Analisa Pendapatan Bersih PT. Wahida Indonesia Cabang Medan Bagi Mitrasalur

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISA PENDAPATAN BERSIH PT. WAHIDA INDONESIA CABANG MEDAN BAGI MITRASALUR

Oleh :

NAMA : WIDYA SYAFITRI

NIM : 070522065

DEPARTEMEN : AKUNTANSI S-1

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul : " Analisa Pendapatan Bersih PT. Wahida Indonesia Cabang Medan Bagi Mitrasalur, " adalah benar hasil karya saya sendiri. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 26 Oktober 2009 Yang Membuat Pernyataan,

WIDYA SYAFITRI NIM : 070522065


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan, Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada uswatun hasanah nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ajaran rahmatan lil' alamin.

Skripsi ini juga penulis persembahkan terutama buat keluargaku tercinta : Ayahanda Awalluddin, Ibunda Masniar Lubis dan Adik-adikku Riski Ridho, Ifwal Fauzi, Fitra Audini dan Fadil Arifwal, yang telah banyak memberikan dorongan kepada penulis yang dengan penuh kesabaran, hikmat dan kebijaksanaan serta kasih sayang tulus dalam membesarkan, mendidik, merawat, serta memperhatikan penulis.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Hasan Sakti, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Hotmal Ja'far, MM, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberi petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan bantuan kepada penulis mulai dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.

4. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak, selaku dosen penguji I dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak dosen penguji II yang telah memberikan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca. Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalam. Terima Kasih.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Medan, 26 Oktober 2009 Penulis,

WIDYA SYAFITRI NIM : 070522065


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai proses penjualan barang melalui Multi Level Marketing karena lebih efektif dari penjualan eceran atau langsung. Terdapat dua jenis MLM yaitu MLM Konvensional dan MLM Syariah.

Multi Level Marketing Syariah yang dikembangkan PT. Wahida Indonesia memberikan kontribusi yang besar bagi sektor produksi dan sektor distribusi, serta memberikan manfaat secara finansial dan non finansial.

Pada penelitian ini penulis menggunakan analisa deskriftif kualitatif, penulis melakukan penelitian tentang pendapatan (insentif) yang diberikan PT. wahida Indonesia kepada mitrasalurnya. Semakin tinggi peringkat dan penjualan maka akan lebih banyak memperoleh insentif-insentif lainnya. PT. wahida Indonesia sebagai Multi Level Marketing Syariah mererapkan syariat Islam dalam pelaksanaan kegiatannya. Pendapatan yang diterima setiap anggota telah memberi wacana baru bagi perkembangan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan, serta menempatkan produk yang halal dan baik.

Kata kunci : MLM Syariah, Pendapatan (Insentif), Bonus HPA Internasional, Bonus HPA Support System


(6)

ABSTRACT

This purpose of these research is to know decription about the sales process of the goods of Multi Level Marketing due to more effective than the direct or retail sales. There are two kinds of MLM, namely conventional MLM and Syariah MLM.

Syariah Multi Level Marketing that was developed by PT. Wahida Indonesia gives a big constribution to production and distribution sector, as well as advantages either financially or unfinancially.

This research written used the descriftif analityc, the writer would do the research about the revenue (insentive) those are given by PT. Wahida Indonesia to the distributor partners. The higher level and sales , the more insentive will be received. PT. Wahida Indonesia as a Syariah Multi Level Marketing stipulates the Islam rules in doing the process. The revenue that is received by each of the member has given a new inspiration for the society in increasing the revenue, as well as stipulating a may and good product in Islam.

Key Words : Syariah MLM, Income (Insentive), International HPA Bonus, HPA Bonus Support System


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BABII TINJAUAN PUSTAKA………6

A. Tinjauan Teoritis ... 6

1. Pengertian Pendapatan ... 6

2. Konsep Pendapatan ... 8

a. Konsep Pendapatan Menurut Ekonomi ... 8

b. Konsep Pendapatan Menurut Akuntansi………..10


(8)

4. Perkembangan Multi Level Marketing...14

a. Sejarah Multi Level Marketing………14

b. Komisi dan Bonus pada Multi Level Marketing……..17

c. Perbedaan MLM Konvensional dengan MLM Syariah………..19

d. Multi Level Marketing Syariah………21

5. Nilai-Nilai Sistem Perekonomian Islam……….24

a. Prinsip Ekonomi Islam……….24

b. Keadilan Distribusi Pendapatan………...28

c. Konsep Syariah Pada Pendapatan Multi Level Marketing………...29

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu………38

C. Kerangka Konseptual………..38

BAB III METODE PENELITIAN………....40

A. Jenis Penelitian... 40

B. Jenis dan Sumber Data………40

C. Teknik Pengumpulan Dat………41

D. Metode Analisa Data ... 41

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 41

BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN………...…………43


(9)

1. Profil Herba Penawar Al-Wahida………..43

2. Sejarah Singkat PT. Wahida Indonesia………..43

3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas pada PT. wahida Indonesia Cabang Medan………...45

4. Jenis-Jenis Produk ... 49

5. Keunikan dan Keunggulan Produk………49

6. Keunggulan Berkarir dan Bergabung di HPA Internasional………..50

7. Jenjang Karir………..51

8. Marketing Plan HPA Internasional………52

B. Analisa Hasil Penelitian56 1. Analisa Pendapatan Bersih (insentif) Bagi Mitrasalur…...56

a. Fokus Pada Penjualan Produk………..56

b. FoKus Duplikasi dan Sponsoring dengan Mengajak 7 Downline Baru ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...……….62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ………...63

DAFTAR PUSTAKA...66


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 1.1 Beberapa Aspek Perbedaan Antara MLM Syariah Dengan

Konvensional...20 Tabel 1.2 Ikhtisar Aspek Bisnis Menurut Hukum Islam………25 Tabel 1.3 Konsep Standar Etuka Bisnis……….26 Tabel 1.4 Aspek Akuntansi dan Prakteknya Menurut Hukum Islam….……27 Tabel 1.5 Produk-produk PT. Wahida Indonesia………...49 Tabel 1.6 Jenjang Karir atau Peringkat………..51


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 1.1 Lingkaran Aliran Pendapatan (Income Circular Flow)………9 Gambar 1.2 Kerangka Konseptual Penelitian………39


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai proses penjualan barang melalui Multi Level Marketing karena lebih efektif dari penjualan eceran atau langsung. Terdapat dua jenis MLM yaitu MLM Konvensional dan MLM Syariah.

Multi Level Marketing Syariah yang dikembangkan PT. Wahida Indonesia memberikan kontribusi yang besar bagi sektor produksi dan sektor distribusi, serta memberikan manfaat secara finansial dan non finansial.

Pada penelitian ini penulis menggunakan analisa deskriftif kualitatif, penulis melakukan penelitian tentang pendapatan (insentif) yang diberikan PT. wahida Indonesia kepada mitrasalurnya. Semakin tinggi peringkat dan penjualan maka akan lebih banyak memperoleh insentif-insentif lainnya. PT. wahida Indonesia sebagai Multi Level Marketing Syariah mererapkan syariat Islam dalam pelaksanaan kegiatannya. Pendapatan yang diterima setiap anggota telah memberi wacana baru bagi perkembangan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan, serta menempatkan produk yang halal dan baik.

Kata kunci : MLM Syariah, Pendapatan (Insentif), Bonus HPA Internasional, Bonus HPA Support System


(13)

ABSTRACT

This purpose of these research is to know decription about the sales process of the goods of Multi Level Marketing due to more effective than the direct or retail sales. There are two kinds of MLM, namely conventional MLM and Syariah MLM.

Syariah Multi Level Marketing that was developed by PT. Wahida Indonesia gives a big constribution to production and distribution sector, as well as advantages either financially or unfinancially.

This research written used the descriftif analityc, the writer would do the research about the revenue (insentive) those are given by PT. Wahida Indonesia to the distributor partners. The higher level and sales , the more insentive will be received. PT. Wahida Indonesia as a Syariah Multi Level Marketing stipulates the Islam rules in doing the process. The revenue that is received by each of the member has given a new inspiration for the society in increasing the revenue, as well as stipulating a may and good product in Islam.

Key Words : Syariah MLM, Income (Insentive), International HPA Bonus, HPA Bonus Support System


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Akhir-akhir ini kita menyaksikan sebuah fenomena maraknya para aktivis dakwah terlibat dalam upaya mengembangkan bisnis secara mandiri sebagai lahan penghidupan mereka. Tentu saja ini adalah sebuah fenomena yang sangat menarik dan patut kita syukuri, apabila hal tersebut dikembangkan di tengah-tengah kondisi masyarakat yang tengah terpuruk di segala bidang kehidupan, termasuk ekonomi.

Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bahkan Rasulullah SAW sendiri pun telah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang ( Al-Hadits). Artinya, melalui jalan perdagangan ini lah, pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah terpancar dari padanya. Jual beli merupakan sesuatu yang diperbolehkan ( QS 2:275), dengan catatan selama dilakukan dengan benar sesuai dengan tuntutan ajaran Islam.

Salah satu pola bisnis yang saat ini sangat marak dilakukan adalah bisnis dengan system Multi Level Marketing (MLM). Pada dasarnya, berbisnis dengan metode ini boleh-boleh saja, karena hukum asal mu'amalah itu adalah al-abaahah (boleh) selama tidak ada dalil yang melarangnya. Meski demikian, bukan berarti tidak ada rambu-rambu yang mengaturnya.


(15)

Sebagai perusahaan MLM pertama disepakati banyak orang, yaitu praktek yang dilakukan distributor produk Nutrilite di Amerika tahun 1930-an. Di Indonesia, MLM masuk kurang lebih 15 tahun yang lalu, dimulai dengan produk yang berasal dari Amerika Serikat yaitu Amway, kemudian disusul CNI dan perusahaan-perusahaan lain yang kini telah mencapai kurang lebih 100 perusahaan. Perusahaan yang bersistem MLM di bawah Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI). MLM memiliki prospek yang bagus untuk berkembang di Indonesia. Hal ini membuat pengusaha-pengusaha luar negeri dan dalam negeri menggunakan sistem pemasaran di Indonesia.

Untuk itu perlu hati- hati dalam memilih perusahaan MLM. Sekadar gambaran, ada beberapa ciri MLM yang baik antara lain :

1. Uang pendaftaran tidak terlalu mahal

2. Ada pelatihan yang teratur, baik yang dilakukan oleh kelompok maupun di bawah koordinasi perusahaan.

3. Perusahaannya jelas, perusahaan lokal atau cabang perusahaan dari luar negeri

4. Business Plan atau sering juga disebut dengan Marketing Plan yaitu rencana bisnis atau rencana pemasaran yang mengatur cara kerja, perhitungan komisi dan persyaratan kenaikan posisinya jelas, realistis, transparan, tidak tertutup dan di ketahui oleh semua member.

