BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SUNDA
2.1 Letak Geografis
Secara geografis, Jawa Barat, tempat kebudayaan Sunda lahir, tumbuh, dan berkembang, terletak pada posisi antara 5
o
50’ dengan 7
o
50’ Lintang Selatan dan antara 104
o
48’ dengan 108
o
48’ Bujur Timur. Luas wilayahnya adalah 46.890 km
2
. Bandung menjadi ibu kota Daerah Tingkat I Jawa Barat dan pusat
kebudayaan Sunda terletak hampir di tengah-tengah wilayah Jawa Barat. Kota ini jaraknya sekitar 187 km dari Jakarta dan 964 km dari Banyuwangi di ujung timur
Pulau Jawa.
2.2 Penduduk
Sebagian besar penduduk Jawa Barat adalah suku bangsa Sunda yang memiliki bahasa sendiri. Banyak juga suku-suku lainnya yang berdomisili di Jawa
Barat, seperti suku Batak, Melayu dan lain-lain. Menurut sensus tahun 1961, penduduk Jawa Barat tercatat 17.614.555 orang. Jawa Barat adalah daerah yang
padat penduduknya. Setiap tahun rata-rata bertambah 226.720 orang atau 1,9.
2.3 Agama
Umumnya orang-orang Sunda sekarang ini penganut agama Islam yang taat. Ini dibuktikan dengan banyaknya mesjid dan tajug-tajug surau atau langgar
dan pesantren-pesantren di daerah Jawa Barat. Disamping penganut agama Islam yang taat, orang Sunda juga menilai tinggi warisan budaya nenek moyangnya.
Universitas Sumatera Utara
Adat istiadat warisan leluhurnya tetap dipelihara sampai sekarang. Mereka melaksanakan adat istiadatnya dengan tertib dalam kehidupannya sehari-hari.
Adat istiadat tersebut berhubungan erat dengan sistem kepercayaan lama orang Sunda, yaitu sistem kepercayaan nenek moyang orang Sunda.
2.4 Mata Pencaharian
Umumnya orang Sunda hidup dari hasil bertani. Sistem pertanian adalah sistem huma ladang dan sistem sawah. Tapi bagi orang Kanekes, menggarap
tanah dengan sistem sawah merupakan hal yang tabu. Disamping berladang, sumber penghidupan mereka menyadap enau untuk dijadikan gula merah, mencari
madu lebah di hutan, berburu di hutan, menangkap ikan di sungai dan mengupayakan tanaman keras untuk dipetik buahnya seperti pisang, durian, petai,
kelapa dan rambutan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III UPACARA PERKAWINAN ADAT SUNDA