BAB III TOPIK PENELITIAN
A. Pembiayaan Mudharabah
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah yang disalurkan oleh PT. Bank Negara Indonesia Tbk Cabang
Medan adalah Pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pemilik modal bank shahibul maal menyediakan modal 100 sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola usaha debitur mudharib dengan mensyaratkan jenis
ataupun bentuk usaha yang dilakukan. Ketentuan-ketentuan umum dari pembiayaan mudharabah adalah :
1. Jumlah modal yang disetor pada nasabah selaku pengelola modal harus
diserahkan tunai, dan dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang.
2. Hasil usaha yang dibagi sesuai dengan perhitungan dalam akad, pada setiap
bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah.
3. Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan, namun tidak
berhak mencampuri urusan usaha nasabah
Universitas Sumatera Utara
B. Sistem Pembiayaan Mudharabah
1. Pengajuan Permohonan Pembiayaan Mudharabah
Setiap permohonan pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan harus diajukan secara tertulis dengan mengisi
Formulir Surat Keterangan Permohonan Pembiayaan SKPP yang telah disediakan serta dilengkapi data yang diperlukan untuk bahan penilaian, seperti
yang tertera pada lampiran 2.
2. Syarat-Syarat Pembiayaan Mudharabah
Syarat-syarat penerima pembiayaan mudharabah yang dikeluarkan oleh PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan adalah sebagai berikut :
1. Usaha nasabah telah sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan PT.
Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan, yaitu : a.
Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia dan Bank Negara Indonesia Syariah.
b. Tidak termasuk dalam debitur pinjaman macet sesuai dengan informasi
dari Bank Indonesia dan Bank Negara Indonesia Syariah. c.
Tidak termasuk jenis usaha yang dilarang dan dihindari untuk dibiayai. 2.
Usaha nasabah tidak termasuk dalam jenis usaha pemberian kredit yang perlu dihindari yang bersifat spekulatif atau mempunyai resiko tinggi.
3. Tidak melampaui Batas Maksimum Pembiayaan.
Syarat-syarat yang diperlukan untuk pengajuan permohonan pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Syarat-syarat Pembiayaan Konsumtif kurang dari Rp. 20.000.000,-
diantaranya sebagai berikut : a.
Fotokopi KTP Suami dan Istri. b.
Fotokopi Kartu Keluarga dan Akte Nikah. c.
Asli Slip Gaji Pemohon. d.
SK Pengangkatan Pegawai Tetap Surat Keterangan Masa Kerja. e.
Asli Slip Gaji Istri bila ada. f.
Nama Ibu Kandung Pemohon. g.
Surat Kuasa, Surat Pernyataan Nasabah. h.
Surat Persetujuan Suami Istri. i.
Daftar Barang yang akan dibeli. j.
Asli Rekening Listrik dan Telepon Bulan Terakhir. k.
Biaya Administrasi 1 dari Pembiayaan. l.
Ditutup Asuransi Jiwa. 2.
Syarat-syarat Pembiayaan Produktif lebih dari Rp. 20.000.000,- diantaranya sebagai berikut :
a. Fotokopi KTP Suami dan Istri.
b. Fotokopi Kartu Keluarga dan Akte Nikah.
c. Fotokopi Surat Izin Usaha SIUP, TDP, SITU.
d. Laporan Keuangan Usaha Laba Rugi, Neraca 2 dua tahun terakhir.
e. Nama dan Alamat Pemasok Supplier Utama minimal 3 tiga Pemasok.
f. Nama dan Alamat Pelanggan Utama minimal 3 tiga Pelanggan.
g. Bukti Kepemilikan Jaminan SHM, IMB, PBB.
Universitas Sumatera Utara
h. Nama Ibu Kandung Pemohon.
i. Biaya Administrasi 1 dari Pembiayaan.
3. Analisis dan Evaluasi Sistem Pembiayaan Mudharabah
Jika Account Officer dan Pimpinan Cabang menilai bahwa permohonan pembiayaan mudharabah layak diproses lebih lanjut, maka Account Officer akan
menghubungi calon mudharib untuk menentukan kapan akan dilakukan peninjauan langsung kelokasi usaha lokasi jaminan. Jenis-jenis Jaminan
Pembiayaan Mudharabah antara lain : 1.