Terdapat dua jenis Multi Level Marketing (MLM) yaitu MLM Konvensional dan MLM Syariah. Terdapat perbedaan pada pola pikir dasar, misi, visi, tujuan, strategi, tingkah laku, sistem, dan semangatnya. Kita ketahui bahwa


(16)

penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, sehingga menimbulkan permasalahan seperti :

1. Apakah produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan asing menggunakan sistem MLM tersebut sudah sesuai dengan syariah seperti memiliki sertifikat halal dari segi bahan baku, proses pembuatannya sampai produk dihasilkan?

2. Apakah strategi pengembangan jaringan dan pemasarannya syariah menurut Islam?

3. Apakah MLM tersebut mengalokasikan pendapatannya dengan cara bagi hasil keuntungan, zakat, infaq, dan shadaqah ?

PT. Wahida Indonesia sebagai pengelola utama manajemen HPA Indonesia dan pendistribusian produk-produk HPA di Indonesia PT. Wahida Indonesia merupakan sebuah perusahaan MLM Syariah dari Malaysia dengan produk-produknya yang berfokus ke kesehatan atau obat-obatan alamiah. Sistemnya sendiri tidak jauh berbeda dengan MLM pada umumnya tetapi kehalalan produk sangat diperhatikan (termasuk kapsul pembungkus harus dari gelatin sapi halal, sedangkan pada umumya kapsul berasal dari gelatin babi karena gelatin babi lebih murah). Jenjang kepangkatan naik dengan sistem yang lebih fair tidak menekan downline. Dan jika downlain lebih aktif daripada upline-nya maka akan sangat mungkin ia akan naik pangkat melewati upline-nya.

PT. Wahida Indonesia yang mengembangkan sistem syariah diharapkan mampu bersaing dengan Multi Level Marketing Konvensial dan Syariah lainnya.


(17)

Perkembangan PT. Wahida Indonesia yang semakin pesat diharapkan mampu memperbaiki perekonomian yang terpuruk akibat krisis moneter.

Mitra yang bergabung pada PT. Wahida Indonesia dibedakan atas : mitrapasok, mitrakarya, mitraniaga, dan mitrasalur. Dengan adanya perusahaan ini, banyak jaringan mitraniaga dan mitrapasok yang sukses. Mitraniaga yang membangun jaringan yang kuat untuk melakukan kegiatan pemasaran ini dikenal dengan sebutan mitrasalur.

Mitrasalur Wahida Indonesia memperoleh 2 manfaat yaitu : manfaat finansial dan manfaat non-finansial. Manfaat finansial ini merupakan pendapatan bagi mitrasalur. Insentif merupakan bagian dari manfaat finansial ini yang berarti pendapatan bersih bagi mitrasalur. Insentif ini sangat beragam dan diberikan sesuai dengan peringkat mitrasalur. Besarnya manfaat finansial setiap MLM berbeda-beda tergantung marketing plan yang diterapkan oleh MLM tersebut.. Manfaat non-finansial adalah dapat belajar pengetahuan tentang herba dan bagaimana mendeteksi suatu penyakit dengan metode diagnosa denyut nadi, lidah syaraf tangan dan Iridologi (mata). Dapat mengikuti pelatihan menjadi herbalis dengan materi konsep perobatan jawi, psikologi perawatan, herbalogi, terapi bekam, kiropraksi, refleksi, Akupresure dengan biaya terjangkau dan bersertifikat.

Untuk mengetahui sejauh mana PT. Wahida Indonesia memberikan kontribusi bagi para mitrasalur, terutama dari segi manfaat finansial yaitu pendapatan bersih (insentif). Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian : “ Analisa Pendapatan Bersih PT. Wahida Indonesia Cabang Medan Bagi Mitrasalur ”.


(18)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya maka yang menjadi rumusan masalah adalah : Apakah PT. Wahida Indonesia dapat memberikan pendapatan bersih (insentif) yang besar bagi mitrasalurnya ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin di capai adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan PT. Wahida Indonesia dalam memberikan pendapatan bersih (insentif) bagi mitrasalurnya

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis, berguna untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang Multi Level Marketing

b. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan masukan untuk pengembangan perusahaan

c. Bagi pembaca dan lingkungan akademis, sebagai bahan referensi untuk mempelajari tentang Multi Level Marketing.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Pendapatan

Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba adalah hal yang penting untuk dapat melanjutkan operasi perusahaan. Laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan adalah suatu ukuran keberhasilan manajer atau pimpinan perusahaan. Dari keberhasilan ini, investor dan kreditor dapat menggunakannya untuk mengevaluasi proyek perusahaan dimasa yang akan datang. Bagian penting dalam proses akuntansi adalah penentuan, pengakuan dan pengukuran pendapatan serta pencatatan transaksi ekonomi yang berhubungan dengan pendapatan.

Akuntansi adalah aktivitas jasa yang bertujuan untuk menyediakan dan memberi informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang dapat dipergunakan atau diberikan akuntansi adalah informasi akuntansi yang diperlukan oleh berbagai pihak untuk kepentingan masing-masing. Konsep pendapatan dalam hal ini merupakan konsep yang paling penting dalam kaitannya sebagai suatu sistem informasi. Meskipun terdapat pedoman umum tetapi banyak metode pemasaran barang dan jasa yang mengembangkan pola yang berbeda, disesuaikan dengan situasi.

Akuntansi merupakan suatu sistem informasi data ekonomi dimana informasi-informasi ini disusun dalam bentuk ikhtisar yang disebut sebagai laporan keuangan, berupa daftar-daftar keuangan yang menunjukkan posisi


(20)

keuangan pada suatu saat ataupun hasil usaha selama satu periode. Salah satu informasi yang dihasilkan adalah laporan laba-rugi. Hal ini berhubungan dengan tujuan utama perusahaan yaitu menghasilkan laba (profit), karena laba merupakan salah satu faktor yang diperlukan perusahaan guna kelangsungan usahanya, menjaga arus pemasukkan menjadi keluaran dan juga dapat dipergunakan sebagai salah satu ukuran umum dalam system akuntansi untuk menilai tingkat kemajuan perusahaan.

Dalam pendekatan kegiatan terhadap laba, penekanan utama ditujukan terhadap perusahaan-perusahaan yang menguntungkan selama periode akuntansi yang diklasifikasikan sebagai pendapatan dan beban. Oleh karena itu sangat logis untuk mengetahui pengertian baik mengenai konsep pendapatan tersebut. Konsep pendapatan dalam hal ini merupakan konsep yang penting dalam kaitannya sebagai suatu system informasi.

Defenisi pendapatan secara tradisional merupakan arus masuk harta-harta (aktiva bersih) ke dalam perusahaan sebagai hasil penjualan barang dan jasa. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan. Istilah pendapatan tersebut merupakan istilah yang luas, di dalam pendapatan termasuk pendapatan bunga, sewa, laba penjualan, dan lain-lain.

Pendapatan pada umumnya digunakan sebagai tolak ukur kinerja atau kemajuan suatu perusahaan. Dalam hal ini berkaitan dengan adanya pengembalian investasi (return on investment) ataupun pendapatan per lembar saham (earning per share). Pendapatan merupakan suatu perkiraan yang berkaitan langsung


(21)

dengan penentuan laba. Pengakuan dan pengukuran pendapatan tergantung pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan.

2. Konsep Pendapatan

Para ahli ekonomi dan akuntansi memiliki pendapat berbeda dalam memberikan konsep mengenai pendapatan. Perbedaan mengenai konsep pendapatan tersebut disebabkan oleh perbedaan latar belakang dalam menyusun konsep pendapatan itu sendiri.

Dari berbagai macam literature teori ekonomi maupun teori akuntansi, dapat diketahui bahwa terdapat berbagai konsep mengenai pendapatan. Walaupun setiap konsep pendapatan yang ada akan menimbulkan pengertian dan penafsirannya masing-masing, namun beberapa konsep mengenai pendapatan tersebut memiliki dasar yang sama. Secara garis besar konsep mengenai pendapatan dapat kita tinjau dari dua sudut pandang yaitu :

a. Konsep Pendapatan Menurut Ekonomi

Dalam ilmu ekonomi, istilah yang digunakan untuk pendapatan adalah income. Hal ini berbeda dengan ilmu akuntansi yang menggunakan istilah revenue untuk pendapatan.

Menurut Paul A. Samuelson (2005:226), “income refers to the flow of wages, interest payments, dividends, and other things of value accruing during a period of time (usually a year).

Pendapatan lain dikemukakan John J. Wild (2003:311), “economic income is typically measured as cash flow plus the change in the fair value of net assets.


(22)

Under this definition, income includes both realized (cash flow) and unrealized (holding gain or loss) components”. Menurut Wild, pendapatan secara khusus diukur sebagai aliran kas ditambah perubahan dalam nilai bersih aktiva. Oleh karena itu, Wild memasukkan pendapatan yang dapat direalisasi dan pendapatan yang belum direalisasi sebagai komponen pendapatan.

Dari kedua defenisi yang dikemukan, pendapatan menurut ekonomi mengindikasikan adanya suatu aliran dana (kas) yang terjadi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Hal ini terlihat dalam gambar berikut ini :

Gambar 1.1 Lingkaran Aliran Pendapatan (Income Circular Flow) Sumber : Suherman Rosidi, Pengantar Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori

Ekonomi Mikro dan Makro, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hal. 99

Gambar tersebut memperlihatkan bahwa business menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat. Ini merupakan imbalan atas jasa-jasa produktif yang diterima dari masyarakat misalnya tanah dan tenaga kerja. Dari

Barang dan Jasa

Jasa-Jasa Produksi

Business Masyarakat


(23)

pihak masyarakat mengalir dana dalam bentuk pendapatan bagi pihak business. Sedangkan dari pihak business, pendapatan mengalir kepada masyarakat dalam bentuk gaji, bunga sewa, dan sebagainya.

Menurut Suherman Rosidi (1998:100), “Pendapatan harus didapatkan dari aktivitas produktif”. Pendapatan bagi masyarakat (upah, bunga, sewa, dan laba) muncul sebagai akibat jasa produktif (productive service) yang diberikan kepada pihak business diperoleh dari pembelian yang dilakukan oleh masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa yang dihasilkan atau di produksi oleh pihak business. Jadi, konsep pendapatan (income) menurut ekonomi pada dasarnya sangat berbeda dengan konsep pendapatan (revenue) menurut akuntansi.

b. Konsep pendapatan Menurut Akuntansi

Defenisi pendapatan menurut para ahli akuntansi tentu sangat berbeda dengan defenisi pendapatan menurut para ahli ekonomi. Namun demikian, diantara sesama ahli akuntansi terdapat pula perbedaan pendapat mengenai defenisi pendapatan. Pada dasarnya konsep pendapatan menurut ilmu akuntansi dapat ditinjau dari dua sudut pandang.

Sofyan Syafri (2002:58) meninjau konsep pendapatan dari dua pendekatan yakni revenue expense approach dan assets liability approach. Pendekatan assets liability approach, definisi revenue, FASB (Financial Accounting Standards Board) menyatakan "revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungan kedua-duanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan produksi barang, pemberian jasa atau pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan


(24)

yang sedang berjalan". Pendekatan revenue expense approach, Comitte on Terminology yang mendefenisikan "revenue sebagai hasil dari penjualan barang atau pemberian jasa yang dibebankan kepada langganan, atau mereka yang menerima jasa".

