Definisi Penanaman Modal PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

39

BAB III PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

A. Definisi Penanaman Modal

Istilah penanaman modal berasal dari bahasa latin, yaitu investire yang artinya memakai, sedangkan dalam bahasa inggris disebut dengan investment. Dalam definisi penanaman modal dikonstruksikan sebagai sebuah kegiatan untuk penaikan sumber dana yang digunakan untuk pembelian barang modal, dan barang modal itu akan dihasilkan produk baru. Wikipedia Indonesia mengartikan investor atau penanam modal adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Terkadang istilah penanam modal ini juga digunakan untuk menyebutkan seseorang yang melakukan pembelian properti, mata uang asing, komoditi, derivatif, saham perusahaan, atau asset-aset lainnya dengan suatu tujuan untuk memperoleh keuntungan dan bukan merupakan profesinya serta hanya untuk jangka waktu tertentu. Para ahli memiliki pandangan yang berbeda mengenai konsep teoritis tentang penanaman modal. Fitzgeral mengartikan penanaman modal adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber dana yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. Kamaruddin Ahmad mengartikan penanaman modal adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Penanaman modal menurut Sunariyah adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian, dan produksi, dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang. Contohnya adalah membangun infrastruktur atau pabrik. Menurut Ferdie Darmawan, penanaman modal merupakan salah satu pilihan untuk mencapai kebebasan finansial dan tidak dibatasi oleh kesibukan, waktu, maupun usia. Sedangkan menurut Losina Purnastuti, penanaman modal merupakan komponen pengeluaran terbesar kedua setelah konsumsi. Pembelanjaan investasi dipengaruhi oleh motif profit. Sapto Raharjo mendefinisikan penanaman modal merupakan penggunaan dana atau modal untuk pembelian instrumen pasar modal, seperti saham, obligasi, reksadana, instrumen pasar uang, properti, dan lain-lain. Pakar lain yang berasal dari luar negeri, pada tahun 1993, yaitu Sharpe, mendefinisikan penanaman modal merupakan mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar. Lalu Jones, pada tahun 2004 mendefinisikan penanaman modal adalah komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang. Menurut Reilly and Brown penanaman modal adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor yang serupa: keterikatan aset pada waktu tertentu, tingkat inflasi, dan ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang. Muhammad Syakir Sula mendefinisikan penanaman modal adalah menanamkan atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Lalu, menurut Joko Salim, penanaman modal adalah mengelola kelebihan dana untuk mendapatkan keuntungan dan yang lebih besar lagi, syarat utama untuk melakukan investasi adalah terlebih dahulu memiliki kelebihan dana. 1 1 Muhammad Syakir, “Definisi Investasi”, artikel diakses pada 14 November 2012 dari http:carapedia.compengertian_definisi_investasi_info2073.html. Dalam Ensiklopedia Indonesia, penanaman modal diartikan sebagai penanaman uang atau modal untuk proses produksi dengan membeli gedung- gedung, permesinan, bahan cadangan, penyelengaraan uang kas, serta perkembangannya. Dengan demikian, cadangan modal barang diperbesar sejauh tidak ada modal barang yang harus diganti. Para ekonom mengemukakan pengertian yang berbeda-beda tentang investasi. Yogianto mengemukakan bahwa investasi adalah penundaan konsumsi saat ini untuk digunakan produksi yang efisien selama periode tertentu. Tandelilin mendefinisikan investasi sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Dalam sistem ekonomi konvensional, seseorang melakukan investasi dengan motif yang berbeda-beda, di antaranya untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, menabung agar mendapatkan pengembalian yang lebih besar, merencanakan pensiun, berspekulasi, dan lain-lain. Sumantoro menyebutkan tiga hal utama yang mendorong seseorang melakukan investasi, yaitu mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang, menghindari kemerosotan harta akibat inflasi, dan untuk memanfaatkan kemudahan ekonomi yang diberikan pemerintah. Ada hal lain yang turut berperan dalam berinvestasi syariah. Investasi syariah tidak selalu membicarkan persoalan duniawi sebagaimana yang dikemukakan oleh para ekonom sekuler. Ada unsur lain yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu investasi di masa depan, yaitu ketentuan dan kehendak Allah. Sebagaimana terdapat pada Al-Qur’an Q.S. Lukman31: 34:  ð                                                         34:31 Artinya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat. dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Islam memadukan antara dimensi dunia dan dimensi akhirat. Setelah kehidupan dunia yang fana, ada kehidupan akhirat yang abadi. Setiap muslim harus berupaya meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kehidupan dunia hanyalah sarana dan masa yang harus dilewati untuk mencapai kehidupan yang kekal di akhirat. Islam memandang semua perbuatan manusia dalam kehidupan sehari- hari, termasuk aktivitas ekonominya sebagai investasi yang akan mendapatkan hasil return. Investasi yang melanggar syariah akan mendapatkan balasan yang setimpal, begitu pula investasi yang sesuai dengan syariah. Return investasi dalam Islam sesuai dengan besarnya sumber daya yang dikorbankan. Hasil yang akan didapatkan manusia dari investasinya di dunia bisa berlipat- lipat ganda.

B. Sejarah Perkembangan Penanaman Modal