2. Penelitian mengambil populasi warga Pondok Pesantren Darunnajah. warga yang dimaksud adalah tenaga pengajar, ustad dan ustadzah.
3. Isu yang diangkat adalah pengaruh pengetahuan warga terhadap minat menggunakan produk Bank Muamalat yang terdapat dipesantren Darunnajah.
Sejauh mana faktor pengetahuan yang dimiliki oleh warga darunnajah tentang ekonomi islam khususnya perbankan syariah dapat mempengaruhi
minatnya untuk menggunakan produk bank muamalat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian
sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh pengetahuan warga Pondok Pesantren Darunnajah
tentang Perbankan Syariah Terhadap Minat Menggunakan Produk Bank Muamalat?
2. Faktor apa yang paling dominan untuk mempengaruhi warga Pondok Pesantren Darunnajah memilih produk Bank Muamalat?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini antara lain adalah: a. Menganalisis pengaruh pengetahuan definisi perbankan syariah terhadap
minat warga PP.Darunnajah dalam memilih produk Bank Muammalat.
b. Menganalisis pengaruh pengetahuan Lokasi perbankan syariah terhadap minat warga PP.Darunnajah dalam memilih produk Bank Muammalat.
c. Menganalisis pengaruh pengetahuan Prinsip-prinsip perbankan syariah terhadap minat warga PP.Darunnajah dalam memilih produk Bank
Muammalat. d. Menganalisis pengaruh pengetahuan Produk-produk perbankan syariah
terhadap minat warga PP.Darunnajah dalam memilih produk Bank Muammalat.
2. Manfaat penelitian ini antara lain adalah: a. Kegunaan ilmiah
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan dapat di jadikan sebagai rujukan tentang pengaruh pengetahuan tentang
perbankan syariah terhadap minat akan produk-produk bank Muammalat. b. Kegunaan terapan
Hasil yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya bagi penyusun,.Umumnya bagi instansi
yang bersangkutan dan lembaga-lembaga yang berkecimpung dalam dunia ekonomi dan bisnis islami.
F. Review Studi Terdahulu No
Nama Penulis Tahun Judul
Isi Perbedaan
1 Nailus
Sa adah 2010Analisis
terhadap alasan
masyarakat untuk a.
Menganalisis alasan
utama masyarakat dalam menentukan untuk menjadi
nasabah bank BNI syariah Pada
penelitian ini
meneliti faktor
kebutuhan masyarakat untuk menjadi nasabah
menjadi nasabah
BNI syariah
ditinjau dari
perspektif marketing mix.
dari perspektif marketing mix
b. Secara umum variabel independen produk, harga,
lokasi, dan
promosi berpengaruh
secara signifikan sebesar 97,6
terhadap variabel dependen yaitu
keputusan untuk
menjadi nasabah. bank
syariah. Yaitu
faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis
terhadap peluang
masyarakat untuk
menjadi nasabah bank syariah
dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda. Sampel yang digunakan
adalah masyarakat
bukan nasabah bank syariah.
2 Achmad Syaifudin
2012 Pengaruh
budaya, sosial,
pribadi dan
psikologis nasabah terhadap keputusan
memilih pengadaian
a. Skripsi ini bertujuan menganalisis
bagaimana faktor
budaya, sosial,
pribadi dan
psikologis dalam
mempengaruhi keputusan nasabah untuk
memilih pengadaian
syariah. Pada
penelitian ini
meneliti faktor
kebutuhan masyarakat untuk menjadi nasabah
bank syariah.
Yaitu faktor budaya, sosial,
pribadi dan psikologis terhadap
peluang
syariah. b.Hasil dari penelitian ini,
dari jumlah 523 populasi dan 100 responden sebagai
sampel, menunjukkan
bahwa secara parsial faktor budaya, sosial, pribadi, dan
juga psikologis
tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap keputusan nasabah dalam
memilih pengadaian
syariah. namun jika diuji secara simultan maka ada
pengaruh yang sifgnifikan sebesar 7,498.
masyarakat untuk
menjadi nasabah bank syariah
dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda. Sampel yang digunakan
adalah masyarakat
bukan nasabah bank syariah.
3 Asyraf
Wajdi Dususuki
dan Nurdianawati
Irwani Abdullah
a. Dalam penelitian ini
terdapat 3 faktor yang mempengaruhi masyarakat
malaysia memilih
bank Pada
penelitian ini
meneliti faktor
kebutuhan masyarakat untuk menjadi nasabah
2007jurnal berjudul ; Why do
Malaysian Costumers
patronise islamic bank.
syariah. Tiga
faktor tersebut
adalah :
1 reputasi dan pelayanan, 2
Conviernce harga produk dan 3 tanggung jawab
sosial dari bank syariah tersebut.
bank syariah.
