dukungan sosial juga merupakan salah satu faktor resiko pikiran bunuh diri terutama pada tahap perkembangan dewasa awal. Sedangkan faktor yang
berhubungan dengan keluarga antara lain konflik dengan orang tua, komunikasi yang buruk, rendahnya dukungan yang dirasakan, dan ketidakberfungsian
keluarga. Pikiran bunuh diri juga diasosiasikan dengan ketidakteraturan afektif dan gangguan penggunaan alkohol Arria dkk.,2009.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa karakteristik- karakteristik pikiran bunuh diri saling berinteraksi satu sama lain untuk
memperkuat kemungkinan munculnya pikiran bunuh diri yang akhirnya berujung pada percobaan bunuh diri. Meskipun demikian, faktor kognitif dalam perilaku
bunuh diri merupakan topik baru yang masih terus berkembang. Berdasarkan pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk melihat gambaran pikiran bunuh diri
pada individu pelaku percobaan bunuh diri.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui: bagaimana gambaran pikiran bunuh diri pelaku percobaan bunuh diri?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pikiran bunuh diri pelaku percobaan bunuh diri.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana pengetahuan di bidang Psikologi Klinis, khususnya mengenai pikiran bunuh diri
pada pelaku percobaan bunuh diri. 2. Manfaat Praktis
a. Secara praktis penulis berharap melalui hasil penelitian ini dapat dipahami
bagaimana sebenarnya pikiran seseorang yang pernah melakukan percobaan bunuh diri.
b. Penulis berharap melalui hasil penelitian ini dapat diketahui apa yang melatarbelakangi munculnya pikiran bunuh diri.
c. Penulis berharap melalui hasil penelitian ini, dapat menambah wawasan pembaca mengenai bagaimana karakteristik pikiran bunuh diri berkontribusi
pada terjadinya percobaan bunuh diri. d. Dengan memahami pikiran bunuh diri, penulis berharap dapat memberikan
saran yang tepat untuk subjek penelitian.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang disusun dalam penelitian ini adalah : Bab I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori- teori yang dimuat adalah teori yang berhubungan dengan
suicidal cognition
dan konsep diri. Bab III : Metodologi Penelitian
Pada bab ini dijelaskan mengenai rumusan pertanyaan penelitian, definisi operasional, metode pengambilan subjek, metode pengambilan data, metode
analisis data, dan kredibilitas penelitian. Bab IV : Analisa dan Interpretasi Data Penelitian
Bab ini memuat tentang pengolahan data penelitian, gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan juga membahas data-data penelitian dari teori yang
relevan. Bab V : Kesimpulan, Diskusi, dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, hasil penelitian, serta saran-saran yang diperlukan, baik untuk penyempurnaan penelitian ataupun untuk
penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perilaku Percobaan Bunuh Diri 1. Definisi Percobaan Bunuh Diri
Suicide Attempt
Secara umum, b unuh diri berasal dari bahasa Latin “
suicidium
”, dengan “
sui
” yang berarti sendiri dan “
cidium
” yang berarti pembunuhan. Schneidman mendefinisikan bunuh diri sebagai sebuah perilaku pemusnahan secara sadar yang
ditujukan pada diri sendiri oleh seorang individu yang memandang bunuh diri sebagai solusi terbaik dari sebuah isu. Dia mendeskripsikan bahwa keadaan
mental individu yang cenderung melakukan bunuh diri telah mengalami rasa sakit psikologis dan perasaan frustasi yang bertahan lama sehingga individu melihat
bunuh diri sebagai satu-satunya penyelesaian untuk masalah yang dihadapi yang bisa menghentikan rasa sakit yang dirasakan dalam Maris dkk., 2000.
Dari aliran eksistensial, Baechler mengatakan bahwa bunuh diri mencakup semua perilaku yang mencari penyelesaian atas suatu masalah eksistensial dengan
melakukan percobaan terhadap hidup subjek dalam Maris dkk., 2000. Menurut Corr, Nabe, dan Corr 2003, agar sebuah kematian bisa disebut
bunuh diri, maka harus disertai adanya intensi untuk mati. Meskipun demikian, intensi bukanlah hal yang mudah ditentukan, karena intensi sangat variatif dan
bisa mendahului , misalnya untuk mendapatkan perhatian, membalas dendam, mengakhiri sesuatu yang dipersepsikan sebagai penderitaan, atau mengakhiri
hidup.