Karakteristik Responden Hasil Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 pada bulan Februari sampai Mei 2010 dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang.

1. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini hasil yang didapat dari 30 bidan yang menjadi responden, mayoritas dijumpai pada umur 33-39 tahun yaitu sebanyak 14 orang 46,7. Pada pendidikan didapat hasil bahwa mayoritas dari responden berpendidikan D3 Kebidanan yaitu sebanyak 28 orang 93,3. Lama bekerja dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden telah bekerja 6-10 tahun, yaitu sebanyak 11 orang 36,7. Dalam hal menghadapi kasus retensio plasenta, mayoritas berkisar antara 1-5 kali sebanyak 15 orang 50. Responden dalam penelitian ini mayoritas pernah mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal APN yaitu sebanyak 27 orang 90. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Responden Di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 No Data demografi Frekuensi orang Persentase 1. Umur 26-32 Tahun 33-39 Tahun 40-46 Tahun 10 14 6 33.3 46,7 20 2 Pendidikan D3 Kebidanan D4 Kebidanan 28 2 93,3 6,7 3 Lama bekerja 1-5 Tahun 6-10 Tahun 11-15 Tahun 15 Tahun 8 11 6 5 26,7 36,7 20 16,7 4 Menghadapi kasus retensio plasenta 1-5 kali 6-10 kali 10 kali 15 10 5 50 33,3 16,7 5 Pelatihan asuhan persalinan normal Belum pernah Sudah pernah 3 27 10 90 Universitas Sumatera Utara 2. Sikap Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 Berdasarkan hasil penelitian sikap bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010, mayoritas responden menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 15 orang 50 pada pernyataan no 3 tentang memasang infus sebelum melakukan tindakan manual plasenta. Pada pernyataan no 10 tentang tanggung jawab bidan dalam setiap pertolongan persalinan, mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 20 orang 66,7. Sebanyak 23 orang 76,7 responden menjawab tidak setuju pada pernyataan no 2, tentang perasaan tidak cemas apabila menghadapi kasus retensio plasenta dengan fasilitas yang terbatas. Pada pernyataan no 1 tentang tidak perlunya memeriksa kelengkapan bagian-bagian plasenta setelah plasenta lahir, mayoritas responden menjawab sangat tidak setuju yaitu sebanyak 14 orang 46,7. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini. Tabel 5.2 Sikap Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta Di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 No Pernyataan SS S TS STS N N N N 1. Saya selalu yakin dan tidak perlu memeriksa kelengkapan bagian-bagian plasenta setelah plasenta lahir 16 53,3 14 46,7 2. Saya telah memiliki 3 10 23 76,7 4 13,3 Universitas Sumatera Utara banyak pengalaman klinik, sehingga saya tidak merasa cemas apabila menghadapi kasus retensio plasenta walaupun fasilitas yang saya miliki terbatas 3 Saya khawatir akan terjadi banyak perdarahan, sehingga sebelum saya melakukan manual plasenta saya memasang infus terlebih dahulu 15 50 14 46,7 1 3,3 4. Saya tidak perlu merasa cemas bila dalam 30 menit plasenta belum juga lahir, karena hal tersebut masih dalam batas yang normal 3 10 9 30 14 46,7 4 13,3 5. Saya yakin bahwa ketidakefektifan kontraksi dapat menghambat pelepasan plasenta pada Kala III persalinan 10 33,3 16 53,3 3 10 1 3,3 6. Saat saya menghadapi kasus retensio plasenta dengan perdarahan, tanpa ragu saya segera melakukan persiapan untuk tindakan manual plasenta 2 6,7 18 60 10 33,3 7. Saya tidak pernah lupa untuk memberikan obat sedatif dan analgetik sebelum melakukan tindakan manual plasenta 6 20 16 53,3 6 20 2 6,7 8. Saya khawatir bila terjadi banyak perdarahan, sehingga untuk mempersingkat waktu saya melakukan manual plasenta tanpa perlu memperhatikan pencegahan infeksi 4 13,3 17 56,7 9 30 Universitas Sumatera Utara 9. Kandung kemih yang penuh tidak akan menghambat kontraksi uterus, sehingga saya tidak perlu cemas bila tidak melakukan kateterisasi 5 16,7 19 63,3 6 20 10 . Saya akan bertanggung jawab dalam setiap tindakan pertolongan persalinan yang saya lakukan terutama pada manajemen aktif Kala III 7 23,3 20 66,7 2 6,7 1 3,3 Dalam penelitian ini hasil yang didapat dari 30 bidan yang menjadi responden tentang sikap bidan terhadap penanganan retensio plasenta tertinggi memiliki sikap positif yaitu sebanyak 28 orang 93,3, sedangkan yang terendah memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 2 orang 6,7. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Sikap Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta Di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 Sikap Frekuensi orang Persentase Positif Negatif 28 2 93,3 6,7 Universitas Sumatera Utara 3. Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 Berdasarkan hasil penelitian tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun kecamatan Medan Marelan tahun 2010, mayoritas responden melakukan tindakan ”ya” yaitu sebanyak 30 orang 100 pada pernyataan no 13 tentang cara menentukan implantasi plasenta. Pada lembar observasi no 5 tentang pemberian antibiotik dosis tunggal, mayoritas responden melakukan tindakan “tidak” yaitu sebanyak 24 orang 80. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini. Tabel 5.4 Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta Di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 No Pengetahuan Prosedur Ya Tidak N N 1. Bila plasenta tidak lahir dalam 15 menit setelah bayi lahir, ulangi pemberikan oksitosin 10 IU IM dan teruskan penatalaksanaan aktif Kala III selama 15 menit 29 96,7 1 3,3 2. Setelah melakukan langkah-langkah diatas dan terjadi perdarahan hebat maka segera pasang infus 20 66,7 10 33,3 3. Informed consent kepada pasien atau keluarga pasien sebelum melakukan tindakan 28 93,3 2 6,7 4. Beri obat sedatif dan analgetik melalui karet infus 9 30 21 70 5. Beri antibiotik dosis tunggal 6 20 24 80 Universitas Sumatera Utara 6. Pasang sarung tangan DTT setelah mencuci tangan 14 46,7 16 53,3 7. Lakukan kateterisasi kandung kemih 15 50 15 50 8. Tegangkan tali pusat yang telah dijepit dengan kocher sejajar dengan lantai 26 86,7 4 13,3 9. Masukkan tangan secara obstetrik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat sampai masuk ke dalam cavum uteri 23 76,7 7 23,3 10. Tangan lain menahan fundus uteri untuk mencegah terjadinya inversio uteri 11 36,7 19 63,3 11. Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta 26 86,7 4 13,3 12. Buka tangan obstetrik menjadi seperti salam 13 43,3 17 56,7 13. Tentukan implantasi plasenta dengan menemukan tepi plasenta yang paling bawah, kemudian gerakkan tangan ke kiri dan kanan sampai bergeser ke arah cranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan 30 100 14. Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis untuk menahan uterus pada pada saat plasenta dikeluarkan 19 63,3 11 36,7 15. Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta 29 96,7 1 3,3 16. Lakukan eksplorasi ulang untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus 19 63,3 11 36,7 17. Beri oksitosin 10 IU secara IV ke dalam cairan infus 60 tetesmenit. Bila masih terjadi perdarahan, berikan metergin 0,2 mg secara IM 27 90 3 10 18. Periksa apakah plasenta lengkaptidak, bila tidak lengkap lakukan eksplorasi ke dalam cavum uteri 18 60 12 40 19. Perbaiki robekan pada serviks, vagina dan episiotomi 22 73,3 8 26,7 20 Dekontaminasi alat pascatindakan 22 73,3 8 26,7 Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini hasil yang didapat dari 30 bidan yang menjadi responden tentang tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta tertinggi memiliki tindakan cukup yaitu sebanyak 16 orang 53,3, sedangkan yang terendah memiliki tindakan kurang yaitu sebanyak 2 orang 6,7. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tindakan Bidan Terhadap Retensio Plasenta Di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 Tindakan Frekuensi orang Persentase Kurang Cukup Baik 2 16 12 6,7 53,3 40

B. Pembahasan