Yaitu faktor budaya, sosial,
pribadi dan psikologis terhadap
peluang masyarakat
untuk menjadi nasabah bank
syariah dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda.
Sampel yang digunakan adalah
masyarakat bukan nasabah bank
syariah. Tabel
Review studi terdahulu
G. Teknik Penulisan Skripsi
Adapun pedoman penulisan yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan hasil penulisan yang terstruktur dan sesuai dengan kaidah penulisan, maka sistematika penulisan ini disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan yang
meliputi latar
belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, dan teknik penulisan, dan
sistematika penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas mengenai pengertian minat, definisi Bank
Syariah, perilaku konsumen dan proses keputusan konsumen. BAB III
METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian,
jenis dan objek penelitian, sumber dan criteria data, populasi dan sampel penelitian, teknik analisis data dan pengolahan
data. BAB IV
HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil dari analisa yang
telah dilakukan dan kemudian akan dipaparkan secara sistematis.
BAB V PENUTUP
Bab ini mamuat tentang uraian kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta beberapa saran yang akan ditujukan
kepada para pihak terkait dan berkepentingan.
13
1 . Pengertian Minat Tiap individu mempunyai kecenderungan fundamental untuk
berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam lingkungannya, jika sesuatu itu memberikan kesenangan pada dirinya kemungkinan ia akan
berminat terhadap sesuatu itu. Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai
dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya. Kebutuhan disini yaitu seperti kebutuhan
akan aktualisasi diri, kebutuhan estetis, kebutuhan kognitif, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan akan
keamanan dan kebutuhan fisiologi.
1
Dilihat dari segi bahasa minat berarti Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.
2
Dalam ensiklopedi umum disebutkan bahwa minat adalah kecenderungan bertingkah laku yang terarah pada
1
Nigel C. Benson dan Simon Grove, Mengenal Psikologi For Beginners, Bandung: Mizan, 2000, cet. Ke- 1, hal. 110
2
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, cet. Ke-3, hal. 583
obyek kegiatan atau pengalaman tertentu.
3
WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menyatakan bahwa minat adalah
perkataan atau ungkapan, kesukaan kecenderungan hati kepada sesuatu.
4
Sedangkan minat rnenurut istilah, penulis kemukakan dari beberapa ahli psikologi sebagai berikut :
a. Menurut Drs. Mahfudh Shalahuddin minat ada1ah Perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan, minat adalah suatu sikap yang
menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan .
5
b. Menurut Alisuf Sabri minat adalah Suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus
menerus .
6
c. Menurut Muhibbin Syah minat adalah Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu .
7
d. Slameto berpendapat minat adalah Suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh .
8
3
Hasan Shadily, EnsiklopediUmllm, Jakarta: lchtiar Barn-van Hoeve, 983, jilid IV, hal. 2252
4
W. J. S. Pocrwadarminta, Kamlls llmllm Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka,1984, hal. 650
5
Mahfudh Shalahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, Surabaya: PT. Bina lImu, 1990, hal. 95
6
AlisufSabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman llmu Jaya, 1996, cet. Ke- 2, h. 84
7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, cet. Ke-6, h. 136
8
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Adi Mahasatya, 2002, cet. Ke- 4, hal. 180
e. Crow Crow mengatakan Minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cenderung atau
merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
9
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli psikologi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan yang erat
kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang positif terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai kebutuhan dan memberi
kepuasan kepadanya. Sesuatu itu dapat berupa aktifitas, orang, pengalaman atau benda yang dapat dijadikan sebagai stimuli atau rangsangan yang
memerlukan respon terarah. Apabila sesuatu itu dianggapnya sesuai dengan kebutuhan atau menyenangkan baginya maka sesuatu itu akan
dilaksanakan. Namun sebaliknya, apabila sesuatu itu tidak menyenangkan maka sesuatu itu akan ditinggalkannya.
Siswa yang memiliki minat dapat mengekspresikannya melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa mereka menyukai suatu hal dari pada
hal yang lain, dapat pula mereka memanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktititas, sebagaimana yang dikatakan oleh Slameto bahwa
Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Selain
itu minat juga mempunyai pengaruh yang besar sekali dalam belajar,
9
L. Crow A. Crow, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Nur Cahya, 1989, Terjemahan dari Educational Psycologi, cet. Ke-l, hal. 302
karena dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
10
2. Unsur-unsur minat Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdurrahman Abror dalam
bukunya Psikologi Pendidikan bahwa minat itu mengandung tiga unsur, yaitu :
a. unsur kognisi mengenal dalam pengertian bahwa minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh
minat tersebut. b. unsur emosi perasaan karena dalam partisipasi atau pengalaman itu
disertai dengan perasaan tertentu biasanya perasaan senang c. unsur konasi kehendak merupakan kelanjutan dari dua unsur diatas
yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan.
11
Dengan unsur-unsur yang dikandung oleh minat tersebut maka minat dapat dianggap sebagai respon sadar, sebab kalau tidak demikian maka
minat tidak akan berarti apa-apa. 3. Indikator minat
10
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003, cet. ke-25, hal. 27
11
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993, cet.Ke- 4, hal. 112
Setiap individu memiliki perbedaan dalam beberapa hal, misalnya saja pada minatnya. Perbedaan itu dapat diketahui melalui gejala-gejala yang
ditampakkan oleh individu itu sendiri. Seorang siswa yang sedang belajar di sekolah, minatnya akan dapat
diketahui oleh guru yang mengajarnya melalui indikator minat diantaranya: a. Adanya perhatian dan kesadaran terhadap suatu benda atau objek
Apabila kita mencurahkan perhatian pada suatu benda atau obyek, maka kita akan menyadari benda itu sepenuhnya. Artinya pada saat itu hanya
benda itulah yang paling kita sadari, sedang benda-benda lain disekitarnya memang sedikit banyak masih kita sadari, meskipun tingkatan derajatnya
tidak sama.
12
b. Adanya perasaan biasanya perasaan senang Perasaan berkaitan erat dengan pengenalan, diaJami oJeh setiap
individu dengan rasa suka atau tidak suka, duka atau gembira dalam bermacam gradasi atau derajat tingkatan.
13
Perasaan yang merupakan indikator minat yang menunjang belajar adalah perasaan senang, suka,
gembira ketika individu melakukan proses pengenalan terhadap obyek yang dituju.
c. Adanya dorongan Motivating Force
12
M Alisuf Sabri, Penganfar Psikologi Umum Perkembangan, Jakarta: Pedoman ilmu Jaya, 1993, cet. Ke- I, hal. 43
13
Kartini Kurtono, Patologi Sosial 3: Gangguan-Gangguan Kejiwaan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997, Ed. 2, hal. 129
Dorongan untuk belajar yang timbul pada diri individu siswa akan berperan sebagaiMotivaling Force yaitu sebagai kekuatan yang akan
mendorong siswa untuk tekun belajar. d. Adanya sikap
Setiap perilaku dapat mencerminkan seorang siswa apakah ia berminat pada mata pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru bidang studi tertentu
atau ia kurang berminat bahkan tidak berminat. Sikap bukanlah dibawa sejak lahir tetapi dipelaiari dan dikembangkan melalui pengalaman-
pengalaman yang dialami oleh individu. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan apabila kualitas sikap dari segi intensitasnya berbeda-beda,
karena daya atau kekuatan stimulasi dan keadaan fisik serta jiwa emosi dan motivasi individu tidak sama.
Definisi sikap yang dikemukakan oleh Gordon Allport seperti yang dikutip oleh Abdurrahman Abror sebagai berikut : Sikap adalah keadaan
kesiapan mental dan susunan syaraf yang mempengaruhi atau yang dinamis terhadap respon individu atas semua obyek atau situasi yang berhubungan
Sikap memiliki tiga aspek, ketiga aspek tersebut yang dimaksud menurut Triandis adalah:
1. Kognitif, yaitu mengenai gagasan atau preposisi-preposisi yang menyatakan hubungan antara situasi dan objek sikap. Gagasan pokok yang
digunakan aspek ini adalah jika individu menghadapi ketidaktetapan atau ketidaksesuaian inconsistency or dissonance di antara kepercayaan atau
pendirian maka akan berusaha keras untuk mencapai ketetapan dan dalam proses ini sikapnya bisa mengalami perubahan.
2. Afektif, yaitu mengenai emosi atau perasaan yang menyertai gagasan, dapat bersifat positif menyenangkan dan mungkin pula bersifat
negatif tidak menyenangkan. 3. Konatif, yaitu mengenai kecenderungan atau kesiapan untuk
bertindak, jenis-jenis tindakan yang diambil individu jelas sangat dipengaruhi oleh sikap.