Theodorus M. Tuanakotta menyatakan dua konsep pendapatan adalah inflow of net assets dan outflow of goods and services. Tuanakotta (2000:153) berpendapat bahwa :

Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep revenue dalam literature akuntansi. Pertama, pendekatan yang memusatkan perhatian kepada arus masuk (inflow) daripada assets yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan. Kedua, memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan dan transfer dari barang dan jasa tersebut kepada konsumen atau produsen lain. Jadi pendekatan ini menganggap revenue sebagai inflow of net assets dan outflow of goods and services.

Pengertian pendapatan yang menganut konsep inflow of assets terdapat dalam Accounting Principles Board (APB) Statement No.4 yang menyatakan bahwa "revenue adalah inflow of assets (net assets) ke dalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang atau jasa". Defenisi tersebut menyatakan bahwa pendapatan (revenue) berasal dari arus masuk (inflow). Kelemahan definisi ini adalah mengacukan pengukuran dan timing dari revenue dan revenue process. Assets pada umumnya akan meningkat dan liabilities dilunasi pada saat penjualan atau penyerahan barang atau jasa, sedangkan jumlah revenue secara tradisional ditentukan oleh pengukuran moneter daripada assets yang diterima. Defenisi tersebut pada dasarnya sesuai dengan praktek-praktek tradisional, namun tidak memberikan perspektif yang cukup luas untuk proses pengukuran dan timing.


(25)

Pengertian pendapatan menurut konsep outflow of goods and services terdapat pada pernyataan Committee on Accounting Concepts and Standards dari American Accounting Association (AAA) yang mendefinisikan "revenue adalah pernyataan moneter mengenai barang dan jasa yang ditransfer perusahaan kepada langganan-langganannya dalam suatu jangka waktu tertentu", yang berarti pendapatan terjadi setelah adanya transfer barang dan jasa dari perusahaan kepada para langganannya.

3. Jenis-Jenis Pendapatan

Dari beberapa pengertian mengenai pendapatan, perlu diketahui lebih lanjut jenis-jenis pendapatan dalam perusahaan. Hal ini perlu diketahui karena dalam akuntansi dapat terjadi suatu kesalahan dalam mencatat pendapatan, yang dapat memberikan informasi menyesatkan bagi para pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi.

Selain penjualan barang dan jasa, dalam pendapatan dimasukkan penjualan sumber-sumber daya selain produk perusahaan, seperti pabrik, peralatan dan investasi. Produk perusahaan meliputi semua jenis jasa, termasuk sewa dan pinjaman berbunga. Jadi, pendapatan dapat bersifat operasi atau non operasi, rutin atau non rutin.

Untuk itu harus dibedakan jenis-jenis pendapatan yang dapat dicatat ke dalam pendapatan dengan jenis-jenis penerimaan yang bukan merupakan pendapatan.


(26)

Standar Akuntansi Keuangan (2004:23.1) membagi pendapatan menjadi tiga jenis yaitu :

a. Penjualan barang

Barang, meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli dari pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli untuk dijual kembali.

b. Penjualan jasa

Biasanya mengangkut pelaksanaan tugas secara kontraktual telah disepakati dilaksanakan selama satu periode waktu yang disepakati oleh perusahaan. Jasa dapat diserahkn selama satu periode atau selama lebih dari satu periode.

c. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan deviden.

1) Bunga : pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah terhutang kepada perusahaan.

2) Royalti : pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan, misalnya paten, merek dagang, hak cipta, dan perangkat lunak komputer.

3) Deviden : distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu.

Pada Proses Penjualan kita mengenal istilah : a. Komisi

Komisi umumnya mewakili kompensasi untuk mencapai target penjualan tertentu. jenis-jenis komisi meliputi :

1) Potongan harga (diskon)

komisi yang dihitung dari pembelian sebuah barang. Semakin besar penjualannya maka semakin tinggi potongan harga yang diberikan.

2) Harga obral

Yaitu memberi diskon kepada konsumen yang hanya akan membeli produk jika harga diturunkan, misalnya pada hari-hari besar seperti Lebaran, natal, Imlek, dan sebagainya.


(27)

Bonus adalah pembayaran ekstra tepat waktu di akhir sebuah periode, dimana dilakukan penilaian kinerja pekerjaan. Bonus diberikan untuk megupayakan kenaikan pendapatan. Bonus biasanya lebih jarang dibayarkan dari kmisi (misalnya sekali setahun).

4. Perkembangan Multi Level Marketing a. Sejarah Multi Level Marketing

Sejarah mencatat bahwa sejak tahun 1936, ilmu ekonomi mengalami perkembangan menjadi banyak cabang, seperti : teori ekonomi (economics theory) dan ekonomi terapan (applied economics). Teori ekonomi berkembang menjadi ekonomi makro dan ekonomi mikro. Ekonomi makro bercabang menjadi ekonomi keuangan dan perbankan, ekonomi pembangunan, dan ekonomi pertanian. Ekonomi mikro berkembang menjadi manajemen keuangan, produksi, marketing, sumber daya, akuntansi, dan sebagainya. Sektor marketing (pemasaran) turut mengalami perkembangan. Secara sederhana marketing (pemasaran) adalah rangkaian proses perpindahan produk dari produsen ke konsumen. Tenaga kerja yang melakukan proses perpindahan produk dimaksud disebut marketer

Pakar marketing di USA pada tahun 1930-an melakukan kajian terhadap konsep retail (eceran) dan direct selling (pemasaran langsung). Hasilnya kedua konsep itu mengalami perubahan, namun orientasinya memberikan manfaat finansial kepada kalangan tertentu saja, yakni kepada pemilik modal, pengelola usaha, dan tenaga kerja tertentu yang dapat memenuhi persyaratan sebagai karyawan, marketer, kurir atau pihak ketiga yang menjadi jasa perantara (minimal membuka kios) yang terbatas jumlahnya, masyarakat umum diposisikan sebagai


(28)

penerima manfaat produk saja. Kajian ini mendoromg para marketing untuk melakukan kreasi marketing. David Maconal penduduk pinggiran New York, sebagai dasar untuk menciptakan metode marketing terbaru yakni sistem distribusi berjenjang yang diterapkan pada tahun 1880.

Konsep MLM (Multi Level Marketing) atau pemasaran berjenjang yang lahir pada tahun 1939 merupakan kreasi dan inovasi marketing, sebagai sebuah solusi untuk melibatkan masyarakat konsumen dalam kegiatan usaha pemasaran. Dengan maksud agar masyarakat konsumen dapat menikmati, tidak saja manfaat produk, tetapi juga manfaat finansial (dalam bentuk insentif, hadiah, dan kepemilikan saham perusahaan).

Perusahaan yang diakui pertama kali menerapkan konsep MLM adalah Nutrilite di USA. Karena persiapan operasionalnya kurang, pengerjaan data distribusi yang masih manual, perusahaan ini tidak bertahan lama. Jaringan kerja (network marketing) Nutrilite berkembang, setelah dua distributornya yakni Ricard Devos dan Jay Van Andel mengambil alih asset Nutrilite untuk melahirkan perusahaan baru yaitu perusahaan Amway Corporation.

MLM disebut juga Network Marketing, Multi Generation Marketing, Uni Level Marketing, dan Co-op Massa Marketing, berkembang menjadi alternative bisnis masyarakat dunia. MLM singkatan dari Multi Level Marketing. Multi berarti banyak, Level berarti jenjang atau tingkatan, Marketing berarti pemasaran. Jadi, Multi Level Marketing adalah pemasaran yang bertingkat. Marketing berkaitan dengan produk, harga, promosi, distribusi, dan sebagainya.


(29)

Menurut Tarmizi Yusuf (2004:4), “Multi Level Marketing ataupun Network Marketing merupakan sistem pemasaran yang menggunakan jaringan kerja, ada sekelompok orang yang merupakan jaringan kerja”. Disebut Multi Level karena organisasi distributor bertingkat-tingkat. Tidak sekedar satu atau dua tingkat bahkan lebih dari tiga tingkat atau empat tingkat, banyak tingkat dan banyak jenjang. Seseorang sebagai distributor, akan mengajak orang lain untuk ikur bergabung, menjadi suatu kelompok distributor.

Perkembangan MLM semakin terkenal ketika media dunia memberitakan bahwa pada tahun 1984 MLM telah mencetak 20% dari 500 ribu jutawan baru di USA, bahkan Standford Research dan Wall Street Journal memperkirakan bahwa sekitar 65% barang dan jasa di USA pada dasawarsa 90-an cenderung dipasarkan lewat MLM.

Di Indonesia MLM dikenal pada tahun 1984, berawal dari sejumlah marketer Indonesia yang disponsori orang luar negeri menjadi distributor MLM. Hal ini karena konsep MLM tidak mengenal istilah teritorial perdagangan atau tidak membatasi orang untuk melakukan ekspansi bisnis. Perusahaan MLM yang tumbuh dan berkembang di Indonesia berasal dari Barat. Lain halnya dengan perusahaan yang menggunakan konsep MLM, tapi sepenuhnya mendistribusikan produk dalam negeri dengan budaya ketimuran.

Perusahaan yang menggunakan konsep MLM di Indonesia adalah PT. Nusantara Sun Chlorella Tama (NSCT), yang berdiri pada Oktober 1986 berpusat di Bandung. Pembawa konsep usahanya Mr. Yangky Reagen dari Malaysia


(30)

bekerja sama dengan pengusaha Indonesia dari Ometraco dan Rajawali Grup. PT.NSCT setelah go internasional menjadi PT.CNI yang berkembang pesat.

Dalam kurun waktu 10 tahun Indonesia telah memiliki puluhan perusahaan MLM Konvensional (istilah lazim bagi MLM Non Syariah) yang beroperasi dengan niat pendirian usaha, visi, misi, marketing plan, metode pelatihan, dan kespesifikan produknya. Banyak orang menjadikan produk dan budaya kerja perusahaan MLM Konvensional sebagai alasan untuk menolak secara keseluruhan konsep MLM.

Oleh karena itu anak bangsa harus mencermati sisi-sisi positif dari perjalanan peristiwa. Berani merenovasi sesuatu, menghargai karya orang lain dengan berusaha mempelajarinya. Perkembangan MLM di Indonesia ada yang dimanfaatkan oleh para pertualang bisnis untuk merusak opini orang terhadap MLM dengan arisan berantai, penyedotan dana masyarakat lewat usaha koperasi simpan pinjam (KOSPIN), MLM Binary, MLM Piramid, dan Money Game (Penggandaan Uang). Hal ini yang merusak citra MLM sebagai bisnis jaringan.

Umat Islam dibebaskan oleh ajaran agamanya untuk melakukan kreasi dan inovasi ekonomi dalam bentuk dan ruang lingkup apa saja, sepanjang tidak ditemukan dalil hukum yang melarang atau mengharamkannya. Dasar pertimbangan itu lahirlah MLM Syariah. Perusahaan ini melakukan penyesuaian konsep MLM Konvensional dengan komponen yang dihalalkan hukum islam.

b. Komisi dan Bonus pada Multi Level Marketing

Dalam menjalankan bisnis MLM, setiap orang melakukan aktivitas memerlukan motivasi yang mendorongnya, seperti adanya komisi dan bonus.


