Pada saat yang bersamaan jari jempol pengantin pria ditekankan ke ubun-ubun pengantin wanita, sebagai simbol keseimbangan dan keharmonisan hidup. Kendi
yang dipakai untuk menyiram kaki pengantin pria itu kemudian dibanting sampai pecah. Ini sebagai lambang kesepakatan kedua mempelai untuk tidak
mempersoalkan masa lalu mereka, membuang jauh sifat buruk yang selama ini ada pada diri mereka dan menyatakan kepuasan hati.
13. Buka Pintu
Sebelum memasuki rumah keluarga pengantin wanita, pengantin pria harus mengetuk pintu tiga kali. Dari dalam rumah pengantin wanita tidak
langsung membukakan pintu. Ia perlu memastikan apakah pria yang mengetuk itu benar-benar buah hatinya yang baru saja menikahinya.
Dialog ini biasanya dilakukan dengan gaya berpantun atau sajak dan tidak semua pengantin mampu melakukannya. Agar pembacaan pantun ini lebih
menarik, dialog ini biasanya dilakukan oleh sepasang Juru Sawer pria dan wanita. Dialog biasanya diakhiri dengan tes dari si pengantin wanita untuk pengantin pria,
yaitu apakah sang pengantin mampu melafalkan dua kalimah sahadat atau tidak. Setelah mempelai pria mengucapkan sahadat, maka pintu pun dibuka, pengantin
pria disambut oleh istrinya dengan sembah sungkem dan berjalan bersama-sama menuju ke tempat Huap Lingkung.
14. Huap Lingkung
Huap Lingkung artinya saling suap-menyuapi. Selain sebagai simbol mendapatkan rezeki secara adil untuk kedua mempelai, juga untuk lebih
mengakrabkan kedua mempelai.
Universitas Sumatera Utara
Dulu acara ini selalu diselenggarakan dengan duduk di atas tikar atau karpet. Tetapi sekarang umumnya acara pesta diselenggarakan di gedung
pertemuan atau di mesjid, maka Huap Lingkung pun diselenggarakan di kursi pelaminan dan diapit orangtuanya masing-masing.
Acara ini dibagi dalam dua tahap. Pertama adalah suapan orangtua pengantin wanita untuk menantu dan untuk putrinya. Kemudian kedua orangtua
pengantin pria menyuapi pengantin putri lalu pada putranya. Filosofi yang terkandung adalah kedua orangtua dari kedua mempelai memberikan kasih
sayang yang sama kepada kedua mempelai. Tahap berikutnya adalah suap-suapan diantara kedua mempelai masing-
masing sebanyak tiga suapan. Posisi duduk pengantin pria disebelah kiri dan pengantin putri sebelah kanan. Tangan kanan pengantin pria merangkul pengantin
putri dengan jari tangannya mengarah ke mulut pengantin putri. Sebaliknya, tangan kiri pengantin putri memegang bahu kiri pengantin pria, sementara tangan
kanan mengarah ke mulut pasangannya. Setelah posisi tepat, barulah dimulai upacara Huap Lingkung.
Setelah itu mereka saling meminumkan air ke mulut pasangannya, yang kemudian ditutup dengan acara Pabetot-betot Bakakak Ayam. Caranya kedua
mempelai masing-masing memegang paha ayam dan setelah diberi aba-aba oleh juru rias, keduanya saling menarik paha ayam sekuatnya. Yang berhasil
mendapatkan yang lebih besar itulah yang menang dan konon dialah yang nantinya yang akan mampu membawa rezeki yang lebih banyak. Setelah itu
potongan ayam yang besar itu harus digigit bersama, sebagai simbol bahwa meski yang mendapatkan hanya salah seorang, harus dinikmati bersama.
Universitas Sumatera Utara
15. Ngaleupaskeun Japati
Ngaleupaskeun Japati artinya melepaskan merpati. Dengan diantar kedua orangtua kedua mempelai, juru rias, keluarga, dan kerabat dekat, Raja dan Ratu
Sehari itu kemudian berjalan keluar ruangan. Di tempat ini telah disiapkan sepasang merpati, sebagai “alat” utama untuk upacara Ngaleupaskeun Japati
melepaskan merpati. Bagi masyarakat Sunda, merpati adalah sosok binatang yang memiliki kebiasaan yang positif. Dengan dilepaskannya merpati,
mengabarkan kepada masyarakat luas bahwa kedua sejoli itu sudah resmi terikat dalam pernikahan yang sah.
16. Doa Dan Ucapan Selamat