Analisis Kalimat Efektif Naskah Berita Siaran RRI Sibolga

(1)

ANALISIS KALIMAT EFEKTIF NASKAH BERITA

SIARAN RRI SIBOLGA

SKRIPSI

Oleh

NOVA SUSANTI HARAHAP

NIM 040701031

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS KALIMAT EFEKTIF NASKAH BERITA

SIARAN RRI SIBOLGA

Oleh

NOVA SUSANTI HARAHAP NIM 040701031

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana sastra dan telah disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj.Nurhayati Lubis,M.Hum. Dra.Mascahaya, M.Hum.

NIP 130702289 NIP 131570491

Departemen Sastra Indonesia Ketua,

Dra.Nurhayati Harahap, M.Hum. NIP 131676481


(3)

PERNYATAAN

Penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang penulis perbuat ini tidak benar, penulis bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang penulis peroleh.

Medan, Desember 2008

Nova Susanti Harahap NIM 040701031


(4)

ANALISIS KALIMAT EFEKTIF NASKAH BERITA

SIARAN RRI SIBOLGA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan kalimat efektif dalam naskah berita siaran RRI Sibolga, metode peneitian ini adalah metode simak dengan menggunakan teknik cakap dan teknik pilah. Data peneitian ini dianalisis secara kualitatif. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran, penekanan dalam kalimat, kehematan dan kevariasian.

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidakefektifan kalimat dalam naskah berita RRI Sibolga sebanyak 36 kalimat yaitu, kesepadanan dan kesatuan (pada subjek dan predikat 4 kesalahan, pada kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat 17 kesalahan, pada gagasan pokok tidak terdapat kesalahan, pada penggabungan dengan “yang”, “dan” 7 kesalahan, pada penggabungan menyatakan “sebab”, dan “waktu” tidak terdapat kesalahan, pada penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan hubungan tujuan 1 kesalahan), kesejajaran tidak terdapat 1 kesalahan, penekanan dalam kalimat (pada posisi dalam kalimat tidak terdapat kesalahan, pada urutan yang logis 1 kesalahan, pada pengulangan kata 4 kesalahan), kehematan (pada pengulangan subjek kalimat tidak terdapat kesalahan, pada hiponimi 2 kesalahan, pada pemakaian kata depan “ dari” dan “daripada” tidak terdapat kesalahan), kevariasian ( variasibentuk pasif persona tidak terdapat kesalahan dan variasi bentuk aktif pasif tidak terdapat kesalahan).


(5)

PRAKATA

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A.,Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum. sebagai Ketua Departemen Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mascahaya, M.Hum. sebagai Sekretaris Departemen Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai dosen pembimbing II yang senantiasa memotivasi dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Hj.Nurhayati Lubis, M.Hum. sebagai pembimbing I, yang telah banyak

memberi dorongan, nasehat, dan bimbingan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, khususnya staf pengajar Departemen Sastra Indonesia yang telah memberikan berbagai materi perkuliahan selama penulis mengikuti perkuliahan.

6. Ayahanda H.Solehuddin Harahap, S.Ag dan ibunda Hj.Judaini Simatupang yang telah merawat, mendidik dan membimbing serta doa tulus yang tiada henti-hentinya mengiringi penulis dengan kesabarannya dalam memenuhi segala kebutuhan penulis perlukan baik moril maupun materi.


(6)

7. Adinda Dita Anraini Harahap yang telah memberi semangat dan doa tulus kepada penulis.

8. Teman-teman angkatan 2005/2006 di Fakultas Sastra Departemen Sastra Indonesia.

Penulis memohon kepada Allah SWT agar semua bantuan dan dorongan tersebut diridhoi-Nya

Medan, Desember 2008 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ………

ABSTRAKS ………... i

PRAKATA ……… ii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR TABEL ……… vi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ……….. 1

1.1.1 Latar Belakang ………. 1

1.1.2 Masalah ……… 3

1.2 Batasan Masalah ……….. 3

1.3 Tujuan dan manfaat Penelitian ……….. 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ………. 4

1.3.2 Manfaat Penelitian ……… 4

1.4 Metode Penelitian ………. 4

1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ……… 4

1.4.2 Metode dan Teknik Analisis Data ……….. 5

1.5 Landasan Teori ……… 7

1.5.1 Kalimat Efektif ………. 7

1.5.2 Kesepadanan dan Kesatuan ……… 7

1.5.3 Kesejajaran Bentuk ( paralelisme ) ……… 15

1.5.4 Penekanan dalam Kalimat ………. 16

1.5.5 kehematan ………. 18

1.5.6 Kevariasian ……… 20

BAB II ANALISIS KALIMAT EFEKTIF TERHADAP NASKAH BERITA RRI SIBOLGA 2.1 Pengolahan dan Analisis Data ……… 22

2.2 Kesepadanan dan kesatuan ………. 22

2.2.1 subjek dan Predikat ………. 22

2.2.2 Kata Penghubung ……… 25


(8)

2.2.4 Penggabungan dengan “Yang”,”Dan”………. 35

2.2.5 Penggabungan Menyatakan “Sebab” dan “Waktu” ……… 39

2.2.6 Penggabungan Kalimat yang Menyatakan Hubungan Akibat dan Hubungan Tujuan ……….. 40

2.3 Kesejajaran Bentuk ……… 40

2.4 Penekanan dalam Kalimat………. 41

2.4.1 Posisi dalam Kalimat ………. 41

2.4.2 Urutan yang Logis ………. 41

2.4.3 Pengulangan Kata ……….. 41

2.5 Kehematan ……… 44

2.5.1 Pengulangan subjek ……… 44

2.5.2 Hiponim ………. 44

2.5.3 Pemakaian kata depan “dari’ dan “daripada” ………. 45

2.6 Kevariasian ………. 45

2.6.1 Variasi Bentuk Pasif Persona……… 45

2.6.2 Variasi Bentuk Aktif-Pasif ……… 45

BAB III SIMPULAN DAN SARAN………. 48

3.1 Simpulan ……… 48

3.2 Saran ………. 49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL


(10)

ANALISIS KALIMAT EFEKTIF NASKAH BERITA

SIARAN RRI SIBOLGA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan kalimat efektif dalam naskah berita siaran RRI Sibolga, metode peneitian ini adalah metode simak dengan menggunakan teknik cakap dan teknik pilah. Data peneitian ini dianalisis secara kualitatif. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran, penekanan dalam kalimat, kehematan dan kevariasian.

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidakefektifan kalimat dalam naskah berita RRI Sibolga sebanyak 36 kalimat yaitu, kesepadanan dan kesatuan (pada subjek dan predikat 4 kesalahan, pada kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat 17 kesalahan, pada gagasan pokok tidak terdapat kesalahan, pada penggabungan dengan “yang”, “dan” 7 kesalahan, pada penggabungan menyatakan “sebab”, dan “waktu” tidak terdapat kesalahan, pada penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan hubungan tujuan 1 kesalahan), kesejajaran tidak terdapat 1 kesalahan, penekanan dalam kalimat (pada posisi dalam kalimat tidak terdapat kesalahan, pada urutan yang logis 1 kesalahan, pada pengulangan kata 4 kesalahan), kehematan (pada pengulangan subjek kalimat tidak terdapat kesalahan, pada hiponimi 2 kesalahan, pada pemakaian kata depan “ dari” dan “daripada” tidak terdapat kesalahan), kevariasian ( variasibentuk pasif persona tidak terdapat kesalahan dan variasi bentuk aktif pasif tidak terdapat kesalahan).


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi antara manusia dengan sesama anggota masyarakat. Bahasa sebagai alat komunukasi tidak diragukan lagi keampuhannya dibandingkan dengan media komunukasi lainnya. Betapa pun canggihnya, tetap bahasa itu memiliki peran yang sangat penting dalam komunikasi baik lisan maupun tulisan.

Bahasa berisi pikiran, keinginan atau perasaan yang ada pada pembicara atau pun penulis. Bahasa yang digunakan hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan dapat diterima pendengar atau pembaca.

Bahasa Indonesia mempunyai bermacam ragam. Bahasa ragam radio dalam fungsinya sebagai bahasa yang komunikatif adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang masuk ke dalam ragam bahasa media elektronik, walaupun secara perspektif naskah berita radio masuk ke dalam bahasa ragam jurnalistik.

Bahasa ragam radio meliputi bahasa lisan mau pun bahasa tulis. Mengikuti siaran radio berarti mendengarkan bahasa yang dituturkan secara langsung oleh pembicara atau mendengarkan bahasa tulis yang dibacakan pembicara atau penyiar. Pada umumnya bahan yang disiarkan di radio itu dipersiapkan lebih dahulu, ditulis lalu dibacakan.

Mulyadi, dkk. (2004: 27) menyatakan:

”Bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap disebut ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dinamakan ragam bahasa tulis. Namun, ada bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat-alat ucap, tetapi sebelumnya telah


(12)

dituliskan seperti teks pidato yang dibacakan atau siaran berita radio atau televisi. Sebaliknya, ada bahasa lisan yang dituliskan seperti pidato yang ditranskripsikan”.

Kebanyakan Bahasa siaran radio sifatnya resmi (Badudu,1993:147). oleh karena itu, bahasa yang digunakan pun haruslah bahasa baku yaitu dengan menggunakan bahasa yang baik, bahasa yang benar serta bahasa yang efektif.

Badudu (1995:188) menyatakan bahwa kalimat efektif ialah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau penulis.

Penutur bahasa Indonesia banyak yang belum mengetahui penggunaan kalimat efektif, apalagi di instansi pemerintahan seperti Radio Republik Indonesia (RRI) Sibolga. Sebagai media pemerintahan, sudah pada tempatnya apabila RRI baik di pusat maupun di daerah memperhatikan benar penggunaan kalimat efektif.

Salah satu siaran yang disiarkan RRI Sibolga adalah berita. Berita sebagai karya tulis hendaknya ditulis dengan tata cara atau sistem penulisan yang benar. Begitu juga berita yang disiarkan melalui radio. Seorang penyiar berita menyampaikan berita kepada pendengar umumnya melalui membaca naskah. Kalimat yang digunakan dalam naskah berita itu haruslah kalimat efektif agar diperoleh suatu pemahaman yang tepat antara penulis naskah berita, pembaca, dan pendengar sehingga terjalin komunikasi yang baik. Oleh karena itu, penyusunan kalimat efektif sangat diperlukan.

Sebelumnya penelitian tentang kalimat efektif pernah diteliti yaitu penelitian tentang ”Kalimat Efektif: Struktur, Tenaga, dan Variasi”, yang ditulis oleh Epraim (1992) menyimpulkan bahwa struktur kalimat yang benar merupakan dasar kalimat efektif, tenaga kalimat ialah kemampuan kalimat untuk menimbulkan pengertian-pengertian yang terkandung dalam kalimat


(13)

sesuai dengan yang diinginkan penulis. Setelah memiliki struktur dan tenaga masih dibutuhkan adanya variasi. Selain itu, Retty Hutabarat (1992) juga meneliti tentang kalimat efektif yaitu ”Korelasi Kata dalam Kalimat Efektif” menyimpulkan bahwa keefektifan suatu kalimat tidak hanya menuntut penerapan kaidah bahasa, tetapi ketepatan pilihan kata, serta situasi dan kondisi turut juga jadi faktor efektif tidaknya suatu kalimat. Reni Lamria Galingging (1999) juga meneliti tentang ”Ketidakefektifan Kalimat-Kalimat Liputan 6 SCTV” menyimpulkan bahwa kesalahan pemakaian kalimat tersebut tidak efektif karena kesalahan penggunaan kalimat. Liputan 6 SCTV sering menggunakan kalimat tidak hemat, pemakaian kata tugas sering tidak tepat dalam penyusunan kalimatnya, serta penyusunan urutan wacananya tidak teratur.