14
Berdasarkan ketiga aspek tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sikap itu penting untuk dimiliki oleh liap individu siswa atau peserta didik,
karena Sikap dalam proses belajar berfungsi sebagai Motivating Force yaitu sebagai kekuatan yang akan menggerakkan orang untuk belajar. Jadi
siswa yang sikapnya negative menolaktidak senang kepada pelajaran atau gurunya, tidak akan tergerak untukbelajar, sebaliknya siswa yangsikapnya
positif akan digerakkan oleh sikapnya yang positif itu untuk mau belajar.
.
1. Pengertian Bank Pengertian bank
15
adalah : a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
14
Abdur Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993, cet.Ke- 4, hal. 108
15
Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
b. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. c. Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Fungsi pokok bank adalah : a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi. b. Menciptakan uang.
c. Menghimpun dana dan menyalurkannya pada masyarakat. d. Menawarkan jasa keuangan lainnya.
1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang menjalankan prakteknya sesuai
dengan prinsip syariah. Dimana yang dimaksud dengan prinsip syariah
16
adalah sebagai berikut : Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara
bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan
16
Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan Syariah
kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
Musyarakah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa
murni tanpa pilihan ijarah, atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank ke pihak lain ijarah
wa itiqna. Kemudian diperjelas lagi dengan adanya Undang-Undang RI no.
21 tahun 2008 tanggal 16 Juli tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dimana yang dimaksud dengan Perbankan Syariah adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangakan pengertian dari masing- masing lembaga seperti Bank Syariah, Bank Umum Syariah, BPRS dan
UUS adalah sebagai berikut :
17
a. Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank
Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. b. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
17
Undang-Undang RI Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
c. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang didalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
d. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu
bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
kantor cabang pembantu syariah dan atau unit syariah. Perbankan syariah merupakan bank yang menerapkan nilai-nilai
syariah salah satu di antaranya pelarangan unsur riba, seperti dijelaskan beberapa ayat Al Qur an sebagai berikut:
a. Surat Al Imran ayat 130 yang memiliki makna : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.
b. Surat An Nisa ayat 161 yang memiliki makna: Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka
telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang
kafir di antara mereka siksa yang pedih c. Surat Ar Ruum ayat 39 yang memiliki makna :
Dan sesuatu riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, padahal riba itu tidak menambah pada sisi allah. Dan apa
yang kamu berikan berupa zakat dengan maksud mencari ridha Allah SWT, mereka adalah orang-orang yang melipatgandakan
d. Surat Al Baqarah ayat 276 yang memiliki makna : Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang tetap dalam kefakiran Adapun pelarangan riba juga telah disebutkan dalam beberapa
hadits, di antaranya: a. Riwayat Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah menyatakan bahwa
Nabi SAW bersabda: Tinggalkanlah tujuh hal yang membinasakan. Orang-orang bertanya:
Apa itu wahai Rasul?. Beliau menjawab: Syirik kepada Allah SWT, sihir, membunuh jiwa orang yang diharamkan Allah SWT, kecuali
dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada saat datangnya serangan musuh dan menuduh wanita mukmin
yang suci tetapi lalai. b. Riwayat Al Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Abu Daud serta At Tirmidzi
dari Jabir bin Abdulloh bahwa Rasulullah SAW bersabda: Allah SWT melaknat pemakan riba, yang memberi makannya, saksi-
saksinya dan penulisnya.
2. Tujuan Bank Syariah Secara umum tujuan berdirinya bank syariah adalah dapat memberikan
sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan- pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah. Adapun secara khusus tujuan
bank syariah diantaranya
18
: a. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi
fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan. b. Memberdayakan ekonomi masyarkat dan beroperasi secara transaparan,
artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi ekonomi kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada mekanisme operasi yang
transparan. c. Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah tidak
memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan kepada investor karena tergantung besarnya return. Apabila keuntungan lebih besar,
investor akan ikut menikmatinya dalam jumlah lebih besar. d. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, artinya bank syariah
lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif e. Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi yang
membedakan bank syariah dengan bank konvensional adalah pengumpulan dana Zakat, Infaq dan Sedekah ZIS. Peranan ZIS sendiri diantaranya untuk
memeratakan pendapatan masyarakat. f. Meningkatkan efisiensi mobilisasi dana
18
Muhammad, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: UII Press, 2006 hal. 15.
g. Uswah hasanah sebagai implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha bank.
3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah Perbankan di Indonesia menganut dual system banking bank syariah dan
bank non syariah, tapi keduanya memiliki perbedaan-perbedaan. Dimana perbedaan tersebut menjadikan kedua bank tersebut sangat bertolak belakang
secara dasar. Perbedaan tersebut adalah
k yariah dan Bank Non Syariah
Bank Syariah Bank Non Syariah
1. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli dan sewa
1. Memakai perangkat bunga dalam kegiatan operasionalnya
2. Melakukan kegiatan
investasi pada sektor yang halal saja
2. Melakukan kegiatan investasi ke sektor yang halal dan haram
3. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan
3. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditor-debitor
4. Profit dan falah oriented 4. Profit oriented
5. Terdapat Dewan Pengawas Syariah yang mengawasi
kegiatan operasional
perbankan 5. Tidak terdapat dewan sejenis
Sumber: Syafi i Antonio, 2001
4. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Produk-Produk Bank Syariah Secara garis besar, transaksi ekonomi yang didasarkan pada syariat Islam
ditentukan oleh hubungan akad. Akad-akad yang berlaku dalam keseharian pada dasarnya terdiri atas lima prinsip dasar. Adapun kelima prinsip yang akan
ditemukan dalam lembaga keuangan syariah di Indonesia adalah
19
: a. Prinsip Simpanan Murni Al-Wadiah
Prinsip simpanan murni meruapakan fasilitas yang diberikan oleh bank syariah untuk memberikan kesempatan pada pihak yang kelebihan
dana untuk menyimpan dana dalam bentuk Al-Wadi ah. Fasilitas ini diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan seperti
halnya giro dan tabungan. Istilah Al-Wadi ah dalam dunia perbankan konvensional lebih di kenal dengan giro.
b. Bagi Hasil Syirkah Prinsip ini adalah suatu konsep yang meliputi tata cara pembagian
hasil usaha antara penyedia dan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana maupun antara bank
dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah. Prinsip Mudharabah ini dapat
digunakan sebagai dasar baik produk pendanaan tabungan dan deposito maupun pembiayaan, sedangkan
musyarakah lebih banyak untuk
pembiayaan dan penyertaan.
19
Muhammad, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: UII Press, 2006 hal. 16.
c. Prinsip Jual Beli At-Tijarah Prinsip ini merupakan suatu konsep yang menerapkan tata cara jual
beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank dalam melakukan pembelian
barang atas nama bank. Bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan sejumlah harga beli ditambah keuntungan margin. Implikasinya
dapat berupa: murabahah, salam, dan istishna. d. Prinsip Sewa Al-Ijarah
Prinsip ini secara garis besar terdiri dari dua jenis. Pertama, ijarah sewa murni seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya.
operatimg lease. Secara tekhnik bank dapat membeli dahulu barang yang dibutuhkan oleh nasabah, kemudian barang tersebut disewakan dalam waktu
yang telah disepakati oleh nasabah. Kedua, bai al-takjiri atau ijarah muntahiya bitamlik, yang merupakan penggabungan sewa dan beli dimana
penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa. e. Prinsip Jasa Fee Al-Ajr Walumullah
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain: Bank
Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer dan lain-lain.
5. Pengembangan Produk-Produk Bank Syariah Pada dasarnya kegiatan usaha perbankan dapat dibagi menjadi tiga baian
besar, yaitu :
20
a. Penghimpunan Dana funding Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan
dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan adalah prinsip Wadi ah dan mudharabah. Wadia h yang diterapkan adalah wadi ah yad
dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Berbeda dengan wadi ah amanah yang mempunyai prinsip harta titipan tidak boleh
dimanfaatkan oleh yang ditipkan. Pada wadi ah dhamanah pihak yang dititipi bank bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga boleh
memanfaatkan harta titipan tersebut. Mudharabah disini dimana bank sebagai mudhorib pengelola dan deposan sebagai shohibul mal pemilik
modal. Mudharabah dibagi atas dua yakni muthlaqah dan moqayyadah. Mudharabah muthlaqah adalah deposan memberikan hak sepenuhnya pada
bank untuk memutar atau menginvestasikan dananya. Sedangkan mudharabah muqoyyadah adalah deposan memberi batasan pada bank
untuk menginvestasikan dananya. Sebagai contoh batasan pada tempat, jenis usaha dan lainnya.
