Viabilitas Spermatozoa Pengaruh Pemberian Jus Buah Delima (Punica Granatum L.) Terhadap Kualitas Sperma Pada Mencit Yang Telah Diinduksi Ekstrak Daun Tembakau

buah, sayuran dan bunga. Antosianin merupakan salah satu antioksidan kuat yang mampu mencegah berbagai kerusakan akibat stress oksidatif sehingga mampu melindungi sel dari radikal bebas. Gambar 4.2.1 Spermatozoa Normal Gambar 4.2.2 Spermatozoa Abnormal Pada penelitian ini morfologi abnormal spermatozoa yang ditemukan adalah spermatozoa mencit dengan kepala tumpul, leher membengkok dan ekor membengkok dan sebagainya. Morfologi spermatozoa merupakan salah satu faktor penentu fertilitas spermatozoa. Bentuk-bentuk abnormalitas primer spermatozoa di dalam testis karena kesalahan spermatogenesis atau spermiogenesis yang disebabkan kerena keturunan, penyakit, defesiensi makanan, dan pengaruh-pengaruh lingkungan yang buruk. Spermatozoa yang memiliki abnormalitas morfologik kemungkinannya tidak fertil Salisbury Vandemark, 1985.

4.3 Viabilitas Spermatozoa

1. Kepala berkait 2. Leher lurus 3. Ekor lurus Ket: Ket: 1. Kepala tumpul 2. Leher bengkok 3. Ekor bengkok 1 2 3 1 2 3 Dari hasil analisis data diperoleh penurunan viabilitas spermatozoa secara bermakna pada kontrol positif 1 yang diberikan ekstrak daun tembakau dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol positif 2 yang diberikan jus buah delima dan perlakuan 1, 2 dan 3. Pada Gambar 4.3dengan menggunakan One way Anova dapat dilihat pada Lampiran A halaman 29 bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa menunjukkan perbedaan yang bermakna secara signifikan p0.05 pada taraf 5. Setelah dilanjutkan dengan uji boostrap dengan Post Hoc Test kontrol negatif K0, kontrol positif 1 K1, kontrol positif 2 K2 dan perlakuan 1, 2 dan 3, masing-masing menunjukkan perbedaan yang secara signifikan p0.05 pada taraf 5. Gambar 4.3 Viabilitas spermatozoa mencit antar kontrol dan perlakuan. Huruf yang sama adalah tidak beda nyata p0.05 pada taraf 5 dan huruf yang berbeda adalah beda nyata p0.05 pada taraf 5., K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5 dan P3=ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6. Berdasarkan Gambar 4.3 diperoleh kecenderungan penurunan viabilitas spermatozoa mencit pada kontrol positif 1 yang diberi ekstrak daun tembakau dan terjadi peningkatan viabilitas spermatozoa setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan viabilitas yang paling tinggi, diikuti berturut perlakuan 1, 2 dan 3 dan kontrol negatif. Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan peningkatan terhadap viabilitas spermatozoa, hal ini disebabkan jus buah delima berperan sebagai antioksidan. Menurut Astawan 2008, buah delima juga kaya 20 40 60 80 100 120 K0 K1 K2 P1 P2 P3 V iab il it as S p er m at oz oa Perlakuan a b c c c c akan fitosterol. Fitosterol merupakan komponen biokimia yang mempunyai fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi manusia. Selain itu, fitosterol juga tahan terhadap oksidasi, sehingga dapat digolongkan antioksidan pangan. Buah delima yang mengandung antioksidan berperan dalam menangkap radikal bebas. 4.4 Motilitas Spermatozoa Dari hasil analisis data diperoleh penurunan motilitas spermatozoa secara bermakna pada kontrol positif 1 yang diberikan ekstrak daun tembakau dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberi akuades, kontrol positif 2 yang diberikan jus buah delima dan perlakuan 1, 2 dan 3. Pada Gambar 4.4 dengan menggunakan One way Anova dapat dilihat pada Lampiran A halaman 30 bahwa rata-rata konsentrasi spermatozoa menunjukkan perbedaan yang bermakna secara signifikan p0.05 pada taraf 5. Setelah dilanjutkan dengan uji boostrap dengan Post Hoc Test kontrol negatif K0, kontrol positif 1 K1, kontrol positif 2 K2 dan perlakuan 1, 2 dan 3masing-masing menunjukkan perbedaan yang secara signifikan p0.05 pada taraf 5. Gambar 4.4 Motilitas spermatozoa mencit antar kontrol dan perlakuan. Huruf yang sama adalah tidak beda nyata p0.05 pada taraf 5 dan huruf yang berbeda adalah beda nyata p0.05 pada taraf 5.K0= Kontrol negatif, akuades, K1= Kontrol positif 1, ekstrak daun tembakau, K2= Kontrol positif 2, jus buah delima, P1= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 4, P2= ekstrak daun tembakau + jus buah delima 5 dan P3=ekstrak daun tembakau + jus buah delima 6. Berdasarkan Gambar 4.4 diperoleh kecenderungan penurunan motilitas spermatozoa mencit pada kontrol positif 1 yang diberi ekstrak daun tembakau dan 20 40 60 80 100 120 K0 K1 K2 P1 P2 P3 M ot il it as S p er m at oz oa Perlakuan a b c c c c terjadi peningkatan motilitas spermatozoa setelah diberikan jus buah delima selama 35 hari. Pada kontrol positif 2 menunjukkan motilitas yang paling tinggi, diikuti berturut perlakuan 1, 2 dan 3 dan kontrol negatif. Pemberian jus buah delima secara oral pada penelitian ini menunjukan peningkatan terhadap motilitas spermatozoa, hal ini disebabkan jus buah delima berperan sebagai antioksidan. Menurut Buhler Miranda 2000 dan Ignarro et al., 2006, kandungan polifenol dalam jus delima tergantung dari jenis atau varietasnya yang sebagian besar terdiri dari antosianin, katekin, ellagic tannins, gallic dan ellagic acid. Polifenol komplek bersifat sebagai antioksidan yang dapat diserap dalam tubuh manusia. Selain polifenol, jus delima juga mengandung vitamin C yang bersifat sebagai antioksidan. Buah delima yang mengandung antioksidan berperan dalam menangkap radikal bebas. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan