsekuensinya kita tanggung”. Hal seProvinsi Aceha juga diuangkapkan oleh Cekmah, S.Pd, M.Pd pemerhati adat Kemukiman Blang Siguci sebagai berikut: “sejauh yang saya tahu memang belum ada aturan yang mengatur tentang perencanaan partisipatif. Menurut saya memang pihak terkait harus membuat pedoman tersebut agar arah perencanaan dan pelaksanaan lebih teratur tidak bergeser dari tujuan sebenarnya.” Tabel.27 Jawaban partisipan mengenai tujuan dari perencanaan lebih cenderung kepada kemandirian masyarakat No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ya 2 17 2. Ragu-ragu 1 8 3. Tidak 9 75 Total 12 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Sebagian besar masyarakat Kemukiman Blang Siguci mengatakan bahwa pelaksanaan perencanaan partisipatif di tempat mereka buruk dan belum memandirikan masyarakat setempat yaitu sebanyak 9 partisipan atau 75, menjawab Universitas Sumatera Utara ragu-ragu sebanyak 1 partisipan atau 8 dan menjawab tidak baik sebanyak 2 partisipan atau 17. Pengalaman masyarakat sebelumnya mengatakan bahwa mereka hanya diajarkan untuk menerima hasil yang dicapai dan menjaga yang sudah dibangun. Sebenarnya perencanaan partisipatif ikut menjamin terlaksananya pembangunan yang sesuai dengan keinginan masyarakat dan tepat sasaran. Mereka juga lebih bisa mandiri dalam merencanakan pembangunan daerah. Sebagaimana diungkapkan oleh Pemerhati Kemukiman yaitu M. Ali Basyah yaitu: “Kami sangat bisa membangun daerah kami, karena kami tahu apa yang menjadi kebutuhan sekarang dan nanti. Kesempatan yang kurang diberikan oleh pemerintah yang menjadi kendala utama. Hal lainnya yaitu pemerintah lebih suka menghabiskan anggaran daripada mendayagunakannya dengan cara membangun asal jadi yang penting selesai”. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA DATA