Pemahaman mengenai kalimat efektif sangat penting terutama dalam penulisan berita di radio, baik itu radio milik pemerintahan mau pun radio milik swasta. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti naskah berita RRI Sibolga dari segi penggunaan kalimat efektif.

1.1.2 Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang diuraikan di atas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan kalimat efektif dalam naskah berita RRI Sibolga?

1.2 Batasan Masalah

Penelitian mengenai kalimat efektif dibatasi pada ciri-ciri kalimat efektif yaitu kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk (paralelisme), penekanan dalam kalimat, kehematan dan kevariasian. Ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa media bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat-alat ucap tetapi sebenarnya telah dituliskan. Sebagai


(14)

sumber data, penelitian ini menggunakan naskah berita yang disiarkan melalui RRI Sibolga yaitu naskah berita daerah yang ditayangkan pada pukul 06.30 WIB sampai 07.00 WIB di Pro 1 frekuensi FM 97,1 MHz selama tanggal 6 Januari 2008 – 20 Januari 2008.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan penggunaan kalimat efektif yang baik dan benar dalam naskah berita RRI Sibolga.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Suatu penelitian yang diadakan tentu saja mempunyai manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah Sebagai salah satu aset studi bahasa terutama mengenai kalimat efektif dan masukan bagi pengguna bahasa dalam hal penggunaan kalimat efektif.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data tulisan. Adapun yang menjadi sumber data penelitian ini yaitu naskah berita daerah RRI Sibolga. Dalam tahap pengumpulan data metode yang digunakan yaitu metode simak (Sudaryanto, 1993 :133). Metode simak yaitu suatu metode dengan cara menyimak suatu bahasa.

Selanjutnya, untuk melengkapi penggunaan metode tersebut, digunakan teknik catat dan teknik pilah (Sudaryanto, 1993:135). Dalam hal ini, peneliti membaca, mempelajari dan memeriksa data-data yang diperlukan, serta memilah kalimat efektif berdasarkan jenis kesalahan


(15)

yang terdapat pada naskah berita RRI Sibolga dan memasukkan kesalahan kalimat efektif ke dalam indikator yang telah ditentukan.

Penetapan populasi dan sampel didasari oleh pendapat Arikunto (1998 : 107) mengatakan ” Untuk sekedar ancar-ancar, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10% - 15% atau 20%- 25%.

Populasi penelitian ini adalah naskah berita daerah pukul 06.30 WIB sampai 07.00 WIB selama 30 hari. Satu hari terdapat lima naskah berita. Oleh sebab itu, jumlah populasi peneliti adalah 150 naskah. Sesuai dengan pendapat di atas maka penulis mengambil sampel sebagai berikut : 10% x 150 naskah = 15 naskah.

1.4.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif. Hermawan (2004: 14) mengatakan, bahwa ’’Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih banyak menggunakan kualitas subjektif mencakup penelaahan dan pengungkapan berdasarkan persepsi untuk memperoleh pemahaman terhadap fenomena sosial dan kemanusiaan.’’

Adapun langkah-langkah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan kalimat-kalimat yang salah dari naskah berita RRI Sibolga. Kalimat yang salah tersebut diidentifikasi untuk mengetahui jenis kesalahannya yaitu: ketidaksepadanan dan ketidaksatuan kalimat, ketidaksejajaran bentuk, kesalahan penekanan dalam kalimat, ketidakhematan dalam kalimat dan ketidakvariasian kalimat. Selanjutnya, jenis kesalahan tersebut dikategorikan berdasarkan linguistik.


(16)

2. Memasukkkan kesalahan kalimat efektif dalam indikator yang telah ditentukan bersadarkan ciri-ciri kalimat efektif yang terdapat dalam landasan teori yaitu: kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan dalam kalimat, kehematan dan kevariasian.

3. Menganalisis kesalahan kalimat efektif berdasarkan ciri-ciri. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.

Jabatan kabag Bina mitra dan tiga jabatan kapolsek jajaran polres tapanuli tengah S

kemarin diserahterimakan ( kalimat 1 naskah 6 Januari 2008 ) K P

Kalimat di atas tidak efektif, dilihat dari kesalahannya adalah ketidaksepadanan kalimat karena unsur-unsur kalimatnya tidak memiliki susunan yang berurutan. Posisi keterangan dan predikatnya tidak serasi seharusnya kata kemarin diletakkan di belakang diserahterimakan. Kalimat di atas seharusnya :

Jabatan kabag Bina Mitra dan tiga jabatan kapolsek jajaran Polres Tapanuli Tengah S

diserahterimakan kemarin

4. Mengelompokkan kesalahan kalimat efektif.

P K


(17)

1.5 Landasan Teori 1.5.1 Kalimat efektif

Pengertian tentang kalimat efektif diungkapkan oleh Parera (1984 : 39) yaitu, kalimat efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik.

Putrayasa (2007 : 2) juga mengungkapkan pernyataan tentang kalimat efektif yaitu suatu kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya. Ciri-ciri kalimat efektif ialah kesatuan, kehematan, penekanan, dan kevariasian.

Akhadiah, dkk. (2003 : 116) juga mengungkapkan pernyataan tentang kalimat efektif secara jelas dan terperinci yaitu:

”Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik pertama sekali haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hasil ini berarti kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah –kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut meliputi : (1) unsur- unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, (2) aturan-aturan tentang Ejaan yang Disempurnakan, (3) cara memilih kata dalam kalimat”. Akhadiah, dkk. (2003: 116-117) menyatakan:

” Agar kalimat yang ditulis dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulis naskah perlu diperhatikan beberapa hal yang merupakan ciri-ciri kalimat efektif yaitu kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan dalam kalimat, kehematan dalam mempergunakan kata, kevariasian dalam struktur kalimat”.

1.5.2 Kesepadanan dan Kesatuan

Zubeirsyah dan Lubis (2007:86-87) mengatakan:

Kesepadanan dalam sebuah kalimat efektif adalah hubungan timbal balik antara subjek dan predikat, predikat dengan objek serta keterangan, yang semuanya berfungsi menjelaskan unsur/bagian kalimat tersebut. Selain struktur/ bentuk


(18)

kesepadanan, kalimat efektif harus pula mengandung kesatuan ide pokok/ kesatuan pikiran.

Ritonga, dkk. (2005:96) juga menyatakan bahwa kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat efektif merupakan kemampuan struktur/bentuk suatu bahasa mendukung gagasan pikiran yang terdapat dalam kalimat itu.

Syarat pertama bagi kalimat efektif mempunyai struktur yang baik. Artinya kalimat itu harus memiliki unsur-unsur subjek dan predikat atau bisa ditambah dengan objek, pelengkap dan keterangan melahirkan keterpaduan yang merupakan ciri kalimat efektif (Akhadiah, dkk. 2003:117)

Misalnya:

Anisa menata ruang tamu tadi pagi.

Kalimat ini jelas maknanya. Hubungan antara unsur yaitu subjek (Anisa) dengan predikat (menata) dan antara predikat dengan objek (ruang tamu) beserta keterangan (tadi pagi) merupakan kesatuan bentuk yang membentuk kepaduan makna.

Kata-kata itu akan menjadi lain bila diubah susunannya menjadi: 1. Menata kemarin Anisa ruang tamu

2. Ruang tamu Anisa kemarin menata. 3. Menata Anisa kemarin tamu. 4. Ruang tamu Anisa menata kemarin

Kalimat-kalimat di atas maknanya menjadi kabur karena fungsi kata-katanya tidak jelas. Unsur subjek, predikat beserta pelengkapnya tidak jelas sehingga kesatuan bentuk dan keutuhan makna tidak tercapai.


(19)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa harus ada keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa yang dipergunakan. Kesepadanan kalimat diperhatikan oleh kemampuan struktur bahasa dalam mendukung atau konsep yang merupakan kepaduan pikiran.

a) Subjek dan Predikat

Kalimat terdiri atas kata-kata. Kata-kata ini merupakan unsur kalimat yang secara bersama-sama dan menurut sistem tertentu membentuk struktur. Jadi sebagai unsur kalimat kata-kata itu masing-masing menduduki fungsi tertentu. Unsur-unsur yang dimaksud adalah subjek dan predikat. Kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat.

Subjek

Unsur kalimat yang disebut subjek dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan siapa atau apa. Di dalam kalimat Gadis itu cantik, misalnya jawaban atas pertanyaan siapa yang cantik adalah gadis itu. Dengan demikian, unsur gadis itu merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan dalam kalimat tersebut.

Predikat

Unsur predikat dalam kalimat dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan bagaimana atau mengapa. Dalam kalimat yang disebutkan di atas, misalnya jawaban atas pertanyaan bagaimana gadis itu adalah cantik. Dengan demikian, cantik merupakan unsur yang disebut predikat.


(20)

b) Kata Penghubung Intrakalimat dan Antarkalimat

Konjungsi merupakan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat, atau antarparagraf. Secara umum konjungsi terdiri atas konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat.

Konjungsi intrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan unsur-unsur kalimat sedangkan konjungsi antarkalimat berfungsi menghubungkan sebuah kalimat dengan kalimat berikutnya ( Mulyadi dan widayati, 2004:108-114)

Alwi, dkk. (2003:296) menyatakan bahwa konjungtor juga dinamakan kata sambung, adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat : kata dengan kata, frasa dengan frasa atau klausa dengan klausa.

Untuk lebih rinci, kita akan melihat konjungtor satu per satu:

1. Konjungtor koordinatif : dan (penambahan), serta (pendampingan), atau (pemilihan), tetapi (perlawanan), melainkan (perlawanan), padahal (pertentangan), sedangkan (pertentangan).

2. Konjungtor korelatif

Baik...,maupun.... sedemikian rupa...,sehingga... Tidak hanya....,tetapi juga apa(kah)....,atau....

Bukan hanya..,melainkan juga.. entah....,entah... Demikian.., sehingga jangan...pun... 3. Konjungtor subordinatif

Konjungtor subordinatif waktu: 1. sejak, semenjak ,sedari


(21)

2. sewaktu, ketika, tatkala, semetara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi.

3. setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai. 4. hingga, sampai.

Konjungtor subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala. Konjungtor subordinatif pengadaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya. Konjungtor subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.

Konjungtor subordinatif konsesif: biarpun, meskipun, walaupun ,sekalipun, sungguhpun, kendatipun.

Konjungtor subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alaih. Konjungtor subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.

Konjungtor subordinatif hasil: sehingga, sampai. Konjungtor subordinatif alat: dengan, tanpa. Konjungtor subordinatif cara : dengan, tanpa Konjungtor subordinatif komplementasi: bahwa Konjungtor subordinatif atributif: yang

Konjungtor subordinatif perbandingan: sama... dengan, lebih...dari(pada)

Konjungtor antarkalimat menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungtor semacam itu selalu memulai kalimat yang baru dan tentu saja kalimat pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Berikut adalah contoh konjungtor antarkalimat.

