Kesepadanan dan Kesatuan Landasan Teori .1 Kalimat efektif

7 1.5 Landasan Teori 1.5.1 Kalimat efektif Pengertian tentang kalimat efektif diungkapkan oleh Parera 1984 : 39 yaitu, kalimat efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Putrayasa 2007 : 2 juga mengungkapkan pernyataan tentang kalimat efektif yaitu suatu kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya. Ciri-ciri kalimat efektif ialah kesatuan, kehematan, penekanan, dan kevariasian. Akhadiah, dkk. 2003 : 116 juga mengungkapkan pernyataan tentang kalimat efektif secara jelas dan terperinci yaitu: ”Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik pertama sekali haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hasil ini berarti kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah –kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut meliputi : 1 unsur- unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, 2 aturan- aturan tentang Ejaan yang Disempurnakan, 3 cara memilih kata dalam kalimat”. Akhadiah, dkk. 2003: 116-117 menyatakan: ” Agar kalimat yang ditulis dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulis naskah perlu diperhatikan beberapa hal yang merupakan ciri-ciri kalimat efektif yaitu kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan dalam kalimat, kehematan dalam mempergunakan kata, kevariasian dalam struktur kalimat”.

1.5.2 Kesepadanan dan Kesatuan

Zubeirsyah dan Lubis 2007:86-87 mengatakan: Kesepadanan dalam sebuah kalimat efektif adalah hubungan timbal balik antara subjek dan predikat, predikat dengan objek serta keterangan, yang semuanya berfungsi menjelaskan unsurbagian kalimat tersebut. Selain struktur bentuk Universitas Sumatera Utara 8 kesepadanan, kalimat efektif harus pula mengandung kesatuan ide pokok kesatuan pikiran. Ritonga, dkk. 2005:96 juga menyatakan bahwa kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat efektif merupakan kemampuan strukturbentuk suatu bahasa mendukung gagasan pikiran yang terdapat dalam kalimat itu. Syarat pertama bagi kalimat efektif mempunyai struktur yang baik. Artinya kalimat itu harus memiliki unsur-unsur subjek dan predikat atau bisa ditambah dengan objek, pelengkap dan keterangan melahirkan keterpaduan yang merupakan ciri kalimat efektif Akhadiah, dkk. 2003:117 Misalnya: Anisa menata ruang tamu tadi pagi. Kalimat ini jelas maknanya. Hubungan antara unsur yaitu subjek Anisa dengan predikat menata dan antara predikat dengan objek ruang tamu beserta keterangan tadi pagi merupakan kesatuan bentuk yang membentuk kepaduan makna. Kata-kata itu akan menjadi lain bila diubah susunannya menjadi: 1. Menata kemarin Anisa ruang tamu 2. Ruang tamu Anisa kemarin menata. 3. Menata Anisa kemarin tamu. 4. Ruang tamu Anisa menata kemarin Kalimat-kalimat di atas maknanya menjadi kabur karena fungsi kata-katanya tidak jelas. Unsur subjek, predikat beserta pelengkapnya tidak jelas sehingga kesatuan bentuk dan keutuhan makna tidak tercapai. Universitas Sumatera Utara 9 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa harus ada keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa yang dipergunakan. Kesepadanan kalimat diperhatikan oleh kemampuan struktur bahasa dalam mendukung atau konsep yang merupakan kepaduan pikiran. a Subjek dan Predikat Kalimat terdiri atas kata-kata. Kata-kata ini merupakan unsur kalimat yang secara bersama-sama dan menurut sistem tertentu membentuk struktur. Jadi sebagai unsur kalimat kata- kata itu masing-masing menduduki fungsi tertentu. Unsur-unsur yang dimaksud adalah subjek dan predikat. Kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek Unsur kalimat yang disebut subjek dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan siapa atau apa. Di dalam kalimat Gadis itu cantik, misalnya jawaban atas pertanyaan siapa yang cantik adalah gadis itu. Dengan demikian, unsur gadis itu merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan dalam kalimat tersebut. Predikat Unsur predikat dalam kalimat dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan bagaimana atau mengapa. Dalam kalimat yang disebutkan di atas, misalnya jawaban atas pertanyaan bagaimana gadis itu adalah cantik. Dengan demikian, cantik merupakan unsur yang disebut predikat. Universitas Sumatera Utara 10 b Kata Penghubung Intrakalimat dan Antarkalimat Konjungsi merupakan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat, atau antarparagraf. Secara umum konjungsi terdiri atas konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat. Konjungsi intrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan unsur-unsur kalimat sedangkan konjungsi antarkalimat berfungsi menghubungkan sebuah kalimat dengan kalimat berikutnya Mulyadi dan widayati, 2004:108-114 Alwi, dkk. 2003:296 menyatakan bahwa konjungtor juga dinamakan kata sambung, adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat : kata dengan kata, frasa dengan frasa atau klausa dengan klausa. Untuk lebih rinci, kita akan melihat konjungtor satu per satu: 1. Konjungtor koordinatif : dan penambahan, serta pendampingan, atau pemilihan, tetapi perlawanan, melainkan perlawanan, padahal pertentangan, sedangkan pertentangan. 