p0.05 pada taraf 5.K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1= ekstrak daun tembakau
+ jus buah delima 4, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5 dan P3= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6.
Berdasarkan Gambar 4.1 diperoleh kecenderungan penurunan jumlah spermatozoa mencit pada kontrol positif 1yang diberi ekstrak daun tembakau dan
terjadi peningkatan jumlah spermatozoa setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan jumlah yang paling tinggi, diikuti
berturut perlakuan 1, 2 dan 3. Pemberian ekstrak daun tembakau secara terus menerus dapat
menyebabkan penurunan jumlah spermatozoa mencit. Penurunan jumlah spermatozoa ini terjadi diakibatkan oleh kandungan daun tembakau yaitu nikotin
yang dapat menimbulkan peningkatan produksi radikal bebas. Peningkatan radikal bebas ini akan merusak membran dari sel-sel spermatogenik, mengganggu
transport ion-ion penting bagi proliferasi dan pertumbuhan sel-sel spermatogenik, merusak DNA spermatozoa dan meningkatkan terjadinya apoptosis spermatozoa
Karim, 2011. Menurut arief 2008, antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh
untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
bahwa pemberian jus buah delima ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah spermatozoa yang diberikan ekstrak daun tembakau.
Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan peningkatan terhadap jumlah sperma, hal ini disebabkan jus buah delima
berperan sebagai antioksidan. Menurut Aviram et al., 2000, jus delima merah merupakan sumber antosianin yang merupakan salah satu antioksidan yang kuat.
Pigmen antosianin berperan dalam mencegah berbagai penyakit dan menangkap radikal bebas yang merusak sel.
4.2 Morfologi Spermatozoa
Dari hasil analisis data diperoleh penurunan morfologi spermatozoa yang normal secara bermakna pada kontrol positif 1 yang diberikan ekstrak daun tembakau
dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol positif 2 yang diberikan jus buah delima dan perlakuan 1, 2 dan 3. Pada Gambar 4.2
dengan menggunakan One way Anova dapat dilihat pada Lampiran A halaman 29 bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa menunjukkan perbedaan yang
bermakna secara signifikan p0.05 pada taraf 5. Setelah dilanjutkan dengan uji boostrap dengan Post Hoc Test kontrol negatif K0, kontrol positif 1 K1,
kontrol positif 2 K2 dan perlakuan 1, 2 dan 3, masing-masing menunjukkan perbedaan yang secara signifikan p0.05 pada taraf 5.
Gambar 4.2 Morfologi spermatozoa mencit antar kontrol dan perlakuan. Huruf yang sama adalah tidak beda nyata p0.05 pada taraf 5 dan huruf yang berbeda adalah beda nyata
p0.05 pada taraf 5.. K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1=ekstrak daun tembakau +
jus buah delima 4, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5 dan P3= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6.
Berdasarkan Gambar 4.2 diperoleh kecenderungan penurunan morfologi spermatozoa mencit yang normal pada kontrol positif 1 yang diberi ekstrak daun
tembakau dan terjadi peningkatan morfologi spermatozoa yang normal setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan
morfologi yang paling tinggi, diikuti berturut perlakuan 1, 2 dan 3. Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan
peningkatan terhadap morfologi spermatozoa, hal ini disebabkan jus buah delima berperan sebagai antioksidan.Menurut Yanjun et al.,2009 Caoet al.,2001,
buah delimaPunica granatumL. merupakan salah satu sumberantioksidan dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan polifenol dan antosianin yang cukup tinggi.
Pigmen antosianin bertanggung jawab untuk warna merah,ungu dan biru dari
20 40
60 80
100 120
K0 K1
K2 P1
P2 P3
M or
fol ogi
S p
er m
at oz
oa
Perlakuan
c c
c c
a
b
buah, sayuran dan bunga. Antosianin merupakan salah satu antioksidan kuat yang mampu mencegah berbagai kerusakan akibat stress oksidatif sehingga mampu
melindungi sel dari radikal bebas.
Gambar 4.2.1 Spermatozoa Normal
Gambar 4.2.2 Spermatozoa Abnormal
Pada penelitian ini morfologi abnormal spermatozoa yang ditemukan adalah spermatozoa mencit dengan kepala tumpul, leher membengkok dan ekor
membengkok dan sebagainya. Morfologi spermatozoa merupakan salah satu faktor penentu fertilitas spermatozoa. Bentuk-bentuk abnormalitas primer
spermatozoa di dalam testis karena kesalahan spermatogenesis atau spermiogenesis yang disebabkan kerena keturunan, penyakit, defesiensi makanan,
dan pengaruh-pengaruh lingkungan yang buruk. Spermatozoa yang memiliki abnormalitas morfologik kemungkinannya tidak fertil Salisbury Vandemark,
1985.
4.3 Viabilitas Spermatozoa