Jaminan Materil Jaminan materil atau agunan dapat berupa benda bergerak dan tidak
bergerak. a
Benda Bergerak •
Kendaraan bermotor yang memiliki nilai marketability. Marketability adalah kekuatan barang jaminan itu untuk dijual
dipasarkan. •
Surat Berharga yakni sertifikat Bank Indonesia SBI. •
Tabungan pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan.
• Simpanan Giro pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang
Medan. •
Benda bergerak lainnya yang dapat diterima sebagai jaminan pembiayaan sesuai dengan ketentuan PT. Bank Negara Indonesia
Syariah Cabang Medan.
Universitas Sumatera Utara
b Benda Tidak Bergerak
• Tanah berikut bangunan, status hak atas tanahnya adalah hak milik,
hak guna bangunan atau hak pakai yang mempunyai masa berlaku disesuaikan dengan jangka waktu pembiayaan.
• Benda tidak bergerak lainnya yang dapat diterima sebagai jaminan
kredit sesuai dengan ketentuan PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan.
2. Jaminan Immateril
Jaminan immateril dapat berupa jaminan perseorangan personal guarantee atau jaminan perusahaan corporate gurantee. Jaminan immateril
mengandung resiko yang sangat tinggi untuk dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan dan hanya dapat diterima sebagai jaminan tambahan.
Syarat-syarat agunan yang dijadikan sebagai jaminan pembiayaan adalah : a
Mempunyai nilai ekonomis dapat diperjualbelikan secara umum dan jelas dan nilai marketability.
b Nilai agunan harus lebih besar dari jumlah pembiayaan yang diberikan.
c Agunan tersebut tidak berada dalam persengketaan dengan pihak lain.
d Agunan tersebut tidak ada ikatan jaminan dengan pihak lain.
Setelah diadakan peninjauan lokasi, maka account officer menyusun laporan analisis pembiayaan, laporan data hasil kunjungan, dan laporan hasil peninjauan
agunan tanah kios kendaraan, dan laporan analisis rasio keuangan calon mudharib. Laporan-laporan tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk
memutuskan apakah permohonan pembiayaan tersebut layak atau tidak dibiayai
Universitas Sumatera Utara
pejabat pemutus. Laporan keuangan calon mudharib beserta analisis yang dilaksanakan oleh pihak bank pada permohonan pembiayaan mudharabah antara
lain adalah sebagai berikut : a
Identitas dan status perusahaan. b
Analisis Kualitatif. 1.
Karakter Karakter dan kredibilitas pemohon yang cukup baik.
2. Aspek Pemasaran
Posisi pasar pemohon menunjukkan hasil yang cukup baik, hal ini terlihat dari jenis produk barang dagangan memenuhi kebutuhan
konsumen, harga jual lebih murah dibanding pesaing, personil terampil dan cepat, pemohon memiliki strategi pemasaran yang
tepat, lokasi dan usaha yang strategis. 3.
Situasi Pasar dan Persaingan. Orientasi pemasaran adalah lokal. Perkembangan pasar
diperkirakan tetap stabil, tingkat persaingan cukup kompetitif, dan target market perusahaan ini adalah kalangan menengah kebawah.
4. Manajemen.
Pengalaman manajemen di nilai baik, walaupun sistem manajemen yang diterapkan masih sederhana berupa catatan pemasukan dan
penjualan namun telah cukup menggambarkan kondisi usaha yang sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
5. Pemenuhan Bahan Baku Oleh Perusahaan.
Perusahaan mempunyai supplier tetap sehingga pemenuhan kebutuhan bahan baku terjamin.
6. Kendala yang Dihadapi.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah tingkat produksi yang rendah sedangkan permintaan pasar terus meningkat hal ini
diakibatkan oleh kekurangan modal perusahaan. c
Analisis Kuantitatif. Pada analisis kuantitatif oleh PT. Bank Negara Indonesia Syariah
Cabang Medan digunakan laporan keuangan calon mudharib sebagai berikut :
1. Laporan Laba Rugi.
2. Neraca.
3. Rekonsiliasi Aktiva Tetap.
4. Rekonsiliasi Modal.
5. Pernyataan Kas.
Kelemahan-kelemahan atau resiko yang mungkin ada pada calon mudharib :
a. Resiko Umum
Secara umum, resiko yang mungkin dapat dihadapi mudharib adalah persaingan dimana banyak terdapat usaha sejenis dikota Medan, namun dengan
sistem penjualan mudharib dengan menggunakan agen penjualan, serta memberikan fee kepada tenaga kerja marketer tersebut dinilai cukup efektif untuk
menghadapi persaingan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
b. Resiko Khusus
Sistem penjualan dengan menggunakan tenaga marketer yang profesional, yang sewaktu-waktu dapat berpindah ke perusahaan lain. Namun hal ini dapat
diatasi dengan memberikan fee kepada tenaga marketer sesuai dengan jumlah omset yang didapat oleh tenaga marketer tersebut.