2. Konjungtor korelatif Baik...,maupun.... sedemikian rupa...,sehingga... Tidak hanya....,tetapi juga apakah....,atau.... Bukan hanya..,melainkan juga.. entah....,entah... Demikian.., sehingga jangan...pun... 3. Konjungtor subordinatif Konjungtor subordinatif waktu: 1. sejak, semenjak ,sedari Universitas Sumatera Utara 11 2. sewaktu, ketika, tatkala, semetara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi. 3. setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai. 4. hingga, sampai. Konjungtor subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, manakala. Konjungtor subordinatif pengadaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya. Konjungtor subordinatif tujuan: agar, supaya, biar. Konjungtor subordinatif konsesif: biarpun, meskipun, walaupun ,sekalipun, sungguhpun, kendatipun. Konjungtor subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alaih. Konjungtor subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab. Konjungtor subordinatif hasil: sehingga, sampai. Konjungtor subordinatif alat: dengan, tanpa. Konjungtor subordinatif cara : dengan, tanpa Konjungtor subordinatif komplementasi: bahwa Konjungtor subordinatif atributif: yang Konjungtor subordinatif perbandingan: sama... dengan, lebih...daripada Konjungtor antarkalimat menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungtor semacam itu selalu memulai kalimat yang baru dan tentu saja kalimat pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Berikut adalah contoh konjungtor antarkalimat. Biarpun demikian begitu Sekalipun demikianbegitu Universitas Sumatera Utara 12 Walaupun demikianbegitu Meskipun demikianbegitu Sungguhpun demikianbegitu Kemudian sesudah itu, setelah itu, selanjutnya Tambahan pula, lagi pula, selain itu Sebaliknya Sungguhpun, bahwasanya Malahan, bahkan akantetapi, namun Kecuali itu Dengan demikian Oleh karena itu, oleh sebab itu c Gagasan pokok Dalam menyusun kalimat kita harus mengemukakan gagasan ide pokok kalimat. Biasanya gagasan pokok diletakkan pada bagian depan kalimat. Jika seorang penulis hendak menggabungkan dua kalimat, maka penulis harus menentukan bahwa kalimat yang mengandung gagsan pokok harus menjadi induk kalimat Akhadiah, dkk. 2003:120 Perhatikan contoh berikut ini 1. Ia dipukul mati ketika masih dalam tugas latihan. 2. Ia masih dalam tugas latihan ketika dipukul mati. Gagasan pokok dalam kalimat 1 ialah ’’ia dipukul mati’’. Gagasan pokok dalam kalimat 2 ialah ” ia masih dalam tugas latihan’’oleh sebab itu ’’ia dipukul mati’’ menjadi Universitas Sumatera Utara 13 induk kalimat di kalimat 1 sedangkan ’’ia masih dalam tugas latihan’’ menjadi induk kalimat dalam kalimat 2. d Penggabungan dengan ” yang”, ”dan” Dalam menulis naskah berita, sering digabungkan dua kalimat atau klausa menjadi satu kalimat. Menurut Akhadiah, dkk. 2003:120, jika dua kalimat digabungkan dengan partikel dan maka hasilnya adalah kalimat majemuk setara. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel yang akan menghasilkan kalimat mejemuk bertingkat. Artinya kalimat itu terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Contoh: 1 Rakyat merasakan bahwa kualitas pendidikan Indonesia masih rendah. 2 Perbaikan mutu pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah. Kalimat di atas mengandung gagasan pokok yang sangat penting. Penggabungan yang efektif untuk kedua kalimat di atas ialah dengan menggunakan partikel dan, sehingga kalimat gabung itu menjadi: Rakyat merasakan bahwa mutu pendidikan Indonesia masih rendah dan perbaikannya adalah tanggung jawab pemerintah. Perhatikan kalimat berikut ini: 1 Seminar bahasa anak diadakan di biro rektor. 2 Seminar itu membicarakan beberapa masalah anak Kalimat di atas akan efektif bila menggunakan partikel yang, gabungan kedua kalimat itu menjadi: Seminar bahasa anak yang diadakan di biro rektor membicarakan beberapa masalah anak. Universitas Sumatera Utara 14 e Penggabungan Menyatakan ”sebab” dan ”waktu” Dalam komposisi untuk mencapai keefektifitas komunikasi perlu diperhatikan perbedaan antara hubungan sebab dan hubungan waktu. Parera 1984:43 menyatakan bahwa hubungan sebab dinyatakan dengan mempergunakan kata karena, sedangkan hubungan waktu dinyatakan dengan kata ketika. Kedua kata ini sering dipergunakan pada kalimat yang sama. Perhatikan contoh berikut ini 1 Ketika gelombang tsunami melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke tempat-tempat yang lebih tinggi 2 Karena gelombang tsunami melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke tempat- tempat yang lebih tinngi. Kalimat di atas kedua-duanya tepat. Penggunaannya bergantung pada jalan pikiran penulis apakah ia mementingkan hubungan waktu atau sebab. Yang perlu diperhatikan adalah pilihan penggabungan itu harus sesuai dengan konteks kalimat. f Penggabungan Kalimat yang Menyatakan Hubungan Akibat dan Hubungan Tujuan Dalam menggabungkan kalimat perlu dibedakan penggunaan partikel sehingga untuk menyatakan hubungan akibat, dan partikel agar atau supaya untuk menyatakan hubungan tujuan Akhadiah, dkk. 2003:121 Contoh: 1 Semua perintah telah dijalankan. 2 Para prajurit tidak bertindak sendiri-sendiri. Kalimat di atas digabungkan menjadi: 1 Semua perintah telah dijalankan sehingga para prajurit tidak bertindak sendiri-sendiri. 2 Semua perintah telah dijalankan agar para prajurit tidak bertindak sendiri-sendiri. Universitas Sumatera Utara 15 Penggunaan kata sehingga dan agar dalam kalimat di atas menghasilkan kalimat yang efektif. Perbedaan kalimat 1 yang diinginkan adalah hubungan akibat, sedangkan pada kalimat 2, hubungan tujuan.

1.5.3 Kesejajaran Bentuk Paralelisme