2 Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan vagina tanda Alfeld.
3 Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang tiba-
tiba menandakan bahwa darah yang terkumpul diantara tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta darah
retroplasenter, keluar melalui tepi plasenta yang terlepas Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004.
4. Diagnosis
a. Fundus uteri tinggi
b. Perdarahan pascapersalinan
c. Tidak adanya tanda-tanda pelepasan plasenta Liu,2007.
5.
Proses penatalaksanaan aktif kala III
a. Penatalaksaan aktif Kala III pada semua ibu bersalin pervaginam
b. Amati adanya gejala dan tanda retensio plasenta, apabila perdarahan yang
terjadi sebelum plasenta lahir lengkap sedangkan uterus tidak berkontraksi biasanya disebabkan oleh retensio plasenta
c. Bila plasenta tidak lahir dalam 15 menit setelah bayi lahir, ulangi
penataksanaan aktif Kala III dengan memberikan oksitosin 10 IU IM dan teruskan penegangan tali pusat terkendali. Teruskan melakukan
Universitas Sumatera Utara
penatalaksanaan aktif Kala III selama 15 menit atau lebih, jika plasenta masih belum lahir lakukan penegangan tali pusat terkendali untuk terakhir
kalinya. Setelah melakukan langkah-langkah di atas dan plasenta belum juga lahir, segera rujuk ke rumah sakit bila ibu tidak mengalami perdarahan hebat
d. Bila terjadi perdarahan hebat, maka plasenta harus dilahirkan secara manual
IBI, 2003.
6.
Prosedur manual plasenta
a. Infus sudah terpasang sebelum tindakan untuk memperbaiki keadaan umum
pasien b.
Informed consent kepada pasien atau keluarga pasien sebelum melakukan tindakan
c. Siapkan alat, siapkan diri penolong dan siapkan pasien pada posisi litotomi
d. Pencegahan infeksi sebelum tindakan
1 Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun, air bersih yang mengalir
dan keringkan dangan handuk bersih 2
Gunakan sarung tangan panjang yang steril e.
Tindakan penetrasi ke kavum uteri 1
Memberikan obat sedatif dan analgetik melalui karet infus 2
Melakukan kateterisasi kandung kemih apabila pasien tidak dapat berkemih sendiri
3 Jepit tali pusat dengan kocher kemudian tegangkan tali pusat sejajar
dengan lantai
Universitas Sumatera Utara
4 Secara obsetrik masukkan satu tangan ujung-ujung jari tangan saling
merapat dan bertemu, punggung tangan berada dibawah ke dalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagian bawah
5 Tangan kiri penolong menahan fundus uteri, kemudian masukkan tangan
kanan ke dalam kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta
6 Buka tangan obstetrik menjadi seperti salam ibu jari merapat ke pangkal
jari telunjuk f.
Melepaskan plasenta dari dinding uterus 1
Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah a
Bila berada di belakang, tali pusat tetap berada di atas. Bila di bagian depan, pindahkan tangan di bagian depan tali pusat dengan punggung
tangan menghadap ke atas. b Bila plasenta di bagian belakang, lepaskan plasenta dari tempat
implantasinya dengan jalan menyelipkan ujung jari diantara plasenta dan dinding uterus dengan punggung kanan menghadap ke dinding
dalam uterus. c Bila plasenta di bagian depan, lakukan hal yang sama punggung
tangan pada dinding kavum uteri tetapi tali pusat berada di bawah telapak tangan kanan.
2 Kemudian gerakkan tangan tangan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke
kranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
Universitas Sumatera Utara
g. Mengeluarkan plasenta 1
Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan uterus pada saat plasenta dikeluarkan
2 Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta
3 Lakukan sedikit pendorongan uterus dengan tangan luar ke dorsal
kranial setelah plasenta lahir 4
Letakkan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan, periksa apakah plasenta lengkap atau tidak
5 Lakukan eksplorasi ulang untuk memastikan tidak ada bagian plasenta
yang masih melekat pada dinding uterus Depkes, 2004. 6
Bila tidak yakin plasenta sudah keluar semua atau jika perdarahan tidak terkendali, maka rujuk ibu ke rumah sakit dengan segera Ikatan Bidan
Indonesia, 2003. h.
Tindakan pascamanual plasenta 1
Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang keluar 2
Beri oksitosin 10 IU secara IV ke dalam cairan infus 60 tetesmenit, jika masih terjadi perdarahan berikan metergin 0,2 mg secara IM
3 Periksa dan perbaiki robekan pada seviks, vagina dan episiotomi
4 Dekontaminasi alat pascatindakan
i. Perawatan pascatindakan
1 Observasi tanda vital pasien, kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam. Segera lakukan tindakan bila masih diperlukan
Universitas Sumatera Utara
2 Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan bila masih diperlukan
3 Beri tahu ibu dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai dilakukan
tetapi ibu masih memerlukan perawatan Pribakti, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep