11.03.14.2023 23 Seuneubok Punti
119 122
241 11.03.14.2024
24 Seuneubok Jalan 280
302 582
11.03.14.2025 25 Seunebok Dalam
136 149
285 Sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Kode Dan
Data Wilayah Administrasi Pemerintahan.
3.2 Sejarah Singkat Mukim
Kepemerintahan Aceh tidak terlepas dari kultur dan nilai-nilai ke-Acehan. Hal ini sudah hidup sejak masa kesultanan, terutama pada masa Sultan Iskandar Muda
1607-1636 M. Keberhasilan Sultan Iskandar Muda pada saat menerapkan sistem kepemerintahan Aceh, baik segi politik, ekonomi, maupun sosial budaya tidak
terlepas dari ajaran Islam sebagai pedoman hidup. Menurut Sani Usman 2005:26 dijelaskan bahwa pada masa kepemerintahan
Sultan Iskandar Muda, aturan hukum dan tatanegara dibagi menjadi empat bagian, yaitu;
1. Hukum diserahkan kepada Syaikul Islam dan Qadhi Malikul Adil,
2. Adat-istiadat diserahkan kepada kebijaksanaan Sultan dan penasihat,
3. Reusam urusan Panglima, dan
4. Qanun kebijakan Putroe Phang sebagai Permaisuri Sultan.
Telaah di atas jelas menunjukkan bahwa sistem kepemerintahan di Aceh sangat lengkap dan kompleks mengacu kepada konteks Islam. Oleh karena itu, pada tingkat
mukim dan gampong ada simbol nilai normatif ke-Islaman yang ditandai dengan meunasah dan atau mesjid. Sistem kepemerintahan di sini termaktub menjadi sistem
organisasi kelembagaan adat yang diberi nama imum mukim, geuchik, tuha peut, tuha lapan, panglima uteuen, panglima laôt, keujruen blang, haria peukan, pawang glé,
imum meunasah, teungku sagoe, teungku bileue, peutua sineubôk, syahbanda, dan lain-lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Mukim
Mukim berkedudukan sebagai unit pemerintahan yang membawahi beberapa Gampong yang berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.
Mukim mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan peningkatan pelaksanaan Syari’at Islam.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Mukim mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pemerintahan baik berdasarkan azas desentralisasi,
dekonsentrasi dan urusan tugas pembantuan serta segala urusan pemerintahan lainnya;
b. Pelaksanaan pembangunan baik pembangunan ekonomi, pembangunan fisik
maupun pembangunan mental spritual; c.
Pembinaan kemasyarakatan di bidang pelaksanaan Syari’at Islam, pendidikan, peradatan, sosial budaya, ketentraman dan ketertiban masyarakat;
d. Peningkatan percepatan pelayanan kepada masyarakat;
e. Penyelesaian dalam rangka memutuskan dan atau menetapkan hukum dalam
hal adanya persengketaanpersengketaan atau perkara-perkara adat dan hukum adat.
3.4 Organisasi Dan Kelengkapan Mukim