c. Faktor apa saja yang menghambat terhadap penanaman modal asing dan dalam negeri di bidang usaha perkebunan di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang ada, maka tujuan penulisan
penelitian adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui substansi hukum penanam modal asing maupun
dalam negeri. b. Untuk mengetahui perlindungan hukum penanaman modal asing
maupun dalam negeri. c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat terhadap penanaman
modal asing dan dalam negeri di bidang usaha perkebunan di Indonesia. 2. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang ada, maka manfaat dari penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Manfaat Teoritis 1 Melatih kemampuan untuk melakukan penelitian secara ilmiah
dan merumuskan hasil-hasil penelitian tersebut ke dalam bentuk tulisan.
2 Menerakan teori-teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan dan menghubungkannya dengan praktik di lapangan.
3 Untuk memperoleh manfaat ilmu pengetahuan di bidang hukum pada umumnya maupun di bidang hukum bisnis pada khususnya
yaitu dengan mempelajari litelatur yang ada di kombinasikan dengan perkembangan yang terjadi di lapangan.
b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat memberikan sebuah
masukan bagi perkembangan hukum tentang perlindungan hukum penanaman modal di Indonesia dan untuk mengetahui penerapan asas-asas
yang dilakukan dalam menangani kasus divestasi di Indonesia. D.
Tinjauan Review Terdahulu dan Buku yang Diterbitkan
Dalam pembuatan skripsi ini penulis menjumpai berbagai penelitian yang juga membahas bidang penanaman modal terutama menyangkut
penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing, di antaranya sebagai berikut.
1. Jurnal yang ditulis oleh Ratna Juliawati yang berjudul Pengaruh Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Realisasi
Penanaman Modal Asing PMA Terhadap Kesempatan Kerja
KabupatenKota di Kalimantan. Jurnal tersebut mempunyai kesamaan
dengan penulis yaitu pada pembahasan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri, namun yang membedakan dengan
penulis adalah bahwa penulis lebih menekankan perlindungan hukum pada penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri.
2. Skripsi yang ditulis oleh Dikki Ryandi S mahasiswa program studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta tahun
2010, yang berjudul Ketidakpastian Hukum Penanaman Modal di Bidang Usaha Pertambangan. Dari judul yang disebutkan dapat dilihat
bahwa skripsi tersebut judulnya lebih spesifik kepada bidang usaha pertambangan danketidakpastian hukum, sedangkan penulis lebih
spesifik kepada perlindungan hukum terhadap penanaman modal asing dan dalam negeri di bidang usaha perkebunan di Indonesia.
3. Buku yang ditulis oleh H. Salim HS., S.H., M.S. yang berjudul Hukum Divestasi di Indonesia. Buku tersebut memiliki isi mengenai istilah,
pengertian, teori mengenai divestasi, kajian normatif terhadap divestasi pemerintah, dll yang digunakan sebagai bahan untuk mengisi bab dan
subbab yang ada pada skripsi ini. E.
Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa istilah yang akan sering digunakan, antara lain:
1. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. 2. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing
sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
3. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
4. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum
asing, danatau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
5. Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. 6. Tenaga kerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain.
7. Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia.
8. Arbitrase adalah cara menyelesaikan suatu sengketa perdata di luar pengadilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat
secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. 9. Pengadilan Negeri adalah pengadilan negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat tinggal termohon. 10. Arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang
bersengketa atau yang ditunjuk oleh pengadilan negeri atau lembaga arbitrase, untuk memberi keputusan mengenai sengketa tertentu yang
diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase. 11. Putusan Arbitrase Internasional adalah putusan yang dijatuhkan oleh
suatu lembaga arbitrase atau arbiter perorangan di luar wilayah hukum Republik Indonesia, atau putusan suatu lembaga arbitrase atau arbiter
perorangan yang menurut ketentuan hukum Republik Indonesia dianggap suatu putusan arbitrase Internasional.
12. Perlindungan hukum adalah suatu pemberian jaminan atau kepastian bahwa seseorang akan mendapatkan apa yang telah menjadi hak dan
kewajibannya, sehingga yang bersangkutan merasa aman. Pembangunan nasioal khususnya di bidang ekonomi masih sangat
membutuhkan peran dari orang asing atau bantuan dari luar negeri maupun
peran dari penanam modal dalam negeri, yang kemudian mereka menanamkan modalnya ataupun menginvestasikan uangnya bersama-sama dengan tunduk
kepada hukum yang berlaku di Indonesia. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal, penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan modal dalam negeri.
Dengan demikian, menurut Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, pemerintah menetapkan kebijakan
dasar penanaman modal untuk mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk menguatkan daya saing
perekonomian nasional dan mempercepat peningkatan penanaman modal. Menurut Pasal 3 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal, penanaman modal yang dilakukan tersebut juga bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional 2. Menciptakan lapangan kerja
3. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan 4. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional
5. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional 6. Mendorong perkembangan ekonomi kerakyatan
7. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri
8. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Untuk penanaman modal asing tersebut diperlukan pengaturan
pemerintah dalam memberikan arah terhadap penanaman modal asing yang dilaksanakan di Indonesia agar dapat berperan dalam pembangunan nasional.
Kebijaksanaan penanaman modal asing di Indonesia, ditetapkan berdasarkan pemikiran bahwa penanaman modal asing harus dapat memberikan kontribusi
untuk memperkuat dan memperkukuh struktur perekonomian nasional. Dengan adanya berbagai pengaturan terhadap penanaman modal asing tidak lain
dimaksudkan untuk lebih memberikan peluang kepada penanam modal asing yang lebih luas dalam melaksanakan kegiatan penanaman modalnya di
Indonesia melalui dukungan iklim penanaman modal asing yang kondusif.
