26 diperoleh jarak transmisi maksimum antara pengirim dan penerima. Pada Gambar 2.10
dapat dilihat sistem transmisi Link Power Budget.
Gambar 2.10 Link Power Budget
2.7 Power Meter
Power meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur daya atau cahaya. Jika dilihat sekilas nampak mirip dengan sumber cahaya, dari Gambar 2.11
keduanya sering dipasarkan sebagai pasangan kembar yang seolah-olah tidak menampilkan perbedaan antara sumber cahaya dan power meter yang digunakan
bersama-sama, sehingga keduanya saling kompetibel. Tampilan hasil pengukuran akan terlihat pada power meter, sebelum digunakan
terlebih dahulu power meter ini dikalibrasi. Pada gambar 2.11 dapat dilihat alat sumber cahaya dan power meter.
Universitas Sumatera Utara
27 a
b Gambar 2.11 Perbedaan Sumber Cahaya dan Power Meter
a.Sumber cahaya, b.Power Meter Setelah pembacaan pada power meter stabil, power meter akan menunjukkan
tingkat daya datang incoming power level dalam aturan dBm. Sumber cahaya dan power meter harus tetap hidup hingga seluruh pengukuran selesai dilakukan. Setelah
itu putuskan patchcord. Parameter yang dapat disetel antara lain jenis panjang gelombang yang
digunakan apakah 1310 m atau 1550 m dan level daya yang digunakan apakah dalam satuan dB atau dBm. Keseluruhan parameter ini disetel sesuai keinginan dan
kebutuhan. Pada Gambar 2.12 dapat dilihat contoh link secara umum dan bagian- bagiannya.
Universitas Sumatera Utara
28 Gambar 2.12 Contoh Link Secara Umum dan Bagian-Bagiannya
2.8 OTDR Optical Time Domain Reflectometer
OTDR Optical Time Domain Reflectometer merupakan salah satu peralatan utama baik untuk instalasi maupun pemeliharaan link serat optik, OTDR
memungkinkan sebuah link diukur dari satu ujung. OTDR ini dihubungkan ke salah satu ujung sistem fiber optik dengan panjang daerah ukur hingga 250 km, dan
digunakan untuk mendapatkan gambaran visual dari redaman serat optik sepanjang sebuah link yang diplot pada sebuah layar dengan jarak digambarkan pada sumbu X
dan redaman pada sumbu Y akan diperlihatkan pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Tampilan Redaman Serat Optik pada OTDR
Universitas Sumatera Utara
29 Dalam beberapa detik, dapat diukur keseluruhan loss atau loss di setiap
bagian sistem di sepanjang kabel serat optik, maupun di jarak antara titik-titik pengamatan tertentu. Dari OTDR ini dapat dilihat dan menganalisis setiap redaman
serat, loss sambungan, dan loss yang muncul pada setiap titik, serta dapat menampilkan informasi pada layar tampilan.
OTDR memancarkan pulsa sinyal-sinyal cahaya dari sebuah sumber dioda laser ke dalam sebuah serat optik. Sebagian sinyal dipantulkan kembali ke OTDR,
sinyal diarahkan melalui sebuah coupler ke detektor optik dimana sinyal tersebut dirubah menjadi sinyal listrik yang dinyatakan sebagai loss dan dan waktu tempuh
sinyal digunakan untuk menghitung jarak. Perhitungan jarak pada OTDR menggunakan sistem yang agak menyerupai
prinsip kerja radar. Alat ini mengirimkan pulsa cahaya dan menanti gema echo dari fiber. Jika diketahui kecepatan cahaya dan dapat mengukur waktu yang
dibutuhkan oleh cahaya tersebut untuk merambat di sepanjang fiber, maka perhitungan panjang fiber akan mudah dilakukan.
Berdasarkan mekanisme kerja di atas dapat ditentukan beberapa parameter atau karakteristik yang dapat diukur pada OTDR antara lain jarak, dari jarak dapat
dilihat titik lokasi dalam suatu link, ujung link atau patahan. Loss untuk masing- masing splice atau total loss dari ujung ke ujung dalam suatu link. Atenuasi dari
serat dalam suatu link, dan yang terakhir refleksi return loss dari suatu event.
Universitas Sumatera Utara
30 2.8.1 Tampilan OTDR Untuk sistem Secara Umum
OTDR dapat mengenali pantulan-pantulan Fresnel dan loss-loss yang terjadi. Dengan informasi ini, kita dapat menarik kesimpulan mengenai bentuk tampilan
beberapa kondisi penelusuran OTDR sebagaimana yang nampak pada setiap lampiran dan Gambar 2.14, Gambar 2.15, dan Gambar 2.16[4].
Gambar 2.14 Tampilan Backscatter pada OTDR
Gambar 2.15 Tampilan Non Reflective Events pada OTDR
Universitas Sumatera Utara
31 Gambar 2.16 Tampilan Reflective Events pada OTDR
1. Konektor Pasangan konektor akan menghasilkan kenaikan loss daya dan pantulan-pantulan
Fresnel akibat dari penggosokan ujung fiber.
2. Sambungan Fusi Sambungan-sambungan fusi tidak mengakibatkan pantulan Fresnel sebagaimana
potongan ujung-ujung fiber yang difusikan ke dalam seutas fiber tunggal. Namun, sambungan-sambungan ini menunjukkan loss daya. Secara aktual
sambungan fusi yang berkualitas baik akan sulit untuk menyorot karena loss yang rendah. Setiap tanda dari pantulan Fresnel merupakan tanda yang pasti mengenai
sambungan fusi yang sangat buruk.
3. Sambungan Mekanik Sambungan-sambungan mekanik nampak serupa dengan sambungan fusi yang
berkualitas buruk. Fiber-fiber tentunya memiliki ujung-ujung terpotong namun
Universitas Sumatera Utara
32 pantulan Fresnelnya dapat dihindari dengan penggunaan gel sepadan indeks
index matching gel di dalam sambungan. Loss yang diharapkan adalah serupa dengan sambungan-sambungan fusi yang paling sedikit dapat diterima.
4. Kerugian Pelengkungan Bend Loss Ini adalah kehilangan daya loss of power di sekitar lengkungan. Jika loss
tersebut dilokalisasi semaksimal mungkin, hasilnya tidak akan dapat dibedakan antara sambungan fusi atau mekanik.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB III RUGI-RUGI SERAT OPTIK
4.1 Rugi-Rugi karena Bahan
Rugi-rugi karena bahan terjadi karena serat optik yang kurang steril pada saat pembuatannya. Rugi-rugi ini terjadi karena serat optik yang bocor, terkontaminasi
karena bahan-bahan kimia yang tidak sengaja tercampur pada saat pembuatannya. Ada dua macam rugi-rugi yang terjadi karena bahan, yaitu[5]:
3.1.1 Absorption Loss Rugi-rugi yang disebabkan karena masih banyaknya kotoran-kotoran pada
bahan gelas terutama yang terbuat dari glass multi komponen. Kotoran-kotoran tersebut dapat berupa logam besi, tembaga atau air dalam bentuk ion-ion yang
dapat menyerap sinar yang melaluinya akan berubah menjadi energi panas. Energi panas ini akan menyebabkan daya berkurang.
Untuk memperkecil rugi-rugi akibat ion-ion kotoran karena adanya unsur- unsur logam dan lain-lain pada serat optik, maka kebersihan dan kemurnian bahan
gelas sangat menentukan. Salah satu cara memperkecil kerugian tersebut adalah dengan teknik pengendapan uap kimia Chemical Vapour Deposition, dimana
dengan diendapkannya ion-ion kotoran tersebut, redaman dapat diperkecil. Absorpsi merupakan sifat alami suatu gelas. Pada daerah-daerah tertentu
gelas dapat mengabsorpsi sebagian besar cahaya seperti pada daerah ultraviolet. Hal ini disebabkan oleh adanya gerakan elektron yang kuat. Demikian pula untuk daerah
Universitas Sumatera Utara