(31)

1) Komisi

Komisi berkaitan dengan tingkat penjualan baik pribadi maupun kelompok. Jenis-jenis komisi pada Multi Level Marketing :

a) Rabat adalah potongan harga. Apabila seseorang membeli produk memperoleh rabat langsung misalnya sebesar 15%-20% sebagai keanggotaan MLM tersebut, jika dijual kembali pada konsumen maka akan memeproleh keuntungan dari selisih harga konsumen dikurangi harga anggota MLM. Rabat ini akan meningkat sesuai dengan peringkat atau tingkat penjualan produk oleh anggota MLM tersebut.

b) Komisi pengembangan Kelompok, yaitu komisi bagi distributor (sebutan bagi anggota MLM) yang mengajak orang lain untuk bergabung menjadi anggota MLM. Perusahan MLM sangat menghargai jasa seorang distributor untuk mengembangkan jaringannya dengan mengajak banyak orang untuk ikut bergabung. Komisi ini berasal dari tingkat penjualan kelompok atau jaringan distributor bersangkutan

c) Komisi Pembinaan, yaitu komisi yang diberikan kepada distributor yang melakukan pembinaan terhadap anggota kelompok atau jaringannya. Tolak ukurnya adalah peningkatan omzet penjualan. d) Royalty, yaitu komisi yang didapat seseorang karena telah


(32)

banyaknya jaringan dan distributor yang menghasilkan penjualan yang tinggi.

e) Komisi-Komisi Lain sesuai dengan masing-masing perusahaan MLM. Komisi yang diberikan dikaitkan dengan prestasi masing-masing distributor.

2) Bonus

Bonus yaitu hadiah apabila seseorang telah mencapai target-target tertentu. Perusahaan MLM memberikan bonus untuk memacu prestasi distributornya, tidak terkait dengan berapa lama ikut bergabung tetapi berprestasi dalam omzet penjualan. Jenis-jenis bonus pada Multi Level Marketing :

a) Bonus Kendaraan, yaitu bonus untuk memperoleh kendaraan seperti mobil atau sepeda motor. Untuk memperoleh bonus ini biasabya distributor mengumpulkan point penjualan yang ditentukan perusahaan MLM.

b) Bonus Wisata, yaitu bonus yang diberikan untuk meningkatkan motivasi dan wawasan distributor, yang kemudian akan menambah motivasi kelompok atau jaringannya untuk berhasil dalam bisnis MLM.

c) Bonus-Bonus lain, dapat berbentuk uang, rumah, polis asuransi, dan sebagainya.


(33)

Pada dasarnya Multi Level Marketing Syariah sama dengan Multi Level Marketing Konvensional. Berikut adalah beberapa aspek perbedaan antara MLM Syariah dengan MLM Konvensional.

Tabel 1.1 Beberapa Aspek Perbedaan Antara MLM Syariah Dengan Konvensional

NO ASPEK MLM SYARIAH MLM

KONVENSIONAL

1 NIAT 1. Kasbul Halal

(penghasilan halal)

2. Istiftaa Ummah

(Mengangkat Ekonomi Umat)

3. Muamalah Islamiyah (Bermuamalah Islami)

Bisnis

2 PRINSIP Muamalah Islami Ekonomi

Konvensional

3 ORIENTASI Dunia Akhirat Duniawi

4 KOMODITI Halal Produk apa saja

5 PEMBINAAN Tarbiyah, Ukhuwah,

Dakwah Bil Halal

Bimbingan Teknis, Motivasi Finansial 6 STRATEGI

PEMASARAN

Akhlaqul Karimah, Rukun Jual Beli, Ikhlas

Bebas 7 STRATEGIS

PENGEMBANGAN JARINGAN

Metode Dakwah Melalui Motivasi, Bujukan dan Janji 8 ANGGOTA

(MITRA)

Muslim diutamakan Campuran 9 SISTEM

PENDAPATAN

Adil, Halal Bagi keuntungan

secara konvensional 10 ALOKASI

PENDAPATAN

Bagi Hasil Keuntungan, Zakat Infak Sedekah (ZIS)

Tidak ada ZIS, Pribadi

11 SISTEM

PENGELOLAAN

Manajemen Muamalah, Amanah

Manajemen Konvensional 12 PENGAWASAN Dewan Pengawas Syariah,

Dewan komisaris

Dewan komisaris


(34)

Yaitu sistem dengan memperhatikan kaidah-kaidah syariah Islam, baik terhadap sistem distribusi, penerapan harga, maupun jenis produk yang dipasarkan. Ditinjau dari harga produk MLM Syariah tidak mahal atau tidak mark up 2-3 kali lipat dan terjangkau oleh konsumen. Sedangkan harga produk MLM Konvensional cenderung mahal sehingga konsumen tertentu saja yang membelinya.

d. Multi Level Marketing Syariah

Munculnya lembaga bisnis syariah seperti Multi Level Marketing merupakan salah satu bentuk kebangkitan umat Islam. MLM merupakan singkatan dari "Meet-Learn-Multiply. Artinya adalah Bertemu-Belajar-Berkembang. Maksudnya adalah :

1) Kalau kita ingin "memanjangkan usia (tanda, jejak, dan kesan bahwa kita pernah ada dan hidup) dan meluaskan rezeki (jalur dan kunci pintu rezeki), maka lakukanlah silaturahmi" (HR. Bukhari), di disebut Meet.

2) "Belajarlah walau sampai ke negeri Cina." (HR. Ibn Abdul Barr), di disebut Learn.

3) "Sampaikanlah walau hanya satu ayat." (HR. Bukhari), ini disebut dengan Multiply.

Multi Level Marketing sebagai metode pemasaran merupakan suatu fenomena yang relatif baru, yang dilaksanakan oleh beberapa perusahaan yang menghasilkan produk tertentu. Sebagai sesuatu yang relatif baru, perlu dicermati bagaimana Islam memandang dikaitkan dengan sistem ekonomi syariah.


(35)

Produk apapun yang dijual sebagai hasil suatu perusahaan, haruslah terjamin mutunya, salah satu konsep ekonomi dalam Islam, adalah untuk menjual suatu produk harus diuji kehalalannya, dan manfaatnya. Yang terutama adalah memperhatikan prinsip dasar ekonomi syariah Islam secara makro, meliputi hal yang tidak ghurur (penipuan), tidak ihtikar (penimbunan), tidak bersifat ribawi (bunga).

Syariah Allah merupakan pedoman hidup yang mengandung kebenaran dan kesempurnaan. Maka sangat tepat bila berekonomi menggunakan jalan (syariat) Islam. Artinya, bukan hanya ibadah yang membedakan umat Islam, melainkan seluruh aktifitas. Pedoman dasarnya adalah Alquran dan Sunah Rasulullah Saw. Sebagai lembaga bisnis syariah, maka karakteristik Multi Level Marketing Syariah adalah :

a) Niat : Kasbul Halal (Q. S Al Qashash (28 : 77)

b) Prinsip Operasi : Muamalah Islamiyah (Q. S Al Maidah : 5 50) c) Komoditas : Halal dan Thayyib (Q. S Al Baqarah 2; 168) d) Strategi Pemasaran : Akhlaqul Karimah (Q. S An Nisa 4 : 29) e) Sistem Intensif : Adil an Halal (Q. S Al Israa 17 : 29, An Nisa : 4 :

135)

f) Sistem Pengolahan : Amanah (Q. S Al Anfal 8 : 27)

g) Pengawasan : Dewan Pengawasan Syariah (Q. S An Nahl 16 : 43) h) Pembinaan : Tarbiyah, Jamaah, Ukhuwah, Ta'lim dan Dakwah (Q.


(36)

MLM sesungguhnya adalah strategi dan taktik pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan distribusi produk, untuk membangun mata rantai distribusi yang produktif (omzet penjualan yang pasti), permanen (memiliki pelanggan tetap), dan terkendali (pelanggan dalam status terdaftar dan diikat dengan akad), lewat upaya memposisikan calon pelanggan (customer) sekaligus sebagai tenaga pemasar (marketer) sistem kerja (konsep kemitraan MLM) dan komoditi usaha (produk barang atau jasa yang diakui hukum untuk dipasarkan). Strategi dan taktik bertujuan untuk mengaktifkan tugas-tugas pemasaran di lapangan (membangun opini pasar dan menjamin kontinuitas penjualan), dengan pola memindahkan atau membagi jalur periklanan dari media umum seperti TV, radio, koran, majalah, tabloid, papan reklame, dan sebagainya kepada orang yang direkrut lewat pensponsoran.

Orang yang direkrut secara individu (pada awal operasional dilaksanakan perusahaan) diberi peran ganda, sebagai konsumen aktif (pelanggan tetap perusahaan) dan pengiklanan (merekrut pelanggan baru buat perusahaan). Mereka disebutkan distributor (marketer MLM) dengan Mitraniaga. Mitraniaga dalam kapasitasnya sebagai konsumen aktif diberi hak potongan harga belanja (harga mitra) dan akan mendapatkan hak kompensasi laba perusahaan jika ia berbelanja seberapapun jumlahnya dalam satu bulan. Kapasitasnya sebagai pengiklan (perekrutan anggota baru), Mitraniaga akan mendapatkan hak insentif (komisi, pendapatan bersih) yang bersumber dari keuntungan perusahaan, apabila ia mampu membangun jaringan usaha (pangsa pasar perusahaan) yang aktif dan produktif, atau yang dapat melaksanakan tugas kemitraan. Untuk mengatur


(37)

seberapa besar insentif yang diterima seorang Mitraniaga, perusahaan menggunakan sistem perhitungan insentif yang terhimpun dalam marketing plan perusahaan. PT. Wahida Indonesia menggunakan sistem perhitungan yang disebut Sistem Insentif Ukhuwah (SIU). Sebuah sistem pembagian hasil yang merupakan hasil musyawarah antara manajemen PT.Wahida Indonesia dengan Mitraniaga yang telah disetujui Dewan Pengawas Syariah PT.Wahida Indonesia.

5. Nilai-Nilai Sistem Perekonomian Islam a. Prinsip Ekonomi Islam

Karakteristik ekonomi Islam yaitu untuk meluruskan kekeliruan pandangan yang menilai ekonomi kapitalisme dan sosialisme yang bertentangan dengan metode ekonomi Islam. Sesungguhnya ekonomi Kapitalisme menggunakan prinsip penghargaan Islam terhadap prinsip hak milik, sedangkan ekonomi Sosialisme menggunakan prinsip Islam dalam membela persamaan dan keadilan.