Biarpun demikian/ begitu Sekalipun demikian/begitu


(22)

Walaupun demikian/begitu Meskipun demikian/begitu Sungguhpun demikian/begitu

Kemudian sesudah itu, setelah itu, selanjutnya Tambahan pula, lagi pula, selain itu

Sebaliknya

Sungguhpun, bahwasanya Malah(an), bahkan

(akan)tetapi, namun Kecuali itu

Dengan demikian

Oleh karena itu, oleh sebab itu

c) Gagasan pokok

Dalam menyusun kalimat kita harus mengemukakan gagasan (ide) pokok kalimat. Biasanya gagasan pokok diletakkan pada bagian depan kalimat. Jika seorang penulis hendak menggabungkan dua kalimat, maka penulis harus menentukan bahwa kalimat yang mengandung gagsan pokok harus menjadi induk kalimat (Akhadiah, dkk. 2003:120)

Perhatikan contoh berikut ini!

1. Ia dipukul mati ketika masih dalam tugas latihan. 2. Ia masih dalam tugas latihan ketika dipukul mati.

Gagasan pokok dalam kalimat (1) ialah ’’ia dipukul mati’’. Gagasan pokok dalam kalimat (2) ialah ” ia masih dalam tugas latihan’’oleh sebab itu ’’ia dipukul mati’’ menjadi


(23)

induk kalimat di kalimat (1) sedangkan ’’ia masih dalam tugas latihan’’ menjadi induk kalimat dalam kalimat (2).

d) Penggabungan dengan ” yang”, ”dan”

Dalam menulis naskah berita, sering digabungkan dua kalimat atau klausa menjadi satu kalimat. Menurut Akhadiah, dkk. (2003:120), jika dua kalimat digabungkan dengan partikel dan maka hasilnya adalah kalimat majemuk setara. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel yang akan menghasilkan kalimat mejemuk bertingkat. Artinya kalimat itu terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.

Contoh:

(1) Rakyat merasakan bahwa kualitas pendidikan Indonesia masih rendah. (2) Perbaikan mutu pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah.

Kalimat di atas mengandung gagasan pokok yang sangat penting. Penggabungan yang efektif untuk kedua kalimat di atas ialah dengan menggunakan partikel dan, sehingga kalimat gabung itu menjadi:

Rakyat merasakan bahwa mutu pendidikan Indonesia masih rendah dan perbaikannya adalah tanggung jawab pemerintah.

Perhatikan kalimat berikut ini:

(1) Seminar bahasa anak diadakan di biro rektor. (2) Seminar itu membicarakan beberapa masalah anak

Kalimat di atas akan efektif bila menggunakan partikel yang, gabungan kedua kalimat itu menjadi:


(24)

e) Penggabungan Menyatakan ”sebab” dan ”waktu”

Dalam komposisi untuk mencapai keefektifitas komunikasi perlu diperhatikan perbedaan antara hubungan sebab dan hubungan waktu. Parera (1984:43) menyatakan bahwa hubungan sebab dinyatakan dengan mempergunakan kata karena, sedangkan hubungan waktu dinyatakan dengan kata ketika. Kedua kata ini sering dipergunakan pada kalimat yang sama.

Perhatikan contoh berikut ini!

(1) Ketika gelombang tsunami melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke tempat-tempat yang lebih tinggi

(2) Karena gelombang tsunami melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke tempat-tempat yang lebih tinngi.

Kalimat di atas kedua-duanya tepat. Penggunaannya bergantung pada jalan pikiran penulis apakah ia mementingkan hubungan waktu atau sebab. Yang perlu diperhatikan adalah pilihan penggabungan itu harus sesuai dengan konteks kalimat.

f) Penggabungan Kalimat yang Menyatakan Hubungan Akibat dan Hubungan Tujuan

Dalam menggabungkan kalimat perlu dibedakan penggunaan partikel sehingga untuk menyatakan hubungan akibat, dan partikel agar atau supaya untuk menyatakan hubungan tujuan (Akhadiah, dkk. 2003:121)

Contoh:

(1) Semua perintah telah dijalankan.

(2) Para prajurit tidak bertindak sendiri-sendiri. Kalimat di atas digabungkan menjadi:

(1) Semua perintah telah dijalankan sehingga para prajurit tidak bertindak sendiri-sendiri. (2) Semua perintah telah dijalankan agar para prajurit tidak bertindak sendiri-sendiri.


(25)

Penggunaan kata sehingga dan agar dalam kalimat di atas menghasilkan kalimat yang efektif. Perbedaan kalimat (1) yang diinginkan adalah hubungan akibat, sedangkan pada kalimat (2), hubungan tujuan.

1.5.3 Kesejajaran Bentuk (Paralelisme)

Kesejajaran satuan dalam kalimat, menempatkan ide/ gagasan yang sama penting dan sama fungsinya ke dalam struktur/ bentuk gramatis ( Zubeirsyah dan Lubis, 2007:88). Jika sebuah gagasan (ide) dalam suatu kalimat dinyatakan dengan frase (kelompok kata), maka gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda (misalnya pe-an, ke-an), maka gagasan yang lain harus sederajat dengan kata benda juga. Demikian halnya bila sebuah gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata kerja (misalnya bentuk me-kan, di-kan) maka gagasan lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama. Kesejajaran (paralelisme) membantu memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.

Perhatikan contoh berikut ini!

Penyakit aids adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan berbahaya, sebab pencegahan dan pengobatannya tidak ada yang tahu.

Dalam kalimat di atas penggunaan yang sederajat ialah kata mengerikan dengan berbahaya dan kata pencegahan dengan pengobatannya. Oleh sebab itu, bentuk yang dipakai untuk kata-kata yang sederajat dalam kalimat di atas harus sama (paralel) sehingga kalimat itu kita tata kembali menjadi kalimat di bawah ini.

Penyakit Aids adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan membahayakan, sebab pencegahan dan pengobatannya tak ada yang tahu.


(26)

Sebuah perusahaan jasa pernah mengeluh, bahwa sekali ia tampak bangkrut maka langganan terbaiknya pun mulai menunda-nunda pembayatran hutang mengklaim kerusakan-kerusakan pada barang yang dikirim, mengeluh kelambatan pengiriman barang dan seribu satu keluhan lainnya.

Pada kalimat di atas, susunan serial untuk gagasan yang sederajat dinyatakan dalam bentuk frase yang memakai kata kerja me- yaitu: menunda-nunda pembayaran hutang, mengklaim kerusakan-kerusakan, mengeluh kelambatan pengiriman barang.

1.5.4 Penekanan dalam Kalimat

Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan (ide) pokok. Inti pikiran ini biasanya ingin ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. Menurut Zubeirsyah dan Lubis.(2007:89), penekanan terhadap inti yang ingin diutarakan dalam kalimat biasanya ditandai dengan nada suara, seperti memperlambat ucapan, meninggikan suara

1) Saya berharap pada pertemuan yang akan datang kita dapat menyelesaikan masalah itu. , pada bagian kalimat yang dipentingkan.

Ada tiga cara yang lazim digunakan untuk memberi penekenan terhadap inti pikiran tersebut.

Posisi dalam kalimat

Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat, penulis dapat mengemukakan bagian itu pada bagian depan kalimat. Cara ini juga pengutamaan bagian kalimat.

Perhatikan contoh berikut ini!

2) Pada pertemuan yang akan datang harapan saya masalah itu dapat diselesaikan. 3) Masalah itu saya harap dapat diselesaikan pada pertemuan yang akan datang.


(27)

Kalimat di atas menunjukkan bahwa gagasan yang dipentingkan diletakkan di bagian depan kalimat. Dengan demikian walaupun ketiga kalimat mempunyai pengertian yang sama tetapi gagasan pokok menjadi berbeda.

a) Urutan yang Logis

Sebuah kalimat biasanya memberitakan ejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Pada umumnya tulisan yang menggunakan susunan logis adalah tulisan yang berupa esai, laporan, dan tulisan ilmiah susunan logis bersumber dan bertolak dari dalam pikiran penulis. Artinya, ide atau gagasan disusun menurut susunan yang dianggap logis oleh penulis. Disamping itu, gagasan itu sendiri adalah gagaan yang dianggap logis untuk disampaikan. Pengertian logis disini menyangkut isi dan sistem penyampaiannya. Penulis mendahulukan apa yang dianggap patut disampaikan terlebih dahulu membelakangkan apa yang dianggap perlu disampaikan kemudian.

Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.

Contoh:

1) Telekomunikasi cepat-vital dimaksudkan untuk keamanan, mobilitas, pembangunan dan persatuan.

2) Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.

b) Pengulangan Kata

Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan dengan maksud memberi penegasan pada bagian yang dianggap penting. Pengulangan kata yang demikian dianggap dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas.


(28)

Contoh

1. Kemajuannya menyangkut kemajuan di segala bidang, kemajuan kesadaran berpolitik, kesadaran bermasyarakt, kesadaran berekonomi, kesadaran berkebudayaan dan kesadaran

2. pembangunan yang dilaksanakan sekarang harus memperlihatkan bernegara.

kesinambungan antara pusat dan daerah, kesinambungan

1.5.5 Kehematan

Kehematan merupakan salah satu ciri kalimat yang efektif. Dalam penyusunan kalimat, kehematan ini dapat diperoleh dengan menghilangkan bagian-bagian tertentu yang tidak diperlukan atau mubajir.

Menurut Akhadiah, dkk. ( 1996: 125) kehematan dalam kalimat efektif ialah kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang mananbah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan.

Unsur-unsur penghematan apa saja yang harus diperhatikan, akan diuraikan di bawah ini!

a) Pengulangan Subjek Kalimat

Penulisan kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu kalimat. Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas. Oleh karena itu, pengulangan bagian kalimat yang demikian tidak diperlukan.

Perhatikan contoh berikut ini!

antara pemerintah dan swasta.

1) Mereka banting stir ketika mereka bermain di panggung lain.

2) Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan studi tur karena mereka tahu masa ujian telah dekat.


(29)

Direvisi menjadi:

1) Mereka banting stir ketika bermain di panggung lain.

2) Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan studi tur karena masa ujian telah dekat.

b) Hiponimi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2005: 404) hiponim adalah hubungan antara makna spesipik dan makna generik atau antaranggota taksonomi. Nama taksonomi misalnya kucing, anjing, disebut hiponim dari hewan.

Contoh:

1) Ketua jurusan FBS menghadiri sidang hari Senin lalu.

2) Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya lampu neon. Direvisi menjadi:

1) Ketua jurusan FBS menghadiri sidang Senin lalu.

2) Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya neon.

c) Pemakaian Kata Depan ”dari” dan ”daripada”

Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat); asal(asal-usul) (Putrayasa, 2007:56)

Perhatikan contoh berikut!

1) Bu Ros berangkat dari Bandung pukul 06.30WIB. 2) Celana yang dipakainya terbuat dari wall.


(30)

Dalam bahasa Indonesia kata depan daripada berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau lainnya (Putrayasa, 2007:56)

Perhatikan contoh berikut!

