kebun plasma merupakan areal wilayah plasma yang dibangun oleh perusahaan inti dengan tanaman perkebunan yang diperuntukkan bagi petani peserta.
4. Perkebunan Unit Pelaksana Proyek
Unit pelaksana proyek merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan dalam pembinaan dan pelaksanaan proyek perkebunan, setiap unit pelaksanaan
proyek perkebunan ditentukan oleh luas areal perkebunan rakyat yang dibina, dimana pembinaannya dilaksanakan mulai dari pembibitan, penanaman sampai
dengan pengolahan dan pemasaran hasil. Pembinaan dilakukan secara menyeluruh termasuk juga peningkatan keterampilan para petani dengan mengadakan kursus-
kursus, latihan-latihan dan bimbingan di dalam inti proyek.
2.3 Sejarah Kelapa Sawit 2.3.1 Deskripsi Tanaman Kelapa Sawit
Pohon Kelapa Sawit terdiri daripada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak
kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit Afrika, Elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat di antara Angola dan Gambia, manakala Pohon Kelapa Sawit Amerika,
Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24
meter. Bungadan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging
dan kulit buahnya mengandungi minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak,
Universitas Sumatera Utara
khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Adapun yang menadi ciri-ciri fisiologi tanaman kelapa sawit, adalah
sebagai berikut: a. Daun
Daunnya merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak,
hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. b.
Batang
Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip
dengan tanaman kelapa. c.
Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping
atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
d. Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehinggasangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk
dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
e. Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul
dari tiap pelapah.
Universitas Sumatera Utara
Buah terdiri dari tiga lapisan: a
Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin. b
Mesoskarp, serabut buah c
Endoskarp, cangkang pelindung inti Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak
inti berkua litas tinggi.
2.3.2 Tipe Kelapa Sawit
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas plumula
dan bakal akar radikula. Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan
baik di daerah tropis 15° LU - 15° LS. Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90. Sawit
membutuhkan iklim dengan curah hujan
stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau.
Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.
Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera, dan Tenera.
1. Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga
dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar‐besar dan kandungan minyak pertandannya berkisar 18.
Universitas Sumatera Utara
2. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril
sehingga sangat jarang menghasilkan buah. 3.
Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing‐masing induk
dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase daging perbuahnya dapat mencapai
90 dan kandungan minyak pertandannya dapat mencapai 28.
2.3.3 Hasil Tanaman Kelapa Sawit
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan
, margarin
, sabun
, kosmetika
, industri baja
, kawat
, radio
, kulit
dan industri farmasi
. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan
sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai
daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang
kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak
kelapa sawit mentah yang diolah
menjadi bahan baku minyak goreng
dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah
kolesterol , dan
memiliki kandungan karoten
tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin
. Minyak inti menjadi bahan baku minyak
alkohol dan industri
kosmetika .
Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak
Universitas Sumatera Utara
berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan
minyak goreng ,
sabun , dan
lilin . Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang
disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan
arang .
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90 °C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan
bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu
dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan
ternak dan difermentasikan menjadi
kompos .
2.3.4 Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit
Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848, saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang dibawa
dari Mamitius dan Amsterdam lalu ditanam di kebun Raya Bogor. Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara
komersial. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet orang Belgia. Bididaya yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang
menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera Deli dan
Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1919 mengekspor minyak sawit sebesar 576 ton dan pada tahun 1923 mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton. Pada masa
pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat sampai bisa menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki masa pendudukan Jepang,
perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16 dari total luas lahan yang ada sehingga
produksi minyak sawitpun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton pada tahun 1948 1949, pada hal pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000 ton minyak
sawit. Pada tahun 1957, setelah Belanda dan Jepang meninggalkan Indonesia,
pemerintah mengambil alih perkebunan dengan alasan politik dan keamanan. Untuk mengamankan jalannya produksi, pemerintah meletakkan perwira militer di
setiap jenjang manajemen perkebunan. Pemerintah juga membentuk BUMIL Buruh Militer yang merupakan kerja sama antara buruh perkebunan dan militer.
Perubahan manajemen dalam perkebunan dan kondisi sosial politik serta keamanan dalam negeri yang tidak kondusif, menyebabkan produksi kelapa sawit
menurun dan posisi Indonesia sebagai pemasok minyak sawit dunia terbesar tergeser oleh Malaysia.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan sektor penghasil devisa Negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan.
Sampai pada tahun 1980, luas lahan mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO Crude Palm Oil sebesar 721.172 ton. Sejak itu lahan perkebunan
Universitas Sumatera Utara
kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program Perusahaan Inti
Rakyat Perkebunan PIR-BUN.