Karakteristik ekonomi Islam meliputi tiga asas pokok yang secara asasi dan bersama-sama mengatur teori ekonomi dalam Islam. Yaitu :

1) Asas Akidah, merupakan dasar yaitu ketetapan atau pegangan hidup kaum muslimin yang mengandung makna akidah tauhid

2) Asas Akhlak, merupakan pendukung dan pengatur motivasi dan tujuan yang tidak dapat dijangkau oleh hukum

3) Asas Hukum, yang merupakan tingkah laku lahiriah individu dalam hubungannya dengan masyarakat.


(38)

Islam mengatur kegiatan dan perilaku bisnis dalam berbagai cara sebagai berikut :

Kegiatan Bisnis Konsep penting

1. Konsep Standar Etika Bisnis 1. Pemilikan 2. Persaingan 3. Keadilan 4. Harga

5. Hubungan majikan dan pegawai 2. Praktek yang etis dan yang tidak

etis secara umum (kode etik)

1. Etika Perilaku Individu

2. Kegiatan yang tidak etis (riba, judi, lotere, pembelian/penjualan, di depan, dagang barang curian, dan lain-lain.

3. Bentuk bisnis yang sah 1. Partnership (joint venture), mudharabah, musyarakah)

2. Persero (PT) diterima menurut aturan-aturan tertentu, dan sebagainya

4. Standar etika yang menyangkut Konsep Akuntansi

1. Laporan Keuangan 2. Prinsip dan Transaksi 3. Penilaian Asset 4. Persyaratan Akuntan 5. Tanggungjawab Sosial 1. Dana Zakat

2. Pinjaman Tanpa Bunga

3. Sedekah/Infak untuk tujuan sosial Tabel 1.2 Ikhtisar Aspek Bisnis Menurut Hukum Islam

Sumber : Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1999, hal.232

Etika bisnis dalam Islam mengajarkan bahwa di dalam melaksanakan prinsip ekonomi Islam, hendaklah setiap manusia memiliki nilai-nilai seperti : Jujur, Amanah, Adil, Profesional, Saling bekerja sama, Sabar dan Tabah. Seorang muslim yang baik adalah mereka yang memperhatikan faktor dunia dan akhirat secara seimbang. Penyeimbangan aspek dunia dan akhirat tersebut merupakan karakteristik unik sistem ekonomi Islam.


(39)

Konsep Bisnis Standar Etis

1. Pemilikan 1. Pemilikan individu harus didorong dan dilindungi

2. Kekayaan adalah milik Tuhan. Individu bertindak sebagai agen dalam memiliki kekayaan

3. Pemilikan pabrik termasuk kekayaan mineral air dan sumber energi

4. Pemilik individu harus memperhatikan masyarakat dan fungsi ekonomis dari kekayaan itu

2. Keadilan 1. Setiap orang berhak atas keadilan

2. Kesempatan yang sama merupakan dasar keadilan

3. Kecukupan merupakan dasar kedua dari keadilan

4. Adalah kewajiban semua orang untuk berlaku adil.

3. Harga 1. Harga diatur oleh pasar

2. Pemerintah tidak dibenarkan mempengaruhi harga

3. Pengecualian campur tangan hanya boleh untuk kepentingan keadilan dan distribusi barang harus adil dan lancar

4. Setiap harga barang yang dijual dicantumkan agar diketahui publik

4. Persaingan 1. Persaingan diizinkan dan dianjurkan

2. Perpindahan barang tidak boleh dihalangi, harus dijamin bebas

3. Persaingan tidak boleh menimbulkan monopoli

4. Tidak dibenarkan campur tangan terhadap fungsi pasar

5. Hubungan Majikan dan Karyawan

1. Majikan berhak atas kejujuran dan kemampuan karyawan

2. kepemimpinan membutuhkan beban tanggung jawab

3. Tiap orang adalah pemimpin dan ia bertanggung jawab atas bawahan yang dipimpinnya

4. Mendisiplinkan pegawai harus secara pribadi tidak boleh di depan orang.

Tabel 1.3 Konsep Standar Etika Bisnis

Sumber : Sofyan Syarif Harahap, Akuntansi Islam, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1999, hal.235


(40)

Konsep dan Praktek Akuntansi

Etika Islam

1. Penilaian Harta (Asset) 1. Persediaan dinilai menurut harga pasar grosir (whole sale market price) atau harga pokok 2. Laporan Keuangan 1. Zakat tahunan didasarkan atas :

- 2 ½ % dari jumlah modal - 10 % dari laba bersih

2. Sumber dan penggunaan zakat ditetapkan syariat

3. Prinsip Akuntansi 1. Akuntansi sosial adalah prinsip akuntan dan transaksi yang penting

2. Transaksi yang tidak sesuai dengan hukum Islam harus dihindarkan

3. Prinsip akuntansi yang berterima umum harus ditaati sepanjang tidak bertentangan dengan hukum Islam

4. Persyaratan Akuntan 1. Akuntan harus memiliki karakter yang baik, jujur, dan terpercaya

2. Akuntan harus mengetahui dan meyakini Islam sebagai cara hidupnya

3. Akuntan harus adil, efisien, dan independen 4. Akuntan harus bertanggungjawab untuk

melaporkan setiap transaksi yang berhubungan dengan hukum Islam

Tabel 1.4 Aspek Akuntansi dan Prakteknya Menurut Hukum Islam Sumber : Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Isalam, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta, 1999, hal.239

Sofyan Syafri (1999 : 236) mengemukakan beberapa praktek-praktek etis yang terdapat dalam hukum Islam. Antara lain :

1) Menjamin "self-dependence" dan "self worth." 2) Mematuhi peraturan dari tiap perjanjian

3) Jangan berjudi untuk tujuan apapun termasuk lotre

4) Membeli dan menjual dengan cara sopan dan sederhana. Jangan menipu, berbohong, sewaktu membeli dan menjual.

5) Pelajari transaksi dan menghindari transaksi jika ada keraguan tentang kesesuaian dengan prinsip Islam


(41)

6) Berikan toleransi dalam transaksi pinjaman, yaitu memperpanjang jatuh tempo peminjam jika ia tidak mampu membayar pada tanggal jatuh tempo 7) Jangan menjual barang yang dilarang oleh Islam, seperti barang curian,

barang yang tidak halal dan sebagainya

8) Jangan melakukan pembelian di depan (forward buying) yang bernilai tidak etis sebab rincian komoditi yang dibeli bisa berubah pada saat pengiriman

9) Pakai timbangan yang adil, ukuran yang benar, sehingga tidak ada yang dirugikan dengan cara curang

10)Bayar utang pada tanggal jatuh tempo. Pembayaran lewat waktu dianggap tidak etis dalam Islam

11)Jangan memakan riba (bunga), Islam membenarkan menginvestasi uang, tetapi investasi yang membebani bunga yang akan dibayar dilarang dan dianggap tidak etis.

b. Keadilan Distribusi Pendapatan

Kesenjangan pendapatan dan kekayaan yang terdapat di masyarakat berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap persaudaraan dan keadilan sosial-ekonomi. Kesenjangan diatasi dengan menggunakan cara yang dianjurkan Islam. Seperti :

1) Menjamin hak dan kesempatan semua pihak untuk aktif dalam proses ekonomi, baik produksi, distribusi dan konsumsi

2) Menjamin basic needs fulfillment (pemenuhan dasar kebutuhan hidup) setiap anggota masyarakat


(42)

3) Melaksanakan amanah At Takaful Al Ijtima'I atau sosial economic security insurance di mana yang mampu menanggung atau membantu yang tidak mampu

4) Seseorang yang memiliki kekayaan lebih, menunaikan kewajibannya bagi kesejahteraan masyarakat seperti zakat, infak, dan sedekah.

c. Konsep Syariah Pada Pendapatan Multi Level Marketing

Pada konsep etika bisnis Islam, kita mengetahui bahwa kegiatan bisnin yang dianjurkan dalam Islam harus memiliki nilai-nilai seperti : Jujur, Amanah, Adil, Profesional, Saling bekerja sama, Sabar dan Tabah.

Kata Syariah berasal dari kata Syara'a As Syaia yang berarti "menerangkan" atau "menjelaskan sesuatu". Juga berasal dari kata Syir'ah dan Syari'ah yang berarti "suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara langsung sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan orang lain." Di dalamnya mengandung makna yang mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek ibadah, aspek keluarga, aspek bisnis, aspek ekonomi, aspek hukum, dan peradilan.

Pemasaran adalah salat satu bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah.

Philip Kotler (2001:7) mendefinisikan pemasaran sebagai "sebuah proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain."


(43)

Definisi ini berdasarkan konsep-konsep inti, seperti : kebutuhan, keinginan, permintaan, produk-produk (barang, layanan, dan ide), value, biaya, dan kepuasan, pertukaran, dan transaksi, hubungan dan jaringan, pasar dan para pemasar, serta prospek." Definisi pemasaran, menurut World Marketing Association (WMA) yang diajukan oleh Hermawan Kartajaya (2002;26), sebagai berikut : "pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari satu inisiator kepada stakeholder-nya."

Syariah Marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. Definisi ini sesuai dengan ketentuan dalam bisnis Islami yang tertuang dalam kaidah fikih yang mengatakan, "kaum muslim terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis yang mereka buat, kecuali kesepakatan yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Pada dasarnya, semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya." Dalam syariah marketing, seluruh proses –baik proses penciptaan, penawaran, maupun proses perubahan nilai- tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah Islami. Sepanjang hak tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka bentuk transaksi apapun dalam pemasaran


(44)

dapat dibolehkan. Ada empat karakteristik syariah marketing yang menjadi panduan. Yaitu :

1) Teitis (Rabbaniyah)

Salah satu ciri khas syariah marketing adalah yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religius. Kondisi ini tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak merugikan orang lain. Hukum-hukum syariah dalam strategi pemasaran, dimulai dari memilih pasar, menetapkan identitas perusahaan, mendesain produk, menetapkan harga promosi, penjualan, senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius. Syariah marketing sangat peduli dengan value, seperti merek yang lebih karena bisnis syariah adalah bisnis kepercayaan, bisnis keadilan, dan bisnis yang tidak mengandung tipu muslihat di dalamnya. Servis merupakan jiwa dalam bisnis syariah, perusahaan itu adalah pelayan bagi pelanggannya, dalam hal proses –baik proses internal maupun eksternal pada penghantaran produk atau jasa kepada pelanggan- haruslah menjadi kepedulian syariah marketing.

2) Etis (Akhlakiyah)

Keistimewaan syariah marketing adalah mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya. Prinsip bersuci dalam Islam tidak hanya dalam rangkaian ibadah, tetapi dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari : dalam berbisnis, berumah tangga, bergaul, bekerja, belajar, dan sebagainya. Seorang syariah marketer menanamkan hakikat pola hidup bersih, seperti menjauhkan diri dari dusta, kezaliman, penipuan, pengkhianatan dan munafik.


(45)

3) Realistis (Al Waqi'iyyah)

Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islam yang melandasinya. Syariah marketer adalah para pemasar profesional dengan penampilan yang bersih, rapi, bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya. Mereka bekerja dengan profesional dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek, moral, kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya.