c. Resiko Pembayaran Pembiayaan
Resiko ini dapat ditanggulangi dari jaminan yang diserahkan, contoh : satu bidang tanah dengan kepemilikan SHM No. xxx tanggal xx-xx-xxxx atas nama
Tn. X diikat HT pertama Rp. 250.000.000,-. Kesimpulan Atas Analisis Kualitatif dan Kuantitatif :
1. Analisis Watak Character
Karakter dan kredibilitas pemohon cukup baik, dikenal dikalangan pemasok dan langganan, kondisi keuangan bisnis saat ini lancar, tidak
termasuk dalam daftar hitam dan kredit macet Bank Indonesia. 2.
Analisis Kemampuan Capacity Dari pengalaman berdagang selama ini menunjukkan pemohon mampu
mengelola usaha dibantu saudara dan beberapa orang karyawan. 3.
Analisis Modal Capital Modal usaha menunjukkan angka positif terhadap rasio hutang dengan
modal Debt Equity Ratio DER. Peningkatan Net Profit Margin dan perkembangan Net Worth kekayaan sendiri selama tiga tahun terakhir
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memupuk modal
Universitas Sumatera Utara
sendiri dari laba perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan.
4. Analisis Kondisi dan Prospek Usaha Condition
Tingkat pertumbuhan masih positif dan profitabilitas baik. 5.
Analisis Agunan Collateral Agunan yang diserahkan adalah tanah dan bangunan milik pemohon
yang nilainya menutupi jumlah pinjaman.
4. Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan dalam 000
PT. “T” Kalkulasi Kebutuhan Modal Kerja
Metode Perputaran Unsur Modal Kerja 1.
Lamanya perputaran masing-masing modal kerja :
Adapun perhitungan lamanya perputaran masing-masing modal kerja terdapat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Perhitungan Lamanya Perputaran Masing-Masing Modal Kerja PT.”T”
Keterangan Rasio Keuangan
Hasil
KasBank
668.350 71.063 x 360 hari
38,28 hari
Piutang
668.350 20.2598 x 360 hari
10,93 hari
Stock
401.010 76.196 x 360 hari
68,40 hari Jumlah
117,61 hari
Sumber : PT. BNI Syariah
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa pihak PT. Bank Negara Indonesia
Syariah menghitung jumlah perputaran masing-masing modal kerja pihak nasabahnya yang ada pada PT. “T” adalah selama 117,61 hari.
2. Perputaran modal kerja keseluruhan
Rumus Perhitungan Perputaran Modal Kerja Keseluruhan PT.”T”
Perputaran Modal Kerja =
360 hari 117,61 hari
= 3,06 kali
Dari rumus diatas, dapat kita ketahui bahwa jumlah perputaran keseluruhan modal kerja yang ada pada PT.”T” adalah sebanyak 3.06 kali.
3. Kebutuhan modal kerja
Adapun perhitungan kebutuhan modal kerja terdapat pada tabel 3.2 berikut : Tabel 3.2
Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja PT.”T”
a. Pada Tingkat Omset Sekarang
3,06 668.350
Rp 218.354 b.
c. Peningkatan Penjualan yad
Kebutuhan Modal Kerja 120
Rp 480.379 Rp 262.025
d. Modal Kerja yang Ada
- Total Aktiva Lancar
- Disponible Kredit
261.770 0 +
Rp 261.770 Rp 218.610
e. Pembayaran Kredit yang Ada
PemasokBank Lain Rp 85.557
f. Kekurangan Modal Kerja
Rp 304.167
Sumber : PT. BNI Syariah
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa pihak PT. Bank Negara Indonesia Syariah melakukan perhitungan kebutuhan modal kerja yang ada pada PT.”T”
adalah sebanyak Rp 304.167,-.
5. Pencatatan akuntansi pembiayaan mudharabah
Adapun pencatatan akuntansi pembiayaan mudharabah terdapat pada tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.3 Jurnal Pembiayaan Mudharabah Pada PT.”T”
No. Keterangan Debit
Kredit 1.
Pada saat pencairan dana mudharabah Pembiayaan Mudharabah
Kredit rek. Mudharib Rp250.000.000
Rp250.000.000
2. Pada saat menerima pembayaran bagi hasil
Debet rek. Mudharib Kredit pendapatan
Rp xxx Rp xxx
3. Pada saat pengembalian modal
Debet rekgiro mudharib Kredit pembiayaan mudharabah
Rp xxx Rp xxx
Sumber : PT. BNI Syariah
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pihak PT. Bank Negara Indonesia Syariah menerima pencatatan jurnal yang dilakukan oleh PT.”T”. Oleh karena itu,
pihak PT. Bank Negara Indonesia Syariah dapat mengetahui dengan mudah besarnya hebutuhan modal yang diperlukan oleh PT. “ T “.
C. Analisis Hasil Penelitian Terhadap Sistem Pembiayaan Mudharabah
Setiap tahapan proses pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan senantiasa dilaksanakan sebagaimana mestinya
Universitas Sumatera Utara
dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Hal ini disebabkan karena pembiayaan mudharabah merupakan salah satu produk BNI Syariah yang mengandung resiko
yang akan merugikan bank dan dapat mempengaruhi kepentingan masyarakat penyimpan dana dan para pengguna jasa perbankan lainnya, walaupun
dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan terdapat pada analisis kualitatif dan kuantitatif, dan termasuk dalam melakukan
peninjauan langsung ke lapangan atas kelayakan usaha mudharib untuk dibiayai. Analisis kualitatif dilakukan terhadap karakter pemohon, latar belakang dan
kualitas manajemennya. Selain itu juga dilakukan penilaian terhadap kualitas dan stabilitas usaha dengan mempertimbangkan posisi pasar, persaingan serta prospek
usaha. Analisis kuantitatif digunakan untuk melakukan analisa kelayakan modal dan kapasitas perusahaan yang akan dibiayai dan jaminan yang diserahkan
mudharib untuk mendukung permohonan pembiayaan mudharabah. Agar analisis lebih akurat kedua metode analisis dikombinasikan.
Pemberian pembiayaan mudharabah harus melalui sistem yang telah ditetapkan oleh bank untuk menghindari resiko pembiayaan. Sistem pembiayaan
mudharabah ada tiga tahap penting yaitu analisis dan evaluasi pembiayaan, pengusulan pembiayaan, putusan persetujuan pembiayaan. Pejabat pemutus
persetujuan pembiayaan mudharabah adalah Pengelola Pemasaran PPM, Penyelia Pemasaran Bisnis PPB yang bertindak sebagai penganalisa,
pengevaluasi dan pembuat memorandum pengusulan pembiayaan MPP, dan Pimpinan Cabang PC yang bertidak sebagai pemutus.
Universitas Sumatera Utara
Sistem pembiayaan mudharabah yang telah dibahas sebelum untuk menentukan apakah calon mudharib layak atau tidak layak menerima pembiayaan analisis
dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh bank. Permohonan pembiayaan mudharabah yang diajukan oleh calon mudharib ditolak karena tidak
layak dinilai dari segi tujuan penggunaan kredit dan dari segi repayment capacity, calon debitur dinilai belum mampu mengembalikan angsuran pembiayaan
mudharabah. Kriteria mudharib yang dianggap layak menerima pembiayaan mudharabah
adalah sebagai berikut : 1.
Melengkapi data-data yang diperlukan untuk pengajuan pembiayaan mudharabah baik untuk calon mudharib perorangan atau untuk badan usaha.
2. Usaha mudharib telah sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan PT.
Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan yaitu : a
Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia dan BNI Syariah. b
Tidak termasuk debitur pinjaman kredit macet sesuai dengan informasi Bank Indonesia dan BNI Syariah.
c Tidak termasuk jenis usaha yang dilarang dan dihindari untuk dibiayai.
3. Apabila calon mudharib telah menjadi nasabah, selama berhubungan dengan
BNI Syariah mempunyai reputasi baik. 4.
Analisis rasio keuangan calon mudharib sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh BNI Syariah.
5. Nilai agunan jaminan harus lebih besar dari jumlah pembiayaan yang
diberikan serta memiki nilai marketability.
Universitas Sumatera Utara
D. Flowchart Sistem Pembiayaan Mudharabah