20
Adiwarman A. Karim. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2004 hal. 97.
b. Penyaluran Dana financing Dalam menyalurkan dananya, secara garis besar produk pembiayaan
syariah terbagi kedalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan kepada tujuan penggunaannya, yakni:
1 Pembiayaan dengan prinsip jual beli Berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan
barangnya, dibedakan menjadi pembiayaan murabahah, pembiayaan salam, dan pembiayaan istishna. Murabahah disini dimana bank sebagai
penjual dan nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok disertai dengan margin yang disepakati. Dalam murabahah
penyerahan barang dilakukan setelah akad san pembayaran dapat dilakukan secara cicilan. Salam adalah transaksi jual beli dengan barang
yang belum ada. Disini pembayaran dilakukan secara tunai dimuka dan penyerahan dilakukan setelahnya. Disini bank bertindak sebagai pembeli
dan nasabah sebagai penjual. Istishna merupakan transaksi yang mirip dengan salam, akan tetapi pembayaran dapat dilakukan secara cicilan.
Landasan hukumnya adalah surat Al-Baqarah 2 275 : orang yang makan mengambil riba, tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan
mereka berkata berpendapat, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terusberhenti dari mengambil riba, maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu sebelum datang larangan, dan urusannya terserah kepada Allah. Orang yang kembali mengambil riba, maka mereka itu
penghuni-penghuni neraka, mereka itu kekal didalamnya. 2 Pembiayaan dengan prinsip sewa
Prinsip syaria ah yang digunakan yakni ijarah dan ijarah muntahiya bitamlik. Pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.
Sedangkan IMBT merupakan sewa yang diikuti pemindahan kepemilikan.
3 Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil
adalah pembiayaan musyarakah
dan pembiayaan mudharabah.
Musyarakah disini dimana baik bank dan nasabah sama memberikan kontribusi dengan keuntungan dan kerugian yang ditanggung bersama
sesuai kesepakatan. Mudharabah dimana salah satu pihak sebagai pemilik modal dan yang satunya lagi sebagai pengelola.
4 Pembiayan dengan akad pelengkap Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan,
tetapi ditujukan untuk mempermudah pelaksaan pembiayaan. Yang termasuk dalam akad pelengkap ini adalah hiwalah peralihan hutang,
rahn gadai, qardh pinjaman uang, wakalah perwakilan, dan kafalah garansi bank.
c. Jasa service Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries, bank syariah
dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan pada nasabah. Jasa tersebut antara lain yaitu sharf jual beli valuta asing dan ijarah sewa
misalnya penyewaan kotak penyimpan safe deposit box dan jasa tata laksana administrasi dokumen custodian.
6. Perkembangan Bank Syariah Dengan adanya berbagai perkembangan perundangan dan kebijakan yang
ada di Indonesia membawa Bank Syariah pada perkembangan yang cukup signifikan. Dilhat dari kebijakan dan perundangan yang ada telah memberi efek
yang cukup baik bagi dunia perbankan syariah. Dimulai dari titik tolak landasan hukum bank syariah melalui UU no 7 Tahun 1992 tentang perbankan.
Dalam UU tersebut prinsip syariah sudah dinyatakan walaupun masih samar yang dinyatakan sebagai bagi hasil. Kemudian prinsip ini benar-benar
dinyatakan secara tegas dalam UU No 10 Tahun 1998, kemudian diperbaharui menjadi UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
diubah dengan UU No 3 Tahun 2004. Undang-undang ini memberikan arahan bagi konvensional untuk membuka cabang syariah atau mengkonversikan diri
menjadi bank syariah. Landasan hukum bank syariah di Indonesia semakin kuat dengan
dikeluarkannya UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Ada beberapa hal penting yang menjadi catatan dari UU tersebut :
a. Adanya kewajiban mencantumkan kata syariah bagi bank syariah, kecuali bagu ank-bank syariah yang telah beroperasi sebelum berlakunya UU No 21
Tahun 2008 pasal 5 No. 4. Bagi bank umum konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah UUS diwajibkan mencantumkan nama syariah setelah
nama bank pasal 5 no. 5. b. Satu-satunya pemegang fatwa yang berkaitan dengan syariah adalah MUI.
Karena fatwa MUI harus diterjemahkan menjadi produk perundang- undangan dalam hal ini Peraturan Bank IndonesiaPBI, dalam rangka
penyusunan PBI, BI membentuk komite perbankan syariah yang beranggotakan unsur-unsur dari BI, Depatemen Agama, dan unsur-unsur
masyarakat dengan komposisi yang berimbang dan memiliki keahlian di bidang syariah pasal 26.
c. Adanya definisi baru mengenai transaksi Murabahah. Dalam definisi lama dijelaskan bahwa Murabahah adalah jual beli barang sebesar harga pokok
barang ditambah dengan margin keuntungan. Menurut UU No 21 Tahun 2008 disebutkan bahwa akan Murabahah merupakan akad pembiayaan
suatu barang dengan penegasan harga beli kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga lebih dengan keuntungan yang disepakati.
Diubahnya kata jual beli dengan kata pembiayaan menjadi solusi bagi perbankan syariah. Karena dengan adanya perubahan tersbut berarti bank
transaksi Murabahah menjadi transaksi yang bebas pajak. Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut membuat perbankan syariah
semakin menuju pada lembaga yang menuju pada kesyari ahan. Dimana untuk
menjaga hal tersebut maka dibentuklah Dewan Pengawas Syariah DPS yang bertugas untuk mengawasi operasional bank.
21
Keberadaan DPS tersebut dalam kepengurusan bank syariah adalah atas persetujuan Bank Indonesia dan Dewan Syariah Nasional DSN atas usul yang
diajukan oleh pemilik bank syariah yang bersangkutan. Demikian menurut Pasal 31 PBI No. 624PBI2004.
Selain adanya pereturan-peraturan serta fungsi DPS dalam membantu penjalanan Bank Syariah, BI selaku regulatorpun berperan dalam operasional
Bank Syariah di Indonesia. Aturan-aturan operasional yang dikeluarkan BI sebagai landasan operasional Bank Syariah dikenal dengan istilah PBI
Peraturan Bank Indonesia.
22
Selain peraturan dari BI tersebut, juga ada peraturan lain yang mendukung operasional bank syariah, yaitu Keputusan
Presiden dan ketentuan lain dalam bentuk fatwa yang dikeluarkan oleh MUI dan DSN.
Semua pendukung diatas memungkinkan untuk dunia perbankan syariah di Indonesia mengalami perkembangan. Walaupun belum sampai pada tahap
yang benar-benar ideal, tapi setidaknya perkembangan perbankan syariah di indonesia telah mengarah pada arah yang baik. Sejak diawali oleh berdirinya
bank Muamalat pada tahun 1992 yang berawal dari lokakarya MUI, setelah itu perbankan syariah berkembang sangat pesat, dari satu Bank Umum Syariah
BUS dan 76 Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS pada tahun 1998 menjadi tiga Bank Umum Syariah BUS, 20 Unit Usaha Syariah UUS, dan
21
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007 hal. 48.
22
Cik Basir. Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Pengadilan Agama dan Mahkamah Syariah Jakarta: Kencana, 2009 hal. 57.
105 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS pada Desember 2006. Sedangkan sampai Mei 2010 setidaknya terdapat 10 Bank Umum Syariah
BUS, 24 unit syariah UUS dan 144 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS.
+ ,
- . 0 . 1 -
WAAN BANK SYARIAH
Bank Syariah sebagai alternatif perekonomian Indonesia dan bagi bank-bank konvensional yang dianggap kurang berhasil di dalam
mengemban misi utamanya memiliki keistemewaan-keistimewaan yang juga merupakan perbedaan jika dibandingkan dengan Bank Konvensional.
Keistimewaan-keistimewaan Bank Syariah tersebut adalah:
32
1. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham, pengelola bank dan nasabahnya.
2. Diterapkannya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga akan menimbulkan akibat-akibat yang positif. Akibat-akibat itu adalah:
a. Cost push inflation, yaitu akibat sistem bunga pada Bank Konvensional dapat dihilangkan, sehingga Bank
Syariah diharapkan mampu menjadi pendukung kebijaksanaan moneter yang handal.
b. Memungkinkan persaingan antar Bank Syariah ditentukan oleh fungsi edukatif bank di dalam
membina nasabah dengan kejujuran, keuletan dan profesionalisme.
3. Di dalam Perbankan Syariah, tersedia fasilitas kredit kebaikan al- Qardhul Hasan yang diberikan secara cuma-cuma.
4. Keistimewan yang paling menonjol dari Perbankan Syariah adalah yang melekat pada konsep build in concept dengan berorientasi
pada kebersamaan dalam hal:
23
a. Mendorong kegiatan investasi dan menghambat simpanan yang tidak produktif melalui sistem operasi profit dan loss sharing
sebagai pengganti bunga, baik yang diterapkan kepada nasabah al-mudharabah dan al-musyarakah, maupun yang diterapkan
kepada banknya sendiri. b. Memerangi kemiskinan dengan membina golongan ekonomi
lemah dan tertindas dhuafa dan mustadh afin melalui bantuan hibah yang diarahkan oleh bank secara produktif.
c. Mengembangkan produksi, menggalakan perdagangan dan memperluas kesempatan kerja melalui kredit pemilikan
barangperalatan modal dengan pembayaran tangguh al- murabahah dan pembayaran cicilan al-ba i u bithaman ajil
yang disalurkan kepada pengusaha produsen, perantara dan konsumen.
d. Meratakan pendapatan melalui sistem bagi hasil dan kerugian profit and loss sharing baik yang diberlakukan kepada
banknya sendiri selaku mudharib atau pemegang amanah maupun kepada peminjam dalam operasi mudharabah dan
musyarakah.
23
Cik Basir. Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Pengadilan Agama dan Mahkamah Syariah Jakarta: Kencana, 2009, hal. 24
e. Penerapan sistem bagi hasil berarti tidak membebani biaya di luar kemampuan
nasabah dan akan terjamin adanya keterbukaan .
f. Sebagai alternatif kehidupan ekonomi yang berkeadilan.
2
.
3 2 4 5
L
6 7 8
7 9 :; 8 2 :
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau oganisasi yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
24
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen sangat
dipengaruhi oleh perilaku individu, kelompok atau organisasi dalam mengambil sebuah keputusan. Perilaku seseorang dapat terbentuk oleh
kondisi-kondisi terntu sehingga dapat menimbulkan perbedaan saat pengambilan keputusan antara individu satu dengan individu yang lain.
=
.
3 4 9;
2 ; 72 3
8 8 ; 6 :
7 9 :; 8 2 :
Dalam pengambilan keputusan konsumen mempunyai proses yang dapat dilihat dari tahap-tahap sebagai berikut:
25
24
A.A Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen Edisi Revisi, Bandung: PT Refika Aditama, 2002, hal. 4
25
Kotler, Pemasaran di Indonesia: Analisa Perncanaan Implementasi dan Pengendalian, Jakarta: Salemba Empat 2002, hal. 204
1. Menggali Kebutuhan Proses membeli atau mengkonsumsi dimulai dengan pengenalan masalah
atau kebutuhan. Setiap konsumen memiliki masalah dan kebutuhan yang berbeda-beda sehingga membuat hal tersebut dapat membedakan pengambilan
keputusan pada setiap konsumen. 2. Pencarian Informasi
Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan mencari informasi lebih lanjut atau mungkin tidak, pencarian informasi lebih lanjut
berguna untuk konsumen mengetahui produk yang akan dipakai. Informasi bisa diketahui lewat media cetak ataupun online karena pada saat ini teknologi
sudah semakin berkembang sehingga dapat memudahkan konsumen untuk mendapatkan inforrmasi suatu produk yang sesuai kebutuhan.
3. Evaluasi Alternatif Setelah melalui tahap pencarian informasi, konsumen akan menghadapi
sejumlah merek yang dapat dipilih. Pemilihan alternatif ini mulai dari suatu proses evaluasi tertentu.
4. Keputusan pembelian Ini adalah tahap akhir, dalam pengambilan keputusan konsumen
membentuk pilihan mereka diantara merek yang tergabung dalam perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu pilihan untuk membeli
dan cenderung membeli merek yang disukainya.
5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah memakai suatu produk atau jasa, konsumen akan mengalami
beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar belum selesai setelah produk dibeli atau jasa digunakan oleh konsumen, namun akan
berlangsung hingga periode waktu pasca pembelian. Setelah melakukan pemakain produk atau jasa konsumen akan menilai
apakah produk tersebut memuaskan kebutuhan dengan baik atau tidak, jika konsumen merasa terpuaskan maka kemungkinan besar konsumen akan
memakai kembali produk yang telah ia pilih, namun jika konsumen tidak merasa terpuaskan besar kemungkinan untuk konsumen berpindah kepada
produk lain yang dianggap lebih mampu memenuhi kebutuhannya.
39
? ? AA A
BC D
ODE PENELITIAN A. Pendekatan
Pendekatan penelitian dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode penelitian survey dengan menggunakan pendekatan anilisis data kuantitatif, yaitu
menggambarkan dengan menganalisis minat memilih Bank Muamalat. Penelitian survey yang dimaksud adalah pengertian yang dikemukakan oleh Arikunto,
informasi yang diperoleh dari penilitian survey dapat dikumpulkan dari seluruh populasi dan dapat pula dikumpulkan dari sebagian populasi. Survey yang dilakukan
pada semua populasi dinamakan survey populasi atau penelitian sensus, sedangkan jika penelitian data hanya dilakukan pada sebagian populasi disebut sebagai survey
sample.
1
B. Jenis Penelitian