2.4 Aspek-Aspek Produksi
2.4.1 Pengertian Produksi
Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat
dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output
tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah
maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu. Dalam ilmu ekonomi istilah produksi mencakup jenis aktivitas yang jauh
lebih luas dibanding pengertian sehari-hari. Menurut konteks ini produksi dapat diartikan sebagai hubungan fisik antar masukan input dan keluaran output.
Pengertian seperti ini sering disebut sebagai “proses produksi”. Fungsi yang menggambarkan keadaan seperti itu dinamakan “fungsi
produksi”. Unsur-unsur ekonomi yang berkaitan erat dengan masalah produksi ini diantaranya adalah pendapatan sekaligus berhubungan dengan labarugi, biaya
produksi, efisiensi, produktivitas, dll
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Prinsip Ekonomi Dalam Proses Produksi
Beberapa prinsip ekonomi dalam proses produksi sebagai kebijakan perusahaan, yaitu Nasution, S. H., 2007; 76
1. Maksimalisasi Output
Kebijaksanaan perusahaan untuk memaksimalisasi output dinyatakan berdasarkan kendala biaya, berarti perusahaan berupaya untuk
mendapatkan output maksimum dengan mengeluarkan biaya tertentu. 2.
Minimalisasi Biaya Kebijakan perusahaan yang berupaya untuk meminimalisasi biaya
produksi untuk tingkat tertentu 3.
Maksimalisasi Laba Pengusaha memiliki kebebasan dalam penggunaan input sebagai biaya
produksi guna menciptakan produksi optimal dengan tujuan untuk mendapatkan laba maksimum. Besarnya laba maksimum perusahaan
sebagai penjualan output adalah selisih diantara jumlah penerimaan total revenue dikurangi dengan jumlah biaya total cost
2.4.3 Konsep Produksi
Konsep dasar teori produksi sangat diperlukan bagi berbagai pihak, terutama pihak produsen untuk menentukan bilamana output dapat memberikan
maksimum laba. Beberapa informasi yang perlu diketahui produsen anatara lain permintaan output maupun informasi ketersediaan berbagai input guna
mendukung proses output. Demikian pula alternatif penggunaan input dan bahkan pengorbanan terhadap sesuatu output guna kepentingan output lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Keterangan ini perlu mendapat perhatian para pelaku kegiatan produksi sebagai suatu kebijaksanaan sekaligus keputusan.
Secara umum, konsep produksi dapat dibedakan menjadi 3 bagian Kadariah, 1994; 100, yaitu:
1. Produk Total Total Product
Produk total adalah jumlah total produksi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan selama kurun waktu tertentu dengan menggunakan sejumlah input
yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian produk total ini merupakan fungsi dari inputfaktor-
faktor produksi yang tersedia, sehingga besarnya sangat dipengaruhi oleh kepemilikan terhadap input yang diperlukan.
Dalam hal ini fungsi produksi total dapat dirumuskan sebagai berikut: TP = f FP
Artinya bahwa produksi total merupakan variabel dependen terhadap faktor produksi FP yang dijadikan sebagai variabel independen, dimana:
TP = Total Product produk total FP = Factor of Production faktor produksi
2. Produksi Rata-Rata Average Product
Produksi rata-rata adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh setiap unit satuan faktor-faktor produksi. Konsep ini diperoleh dengan cara membagikan
total produksi dengan jumlah faktor produksi input yang dimiliki oleh sebuah
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, konsep ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
AP = FP
TP
Dimana: AP
= average product produksi rata-rata TP
= total product total produksi FP
= jumlah faktor produksi yang digunakan
3. Produksi Marginal Marginal Product
Produk marjinal merupakan perubahan pertambahan atau penurunan produksi yang diperoleh seiring dengan dilakukannya penambahan input. Dengan
demikian konsep ini dapat dirumuskan sebagai berikut: MP = ΔQ = Q
a
- Q
a-1
Dimana: MP
= produksi marjinal marginal product Q
a
= total produksi setelah penambahan faktor produksi Q
a-1
= total produksi sebelum penambahan faktor produksi
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Tahapan produksi
Gambar 2.1. Kurva Tahapan Produksi Sumber: Teori Ekonomi Mikro, Sumanjaya, 2008;83
Berdasarkan data dan grafik pada gambar 2.1 dapat ditemukan tahapan stage produksi, apakah sebagai tahap I, II dan III. Tahap I ditunjukkan dari
penggunaan 1 input tenaga kerja sampai pada perpotongan marginal product dengan average product. Tahap II dimulai dari MP = AP sampai pada maksimum
total product dengan MP = 0. Tahap III dimulai total product mengalami penurunan dan diikuti oleh marginal product yang negatif.
Tahap I penggunaan tenaga kerja relatif kecil sehingga total produksi masih memungkinkan untuk ditingkatkan, tahapan ini merupakan irrational stage
sebagaimana tahap III dimana penambahan jumlah input tenaga kerja justru
TP
L
AP
MP
L
I II
III
X Y
Universitas Sumatera Utara
menurunkan jumlah produksi. Tahap II merupakan rational stage dimana penambahan input tenaga kerja dapat meningkatkan jumlah produksi. Dengan
demikian berdasarkan ketiga tahapan produksi di atas, terbaik terdapat pada tahap produksi II Nasution, S. H., 2007; 59
2.4.5 Production Possibility Curve
Proses penciptaan output selalu dihadapkan kepada berbagai alternatif, apakah alternatif dimaksud berkaitan dengan penggunaan input atau penciptaan
output. Beberapa proporsi maupun jenis input yang digunakan guna menghasilkan berbagai output dan bagaimana kombinasi penggunaan input sehingga proses
produksi terkendali. Informasi pasar output dan kesediaan input sangat berperan sehingga proses produksi memberikan laba maksimum bagi perusahaan. Konsep
production possibility curve atau disebut production frontier
dapat mengungkapkan keterangan di atas.
Dalam penerapannya pengertian ini mendukung makna berupa penggunaan berbagai sumber daya tersedia dalam kegiatan produksi secara
keseluruhan dengan alternatif output. Apabila sumber daya yang tersedia tidak digunakan secara keseluruhan berarti proses produksi tidak efisien. Tepatnya
pengertian production possibility curve sendiri merupakan alternatif pengorbanan yang diberikan sesuatu output guna peningkatan output lain. Nasution, S. H.,
2007; 55 Berdasarkan uraian diatas produksi pada dasarnya merupakan proses
penggunaan input masukan untuk menghasilkan output keluaran. Secara umum fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut: Output = f input
Universitas Sumatera Utara
2.4.6 Fungsi Produksi
Menurut Salvatore, 1994. Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dan output dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik Salvatore, 1994. Jadi
fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu.
Fungsi produksi menetapkan bahwa suatu perusahaan tidak bisa mencapai suatu output yang lebih tinggi tanpa menggunakan input yang lebih banyak dan
suatu perusahaan tidak bisa menggunakan lebih sedikit input tanpa mengurangi tingkat outputnya.
Dalam pembahasan teori ekonomi produksi, maka telaahan yang banyak diminati dan dianggap penting adalah telaahan fungsi produksi ini. Hal tersebut
disebabkan karena beberapa hal, antara lain: 1.
Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara faktor produksi input dan produksi output secara langsung dan
hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti. 2.
Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara variabel yang dijelaskan dependent variable, Y dan variabel yang
menjelaskan independent variable, X, serta sekaligus mengetahui hubungan antar variabel penjelas. Secara matetematis, hubungan ini dapat
dijelaskan sebagai berikut: Y = f X
1,.....
Dengan fungsi produksi sepertti di maka hubungan Y dan X dapat
diketahui dan sekaligus hubungan X
1,....
lainnya juga dapat diketahui.
Universitas Sumatera Utara
a. Fungsi Produksi Satu Input Variabel
Fungsi produksi dengan satu input dapat ditunjukkan melalui grafik dua dimensi. Untuk penyederhanaannya dapat diasumsikan bahwa salah satu input
adalah konstan dalam jangka pendek Suharti, T., 2003;78. Apabila input tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi berarti
pembahasan bertumpu pada kemampuan kerja dalam menciptakan jumlah produksi total physical productivity of laborTPP
L
atau acapkali disingkat TP, produksi margin MP, rata-rata produksi AP dan sampai kepada laba
maksimum Nasution, S. H., 2007; 57. Dalam analisis produksi dengan satu diasumsikan bahwa semua faktor
produksi selain tenaga kerja mL dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi dengan satu input variabel: Q = f L
Fungsi produksi dengan satu input variabel tunduk terhadap hukum “the law of diminishing return” yang menyatakan bahwa satu macam input labor
penggunaannya terus ditambah sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan, pada mulanya produksi total semakin banyak pertambahannya.
Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan tersebut semakin menurun dan akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini akan
menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai tingkat maksimum dan kemudian menurun.
b. Fungsi Produksi Dengan Dua Input Variabel