4) Humanistis (Insaniyah)

Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara dengan panduan syariah. Syariat Islam adalah syariah humanistis. Syariat Islam diciptakan untuk manusia. Islam tidak membedakan manusia dalam hal asal daerah, warna kulit, status sosial. Namun Islam menyatukan manusia atas dasar ikatan persaudaraan antar sesama manusia.

Ada sembilan etika pemasar, yang akan menjadi prinsip-prinsip bagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran. Yaitu :

a) Memiliki Kepribadian Spritual (Takwa) b) Berperilaku Baik dan Simpatik (Shiddik) c) Berlaku Adil dalam Bisnis ('Adl)

d) Bersikap Melayani dan Rendah Hati (Khidmah) e) Menepati Janji dan Tidak Curang

f) Jujur dan Terpercaya (Amanah)


(46)

h) Tidak Suka Menjelek-Jelekkan (Ghibah) i) Tidak Melakukan Sogok (Riswah)

Prinsip-prinsip Bisnis Syariah Marketing :

1) Information Technology Allows Us to be Transparent (Change)

Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi, jadi belum dicermati. Kekuatan perubahan terdiri dari lima unsur : perubahan teknologi, perubahan politik-legal. Perubahan sosial-kultural, perubahan ekonomi dan perubahan pasar.

2) Be Respectful to Your Competitors

Dalam menjelaskan syariah marketing, perusahaan harus memperhatikan cara mereka menghadapi persaingan usaha yang serba dinamis. Ketika persaingan usaha yang dihadapi semakin ketat dan bersifat kotor, syariah marketing harus memiliki kekuatan moral untuk tidak terpengaruh.

3) The Emergence of Customers Global Paradox (Customer)

Pelanggan saat ini tidak saja membeli apa yang dibutuhkan, melainkan juga sudah memiliki keinginan dan harapan atas suatu produk atau jasa yang akan mereka beli. Hal ini disebabkan banyaknya akses informasi dan beragamnya pilihan produk, sehingga pelanggan akan mempunyai keinginan yang semakin spesifik dan harapan yang semakin tinggi. Perkembangan pesat ini menimbulkan paradoks antara kehidupan dunia dan akhirat.

4) Develop A Spiritual –Based Organization (Company)

Perusahaan-perusahaan harus merenungkan kembali prinsip dasar perusahaannya, pada dasarnya adalah penerapan nilai-nilai spiritual.


(47)

5) View Market Universally (Segmentation)

Segmentasi adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Perusahaan harus kreatif dan inovatif menyikapi perkembangan. Syariah mempunyai keunikan tersendiri, komprehensif yaitu menerangkan seluruh aspek kehidupan baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah), dan universal yaitu tidak membeda-bedakan terutama bidang sosial.

6) Target Customer's Heart and Soul (Targeting)

Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Perusahaan syariah harus bisa membidik hati dan jiwa dari para calon konsumennya, agar lebih terikat kepada produk atau perusahaan itu.

7) Build A Belief System (Positioning)

Strategi yang harus dirumuskan adalah sebagaimana membuat positioning yang tepat bagi perusahaan dan produk syariah. Menurut Philip Kothler (1997 : 9), positioning adalah aktivitas mendesain citra dari apa yang ditawarkan perusahaan sehingga mempunyai arti dan memposisikan diri di benak konsumen. Perusahaan syariah membangun positioning yang kuat dan positif sangat penting, citra syariah harus terbentuk dan dipertahankan dengan menawarkan value yang sesuai dengan prinsip syariah sehingga perusahaan bisa menampilkan keunggulan komparatif dan kompetitif.

8) Differ Yourself with A Good Package of Content and Context (Differentiation)


(48)

Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Dalam perusahaan syariah, sudah pasti diferensiasi terbentuk adalah dari content prinsip-prinsip syariah. Dengan menawarkan produk syariah, perusahaan harus meng-customized infrastruktur yang diperlukan, seperti bentuk penawaran produk-produk syariah dengan cara yang berbeda.

9) Be Honest with Your 4 Ps (Marketing – Mix)

4 P sebagai Marketing-mix adalah product (produk), price (harga) , place (tempat atau distribusi), dan promotion (promosi). Perusahaan syariah, untuk produk dan harga harus didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan, seperti kualitas produk yang diberikan harus sesuai dengan yang ditawarkan.

10)Practice A Relationship –based selling (Selling)

Selling (penjualan) dalam arti sederhana adalah penyerahan suatu barang atau jasa dari penjual kepada pembeli dengan harga yang disepakati atas dasar sukarela. Dalam melakukan selling, perusahaan tidak hanya menyampaikan fitur-fitur dari produk dan jasa yang ditawarkan, melainkan keuntungan dan bahkan solusi bagi konsumennya sehingga konsumen akan semakin loyal terhadap produk atau jasa perusahaan itu. Caranya dengan menciptakan hubungan jangka panjang dengan konsumen.

11)Use S Spritual Brand Character (Brand)

Brand atau merek adalah suatu identitas terhadap produk atau jasa perusahaan. Dalam pandangan syariah marketing, brand adalah nama baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan. Brand yang mencerminkan karakter


(49)

yang sesuai dengan prinsip syariah, yaitu tidak mengandung unsur judi, penipuan, riba, tidak mengandung unsur kezaliman dan tidak membahayakan pihak sendiri atau orang lain. Beberapa karakter yang menunjukkan nilai spiritual digambarkan dengan nilai kejujuran, keadilan, kemitraan, kebersamaan, keterbukaan, dan universalitas.

12)Services Should Have the Ability to Transform (Service)

Untuk menjadi perusahaan yang berbasis syariah marketing, harus memperhatikan servis yang ditawarkan untuk menjaga kepuasan.

13)Practice A Reliable Business Process (process)

Proses mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery yang sering disingkat QCD. Kualitas suatu produk ataupun servis tercermin dari proses yang baik, dari proses produksi sampai delivery kepada konsumen secara tepat waktu dan dengan biaya yang efektif dan efisien.

14)Create Value to Your Stakeholders (Scorecard)

Kemampuan perusahaan untuk menciptakan value bagi para stakeholders-nya akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Tiga stakeholders utama dari suatu perusahaan adalah people, customers, dan shareholders.

15)Create A Noble Cause (Inspiration)

Untuk mencapai kesuksesan perusahaan harus punya impian. Perusahaan berbasis syariah marketing, penentuan visi dan misi tidak bisa terlepas dari makna syariah itu sendiri, dan tujuan akhir yang dicapai. Tujuan akhir ini harus bersifat mulia, lebih dari sekadar keuntungan finansial semata.


(50)

Budaya dasar sebuah perusahaan berbasis syariah, antara lain : budaya mengucapkan salam, murah hati, bersikap ramah, cara berbusana, dan lingkungan kerja yang bersih.

17)Measuremeat Must Bin Clear and Transparent (Institution)

Perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah, perusahaan tersebut harus punya sistem umpan baik dan bersifat transparan. Pengucuran yang jelas dan transparan merupakan suatu hal yang penting.

Bisnis marketing yaitu MLM yang menerapkan konsep ini adalah MLM syariah, yang menempatkan keadilan pada distribusi pendapatannya, baik dalam mengeluarkan zakat, infaq, dan sedekah. Keunikan sistem MLM Syariah yang sangat tepat untuk diterapkan di negara kita, antara lain :

a) Peluang untuk membangun sekaligus sektor produksi dan distribusi b) Peluang sukses bagi siapa saja (tanpa peduli latar belakang etnis,

sosial atau pendidikan)

c) Peluang sebagai sebuah "universitas kehidupan" yaitu tempat belajar dalam banyak segi kehidupan : kepercayaan, silaturahmi (komunikasi), skill presentasi, kepemimpinan, motivasi dan sebagainya

d) Peluang untuk meningkatkan kemampuan finansial

e) Peluang untuk mempersatukan bangsa melalui budaya silaturahmi f) Peluang untuk menanamkan nilai-nilai Alquran dan sunah

Rasulullah Saw sebagai way of life tanpa melalui pemaksaan dan keterpaksaan


(51)

g) Peluang untuk mengajak masyarakat menjadi komunitas yang peduli kepada kehalalan dan kethayyib-an suatu produk dan memiliki pola konsumsi yang sehat, baik dari segi kesehatan maupun finansial.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian pernah dilakukan oleh Aryanni pada tahun 2006 dan masalah yang diteliti adalah analisa pendapatan bersih pada PT. Ahad-Net Inetrnasional. Perumusan Masalah yaitu Bagaimana memperoleh pendapatan bersih (insentif) pada PT. Ahad-Net Internasional. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dan metode analitis. Hasil temuan dari penelitian terdahulu bahwa berdasarkan analisa perbandingan pendapatan grosir memperoleh sebesar Rp. 6.000.000,-. Sedangkan pendapatan mitra Ahad-Net berperingkat Pemula dan berperingkat Adhi Bina Kencana memperoleh sebesar Rp. 7.800.000, maka pendapatan yang paling menguntungkan adalah menjadi mitra Ahad-Net. Semakin tinggi peringkat mitra Ahad-Net maka akan lebih banyak memperoleh insentif-insentif lainnya. Ahad-Net memberikan lebih banyak kontribusi bagi mitra-mitranya.

C. Kerangka Konseptual

Penjualan terhadap produk dapat dilakukan dengan sitem retail dan sistem jaringan yang sering di sebut dengan Multi Level Marketing (MLM). Perusahaan MLM sangat berkembang sekali di Indonesia. MLM dibagi atas dua sistem yaitu


(52)

Multi Level Marketing Konvensional dan Multi Level Marketing Syariah. PT. Wahida Indonesia merupakan salah satu perusahaan Multi Level Marketing Syariah yang sangat berkembang di Indonesia. Yang memberikan banyak manfaat finansial yaitu pendapatan bagi mitrasalur. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mencoba menggambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 1.2 Kerangka Konseptual Penelitian PENJUALAN PRODUK

PENDAPATAN BERSIH MITRASALUR

RETAIL MULTI LEVEL MARKETING

PT. WAHIDA INDONESIA


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah berbentuk deskriftif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan atau selama kurun waktu tertentu dan memeriksa sebab-sebab dan suatu gejala tertentu.

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan populasi dan sampel yang dijadikan sumber data. Sumber data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Yaitu data yang diambil penulis dari objek penelitian secara langsung, yaitu hasil penelitian pada PT. Wahida Indonesia, yaitu wawancara dengan staf pegawai dan mitraniaga PT. Wahida Indonesia.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang sudah diolah dalam bentuk yang telah tersedia diperoleh dari penelusuran catatan dan dokumen resmi perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, dokumen pedoman sistem pemberian bonus, buku-buku yang dikeluarkan perusahaan, dan media lainnya yang relevan.


(54)

C. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data dalam melakukan penelitian ini yang diperoleh dengan cara :

1. Library Research (Studi Pustaka )

Merupakan penelitian yang dilakukan untuk mempelajari teori dari bahan-bahan pustaka yang berhubungan penelitian penulis.