1) Sifat Muhammad Yamin lebih sukar dipahami daripada sifat Miswanto.

2) Penjelasan dalam buku cetakan ke-2 mengenai cara menanam cengkeh lebih mudah dipahami daripada yang terdapat dalam buku cetakan yang ke-1.

Di bawah ini terdapat contoh pada kalimat yang menunjukkan pamakaian kata daripada yang tidak benar, oleh karena itu harus dihilangkan!

1) Presiden SBY menekankan bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan daripada rakyat harus diutamakan.

2) Perjuangan daripada pahlawan bangsa ikut memberi dasar arah dari kecintaan kita terhadap bumi Indonesia.

1.5.6 Kevariasian

Panjang pendeknya variasi dalam kalimat mencerminkan jalan pikiran seseorang. Mempergunakan kalimat yang panjang, akan menyebabkan orang tidak dapat mengambil kesimpulan buah pikiran yang tertera di dalamnya. Demikian pula bila seseorang sering menggunakan kalimat atau kelompok kata atau kata yang sama, akan membosankan pula. Begitu juga terlalu pendek-pendek kalimat yang disusun akan menjemukan juga.

Variasi dalam penulisan pilihan kata (diksi) atau variasi dalam tutur kalimat yang tepat dan benar akan memberikan penekanan pada bagian-bagian kalimat yang diinginkan. Agar tidak membosankan dan menjemukan dalam penulisan kalimat diperlukan pola dan bentuk/struktur yang bervariasi.


(31)

a) Variasi Bentuk Pasif Persona

Bentuk pasif persona juga dapat dimanfaatkan sebagai variasi lain dalam pengungkapan informasi. Kalimat di bawah ini misalnya dapat dibentuk menjadi kalimat sesuai dengan informasi yang dipentingkan.

Contoh:

Saya akan melaporkan hal ini kepada dekan. Menjadi

Akan saya laporkan masalah ini kepada dekan. Masalah ini akan saya laporkan kepada dekan.

Dalam bentuk pasif persona semacam itu, kata ganti orang atau kata ganti persona langsung didekatkan pada kata kerjanya, tidak disisipi dengan unsur lain. Oleh karena itu, susunan bentuk pasif persona seperti berikut tidak benar.

1) Masalah ini saya akan laporkan kepada dekan. 2) Saya akan laporkan masalah ini kepada dekan.

b) Variasi Bentuk Aktif – Pasif

Variasi bentuk aktif-pasif merupakan variasi penggunaan kalimat dengan memanfaatkan kalimat aktif lebih dulu, kemudian diikuti oleh kalimat pasif, atau sebaliknya.

Contoh:

1) Minggu depan kami akan mengadakan rapat pimpinan. Dalam rapat itu kami bahas berbagai kasus yang muncul akhir-akhir ini.

2) Minggu depan akan diadakan rapat pimpinan. Dalam rapat itu kami akan membahas berbagai kasus yang muncul.


(32)

BAB II

ANALISIS KALIMAT EFEKTIF NASKAH BERITA

SIARAN RRI SIBOLGA

2.1 Pengolahan dan Analisis Data

Sebelum data dianalisis, peneliti terlebih dahulu mengurutkan naskah berita dengan melihat tanggal pembuatan berita. Selanjutnya data yang akan dianalisis berdasarkan indikator yang diperoleh dari landasan teori. Adapun analisis yang dilakukan terdiri dari 15 eksemplar. Naskah yang dianalisis yang terbit pada 6 Januari 2008 – 20 Januari 2008.

2.2 Kesepadanan dan Kesatuan 2.2.1 Subjek dan Predikat

a.Jabatan kabag Bina Mitra dan tiga Jabatan Kapolsek Jajaran Polres Tapanuli S

tengah kemarin diserah terimakan K P

( Naskah 1 berita tgl 6 januari 2008, kalimat 1) penjelasan:

Kalimat di atas tidak efektif karena diatas karena struktur kalimatnya tidak disusun secara beraturan. Posisi predikat dan keterangan tidak serasi sebaiknya posisi subjek berdampingan dengan posisi predikat . perbaikan kalimat di atas yaitu dengan memindahkan posisi keterangan (kemarin) di belakang predikat (diserahterimakan). Kalimat di atas seharusnya:

Jabatan kabag Bina Mitra dan tiga Jabatan Kapolsek Jajaran Polres Tapanuli S


(33)

Tengah diserah terimakan kemarin P K

b.Kapolsek Pinangsori dari pejabat lama AKP.T.Nadeak kepada Iptu Ahmad

S K

Fauzi.

( Naskah 1 berita tgl 6 januari 2008, kalimat 6) Penjelasan:

Kalimat di atas tidak efektif karena tidak memiliki predikat, kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat. Subjek di dalam sebuah kalimat merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan sedangkan predikat dalam kalimat adalah kata yang berfungsi memberitahukan apa, mengapa atau bagaimana subjek itu.

Kata ”dari pejabat lama” digantikan dengan kata ”yang sebelumnya dijabat oleh” dan kata ”kepada”diganti dengan kata ”digantikan oleh” (kesalahan kesepadanan dan kesatuan pada kata penghubung Intrakalimat dan Antarkalimat). Kalimat di atas seharusnya:

Kapolsek Pinangsori yang sebelumnya dijabat oleh AKP.T.Nadeak digantikan S P

oleh Iptu Ahmad Fauzi O

c. Para wisudawan itu, Fakultas Keguruan dan Pendidikan jurusan Bhs.Indonesia 20


(34)

wisudawan,Bhs.Inggris 42 orang, PKn 6 orang, Jurusan Akuntansi 27 orang, Matematika 31 orang, Fisika 12 orang, Biologi 31 orang, Kimia 12 orang dan jurusan Bimbingan dan Konseling sebanyak 10 wisudawan.

Penjelasan:

Kalimat di atas tidak efektif karena tidak memiliki predikat, kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat. Subjek di dalam sebuah kalimat merupakan unsure inti atau pokok pembicaraan sedangkan predikat dalam kalimat adalah kata yang berfungsi memberitahuakan apa, mengapa, atau bagaimana subjek itu. Kalimat di atas seharusnya:

Para wisudawan itu, adalah Fakultas Keguruan dan Pendidikan jurusan Bhs.Indonesia 20

S P K

wisudawan, Bhs.Inggris 42 orang, PKn 6 orang, Jurusan Akuntansi 27 orang, Matematika 31 orang, Fisika 12 orang, Biologi 31 orang, Kimia 12 orang dan jurusan Bimbingan dan Konseling sebanyak 10 wisudawan.

d.Untuk Diploma-2 jurusan guru agama sebanyak 286 orang. K S K

( Naskah 8 berita tgl 13 Januari 2008, kalimat 3) Penjelasan:

Kalimat di atas tidak efektif karena tidak memiliki predikat, kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat. Subjek di dalam sebuah kalimat merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan sedangkan predikat dalam kalimat adalah kata yang berfungsi memberitahukan apa, mengapa atau bagaimana subjek itu. Kalimat di atas seharusnya:


(35)

Untuk Diploma-2 jurusan guru agama diwisuda

Kalimat tersebut tidak efektif karena seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” di antara kata “mengatakan” dan ”serah”. Penghilangan kata penghubung “bahwa” kadang-kadang dianggap sebagai salah satu cara untuk mencapai kehematan dalam berbahasa atau yang lazim

sebanyak 286 orang. K S P K

2.2.2 Kata Penghubung Intrakalimat dan Antarkalimat

a.Sedangkan jabatan Kapolsek yang diserah terimakan yakni Kapolsek Pandan yang sebelumnya dijabat oleh AKP.Z.Harahapdigantikan oleh APK Kamdani SAg.

( Naskah 1 berita tgl 6 Januari 2008, kalimat 4) Penjelasan

Kalimat di atas tidak efektif karena pada awal kalimat dibubuhi kata penghubung ”Sedangkan” yang berfungsi sebagai penanda konjungtor koordinatif hubungan pertentangan, padahal kalimat di atas adalah awal dari kalimat baru. Biasanya kata penghubung ”sedangkan” diletakkan di antara kalimat yang mengandung unsur pertentangan. Kata penghubung yang tepat pada awal kalimat di atas adalah ”selain itu” kalimat di atas seharusnya:

Selain itu jabatan Kapolsek yang diserah terimakan yakni Kapolsek Pandan yang sebellumnya dijabat oleh AKP.Z.Harahap digantikan oleh APK Kamdani SAg.

b. Kapolres Tapanuli tengah AKBP Drs.Reguel Siagian dalam amanatnya mengatakan, serah terima jabatan dijajaran Kepolisian merupakan hal yang biasa dan lumrah dilaksanakan.

( Naskah 1 berita tgl 6 januari 2008, kalimat 10) Penjelasan:


(36)

dikenal dengan prinsip ekonomi bahasa prinsip ini umumnya diterapkan dalam ragam jurnalistik. Kalimat di atas seharusnya:

Kapolres Tapanuli tengah AKBP Drs.Reguel Siagian dalam amanatnya mengatakan bahwa serah terima jabatan dijajaran Kepolisian merupakan hal yang biasa dan lumrah dilaksanakan.

c.Kapolres Tapanuli tengah AKBP Drs.Reguel Siagian melalui Kasat Lantas Polres Tapanuli tengah AKP H.Indra Warman Kepada RRI menjelaskan, jumlah angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah hukumnya dari januari hingga 31 Desember 2007 lalu sebanyak 47 kasus.

( Naskah 3 berita tgl 8 januari 2008, kalimat 2) Penjelasan

Kalimat di atas tidak efektif karena di antara kata “menjelaskan” dan “jumlah” seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” yang berfungsi sebagai konjungtor subordinatif komplementasi sehingga kalimat lebih jelas dan lebih mudah dimengerti. Kalimat di atas seharusnya:

Kapolres Tapanuli tengah AKBP Drs.Reguel Siagian melalui Kasat Lantas Polres Tapanuli tengah AKP H.Indra Warman Kepada RRI menjelaskan bahwa jumlah angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah hukumnya dari januari hingga 31 Desember 2007 lalu sebanyak 47 kasus.

d.Kasat Lantas Polres Tapanuli tengah AKP.Indra Warman menjelaskan terjadinya kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Tapanuli tengah disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan tertib berlalu lintas.


(37)

( Naskah 3 berita tgl 8 januari 2008, kalimat 5) Penjelasan:

Kalimat di atas tidak efektif karena di antara kata “menjelaskan” dan “terjadinya” seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” yang berfungsi sebagai konjungtor subordinatif komplementasi sehingga kalimat lebih jelas dan lebih mudah dimengerti. Kalimat di atas seharusnya:

Kasat Lantas Polres Tapanuli tengah AKP.Indra Warman menjelaskan bahwa terjadinya kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Tapanuli tengah disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan tertib berlalu lintas.

e.Namun demikian kata Kasat Lantas, pihaknya terus menerus melakukan trobosan guna memberikan peningkatan kesadaran berlalu lintas bagi masyarakat.

( Naskah 3 berita tgl 8 januari 2008, kalimat 6) Penjelasan:

Kalimat di atas tidak efektif karena menggunakan konjungtor yang salah yaitu”Namun demikian”. Konjungtor ”namun” tidak didampingi kata ”demikian” di dalam konjungtor antarkalimat hanya menggunakan konjungtor ”biarpun demikian, sekalipun demikian, sungguhpun demikian dan dengan demikian”. Kalimat di atas seharusnya:

Dengan demikian kata Kasat Lantas, pihaknya terus menerus melakukan terobosan guna memberikan peningkatan kesadaran berlalu lintas bagi masyarakat

.

f.Ia mengatakan meskipun ketentuan tersebut tidak serta merta mendapat sambutan dari kalangan masyarakat nelayan, namun ia yakin bahwa ketentuan itu akan dapat diterima publik


(38)

karena terkait dengan masalah ekosistim dalam rangka pelestarian alam Indonesia sebagai bagian dari dunia, yang memiliki tanggung jawab yang sama besar dengan negara2 lain, karena itu berkewajiban mengadobsi aturan yang berlaku pada bidang perikanan ke dalam Undang2 perikanan yang baru no.31 tahun 2004.

(Naskah 5 berita tgl 10 januari 2008, kalimat 4) Penjelasan :

Kalimat tersebut tidak efektif karena seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” diantara kata “mengatakan” dan ”meskipun”. Penghilangan kata penghubung “bahwa” kadang-kadang dianggap sebagai salah satu cara untuk mencapai kehematan dalam berbahasa atau yang lazim dikenal dengan prinsip ekonomi bahasa prinsip ini umumnya diterapkan dalam ragam jurnalistik Kalimat di atas seharusnya:

Ia mengatakan bahwa meskipun ketentuan tersebut tidak serta merta mendapat sambutan dari kalangan masyarakat nelayan, namun ia yakin bahwa ketentuan itu akan dapat diterima publik karena terkait dengan masalah ekosistim dalam rangka pelestarian alam Indonesia sebagai bagian dari dunia, yang memiliki tanggung jawab yang sama besar dengan negara2 lain, karena itu berkewajiban mengadobsi aturan yang berlaku pada bidang perikanan ke dalam Undang2 perikanan yang baru no.31 tahun 2004.

g.Akhyar Lubis Amd selaku ketua panitia pelaksana melalui koresponden RRI menjelaskan, kegiatan khitanan massal tersebut terlaksana serangkaian dengan Harlah NU ke 82 dan merupakan wujudnyata NU sebagai organisasi yang cukup besar dan berkembang di Indonesia. ( Naskah 6 berita tgl 11 januari 2008, kalimat 2)


(39)

Kalimat tersebut tidak efektif karena seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” di antara kata “menjelaskan” dan ”kegiatan”. Penghilangan kata penghubung “bahwa” kadang-kadang dianggap sebagai salah satu cara untuk mencapai kehematan dalam berbahasa atau yang lazim dikenal dengan prinsip ekonomi bahasa prinsip ini umumnya diterapkan dalam ragam jurnalistik Kalimat di atas seharusnya:

Akhyar Lubis Amd selaku ketua panitia pelaksana melalui koresponden RRI menjelaskan bahwa kegiatan khitanan massal tersebut terlaksana serangkaian dengan Harlah NU ke 82 dan merupakan wujud nyata NU sebagai organisasi yang cukup besar dan berkembang di Indonesia.

h.Informasi dari Zurlang Koresponden RRI di Barus mengatakan, khitanan tersebut dilaksanakan sebagai kepedulian NU kepada warganya yang kurang mampu dan merupakan salah satu program yang telah melembaga di tubuh organisasi NU yang bergerak dibidang Da’wah, pendidikan dan sosial kemasyarakatan.

(Naskah 6 berita tgl 11 januari 2008, kalimat 3) Penjelasan:

Kalimat tersebut tidak efektif karena seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” di antara kata “mengatakan” dan ”khitanan”. Penghilangan kata penghubung “bahwa” kadang-kadang dianggap sebagai salah satu cara untuk mencapai kehematan dalam berbahasa atau yang lazim dikenal dengan prinsip ekonomi bahasa prinsip ini umumnya diterapkan dalam ragam jurnalistik Kalimat di atas seharusnya:

.Informasi dari Zurlang Koresponden RRI di Barus mengatakan bahwa khitanan tersebut dilaksanakan sebagai kepedulian NU kepada warganya yang kurang mampu dan merupakan


(40)

salah satu program yang telah melembaga di tubuh organisasi NU yang bergerak dibidang Da’wah, pendidikan dan social kemasyarakatan.

i.Kontribusi RRI Sibolga di Sidimpuan Amin Sahbana Lubis Menjelaskan, acara wisuda sarjana itu, dihadiri Kopertis dan Kopertais dari Medan dan juga Rektor UMSU di Medan H.Bahdin Nur Tanjung SE.MM dan unsure Muspida Plus Kota Sidimpuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan para dosen.

( Naskah 8 berita tgl 13 januari 2008, kalimat 2) Penjelasan:

Kalimat tersebut tidak efektif karena seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” di antara kata “menjelaskan” dan ”acara”. Penghilangan kata penghubung “bahwa” kadang-kadang dianggap sebagai salah satu cara untuk mencapai kehematan dalam berbahasa atau yang lazim dikenal dengan prinsip ekonomi bahasa prinsip ini umumnya diterapkan dalam ragam jurnalistik Kalimat di atas seharusnya:

Kontribusi RRI Sibolga di Sidimpuan Amin Sahbana Lubis Menjelaskan bahwa acara wisuda sarjana itu, dihadiri Kopertis dan Kopertais dari Medan dan juga Rektor UMSU di Medan H.Bahdin Nur Tanjung SE.MM dan unsure Muspida Plus Kota Sidimpuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan para dosen.

j. Sedangkan Fakultas Sospol Jurusan administrasi Negara sebanyak 5 org, Fakultas Pertanian jurusan Agronomi mewisuda 5 orang dan Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam sebanyak 7 wisudawan.


(41)

Penjelasan:

Kalimat di atas tidak efektif karena pada awal kalimat tidak seharusnya dibubuhi kata penghubung ”Sedangkan” yang berfungsi sebagai penanda hubungan pertentangan, padahal kalimat di atas adalah awal dari kalimat baru yang tidak ada kaitannya dengan kalimat sebelumnya. Biasanya kata penghubung ”sedangkan” diletakkan diantara kalimat yang mengandung unsur pertentangan. Kata penghubung yang tepat pada awal kalimat di atas adalah ”selain itu”. Kalimat di atas seharusnya:

Selain itu fakultas Sospol jurusan administrasi Negara sebanyak 5 orang, Fakultas pertanian jurusan Agronomi mewisuda 5 orang dan Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam sebanyak 5 wisudawan.

k Dansional Sibolga Letkol Laut Pelaut Tri Satria Wijaya mengatakan dirinya pagi ini bertindak sebagai Inpektur Upacara pada peringatan hari Dharma Samudra ke 63 di lapangan upacara Sional sibolga.

( Naskah 10 berita tgl 15 januari 2008, kalimat 1) Penjelasan:

Kalimat di atas tidak efektif karena diantara kata “mengatakan” dan “dirinya” seharusnya dibubuhi kata penghubung bahwa yang berfungsi sebagai konjungtor subordinatif komplementasi sehingga kalimat lebih jelas dan lebih mudah dimengerti. Kalimat di atas seharusnya:

Dansional Sibolga Letkol Laut Pelaut Tri Satria Wijaya mengatakan bahwa dirinya pagi ini bertindak sebagai Inpektur Upacara pada peringatan hari Dharma Samudra ke 63 di lapangan upacara Sional sibolga.


(42)

l. Lebih jauh Dansional mengatakan, kegiatan Hari Dharma Samudra ke 63 lebih mengutamakan untuk kepentingan masyarakat bertujuan agar menghilangkan prasangka masyarakat TNI hanya dipersiapkan untuk perang saja padahal tidak.

( Naskah 10 berita tgl 15 januari 2008, kalimat 5) Penjelasan:

Kalimat tersebut tidak efektif karena seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” di antara kata “mengatakan” dan ”kegiatan”. Penghilangan kata penghubung “bahwa” kadang-kadang dianggap sebagai salah satu cara untuk mencapai kehematan dalam berbahasa atau yang lazim disebut dengan prinsip ekonomi bahasa prinsip ini umumnya diterapkan dalam ragam jurnalistik. Kalimat di atas seharusnya:

Lebih jauh Dansional mengatakan bahwa kegiatan Hari Dharma Samudra ke 63 lebih mengutamakan untuk kepentingan masyarakat bertujuan agar menghilangkan prasangka masyarakat TNI hanya dipersiapkan untuk perang padahal tidak.

m.Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI Drs.Syarfi Hutahuruk saat dihubungi RRI kemarin melalui ponselnya mengatakan, pengoperasian kapal-kapal penangkap ikan dari Negara asing tidak di perkenankan di perairan Indonesia.

( Naskah 12 berita tgl 17 januari 2008, kalimat 2). Penjelasan:

Kalimat tersebut tidak efektif karena seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” diantara kata “mengatakan” dan ”pengoperasian”. Penghilangan kata penghubung “bahwa” kadang-kadang dianggap sebagai salah satu cara untuk mencapai kehematan dalam berbahasa atau yang


(43)

lazim dikenal dengan prinsip ekonomi bahasa prinsip ini umumnya diterapkan dalam ragam jurnalistik. Kalimat di atas seharusnya:

Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI Drs.Syarfi Hutahuruk saat dihubungi RRI kemarin melalui ponselnya mengatakan bahwa pengoperasian kapal-kapal penangkap ikan dari Negara asing tidak di perkenankan di perairan Indonesia.

n.Drs.Zulfeddi Simamora, Kepala Dinas Pendidikan Daerah kota Padangsidimpuan mengatakan program sertifikasi ini dilaksanakan sesuai dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, memperoleh tambahan gaji sebesar gaji bulanan pokok.

( Naskah 13 berita tgl 13 januari 2008, kalimat 2). Penjelasan:

Kalimat tersebut tidak efektif karena seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” di antara kata “mengatakan” dan ”program”. Penghilangan kata penghubung “bahwa” kadang-kadang dianggap sebagai salah satu cara untuk mencapai kehematan dalam berbahasa atau yang lazim dikenal dengan prinsip ekonomi bahasa prinsip ini umumnya diterapkan dalam ragam jurnalistik. Kalimat di atas seharusnya:

Drs.Zulfeddi Simamora, Kepala Dinas Pendidikan Daerah kota Padangsidimpuan mengatakan bahwa program sertifikasi ini dilaksanakan sesuai dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, memperoleh tambahan gaji sebesar gaji bulanan pokok

.

o. Kepada RRI salah seorang pedagang minyak goring di pasar Nauli Sibolga Nurziah boru Marbun menjelaskan situasi harga yang terjadi saat ini dalam satu hari bisa terjadi sebanyak 3 kali.


(44)

( Naskah 14 berita tgl 19 januari 2008, kalimat 3). Penjelasan:

Kalimat tersebut tidak efektif karena seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” di antara kata “menjelaskan” dan ”situasi”. Penghilangan kata penghubung “bahwa” kadang-kadang dianggap sebagai salah satu cara untuk mencapai kehematan dalam berbahasa atau yang lazim dikenal dengan prinsip ekonomi bahasa prinsip ini umumnya diterapkan dalam ragam jurnalistik. Kalimat di atas seharusnya:

Kepada RRI salah seorang pedagang minyak goring di pasar Nauli Sibolga Nurziah boru Marbun menjelaskan bahwa situasi harga yang terjadi saat ini dalam satu hari bisa terjadi sebanyak 3 kali.

p. Sedangkan Beras Siudang asal medan dari harga biasa 175 ribu saat ini seharga 193 ribu rupiah.

