Etiologi Mekanisme Pelepasan Plasenta

D. Retensio Plasenta 1. Definisi

Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta melebihi waktu setengah jam setelah bayi lahir Manuaba, 2008. Retensio plasenta adalah tertahannya plasenta didalam uterus selama lebih dari satu jam setelah bayi lahir Jones, 2001.

2. Etiologi

a. Kelainan uterus 1 Kelainan kontraksi Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta plasenta adhesiva, ketidakefektifan kontraksi dapat menghambat pelepasan plasenta yang terjadi pada inersia uteri, atonia uteri dan tetani uteri. 2 Uterus bicornus dan subseptus Kelainan uterus ini, dapat menyebabkan retensio plasenta karena bentuk uterus yang tidak sempurna. Pada keadaan ini miometrium tidak berfungsi dengan baik, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan his yang menghambat plasenta untuk keluar dari tempat implantasinya. b. Kelainan plasenta Plasenta normal biasanya menanamkan diri sampai batas atas lapisan miometrium, kelainan plasenta yang dimaksud yaitu : Universitas Sumatera Utara 1 Plasenta akreta Vili korialis plasenta menanamkan diri lebih dalam ke dinding rahim tetapi belum menembus serosa. 2 Plasenta inkreta Vili korialis tumbuh lebih dalam dan menembus lapisan desidua sampai ke miometrium. 3 Plasenta perkreta Vili korialis menembus lapisan miometrium dan menembus lapisan serosa atau peritoneum dinding rahim. c. Kesalahan manajemen aktif Kala III 1 Manipulasi uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan plasenta. 2 Pemberian uterotonika tidak tepat pada waktunya. 3 Pemberian anestesi yang dapat melemahkan kontraksi uterus. d. Penyebab lain 1 Kandung kemih penuh Kandung kemih akan memenuhi ruang panggul sehingga dapat menghalangi terjadinya kontaksi uterus. 2 Persalinan preterm Hal ini terjadi bila persalinan preterm dilakukan atas indikasi medis bukan karena kelainan dari uterus. Universitas Sumatera Utara

3. Mekanisme Pelepasan Plasenta

Kontraksi uterus akan mengurangi area plasenta, karena uterus bertambah kecil dan dindingnya bertambah tebal beberapa sentimeter. Kontraksi tersebut menyebabkan bagian plasenta menjadi longgar dan lemah pada dinding uterus, bagian ini akan terlepas mula-mula sebagian dan kemudian seluruhnya. Namun, terkadang ada sebagian kecil plasenta yang masih melekat pada dinding uterus. Proses pelepasan plasenta terjadi setahap demi setahap, dengan adanya pengumpulan darah di belakang plasenta akan dapat membantu dalam pelepasan plasenta. Bila pelepasan sudah lengkap, maka kontraksi uterus akan mendorong plasenta yang sudah lepas ke segmen bawah rahim untuk segera dilahirkan. Kala III normal dibagi ke dalam 4 fase yaitu: a. Fase laten Fase laten ditandai dengan menebalnya dinding uterus yang bebas dari tempat implantasi plasenta. Tetapi, dinding uterus tempat plasenta berimplantasi masih tipis. b. Fase kontraksi Fase kontraksi ditandai dengan menebalnya dinding uterus tempat plasenta berimplantasi, ketebalan awal kurang dari 1 cm menjadi lebih dari 2 cm. c. Fase pelepasan plasenta Fase pelepasan plasenta merupakan fase plasenta menyempurnakan pemisahan dan kemudian lepas dari dinding uterus. Terpisahnya plasenta Universitas Sumatera Utara disebablan oleh kekuatan antara plasenta yang pasif dengan otot uterus yang aktif pada tempat implantasi plasenta Pribakti, 2009. Cara pelepasan plasenta ada 2 macam yaitu: 1 Secara Schultze Pelepasan plasenta dimulai pada bagian tengah seperti menutup payung, menurut cara ini perdarahan tidak terjadi sebelum plasenta lahir. 2 Secara Duncan Pelepasan plasenta dimulai dari pinggir plasenta atau serempak dari tengah ke pinggir plasenta, menurut cara ini ditandai oleh adanya perdarahan pervaginam bila plasenta mulai lepasWiknjosastro, 2007. d. Fase pengeluaran Fase pengeluaran merupakan fase dimana plasenta bergerak turun, daerah tempat pemisahan plasenta tetap tidak berubah dan sejumlah kecil darah terkumpul di rongga uterus. Ini menunjukkan bahwa perdarahan selama pemisahan plasenta merupakan akibat bukan sebab Pribakti, 2009. Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu: 1 Perubahan bentuk dan tinggi fundus Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi , uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya turun hingga di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di atas pusat. Universitas Sumatera Utara 2 Tali pusat memanjang Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan vagina tanda Alfeld. 3 Semburan darah tiba-tiba Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang tiba- tiba menandakan bahwa darah yang terkumpul diantara tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta darah retroplasenter, keluar melalui tepi plasenta yang terlepas Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004.

4. Diagnosis