Berdasarkan latar belakang tersebut, menunjukkan bahwa masih tingginya kejadian retensio plasenta sebagai salah satu penyebab perdarahan pascapersalinan dan
pentingnya profesi bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dalam menangani masalah kegawatdaruratan kebidanan. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk meneliti Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah penelitian ini. bagaimanakah sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan
retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
a Mengidentifikasi sikap bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa
Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010. b
Mengidentifikasi tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Praktek kebidanan
Sebagai bahan masukan dalam memberikan asuhan kebidanan terutama untuk meningkatkan asuhan kebidanan pada manajemen aktif Kala III.
2. Bagi Penelitian
Sebagai sumber informasi dan data dasar bagi penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.
3. Bagi Pendidikan
Sumbangan dalam pengembangan ilmu kebidanan yang berhubungan dengan sikap dan tindakan bidan dalam penanganan retensio plasenta.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek . Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak.
Sikap mempunyai 3 komponen pokok : 1.
Afektif Merupakan aspek emosional dari faktor sosio psikologis atau evaluasi
terhadap suatu objek. 2.
Kognitif Merupakan aspek intelektual, kepercayaan, ide dan konsep yang berkaitan
dengan apa yang diketahui manusia. 3.
Konatif Merupakan aspek fungsional yang berhubungan dengan kebiasaan dan
kemauan untuk bertindak.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap secara utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang
peranan penting Notoatmodjo, 2007. Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu:
1.
Menerima receiving Menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.
2.
Merespon responding Merespon berarti memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan.
3.
Menghargai valuing Pada tingkat menghargai, individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah.
4.
Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab berarti menerima semua resiko terhadap sesuatu yang telah
dipilih. Sikap memiliki beberapa ciri yaitu:
1. Sikap tidak dibawa dari lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman
dan latihan sepanjang perkembangan individu. 2.
Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu, sehingga dapat dipelajari.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap.
4. Sikap dapat tertuju pada satu atau banyak objek.
Universitas Sumatera Utara
5. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.
6. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi, hal ini yang membedakan
dengan pengetahuan Maulana, 2009.
B. Tindakan