2. Field Research ( Observasi )

Merupakan penelitian yang dilakukan langsung kepada objek yang menjadi pusat penelitian, yaitu wawancara dengan staf pegawai perusahaan dan anggota perusahaan

D. Metode Analisa Data

Metode data yang dilakukan atau diterapkan untuk menganalisa dalam penelitian adalah :

Metode Analisis Deskriftif Kualitatif yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menginterprestasikan, serta menganalisisnya sehingga menghasilkan kesimpulan mengenai gambaran sebenarnya.

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2009 sampai dengan selesai dan dilakukan di PT. Wahida Indonesia Cabang Medan yang berada di Ruko Plaza Milenium Blok B-59, Jalan. Kapten Muslim Medan.


(55)

N o

Kegiatan Mei 2009 Me i Jun i Jul i Agustu s Septembe r Oktobe r Novembe r

1 Proposal penelitan Survey awal Penyusunan proposal Bimbingan proposal dan perbaikan proposal Seminar proposal 2 penelitian

Pengumpula n dan pengolahan data hasil penelitian Penyusunan hasil penelitian Ujian komprehensi f


(56)

BAB – IV

DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Profil Herba Penawar Al-Wahida

Hadits Rasulullah S.A.W bersabda : "Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya. Dan Dia (Allah) menjadikan tiap-tiap penyakit itu ada obatnya. Maka berobatlah, akan tetapi jangan kamu berobat dengan benda yang haram" (H.R. Abu Daud)

"Pengobatan itu ada tiga macam : minum madu (Herba), berbekam (Al Hijamah) dan kayy dengan besi panas, tetapi aku melarang umatku berobat dengan kayy." (H.R Bukhari)

Apa itu HPA?

HPA adalah Sebuah Perusahaan yang Eksis dengan Penjualan Produk Kesehatan (Herba) yang didirikan oleh Tn. Haji Ismail bin Ahmad pada bulan September 1987 dan berkantor pusat di Malaysia.

HPA (Herba Penawar Al Wahida) adalah sebuah solusi penyembuhan dengan herba yang Islami dan berdasarkan atas sumber alamiah dan ilahiah serta terbukti secara ilmiah

Produk herba dari HPA adalah produk yang halal dan thoyyib serta paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, Malaysia bahkan Internasional.


(57)

2. Sejarah Singkat PT. Wahida Indonesia

Kalau melihat bakul jamu gendong atau bersepeda onthel, terbayangkah kita akan melihat si bakul tersebut kelak memiliki sebuah perusahaan jamu yang besar dan menginternasional ? Barangkali tidak. Tetapi, itulah yang dialami oleh seorang pria asal Perlis, Malaysia. Pria ini, Tn H Ismail bin H Ahmad di tahun 1987 adalah seorang bakul jamu bersepeda onthel di kampung kelahirannya. Resep jamu tradisional warisan orangtuanya terus Ismail kembangkan. Dia pun merintis sebuah usaha kecil rumahan bernama Perubatan Tradisional Al-Wahida. Konsistensi keahliannya yang diperoleh sebagai lulusan fakultas pertanian sebuah universitas di Malaysia, membuat usaha itu terus berkembang. Rintisan itu berjalan selama tak kurang 8 tahun. Sampai akhirnya, home industry ini berkembang menjadi sebuah usaha berskala besar dengan nama HPA Industries Sdn Bhd yang berdiri sejak 15 Juli 1995. Kini, HPA Industries Sdn Bhd memiliki beberapa buah kilang (pabrik) yang serba moderen dan ladang-ladang herba seluas 500 hektar untuk memastikan ketersediaan bahan herba.

Berasaskan konsep herbalis, yaitu menjadikan obat sebagai makanan dan makanan sebagai obat, perusahaan industri ini optimis akan diterima oleh segenap lapisan masyarakat. Perhatian lebih serius telah diberikan oleh Departemen Kesehatan Malaysia.

HPA masuk ke Indonesia pada tanggal 20 Mei 2000 dengan mitra utamanya PT WAHIDA INDONESIA sebagai pengelola utama manajemen HPA Indonesia dan pendistribusian produk-produk HPA di Indonesia. Selain mendapatkan sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise), Deperindag, Dirjen


(58)

POM dan DEPKES RI yang tercantum sebagai obat tradisional impor bukan sebagai Food Suplement (makanan tambahan), Halal Gel Pakistan (sebagai gelatin pembungkus), Sirim ISO juga mendapat pengesahan dari Pusat Konsultasi Syariah sebagai perusahaan Multi Level Marketing Syariah (MLMS).

Sejak produk unggulan HPA, yakni Kopi Radix diluncurkan bulan Maret 2008 di Yogyakarta, semangat berwirausaha di kalangan distributor HPA makin meninggi. Lonjakan omset sangat terasa terdongkrak oleh penjualan produk minuman berkhasiat obat ini.

HPA memiliki misi besar, yakni menjadi penggerak terciptanya perekonomian dan potensi umat Islam, serta memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas. HPA juga berupaya menumbuhkan insan yang profesional dengan memanfaatkan teknologi yang maju serta bertakwa kepada Allah.

Karena itulah sistem pemasaran berjenjang dengan kontrol Syariah (MLM Syariah) dipilih oleh HPA. Dengan visi dan misi yang luhur itu, jajaran manajemen dan seluruh distributor HPA memiliki komitmen menghasilkan dan memasarkan produk yang halal, suci dan baik (thoyyib). Para distributor HPA juga digembleng untuk menjadi usahawan yang herbalis sekaligus herbalis yang usahawan.

Saat ini Jaringan HPA Internasional sudah mendunia. Selain Malaysia dan Indonesia, HPA membuka Jaringan Globalnya di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuawit, Kanada, Japan, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Iran, Cina dan Mesir.


(59)

3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas pada PT. Wahida Indonesia Cabang Medan

Struktur oraganisasi yang berlaku adalah strukur organisasi garis, dimana pimpinan perusahaan dipegang seorang pimpinan atau kpala cabang yang berugas merealisasikan arah kebijakansanaan dan melaksanakan strategi perusahaan yang telah ditentukan oleh Kantor Pusat. Alam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Cabang didukung lima divisi, yaitu: Bagian administrasi, Bagian Keuangan, bagian Marketing, Bagian Human Resources and Development (HRD) dan Umum, sera bagian Gudang.

Untuk setiap bagian memiliki tugas yang harus dilaksanakan (job Description), seperti uraian berikut ini :

a. Departemen Administrasi

1) Melakukan kegiatan administrasi untuk proses pelayanan barang pesanan 2) Menginput pesanan barang

3) Melakukan kegiatan administrasi untuk proses pelayanan pendaftaran kemitraan

4) Menginput pendaftaran 5) Mendistribusikan kartu

6) Berkoordinasi dengan again gudang untuk pesananyang telah selesai proses administrasi

7) Melakukan komunikasi, apabila ada hal-hal seperti : surat pesanan tidak jelas, barang kosong, administrasi bermasalah dan lain-lain.


(60)

9) Membuat laporan bulanan pesanan

10)Melakukan koordinasi dengan kantor pusat

11)Melakukan komunikasi dengan leader apabila ada kesulitan dalam teknis pekerjaan

12)Melakukan sebuah pekerjaan dengan tanggung jawab dan sistematis b. Departemen Gudang

1) Menerima barang masuk dan membukukan serta membuat pencatatannya 2) Memberikan informasi mengenai barang yang habis terjual, barang yang

belum terjual, barang yang kosong dan hal-hal berkaitan dengan barang yang menjadi catatan

3) Menyiapkan pesanan barang dan bertanggung jawab terhadap keakuratan jumlah barang sesuai pesanan

4) Mengepak barang

5) Melakukan koordinasi dengan bagian ekspedisi untuk barang-barang yang sudah siap kirim

6) Mencatat rangkaian kegiatan penyiapan sampai dengan pengiriman barang untuk kepentingan data sebagai fungsi kontrol

7) Menciptakan sistem kerja yang sesuai untuk bagian gudang

8) Melakukan komunikasi dengan leader apabila kesulitan dalam teknis pekerjaan

9) Melakukan seluruh pekerjaannya denan bertanggung jawab dan sistematis c. Departemen Marketing


(61)

2) Membuat dan mengusulkan perencanaan dan pengembangan mitrasalur 3) Sistem informasi : syarat-syarat yang harus di lengkapi, alamat mitrasalur,

produk baru

4) Support Data : Jumlah dan alamat mitrasalur, penjualan jumlah kantor cabang

5) Mengusulkan program promosi yang harus dibuat untuk pengembangan 6) Membuat jadwal training di kantor cabang

7) Melaksanakan dan memantau pelaksanaan training di kantor cabang 8) Menerima dan melaporkan undangan mitrasalur untuk marketing 9) Analisa data penjualan dan pertumbuhan

d. Departemen Keuangan

1) Menerima dan membukukan setoran dari mitrasalur

2) Memberikan persetujuan terhadap pesanan barang yang akan diproses dalam hal keuangan

3) Melakukan kegiatan pengeluaran uang setelah disetujui pimpinan 4) Memberikan usulan untuk pengembangan sumber keuangan perusahaan 5) Membuat laporan keuangan

e. Human Resources and Development (HRD) dan Umum

1) Menyelenggarakan seluruh kegiatan mitrakarya yang berkaitan dengan perusahaan

2) Melakukan proses pengajian

3) Melakukan roses perekrutan dan pemberhentian karyawan 4) Mengusulkan proyek pengembangan karyawan (pelatihan)


(62)

5) Meminta penawaran haraga barang yang akan diadakan

6) Melakukan proses pembelian barang (perlengkapan kantor dan alat tulis kantor)

4. Jenis - Jenis Produk

Tabel 1.5 Produk-Produk PT. Wahida Indonesia

N O

PRODUK KODE

PRODUKS I NILAI MATA HARGA ANGGOT A HARGA KONSUME N ISI

1 COSCINIUM PLUS PH 01 A 17.000 48.000 60.000 75 kps 2 PARAMARIA PLUS PH 02 A 17.000 48.000 60.000 75 kps 3 PARAMARIA GOLD RG 01 27.500 87.000 105.000 75 kps 4 HERBA TUJU ANGIN PH 03 A 17.000 48.000 60.000 75 kps

5 RADIX PH 04 A 17.000 48.000 60.000 75 kps

6 VITEX PH 05 A 17.000 48.000 60.000 75 kps

7 PLANTISOL PH 06 A 17.000 48.000 60.000 75 kps 8 HERBA KEPUTIHAN PH 07 A 17.000 48.000 60.000 75 kps 9 ARDISIA PH 08 A 17.000 48.000 60.000 75 kps

10 FICUS PH 09 A 17.000 48.000 60.000 75 kps

11 MORINDA PH 10 A 17.000 48.000 60.000 75 kps

12 MALAC PH 11 A 17.000 48.000 60.000 75 kps

13 PELAWAS (HERBA SENA)

HS 01 24.000 76.000 95.000 75 kps

14 HERBA

SENGGUGUT

PH 13 A 17.000 48.000 60.000 75 kps 15 STOMA-K PH 16 A 17.000 48.000 60.000 60 kps 16 SHARK CARTILAGE PH 17 20.000 160.000 200.000 60 kps 17 HEALTH – B PH 18 A 17.000 48.000 60.000 60 kps 18 MENGKUDU PH 21 A 17.000 48.000 60.000 75 kps 19 SPIRULINA PH 23 20.000 56.000 70.000 60 kps 20 OMEGA – 3 KAPSUL PH 26 A 50.000 90.000 120.000 60 kps 21 T. ASIATICA PLUS TH 02A 17.000 48.000 60.000 35 sch 22 OMEGA – 3 SOFT