2
Hukum penanaman modal di Indonesia itu sendiri sudah diatur pada Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal yang di dalamnya telah ditentukan 10 asas dalam penanaman modal. Kesepuluh asas itu antara lain:
2
Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia Jakarta: Kencana, 2007, h. 37-38.
1. kepastian hukum 2. keterbukaan
3. akuntabilitas 4. perlakuan yang sama dan tidak membeda-bedakan asal negara
5. kebersamaan 6. efisiensi berkeadilan
7. berkelanjutan 8. berwawasan lingkungan
9. kemandirian 10. keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
Bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia harus mengukuti prosedur-prosedur dan syarat-syarat yang sudah ditentukan,
dalam hal ini yang berurusan dengan penanaman modal secara terpadu adalah Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM. Untuk melaksanakan bidang
usahanya, investor juga memerlukan tenaga kerja dari masyarakat yang ada di negara tempat tujuan investor menanamkan modalnya maupun tenaga kerja
asing yang keseluruhannya terkait dengan ketenagakerjaan di Indonesia. F.
Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif. Yuridis normatif artinya
penelitian yang dilakukan mengacu pada norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat
atau juga yang menyangkut kebiasaan yang berlaku di masyarakat.
3
2. Pendekatan Masalah
Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-
undangan statute approach, pendekatan analisis analytical approach, dan pendekatan historis historical approach. Pendekatan perundang-undangan
dilakukan untuk meneliti aturan-aturan yang penormaan justru kondusif bagi terselenggaranya perlindungan
penanam modal
di Indonesia. Pendekatan analisis berguna mengetahui makna yang dikandung oleh istilah-istilah yang digunakan
dalam aturan perundang-undangan. Pendekatan historis dilakukan untuk mengetahui sejarah perjalanan perlindungan penanaman modal di Indonesia.
3. Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tersier.
3
Soerdjono, Soekanto dan Sri Mahmudji, Peranan dan Penggunaan Kepustakaan di dalam Penelitian Hukum,
Jakarta : Pusat Dokumentasi Universitas Indonesia, 1979, h. 18.
a. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat kepada masyarakat berupa peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan perlindungan penanam modal asing maupun penanam modal dalam negeri di Indonesia. Bahan hukum primer meliputi peraturan
perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan peraturan perundang-undangan, dan putusan-putusan
hakim.
4
b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan kejelasan mengenai bahan hukum primer berupa buku-buku yang
berkaitan dengan penanaman modal, surat kabar, majalah, serta artikel. c. Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk dan
penjelasan terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder, berupa kamus bahasa Indonesia, kamus ekonomi, ensiklopedi,
bibliografi, website resmi dalam internet, dan wawancara. 4.
Pengumpulan Data Bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum
tersier yang telah didapatkan itu kemudian dikumpulkan berdasarkan rumusan masalah dan diklasifikasikan menurut sumber hierarkinya.
4
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum. cet. VI, Jakarta : Kencana, 2010, h. 141.
5. Analisis Data
Karena pendekatan data utama penelitian ini adalah normatif, maka akan dilakukan dengan analisis isi content analisis. Teknik analisis ini diawali
dengan mengkompilasi berbagai dokumen termasuk peraturan perundang- undangan ataupun referensi-referensi hukum yang berkaitan
dengan perlindungan
hukum terhadap penanaman modal
pada bidang usaha perkebunan di Indonesia. Kemudian hasil dari riset tersebut, selanjutnya dikaji
isi content, baik terkait kata-kata word, makna meaning, simbol, ide, tema- tema, dan berbagai pesan lainnya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan analisis tersebut adalah: Pertama, semua bahan hukum yang diperoleh melalui normatif
disistematiskan dan
diklasifikasikan menurut
masing-masing objek
bahasannya; Kedua, setelah disistematiskan dan diklasifikasikan kemudian dilakukan eksplikasi, yakni diuraikan dan dijelaskan sesuai objek yang diteliti
berdasarkan teori; Ketiga, bahan yang telah dilakukan evaluasi, dinilai dengan menggunakan ukuran ketentuan hukum yang berlaku.
6. Teknik Penulisan
Dalam teknik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah
pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.”
G.
Sistematika Penelitian
Skripsi ini disusun berdasarkan buku “Petunjuk Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”
dengan sistematika yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri atas beberapa subbab sesuai pembahasan dan materi yang diteliti. Adapun
perinciannya sebagai berikut: BAB I :
Merupakan pendahuluan, memuat: Latar Belakang Masalah, dilanjutkan dengan Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Review Kajian Terdahulu, Kerangka Konseptual, Metode Penelitian, dan Sistematika
Penulisan. BAB II :
Merupakan bab mengenai landasan teori. Bab ini membahas mengenai pengertian perlindungan hukum, bentuk
perlindungan hukum, dan
hak dan kewajiban penanaman modal. BAB III :
Merupakan bab yang berisi tentang penanaman modal di Indonesia, diantaranya yaitu definisi penanaman modal, sejarah
perkembangan penanaman modal, manfaat penanaman modal, dan definisi hukum penanaman modal.
BAB IV : Meru
pakan bab a
nalisis Perlindungan Hukum bagi Penanam Modal. Dalam bab ini hasil dari penelitian yang kemudian
digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan dianalisis menurut hukum oleh penulis. Ada
pun bab ini menjawab permasalahan tentang substansi hukum penanaman modal di
Indonesia, perlindungan hukum bagi penanaman modal di Indonesia, faktor yang menghambat penanaman modal di bidang usaha
perkebunan di Indonesia, dan analisis penulis.
BAB V : Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran. Bab ini merupakan
bab terakhir dari penulisan skripsi ini, untuk itu penulis menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian, disamping itu penulis
menengahkan beberapa saran yang dianggap perlu.
19
BAB II LANDASAN TEORI