( Naskah 14 berita tgl 19 januari 2008, kalimat 6). Penjelasan

Kalimat di atas menjadi rancu dan tidak efektif karena pada awal kalimat tidak seharusnya dibubuhi kata penghubung ”Sedangkan” yang berfungsi sebagai penanda hubungan pertentangan, padahal kalimat di atas adalah awal dari kalimat baru yang tidak ada kaitannya dengan kalimat sebelumnya. Biasanya kata penghubung ”sedangkan” diletakkan diantara kalimat yang mengandung unsur pertentangan. Kata penghubung yang tepat pada awal kalimat di atas adalah ”selain itu”. Kalimat di atas seharusnya:


(45)

q. Haji Dahwir Nasution mengatakan, acara tepung tawar jemaah haji dan hajjah itu dimulai pukul 10.00 Waktu Indonesia Barat di Pendopo Rumah dinas Walikota Siblga.

( Naskah 15 berita tgl 20 januari 2008, kalimat 4). Penjelasan:

Kalimat tersebut tidak efektif karena seharusnya dibubuhi kata penghubung “bahwa” diantara kata “mengatakan” dan ”acara”. Penghilangan kata penghubung “bahwa” kadang-kadang dianggap sebagai salah satu cara untuk mencapai kehematan dalam berbahasa atau yang lazim dikenal dengan prinsip ekonomi bahasa prinsip ini umumnya diterapkan dalam ragam jurnalistik. Kalimat di atas seharusnya:

Haji Dahwir Nasution mengatakan bahwa acara tepung tawar jemaah haji dan hajjah itu dimulai pukul 10.00 Waktu Indonesia Barat di Pendopo Rumah dinas Walikota Siblga.

2.2.3 Gagasan Pokok

Tidak terapat kesalahan.

2.2.4 Penggabungan denga “yang” dan “dan”

a.Acara pegelaran seni budaya menyambut 1 Muharram 1429 Hijiriahtersebut akan dihadiri unsur muspida, kepala dinas jajaran Kabupaten Tapanuli Tengah.

( Naskah 4 berita tgl 9 januari 2008, kalimat 5). Penjelasan:

Kalimat di atas tidak efektif karena seharusnya di antara kata “unsure muspida” dan “kepala”ditambahkan kata penghubung “ dan”. Kalimat di atas seharusnya:


(46)

Acara pegelaran seni budaya menyambut 1 Muharram 1429 Hijiriah tersebut akan dihadiri unsur muspida, dan kepala dinas jajaran Kabupaten Tapanuli Tengah.

b. Undang2 No.31 tahun 2004 tentang perikanan dan mewajilkan semua kapal perikanan harus memperoleh izin berlayar atau SIB dari syahbandar perikanan adalah merupakan implementasi dari tata laksana perikanan yang bertanggung jawab yang berlaku diseluruh dunia.

( Naskah 5 tgl 10 januari 2008, kalimat 1). penjelasan

Kalimat di atas rancu dan tidak efektif karena kata ”dan” diganti dengan kata penghubung ”yang” diantara kata ”perikanan” dan ”mewajibkan”. Kalimat di atas seharusnya:

Undang-undang No 31 tahun 2004 tentang perikanan dan mewajibkan semua kapal perikanan harus memperoleh izin berlayar atau SIB dari Syahbandar perikanan adalah merupakan Implementasi dan tata laksana perikanan yang bertanggung jawab yang berlaku di seluruh dunia.

c.Lebih jauh dikemukakan ada beberapa hal yang patut dijadikan perhatian, apabila ingin mengembangkan investasi dibidang kepariwisataan antara lain adalah kegiatan pariwisata merupakan industri saja modren yang bersifat jangka panjang, padat modal yang membutuhkan dukungan sumber daya manusia secara memadai.

( Naskah 9 berita tgl 14 januari 2008, kalimat 5). Penjelasan:

Kalimat di atas rancu dan tidak efektif karena seharusnya diantara kata ”panjang” dan ”padat” ditambahkan kata penghubung ”dan”. Kalimat di atas menjadi:


(47)

Lebih jauh dikemukakan ada beberapa hal yang patut dijadikan perhatian, apabila ingin mengembangkan investasi dibidang kepariwisataan antara lain adalah kegiatan pariwisata merupakan industri saja modren yang bersifat jangka panjang, dan padat modal yang membutuhkan dukungan sumber daya manusia secara memadai.

d. Hal itu disampaikan Dansional Sibolga Letkol Laut Pelaut Tri Satriya Wijaya kepada RRI didampingi Pelaksana Mayor Laut Ridwan Siregar , Danpomal Kapten Laut PM Hari Subagiyo. ( Naskah 10 berita tgl 15 januari 2008, kalimat 2).

Penjelasan:

Kalimat di atas rancu dan tidak efektif karena seharusnya diantara kata ”Siregar” dan ”Danpomal” ditambahkan kata penghubung ”dan”. Kalimat di atas seharusnya:

Hal itu disampaikan Dansional Sibolga Letkol Laut Pelaut Tri Satriya Wijaya kepada RRI didampingi Pelaksana Mayor Laut Ridwan Siregar, dan Danpomal Kapten Laut PM Hari Subagiyo.

e. Program kegiatan pemuka agama mitra kamtibmas Polres Tapanuli Tengah tahun 2008 adalah menyatukan visi dan misi bersama, mengadakan audensi kepada seluruh muspida plus dijajaran pemerintah Kabupaten tengah Tengah untuk terciptanya prespektif yang harmonis di masa yang akan datang.

( Naskah 11 berita tgl 16 januari 2008, kalimat 1). Penjelasan:

Kalimat di atas rancu dan tidak efektif karena seharusnya diantara kata ”bersama” dan ”mengadakan” ditambahkan kata penghubung ”dan”. Kalimat di atas seharusnya.


(48)

Program kegiatan pemuka agama mitra kamtibmas Polres Tapanuli Tengah tahun 2008 adalah menyatukan visi dan misi bersama, dan mengadakan audensi kepada seluruh muspida plus dijajaran pemerintah Kabupaten tengah Tengah untuk terciptanya prespektif yang harmonis di masa yang akan datang.

f. Dikatakan, untuk meraih sertifikasi tersebut bukan hal yang mudah, menurutnya kepada setiap peserta harus melalui 10 komponen portopolio yang dipersyaratkan, meliputi kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengamanan mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisas dibidang kependidikan dan sosial serta penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

( Naskah 13 berita tgl 18 januari 2008, kalimat 4) Penjelasan:

Kalimat di atas rancu dan tidak efektif karena seharusnya diantara kata ” ilmiah” dan ”pengalaman” ditambahkan penghubung ”dan”.Kalimat di atas seharusnya:

Dikatakan, untuk meraih sertifikasi tersebut bukan hal yang mudah, menurutnya kepada setiap peserta harus melalui 10 komponen portopolio yang dipersyaratkan, meliputi kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengamanan mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, dan pengalaman organisas dibidang kependidikan dan sosial serta penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.


(49)

g. Hal ini di akui salah seorang pedagang beras di pandan bermagra Hasibuan, kepada RRI, ia mengatakan, harga beras yang mengalami kenaikan harga tersebut antara lain beras kuku balam Balam dari harga 175 ribu per 30 kilogram saat ini menjadi 193 ribu rupiah, Beras Balige harga semula 155 ribu per 30 kilogram menjadi 160 ribu rupiah.

( Naskah 14 berita tgl 19 januari 2008, kalimat 5). Penjelasan:

Kalimat di atas rancu dan tidak efektif karena seharusnya di antara kata ”rupiah” dan ”Beras” ditambahkan kata penghubung ”dan” sehingga kalimat di atas menjadi:

Hal ini di akui salah seorang pedagang beras di pandan bermagra Hasibuan, kepada RRI, ia mengatakan, harga beras yang mengalami kenaikan harga tersebut antara lain beras kuku balam Balam dari harga 175 ribu per 30 kilogram saat ini menjadi 193 ribu rupiah, dan Beras Balige harga semula 155 ribu per 30 kilogram menjadi 160 ribu rupiah.

2.2.5 Penggabungan Menyatakan “Sebab” dan “Waktu”

Tidak terdapat kesalahan.

2.2.6 Penggabungan Kalimat yang Menyatakan Hubungan Waktu dan Hubungan Tujuan.

a.Untuk itu kepada sanak pemilih dan keluarga jemaah haji dapat menjemput di Mesjid Al-Muslimin Kabupaten Tapanuli Tengah di Pandan.


(50)

Penjelasan:

Kalimat di atas menjadi rancu dan tidak efektif kerena di antara kata ”haji” dan ”dapat” seharusnya diletakkan kata penghubung ”agar” yang berfungsi sebagai konjungtor subordinatif tujuan. Kalimat di atas seharusnya:

Untuk itu kepada sanak pemilih dan keluarga jamaah haji agar dapat menjemput di Mesjid Al-Muslimin Kabupaten Tapanuli Tengah di Pandan.

2.3 Kesejajaran.

a.Program kegiatan pemuka agama mitra kamtibmas Polres Tapanuli Tengah tahun 2008 adalah menyatukan visi dan misi bersama, mengadakan audensi kepada seluruh muspida plus dijajaran pemerintah Kabupaten tengah Tengah untuk terciptanya

Program kegiatan pemuka agama mitra kamtibmas Polres Tapanuli Tengah tahun 2008 adalah menyatukan visi dan misi bersama, mengadakan audensi kepada seluruh muspida plus dijajaran prespektif yang harmonis di masa yang akan datang.

( Naskah 11 berita tgl 16 januari 2008, kalimat 1). Penjelasan:

Kalimat di atas rancu dan tidak efektif karena terdapat ketidaksejajaran bentuk tentang gagasan-gagasan yang sederajat. Pada kalimat di atas yang sederajat adalah kata kerja menyatukan, mengadakan dan kata benda terciptanya. Sebuah kalimat menjadi efektif apabila gagasan-gagasan yang sederajat harus dinyatakan dengan bentuk yang sama. Jelasnya, jika dalam sebuah kalimat suatu gagasan inyatakan dengan kata kerja me(N)-, gagasan yang sederajat harus dinyatakan dengan kata kerja me(N)- juga. Kalimat di atas seharusnya:


(51)

pemerintah Kabupaten tengah Tengah untuk menciptakan

a.AKBP Drs.Reguel Siagian dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasaih kepada pejabat lama yang telah mengemban tugas dengan baik dan kepada pejabat yang baru dilantik

. prespektif yang harmonis di masa yang akan datang.

2.4 Penekanan dalam Kalimat 2.4.1 Posisi dalam kalimat

Tidak terdapat kesalahan.

2.4.2 Urutan yang Logis

a.Menurutnya, keluarga sejahtera sebanyak itu terdiri dari keluarga sejahtera 1 sebanyak 26 ribu 892 KK, Keluarga Pra Sejahtera 7 ribu 77 KK, keluarga Sejahtera II 16 ribu 286 KK, Keluarga Sejahtera III 8 ribu 359 KK dan Keluarga Sejahtera Plus 3 ribu 359 KK.

( Naskah 2 berita tgl 7 januari 2008, kalimat 3). Penjelasan

Kalimat di atas tidak efektif karena kata-kata dalam kalimat tersebut tidak disusun dengan urutan yang logis seharusnya kata-kata dalam kalimat tersebut disusun secara urutan yang logis. Kalimat di atas seharusnya:

Menurutnya, keluarga sejahtera sebanyak itu terdiri dari keluarga Pra Sejahtera 7 ribu 77 KK, keluarga sejahtera 1 sebanyak 26 ribu 892 KK, keluarga Sejahtera II 16 ribu 286 KK, keluarga Sejahtera III 8 ribu 359 KK dan keluarga Sejahtera Plus 3 ribu 359 KK.


(52)

hendaknya dapat meneruskan pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh pejabat lama dan sekaligus ditingkatkan guna meleyani masyarkat sesuai dengan tugas Kepolisian.

( Naskah 1 berita tgl 12 januari 2008, kalimat 12). Penjelasan :

.Kalimat di atas menjadi rancu dan tidak efektif karena terdapat pengulangan kata. kata ”dan” dan ”sekaligus” bersinonim.kedua kalimat tersebut dapat saling mengantikan jadi tidak boleh digunakan keduanya yang dapat menimbulkan kemubajiran. Salah satu kata tersebut harus dihilangkan. Kalimat di atas seharusnya.

AKBP Drs.Reguel Siagian dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasaih kepada pejabat lama yang telah mengemban tugas dengan baik dan kepada pejabat yang baru dilantik hendaknya dapat meneruskan pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh pejabat lama dan ditingkatkan guna meleyani masyarkat sesuai dengan tugas Kepolisian.

b. Pegelaran seni budaya tersebut untuk mengenang peristiwa perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah dan sekaligus menjalin kesatuan dan persatuan masyarakat daerah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.

( Naskah 4 berita tgl 9 januari 2008, kalimat 4). Penjelasan :

Kalimat di atas menjadi rancu dan tidak efektif karena terdapat pengulangan kata. kata ”dan” dan ”sekaligus” bersinonim.kedua kalimat tersebut dapat saling mengantikan jadi tidak boleh digunakan keduanya yang dapat menimbulkan kemubajiran. Salah satu kata tersebut harus dihilangkan. Kalimat di atas seharusnya:


(53)

Pegelaran seni budaya tersebut untuk mengenang peristiwa perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah sekaligus menjalin kesatuan dan persatuan masyarakat daerah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.

c.Undang2 No.31 tahun 2004 tentang perikanan dan mewajilkan semua kapal perikanan harus memperoleh izin berlayar atau SIB dari syahbandar perikanan adalah merupakan implementasi dari tata laksana perikanan yang bertanggung jawab yang berlaku diseluruh dunia.

( Naskah 5 tgl 10 januari 2008, kalimat 1) Penjelasan :

Kalimat di atas menjadi rancu dan tidak efektif karena terdapat pengulangan kata. Kata “adalah” dan “ merupakan” bersinonim. Kedua kalimat tersebut dapat saling menggantikan jadi tidak boleh digunakan keduanya. Kalimat di atas seharusnya:

Undang-undang No 31 tahun 2004 tentang perikanan dan mewajilkan semua kapal perikanan harus memperoleh izin berlayar atau SIB dari syahbandar perikanan merupakan implementasi dari tata laksana perikanan yang bertanggung jawab yang berlaku diseluruh dunia.

d. Lebih jauh Dansional mengatakan,kegiatan Hari Dharma Samudra ke 63 lebih mengutamakan untuk kepentingan masyarakat bertujuan agar menghilangkan prasangka masyarakat TNI hanya dipersiapkan untuk perang saja padahal tidak.

( Naskah 10 berita tgl 15 januari 2008, kalimat 5) Penjelasan:

Kalimat di atas menjadi rancu dan tidak efektif karena terdapat pengulangan kata. kata ”hanya” dan ”saja” yang merupakan pleonasme..kedua kalimat tersebut dapat saling mengantikan jadi


(54)

tidak boleh digunakan keduanya yang dapat menimbulkan kemubajiran. Salah satu kata tersebut harus dihilangkan. Kalimat di atas seharusnya:

Lebih jauh Dansional mengatakan,kegiatan Hari Dharma Samudra ke 63 lebih mengutamakan untuk kepentingan masyarakat bertujuan agar menghilangkan prasangka masyarakat TNI hanya dipersiapkan untuk perang padahal tidak.

2.5 Kehematan

2.5.1 Pengulangan Subjek

Tidak terdapat kesalahan

2.5.2 Hiponimi

a. 100 orang anak warga NU Barus yang tidak mampu telah dikhitankan secara missal di Gedung Perguruan NU, jalan Sudirman Barus pada tanggal 7 hingga 9 januari lalu.

( Naskah 6 berita tgl 11 januari 2008, kalimat 1) Penjelasan:

Kalimat di atas menjadi rancu dan tidak efektif karena terdapat hiponimi ”tanggal” terhadap ”7 hingga 9 januari lalu”. Jadi, tanpa menyebutkan tanggal 7 hingga 9 januari lalu sudah jelas merupakan tanggal. Kalimat di atas seharusnya:

100 orang anak warga NU Barus yang tidak mampu telah dikhitankan secara missal di Gedung Perguruan NU, jalan Sudirman Barus pada 7 hingga 9 januari lalu.


(55)

b. Pembantu Rektor III, UMTS Drs.Lazuardi M Ag selaku Penanggung Jawab Wisuda dalam orasi ilmiahnya mengatakan, UMTS pada bulan Juli 2008 sudah berusia 25 tahun dan acara wisuda ini merupakan yang ke-26 sejak didirikannya UMTS tahun 1983.

Penjelasan:

Kalimat di atas menjadi rancu dan tidak efektif karena terdapat hiponim ”bulan” terhadap ”Juli 2008”. Jadi, tanpa menyebutkan bulan, Juli sudah merupakan bulan. Kalimat di atas seharusnya: Pembantu Rektor III, UMTS Drs.Lazuardi M Ag selaku Penanggung Jawab Wisuda dalam orasi ilmiahnya mengatakan, UMTS pada Juli 2008 sudah berusia 25 tahun dan acara wisuda ini merupakan yang ke-26 sejak didirikannya UMTS tahun 1983.

2.5.3 Pemakaian Kata Depan ”dari” dan ”daripada

Tidak terdapat kesalahan

2.6 Kevariasian

2.6.1 Kevariasian Bentuk Pasif Persona

Tidak terdapat Kesalahan.

2.6.2 Kevariasian Bentuk Aktif-Pasif


(56)

Tabel Jumlah Daftar Kesalahan Naskah Berita RRI Sibolga 6 Januari 2008 – 20 Januari 2008 Pukul 06.30 Wib

No Jenis Kesalahan Banyak Kesalahan

Ket

1 Subjek dan Predikat 4 2 Kata Penghubung Intrakalimat dan

Antarkalimat

17

3 Gagasan Pokok - 4 Penggabungan dengan ”yang”, ”dan” 7 5 Penggabungan menyatakan ”sebab”,

”waktu”

6 Penggabunngan Kalimat yang menyatakan Hubungan Akibat dan Hubungan Tujuan

1

7 Kesejajaran kata (paralelisme) 1 8 Posisi dalam kalimat - 9 Urutan yang logis 1 10 Pengulangan kata 4 11 Pengulangan subjek -

12 Hiponimi 2

13 Pemakaian kata depan ”dari” dan ”daripada”


(57)

14 Variasi bentuk pasif persona - 15 Variasi bentuk aktif-pasif -


(58)

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Penulis membuat simpulan berdasarkan hasil penganalisisan naskah berita selama bulan Januari 2008 di RRI Sibolga, bahwa penggunaan kalimat efektif dalam naskah berita siaran RRI Sibolga masih banyak kesalahan. Dalam naskah berita 6 Januari 2008 – 20 Januari 2008, naskah berita pukul 06.30 WIB kesalahan dalam keefektifan kalimatnya sebanyak 36 kalimat.

Setelah data terkumpul dan dilanjutkan dengan pembahasan peneitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidakefektifan kalimat dalam naskah berita RRI Sibolga sebanyak 36 kalimat yaitu, kesepadanan dan kesatuan (pada subjek dan predikat 4 kesalahan, pada kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat 17 kesalahan, pada gagasan pokok tidak terdapat kesalahan, pada penggabungan dengan “yang”, “dan” 7 kesalahan, pada penggabungan menyatakan “sebab”, dan “waktu” tidak terdapat kesalahan, pada penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan hubungan tujuan 1 kesalahan), kesejajaran tidak terdapat 1 kesalahan, penekanan dalam kalimat (pada posisi dalam kalimat tidak terdapat kesalahan, pada urutan yang logis 1 kesalahan, pada pengulangan kata 4 kesalahan), kehematan (pada pengulangan subjek kalimat tidak terdapat kesalahan, pada hiponimi 2 kesalahan, pada pemakaian kata depan “ dari” dan “daripada” tidak terdapat kesalahan), kevariasian ( variasibentuk pasif persona tidak terdapat kesalahan dan variasi bentuk aktif pasif tidak terdapat kesalahan).


(59)

3.2 Saran

Penulis berharap agar penulis naskah berita mempelajari penggunaan kalimat efektif yang baik dan benar. Selain itu kepada pemimpin RRI supaya mengadakan penyuluhan mengenai kalimat efektif.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwi, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anggraini, A dkk.2005. Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi. Jakarta:Graha Ilmu

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin,E.Zainal.1987. Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar. Jakarta: Mediyatama Sarana Prakasa.

Badudu, J.S. 1993. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Badudu, J.S. 1995. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar IV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Epraim. 1992. ”Kalimat Efektif: Struktur, Tenaga, dan Variasi (Skripsi)”. Medan: Fakultas Sastra USU

Galingging, Reni Lamria. 1999. ”Ketidakefektifan Kalimat-Kalimat Liputan 6 SCTV (Skripsi)”. Medan: Fakultas Sastra USU

Hermawan, Asep. 2004. Kiat Praktis Menulis Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Hutabarat, Retty. 1992. ”Korelasi Kata dalam Kalimat Efektif (Skripsi)”. Medan: Fakultas Sastra USU

Mulyadi, dkk. 2004. ”Bahasa Indonesia (diktat)”. Medan: Fakultas Sastra USU Parera, Jos D. 1984. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga.

Putrayasa, I.B. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: Reflika Aditama

Ritonga, dkk. 2005. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Medan: Bartong Jaya

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press


(61)

LAMPIRAN

Hari: Minggu Tanggal:6 Januari 2008 pukul:06.30

Pejabat Kabag Bina Mitra yang sebelumnya di jabat oleh Kompol W Gultom digantikan oleh Kompol Suparno./Kompol W Gultom mendapat tugas baru sebagai tenaga pendidik di SPN Sampali, sedangkan Kompol Suparno sebelumnyabertugas sebagai Kabag MIN di Polres Tanah Karo./Sedangkan jabatan Kapolsek yang diserah terimakan yakni Kapolsek Pandan yang sebelumnya dijabat oleh AKP.Z.Harahapdigantikan oleh APK Kamdani SAg./AKP.Z.Harahap mendapat tugas baru sebagai Kabag Ops Polres Nias Selatan sedangkan AKP.Kamdani, SAg sebelumnya bertugas sebagai tenaga pendididk di SPN Sampali./Kapolsek Pinangsori dari pejabat lama AKP.T.Nadeak kepada Iptu Ahmad Fauzi./Pejabat lama AKP.T.Nadeak mendapat tugas baru di Poldasu dan AKP Ahmad Fauzi sebelumnya bertugas sebagai Kasat Narkoba di Polres Tapanuli tengah./Untuk jabatan Kapolsek Kolang pejabat lama AKP.K.Nababan SH digantikan oleh Iptu Asmarullah./Pejabat lama AKP.K.Nababan SH mendapat tugas menjadi Kasat Narkoba di Polres Tapanuli tengah sedangkan Iptu Asmarullah sebelumnya bertugas di Intelkam Polres Tapanuli tengah./Kapolres Tapanuli tengah AKBP Drs.Reguel Siagian dalam amanatnya mengatakan, serah terima jabatan dijajaran Kepolisian merupakan hal yang biasa dan lumrah dilaksanakan./Hal itu dilakukan dalam rangka pembinaan untuk terus meningkatkan prestasi di Kepolisian Khususnya di Kepolisisn jajaran Polres Tapanuli tengah./AKBP Drs.Reguel Siagian dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasaih kepada pejabat lama yang telah mengemban tugas dengan baik dan kepada pejabat yang baru dilantik hendaknya dapat meneruskan pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh pejabat lama dan sekaligus ditingkatkan guna meleyani masyarkat sesuai dengan tugas Kepolisian.


(62)

Hari : Senin Tanggal:7 Januari 2008 pukul:06.30

Berdasarkan hasil pendataan yang dilaksanakan Dinas Keluarga Berencana dan Kependudukan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Tengah selama tahun 2007 tercatat 61 ribu 970 kepala keluarga yang tersebar di 17 Kecamatan./

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Keluarga Berencana dan Kependudukan Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli tengah Drs. Manarap Simanjuntak melalui Kepala Bidang Informasi KB Mince Manurung menjelaskan Kepada RRI di Pandan./

Menurutnya, keluarga sejahtera sebanyak itu terdiri dari keluarga sejahtera 1 sebanyak 26 ribu 892 KK, Keluarga Pra Sejahtera 7 ribu 77 KK, keluarga Sejahtera II 16 ribu 286 KK, Keluarga Sejahtera III 8 ribu 359 KK dan Keluarga Sejahtera Plus 3 ribu 359 KK./


(63)

Hari: Selasa Tanggal:8 Januari 2008 pukul:06.30

Jumlah angka kecelakaan lalu lintas tahun 2007 meningkat disbanding tahun 2006 lalu namun tidak terjadi peningkatan yang disignifikan.

Kapolres Tapanuli tengah AKBP Drs.Reguel Siagian melalui Kasat Lantas Polres Tapanuli tengah AKP H.Indra Warman Kepada RRI menjelaskan, jumlah angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah hukumnya dari januari hingga 31 Desember 2007 lalu sebanyak 47 kasus.

Dari 47 kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi diwilayah hukum Polres Tapanuli tengah 28 orang meninggal dunia, 43 orang luka berat dan luka ringan 14 orang, serta 6 kasus tabrak lari.

Akibat dari 47 kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi diwilayah hukum Polres Tapanuli tengah, kerugian akibat kasus itu terjadi kerugian material sebesar 113 juta rupiah lebih.

Kasat Lantas Polres Tapanuli tengah AKP.Indra Warman menjelaskan terjadinya kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Tapanuli tengah disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan tertib berlalu lintas.

Namun demikian kata Kasat Lantas, pihaknya terus menerus melakukan trobosan guna memberikan peningkatan kesadaran berlalu lintas bagi masyarakat.


(64)

Selain itu kata Kasat Lantas salah satu penyebab tingginya kecelakaan lalu lintas diwilayah hukum Polres Tapanuli tengah akibat banyaknya rusak jalan Propinsi dari batas Sibolga hingga kebatas Tapanuli tengah dengan Tapanuli Selatan.

Pada bagian lain penyebab kecelakaan lalu lintas tersebut karena lebar badan jalan tidak sesuai lagi dengan peningkatan pertambahan kendaraan.


(1)

Hari: Rabu Tanggal:16 Januari 2008 pukul:06.30

Program kegiatan pemuka agama mitra kamtibmas Polres Tapanuli Tengah tahun 2008 adalah menyatukan visi dan misi bersama mengadakan audensi kepada seluruh muspida plus dijajaran pemerintah Kabupaten tapanuli tengah untuk terciptanya perspektif yang harmonis dimasa yang akan dating.

Sejalan dengan program tersebut pengurus PAMK kabupaten Tapanuli Tengah yang diketuai Drs. Haji Jamaluddin Marpaung MA beraudensi kepada kepala RRI Sibolga Irdamsyah SH yang didampingi KBTU Otanigo Gea kemaren di ruang kerjanya.

Pada pertemuan tersebut pengurus PAMK Tapanuli Tengah menyatakan sikap harus mempertahankan sampai akhir hayat dikandung badan dibawah kepemimpinan Presiden RI DR.Susilo Bambang Yudoyono dan trilogy kerukunan umat beragama harus ditumbuh kembangkan.

Selain dari itu juga siap bekerja sama dengan Polri dalam memberantas teroris, narkoba, HIV/AIDS dan penyakit masyarakat lainnya melalui bahasa agama.


(2)

Hari: Rabu Tanggal:17 Januari 2008 pukul:06.30

Akibat lemahnya pengawasan di laut menyangkut beroperasinya kapal-kapal asing dari Negara Thailand yang menangkap ikan di perairan Indonesia, Negara telah dirugikan Rp 30 Triliun lebih pertahunnya.

Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI Drs.Syarfi Hutahuruk saat dihubungi RRI kemarinmelalui ponselnya mengatakan, pengoperasian kapal-kapal penangkap ikan dari Negara asing tidak di perkenankan di perairan Indonesia.

Pasalnya hasil tangkapan kapal asing diangkut kenegaranya tanpa melalui prosedur dan cenderung disebut illegal fising, sehingga Negara dirugikan Rp 30 Triliun lebih pertahunnya.

Dikatakannya, masuknya kapal-kapal asing dapat beroperasi diperairan Indonesia ini berawal dari adanya kerjasama antara pihak pengusaha luar dengan pengusaha Indonesia dalam sektor perikanan.

Dengan menggunakan bendera Indonesia dan berjanji akan memakai tenaga local serta berinfestasi secara besar-besaran dalam sektor perikanan di Indonesia sehingga izinnyadikeluarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Pusat.


(3)

Diterangkan Syarfi, akibat pengusaha swasta nasional, pengusaha localpun tergiur dan diiming-imingi pengusaha asing untuk mendapatkaan untung, sehingga rela menjadi tameng dan mengorbankan bangsanya sendiri.

Walaupun kapal-kapal dari negara asing yang masuk dan beroperasi di perairan Indonesia dengan memakai nama pengusaha local tetap saja bisnis itu dinyatakan illegal.

Selain itu, Syarfi juga menyesalkan sikap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) daerah dalam mengemban izin operasional kapal asing untuk menangkap ikan.

Ada diantara DKP daerah yang mengeluarkan izin operasional kapal asing yang berakibat Negara telah dirugikan Rp 30 Triliun lebih pertahunnya dan hal itu sesuatu yang sangat-sangat keliru.


(4)

Hari: Kamis Tanggal:18 Januari 2008 pukul:06.30

19 orang guru di kota padangsidimpuan telah memperoleh sertifikasi dari pemerintah kota padang sidimpuan, yang dilaksanakan sejak tahun 2006 hinga saat ini.

Drs.Zulfeddi Simamora, Kepala Dinas Pendidikan Daerah kota Padangsidimpuan mengatakan program sertifikasi ini dilaksanakan sesuai dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, memperoleh tambahan gaji sebesar gaji bulanan pokok.

Kehadiran sertifikasi memberikan angina segar terhadap para tenaga pengajar, karena hal tersebut akan berpengaruh pada perolehan pendapatan guru, jika berhasil memperoleh sertifikasi.

Dikatakan, untuk meraih sertifikasi tersebut bukan hal yang mudah, menurutnya kepada setiap peserta harus melalui 10 komponen portopolio yang dipersyaratkan, meliputi kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan social serta penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Hal itu merupakan bukti fisik yang menggambarkan pengalaman berkarya dan berprestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu.


(5)

Hari: Jumat Tanggal:19 Januari 2008 pukul:06.30

Situasi harga kebutuhan pokok rumah tangga untuk daerah sibolga Tapanuli Tengah seperti minyak goring, tepung terigu dan beras dalam beberapa minggu belakangan ini kondisinya sangat memprihatinkan.

Sejumlah pedagang di daerah ini saat di Tanya tentang situasi harga yang tidak menentu sekarang ini menjelaskan tidak mengetahui secara pasti akibat kenaikan tersebut.

Kepada RRI salah seorang pedagang minyak goring di pasar Nauli Sibolga Nurziah boru Marbun menjelaskan situasi harga yang terjadi saat ini dalam satu hari bisa terjadi sebanyak 3 kali.

Sementara itu, harga beras di daerah Tapanuli Tengah dalam minggu ini juga ikut mengalami kenaikan harga, disusul dengan semakin menipisnya stok beras di beberapa distributor di daerah ini.

Hal ini di akui salah seorang pedagang beras di pandan bermarga Hasibuan, kepada RRI, ia mengatakan, harga beras yang mengalami kenaikan harga tersebut antara lain beras Kuku Balam dari harga 175 ribu per 30 saat ini menjadi 193 ribu rupiah, Beras Balige harga semula 155 ribu per 30 kilogram menjadi 160 ribu rupiah.

Sedangkan Beras Siudang asal medan dari harga biasa 175 ribu saat ini seharga 193 ribu rupiah. Tidak seragamnya harga sejumlah kebutuhan rumah tangga saat ini, menurut para pedagang di kedua daerah ini, karena masih kuatnyaindikasi kenaikan harga.


(6)

Hari: Sabtu Tanggal:20 Januari 2008 pukul:06.30

Pemerintah Kota Sibolga bersama Muspida Plus dan tokoh masyarakat besok akan melaksanakan tepung tawar terhadap jemaah haji dan hajjah yang baru kembali menunaikan ibadah haji dari Tanah Suci Mekah.

Menurut Sekda Kota Sibolga Drs.Haji Dahwir Nasution tepung tawar yang diadakan Pemko Sibolga tersebut rutin dilakukan setiap kali calon jemaah haji/hajjah berangkat menunaikan ibadah haji dab kembali ke kampong halamannya menjadi Haji dan Hajjah yang Mabrur.

Selain itu juga sebagai ungkapan rasa syukur Pemko Sibolga bersama jajarannya dan masyarakat Kota Sibolga jemaah haji dan hajjah dari Kota Sibolga kembali dalam kondisi sehat wal’afiat.

Haji Dahwir Nasution mengatakan, acara tepung tawar jemaah haji dan hajjah itu dimulai pukul 10.00 Waktu Indonesia Barat di Pendopo Rumah dinas Walikota Sibolga