GEL

ZH 22A 21.500 60.000 70.000 35 kps 23 HPA HERBS DENT DH 01 2.000 7.000 8.000 80 gr 24 MINYAK BUT-BUT QH 01 A 9.000 19.000 25.000 75 ml 25 KOPI RADIX

SINEROIS

KR 03 17.000 48.000 60.000 15 sch 26 MADU ASLI BARU ZH 23 B 55.000 115.000 135.000 35 kps 27 HABBA SAUDA

BARU

MH 03 C 25.000 75.000 90.000 375 gr 28 IMUN – T AD 01 24.000 76.000 95.000 75 kps 29 D – DENT (RIZIA) DD 01 27.500 87.000 105.000 75 kps


(63)

5. Keunikan dan Keunggulan Produk-Produk

Adapun keunikan dan keunggulan produk-produk karena:

a. Terbuat 100% bahan alami

b. Terjamin 100% halal, baik dan suci

c. Para pekerja di Pabrik memulai bekerja dengan berwudhu dan sholat dhuha, selama bekerja menjaga wudhunya.

d. Para karyawan dan pekerja secara khusus mendoakan hasil produk agar memberi kesembuhan buat pesakit dan menyembuhkan penyakit karena Allah SWT.

e. Racikan herba yang telah teruji turun temurun oleh Tn. H. Ismail dan

dipatenkan.

f. Dibuat di pabrik sendiri bukan mengambil atau membeli produk dari lain.Semua cangkang kapsulnya memperoleh sertifikat Halal Gel (dari Gelatin Sapi).

g. Keunggulan produknya telah diakui dunia, GMP WHO, Quality Sirim ISO Malaysia, Produk Halal Malaysia Indonesia dan Moslem Product.

6. Keunggulan Berkarir dan Dergabung di HPA Internasional

Sebagai distributor mitraniaga memiliki arah yang sangat jelas bagi karir berterusan yang fantastis. Karena tinggi rendahnya karir akan menentukan besar kecilnya pendapatan Anda.

a. Keunggulan ber-Karir HPA Internasional:

1) Tidak dibatasi waktu untuk mencapai sebuah peringkat karir 2) Peringkat tidak pernah turun


(64)

3) Keuntungan dibagi secara proporsional

4) Kenaikan peringkat berdasarkan akumulasi omzet penjualan 5) Pangkat dan karir dapat diwariskan kepada ahli warisnya b. Keunggulan bergabung di HPA

1) Anda akan mendapatkan kartu anggota eksklusif HPA yang berlaku diseluruh outlet stokes HPA di Indonesia. Dengan memiliki kartu ini, anda akan mendapatkan potongan harga hingga 30% untuk produk HPA yang dibeli. Dapatkan produk-produk unggul di HPA (herba penawar al wahida) yang halal dan thoyyib serta Insya Allah dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kecuali kematian.

2) Dapat Belajar Pengetahuan Tentang Herba Dan Bagaimana Mendeteksi

Suatu Penyakit Dengan Metode Diagnosa Denyut Nadi, Lidah, Syaraf Tangan, Dan Iridologi (Mata)Dapat Mengikuti Training Menjadi Herbalis Dengan Materi Konsep Perobatan Jawi, Psikologi Perawatan, Herbalogi/Phitofarmaka, Terapi AlHijamah/Bekam, Kiropraksi, Refleksi, Dan Akupresure Yang Diadakan HPA Dengan Biaya Yang Terjangkau dan Bersertifikat.

3) Dapat mengikuti Pelatihan Pengobatan Akupunktur Bersertifikat. Berpeluang mendapatkan penghasilan tambahan dengan aktif dalam sistem Bisnis MLM HPA yang sudah disyahkan sebagai MLM Syariah oleh Pusat Konsultasi Syariah

7. Jenjang karir


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah mengadakan pembahasan teori dan memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan pendapatan, menguraikan tentang sistem pemasaran konvensional maupun syariah, serta memeberikan beberapa analisa mengenai pembagian pendapatan bersih (insentif) bagi mitrasalur PT. Wahida Indonesia, maka penulis memebuat beberapa kesimpulan dari perbandingan tersebut :

1. Terdapat tiga jenis pendapatan yaitu berasal dari : penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan deviden.

2. Dalam penjualan barang dan jasa kita mengenal berbagai sistem pemasaran yaitu sistem pemasaran eceran (Retail Selling), sistem pemasaran langsung (Direct Selling) dan sistem pemasaran berjenjang atau bertingkat (Multi Level Marketing). Saat ini perusahaan cenderung memasarkan produknya melalui multi level marketing karena lebih efektif dari penjualan eceran atau langsung.

3. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak penduduk, sehingga multi level marketing memiliki pospek yang sangat bagus untuk berkembang di Indonesia. Multi level marketing dibedakan atas 2 jenis yaitu MLM Konvensional dan MLM Syariah.


(2)

4. PT. Wahida Indonesia memberikan 2 manfaat bagi mitrasalurnya yaitu manfaat financial yang merupakan pendapatan bagi mitrasalur yang sangat beragam dan diberikan sesuai dengan peringkat atau jenjang karir mitrasalur. Dan manfaat non-finansial adalah dapat belajar pengetahuan tentang herba dan bagaimana mendeteksi suatu penyakit dengan metode diagnosa denyut nadi, lidah syaraf tangan dan Iridologi (mata). Dapat mengikuti pelatihan menjadi herbalis dengan materi konsep perobatan jawi, psikologi perawatan, herbalogi, terapi bekam, kiropraksi, refleksi,

Akupresure dengan biaya terjangkau dan bersertifikat.

5. Mitrasalur PT. Wahida Indonesia yang melakukan penjualan atau pemasaran produk memperoleh nilai mata dari setiap produk. Nilai mata ini menjadi tolak ukur keberhasilan dan seberapa besar manfaat financial yang akan diperoleh setiap mitrasalur dan jaringannya yang diperhitungkan per bulan.

6. PT. Wahida Indonesia sebagai pengelola utama manajemen HPA Indonesia dan pendistribusian produk-produk HPA di Indonesia PT. Wahida Indonesia merupakan sebuah perusahaan MLM Syariah dari Malaysia dengan produk-produknya yang berfokus ke kesehatan atau obat-obatan alamiah.


(3)

Berbagai pihak memberikan kontribusi yang besar untuk system pemasaran Multi Level Marketing, karena jenis pemasaran yang baru berkembang ini telah mapu menjadikan banyak jutawan di seluruh dunia. Di Indonesia kita telah mengenal beragam jenis Multi Level Marketing yang memasarkan produk luar negeri maupun dalam negeri, multi Level marketing yang kita ketahui umumnya konvensional namun yang Syariah masih sedikit.

Penulis mencoba membandingkan Multi Level Marketing Konvensional dengan syariah, ditinjau dari segi pendapatan bersih (insentif). Sistem pemasaran MLM Syariah termasuk baru, dan data mengenai MLM Syariah ini masih sedikit. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan antara lain :

1. Multi Level Marketing merupakan sistem pemasaran yang masih perlu diteliti, karena belum banyak ditemukan informasi yang lengkap mengenai pemasaran ini.

2. Perkembangan multi level marketing di Indonesia sangat pesat, sehingga banyak pihak-pihak tertentu yang hanya mau memperoleh keuntungan mengatasnamakan multi level marketing sebagai sistem pemasaran mereka. Oleh karena itu diperlukan perhatian dari pemerintah dan ahli-ahli ekonomi untuk memberikan ketentuan hukum ataupun standar mengenai multi level marketing yang baik. Sehingga sebagian besar masyarakat tidak memandang negative multi level marketing.

3. PT. Wahida Indonesia diharapkan mampu mengubah beberapa sistem manual menjadi online atau internet. Misalnya, dalam mendaftarkan


(4)

downline baru maka up line dapat langsung meregister downline tanpa harus ke kantor cabang, setiap anggota yang aktif dapat melihat langsung jaringannya di internet sehinngga mempermudah dia untuk mementau jaringannya dan setiap bonus-bonus yang didapatkan juga dilampirkan diinternet sehingga setiap anggota dapat melihat masing-masing.

4. PT. Wahida Indonesia perlu meningkatkan pemasarannya dan lebih sering mengadakan seminar-seminar untuk lebih dikenal dikalangan masyrakat luas, sehingga dapat mencapai target perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Yafie, Prof. K.H, 2003. Fiqih Perdagangan Bebas, Cetakan Kedua, Penerbit Teraju dan PT. Ahad-Net Internasional, Jakarta.

Ateng Kusnadi, SE, 2004. Buku Pintar Praktis MLM Syariah : Bangkitkan Ruh Jihad Menuju Kejayaan Umat, Cetakan Ketiga, PT. Rekayasa Teknologi Canggih, Jakarta..

Dyckman, Thomas R., Roland E., Dukes dan Charles J. Davis, 2000. Intermediate

Accounting, Jilid Satu, Diterjemahkan Oleh Munir Ali, Edisi Ketiga,

Erlangga, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 1999. Akuntansi Islam, Cetakan Kedua, Buni Aksara, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002. Teori Akuntansi : Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Bumi Aksara, Jakarta.

Hermawan.K, dan M. Syakir Sula, 2006. Syariah Marketing, Cetakan Kedua, PT. Mizan Pustaka, Bandung.

Keiso, Donald E., Weygandt, Jerry J., dan Warfield, Terry D., 2002. Intermediate

Accounting, Jilid Satu, Edisi Kesepuluh, Diterjemahkan oleh Emil Salim,

Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip., Gary Armstroy, 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Diterjemahkan Oleh Damos Sihombing, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Rosyidi, Suherman, 1998. Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori

Ekonomi Mikro dan Makro, Cetakan Kedua, PT. Raja Grafindo Perkasa,

Jakarta.

Samuelson, A. Paul dan William D. Nordhaus, 2005. Economics, Eighteenth Edition, McGraw-Hill, New York

Skousen, K. Fred, W. Steve Albrecht, James D. Stice, dan Earl K. Stice, 2001.

Akuntansi Keuangan : Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Salemba

Empat, Jakarta.


(6)

Tarmizi Yusuf, 2000. Strategi MLM Secara Cedas dan Halal, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Tuanakotta, Theodorus M., 2000. Teori Akuntansi, Buku Satu, Edisi Kedua, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta.

Wild, John J., K. R. Subramanyam, dan Robert F. Halsen, 2003. Financial

Statement Analysis, International Edition, McGraw-Hill, New York.

Departemen Agama Republik Indonesia, 1992. Al quran dan Terjemahannya, CV. Toha Putra. Semarang.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2004.

Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat.