Ekologi Anggrek HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Ekologi Anggrek

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa anggrek banyak ditemukan mulai dari ketinggian 700 m dpl sampai di atas 1000 m dpl. Umumnya tumbuh secara epifit, baik teresterial dan saprofit seperti yang terlihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Anggrek di Stasiun Penelitian SOCP-YEL berdasarkan ketinggian dan habit No. Jenis Ketinggian m dpl Habit 700-1000 1000 Ep Te Sap 1. Acanthephippium flavum + - - + - 2. Acriopsis lilifolia + - + - - 3. Agrosstophyllum cyathiforme + - + - - 4. A. longifolium + - + - - 5. A. stipulatum + + + - - 6. Appendicula alba + + + - - 7. A. anceps + - + - - 8. A. cristata + - + - - 9. Arundina graminifolia + - - + - 10. Ascidieria longifolia + - + - - 11. Bulbophyllum anguistifolium + - + - - 12. B. elongatum + - + - - 13. B. flavescens + - + - - 14. B. flavidiforum + - + - - 15. B. hirtulum + - + - - 16. B. lumbriciforme + - + - - 17. B. obtusipetalum + - + - - 18. B. odoratum + - + - - 19. B. ovalifolium + - + - - 20. B. phaeoneuron + - + - - 21. Bulbophylllum sp. 1 + - + - - 22. Bulbophylllum sp. 2 + - + - - 23. Bulbophylllum sp. 3 + - + - - 24. B. uniflorum + - + - - 25. B.virescens + - + - - 26. Bromheadia brevifolia + - + - - 27. B. rupestris + - + - - 28. Bromheadia sp. + - + - - 29. Calanthe clavicalca + - - + - 30. C. pulchra + + - + - 31. Calanthe rigida + - - + - 32. Chelonistele sulphurea + - + - - 33. Coelogyne cuprea + - + - - 34. C. incrassta + - + - - 35. C. speciosa + - + - - 36. Coelogyne sp. + - + - - 37. Corybas holtumii + - - + - 38. Cryptostylis javanica + - - + - 39. Cystorchis stenoglossa + + - - + 40. C. variegata + + - - + 41. Dendrobium compressicaule + - + - - 42. D. excavatum + - + - - 44. D. hosei + - + - - 45. D. indivisum + - + - - Lanjtutan Tabel 4.2 No. Jenis Ketinggian m dpl Habit 700-1000 1000 Ep Te Sap 46. D. minutigibbum + - + - - 47. D. rosellum + - + - - 48. D. singaporense + _ + - - 49. Dendrobium sp. + - + - - 49. Didymoplexiella sp. + - - - + 50. Dipodium pictum + - + - - 51. Epigeneium cymbidioides + - + - - 52. Eria bicristata + - + - - 53. E. compressoclavata + - + - - 53. E. cymbidifolia + - + - - 55. E. densa + - + - - 56. E. genuflexa + - + - - 57. E. merapiensis + - + - - 58. E. neglecta + - + - - 59. Eria sp. + - + - - 60. E. taluensis + - + - - 61. Geesinkorchis breviunguculata + - + - - 62. Hetaeria oblongifolia + - - + - 63. Hylophila lanceolata + - - + - 64. Hylophila sp. + - - + - 65. Liparis latifolia + - + - - 66. Liparis sp. + + - + - 67. Liparis tricallosa + - - + - 68. Macodes petola + - - + - 69. Odonthocilus macranthus + - - + - 70. Paphilopedium superbiens + - - + - 71. Peristylus sp. + - - + - 72. Phaius collasus + - - + - 73. Platanthera angustata + - - + - 74. Podochilus lucescens + - + - - 75. P. microphyllum + - + - - 76. Podochilus sp. + - + - - 77. P. tenuis + - + - - 78. Tainia maingayi + - - + - 79. Thrixspermum centipeda + - + - - 80. Trichotosia pauciflora + - + - - 81. Oberonia lotsyana + - + - - 82. Zeuxine violascens + - - + - Keterangan: Ep = Epifit Sap = Saprofit - = tidak ditemukan Te = Teresterial + = ditemukan Dari Tabel 4.2 diketahui bahwa anggrek dapat tumbuh di berbagai ketinggian. Pada ketinggian 700-1000 m dpl diperoleh 76 jenis anggrek, 6 jenis ditemukan baik di ketingian 700-1000 m dpl maupun di ketinggian 1000 m dpl. Pada lokasi penelitan dengan ketinggian 700-1000 m dpl lebih banyak ditemukan tumbuhan anggrek dibandingkan dengan ketinggian 1000 m dpl. Tingginya jenis anggrek yang ditemukan pada ketinggian 700-1000 m dpl mungkin dikarenakan pada ketinggian dan faktor lingkungan yang dibutuhkan untuk hidup bagi tumbuhan anggrek cukup memadai. Anggrek membutuhkan sinar matahari dalam jumlah yang berbeda-beda menurut jenis dan tipe habitatnya. Angin dan curah hujan juga berpengaruh terhadap kelembaban lingkungan tumbuhan anggrek, dimana pada lokasi tersebut memiliki kelembaban udara rata-rata 33-77 lampiran 3. Menurut Tahier 2012, menyatakan bahwa tumbuhan anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara 60-80. Rendahnya jenis anggrek yang tumbuh pada ketinggian 1000, hal ini mungkin disebabkan oleh faktor fisik yang kurang sesuai seperti jumlah pohon yang melimpah, cahaya yang cukup, kelembaban yang stabil, suhu yang mendukung. Dari faktor cahaya pada ketinggian ini vegetasi yang mendominasi adalah pohon dengan tajuk atau kanopinya yang sangat rapat sehingga cahaya sulit masuk. Menurut Fitter Hay 1981, secara fisiologis cahaya mempunyai pengaruh terhadap anggrek baik langsung ataupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung yaitu pada proses fotosintesis, sedangkan pengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan, perkecambahan dan perbungaan. Anggrek yang ditemukan menempati berbagai variasi habitat yaitu epifit anggrek yang tumbuh menempel pada pohon, teresterial anggrek yang tumbuh ditanah dan saprofit anggrek yang tumbuh pada bahan organik yang telah lapuk. Dari 82 jenis anggrek yang ditemukan banyak jenis-jenis anggrek epift yaitu 59 jenis, 20 jenis anggrek teresterial, dan 3 jenis anggrek saprofit. Tingginya jenis-jenis anggrek yang tumbuh di kawasan hutan ini diduga karena kondisi lingkungan yang cukup untuk mendukung pertumbuhan anggrek. Menurut Widhiastuti et al., 2008, tingginya jenis anggrek suatu kawasan karena tumbuhan anggrek menghasilkan biji yang banyak sehingga memudahkan dalam perkembangbiakan dan penyebarannya. Menurut Tahier 2012, anggrek tumbuh di hutan primer akan sangat rentan akan perubahan lingkungan karena ketergantungan anggrek akan lingkungan sangat tinggi, maka keberadaan dialam pun sangat tergantung dengan keutuhan komponen penyusun hutan tersebut. Jika komponen-komponen hutan mengalami kerusakan maka akan mempengaruhi kelestarian anggrek didalammnya. Hasil penelitian ini menunjukan kekayaan jenis anggrek di Stasiun Penelitian, cukup tinggi jika di bandingkan dengan penelitian sejenis yang pernah di lakukan oleh Marliya 2008, di Hutan Gunung Sinabung Sumatera Utara, dimana ditemukan 56 jenis anggrek yang termasuk 24 genus. Yahman 2010, di Hutan Wisata Taman Eden ditemukan 52 jenis anggrek yang termasuk di dalam 24 genus. Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa keanekaragaman jenis anggrek epifit lebih tinggi dari pada anggrek teresterial dan anggrek saprofit. Hal tersebut diduga karena faktor lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan jenis anggrek epifit seperti jumlah pohon yang sangat melimpah, cahaya matahari, dan tekstur kulit pohon yang kasar atau licin. Menurut Ewusie 1990, penyebaran epifit kemungkinan dapat dipengaruhi oleh tipe kulit batang dan umur pohon yang akan menjadi tempat tumbuhnya jenis angggrek. Puspitaningtyas 2000, mengatakan bahwa salah perbedaan cara hidup teresterial dan epifit adalah dalam kebutuhan cahayanya. Sehingga jenis-jenis anggrek yang menyukai cahaya terang akan tumbuh sebagai tanaman epifit, sedangkan untuk anggrek teresterial menyukai naungan akan tumbuh dilantai hutan. Dari Tabel 4.2 dapat dilihat juga bahwa anggrek saprofit ditemukan hanya 2 marga dengan 3 jenis. Sedikitnya marga ataupun jenis anggrek saprofit yang ditemukan diduga karena adanya faktor lingkungan yang kurang sesuai. Anggrek saprofit kebanyakan banyak tumbuh pada hutan yang kondisi yang gelap tanpa adanya membutuhkan cahaya matahari untuk pertumbuhannya. Anggrek saprofit merupakan saprofit yang telah kehilangan kemampuannya dalam mengambil gas CO2 dan zat-zat anorganik dari Tanah. Menurut Djuita et al., 2004, karena tidak dapat berfotosintesis maka angggrek ini hidup sebagai saprofit. Curah hujan di lokasi penelitian sekitar 3500-4000 mmtahun Lampiran 3. Berdasarkan inventarisasi yang sudah pernah dilakukan Lampiran 3 ada beberapa jenis-jenis anggrek epifit yang paling banyak ditemukan dilokasi ini yaitu Agrosstophyllum stipulatum, Appendicula alba, Ascidieria longifolia, Bulbophyllum anguistifolium, B. uniflorum, B. hirtulum, Chelonistele sulphurea, Coelogyne cuprea, C. xyrekes, Coelogyne sp., Dipodium pictum, Podochilus microphyllum, dan Trichotosia pauciflora. Jenis ini juga tumbuh dengan ketinggian yang berbeda-beda dan tumbuh hampir merata disepanjang jalur, sedangkan untuk jenis anggrek teresterial yang paling sering ditemukan dilokasi ini adalah Calanthe Clavicalcar, Calanthe pulchra, Hylophila lanceolata, Cystorchis stenoglossa, Cystorchis variegata dan Paphilopedium superbiens. Musa 2013 menyatakan, sebagian besar jenis anggrek yang dijumpai di daerah hutan tropis adalah jenis epifit yang biasanya dijumpai pada cabang-cabang pohon kemudian pada daerah yang kelembaban dan curah hujan yang tinggi. Banyaknya jenis-jenis anggrek yang tersebar lokasi ini diduga salah satunya karena lokasi memiliki curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan jenis anggrek ini. Peta persebaran anggrek epifit dan teresterial berdasarkan curah hujan dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan 4.3. Gambar 4.2. Peta Persebaran Anggrek Epifit Berdasarkan Curah hujan Gambar 4.3. Peta Persebaran Anggrek Teresterial Berdasarkan Curah hujan Anggrek dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Anggrek juga dapat tumbuh pada bebatuan dan menempel pada pohon inang yang sering ditumpanginya. Jenis tanah pada lokasi penelitian merupakan jenis tanah Acriosol Podsolik dengan pH berkisar 4-6,5 Lampiran 4. Menurut Food and Agricultur Organization 2014, Acriosol merupakan jenis tanah tercuci yang berwarna abu- abu sampai kekuningan pada horison permukaan sedang lapisan bawah berwarna merah atau kuning dengan kadar bahan organik dan kejenuhan basa rendah serta reaksi tanah yang masam. Pada horison bawah permukaan terjadi akumulasi liat dengan struktur tanah gumpal dengan permeabilitas rendah. Tanah memiliki bahan induk batu endapan bersilika, napal, batu pasir dan batu. Untuk melihat peta persebaran anggrek epifit dan teresterial berdasarkan jenis tanah dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan 4.5 berikut. Gambar 4.4. Peta Persebaran Anggrek Epifit Berdasarkan Jenis Tanah Gambar 4.5. Persebaran Anggrek Teresterial Berdasarkan Jenis Tanah Anggrek yang ditemukan menempati tipe habitat seperti hutan sekunder tua dan pinggiran sungai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan jenis-jenis epifit dan teresterial dapat hidup dan tumbuh pada berbagai tipe habitatnya. Menurut Gunadi 1985, habitat anggrek meliputi seluruh dunia kecuali daerah yang sangat beku dan padang pasir yang sangat panas dan kering. Hal ini menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut memiliki tingkat persebaran yang berbeda-beda untuk masing- masing jenisnya. Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat untuk jenis epifit yang persebarannya jenisnya paling banyak melimpah di hutan sekunder tua adalah Bulbophyllum uniflorum, Bulbophyllum hirtulum, bulbophyllum anguistifolium, Coelogyne cuprea, Chelonistele shulphurea, Coelogyne xyrekes dan Eria taluensis. Untuk persebaran jenis teresterial yang cukup banyak melimpah dihutan sekunder tua yaitu Calanthe pulchra, calanthe rigida, Paphilopedium superbiens, sedangkan untuk jenis yang habitatnya tumbuh dipinggiran sungai yang hanya ditemukan masing 1 jenis yaitu Achanthephippium flavum, Macodes petola, dan Peristylus goodyeroides. Berikut peta persebaran anggrek epifit dan teresterial berdasarkan tutupan lahan pada Gambar 4.6 dan 4.7. Gambar 4.6. Peta Persebaran Anggrek Epifit Berdasarkan Tutupan Kanopi Gambar 4.7. Peta Persebaran Anggrek Teresterial Berdasarkan Tutupan Kanopi 4. 3. Deskripsi Jenis 4. 3. 1. Acanthephippium flavum Schuit. Habit: herba. Umbi semu: panjang 6-17 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Daun: panjang 20-63 cm, lebar 4,6-14,5 cm, bentuk jorong, ujung meruncing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun: panjang 13 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau muda; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 7,5 cm, bentuk bersegi, permukaan licin, warna ungu kehitaman; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih kuning pucat, bibir berwarna putih keunguan di bagian ujung, kuning tua dibagian tengah, tugu berwarna putih; Kelopak atas: panjang 3,8 cm, lebar 1 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Kelopak bawah: panjang 4,5 cm, lebar 1,5 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Mahkota: panjang 3 cm, lebar 0,9 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk bulat, ujung tumpul; cuping tengah panjang 2,2 cm, lebar 0,8 cm, bulat-memanjang, ujung membulat, tepi bergerigi, permukaan rata; Tugu: panjang 1,5 cm. Habitat Ekologi : Teresterial, tumbuh di sepanjang aliran sungai. Tumbuh pada ketinggian 983 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 1. Acanthephippium flavum Schuit,: Tumbuhan Acanthephippium flavum pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 2. Acriopsis lilifolia Koen. Ormerod.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 1,3-2,5 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Daun: panjang 5,5-9,5 cm, lebar 0,6 cm, bentuk lanset, ujung tumpul, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau muda; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar, majemuk, malai; Ibu tangkai: panjang 2,5-60 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau tua; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak, mahkota berwarna ungu dibagian ujung, kuning keunguan dibagian tengah, putih dibagian tepi, bibir berwarna putih keunguan, tugu kuning putih kecoklatan; Kelopak atas: panjang 5 cm, lebar 1,6 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 5 cm, lebar 2,3 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Mahkota: panjang 5 cm, lebar 1,9 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Bibir: bercuping tiga; cuping samping melebar, bentuk lanset, ujung rompang; cuping tengah panjang 6 cm, lebar 2 cm, terbuka lebar, bentuk lanset, ujung rompang, tepi rata, permukaan rata; Tugu: panjang 0,4 cm. Habitat Ekologi : Epifit, sering di jumpai menempel pada percabangan pohon dan dapat tumbuh disekitar aliran sungai. Tumbuh pada ketinggian 923 m dpl. Distribusi : Asia Tenggara, New Guinea, Australia dan Pulau Salomon. Gambar 4. 3. 2. Acriopsis lilifolia Koen. Ormerod,: Tumbuhan Acriopsis lilifolia pada habitatnya a, Morfologi bunga b. a b

4. 3. 3. Agrosstophyllum cyathiforme J. J. Sm.

Habit: herba. Batang: panjang 30-70 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Daun: panjang 15-25 cm, lebar 1-1,5 cm, bentuk lanset-memanjang, ujung terbelah, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, bongkol; Ibu tangkai tidak ada; Brakteola tidak ada; Bunga: kuning pucat; Kelopak atas: panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk telur, ujung meruncing; Mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, berukuran kecil, bentuk segitiga, ujung runcing; cuping tengah panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung rompang, tepi rata, permukaan rata; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, menempel pada batang pohon yang tidak terlalu tinggi dengan kondisi hutan yang terbuka. Tumbuh pada ketinggian 899- 938 m dpl. Distribusi : Semenanjung Malaysia, Jawa, dan Sumatera. Gambar 4. 3. 3. Agrosstophyllum cyathiforme J.J Sm: Tumbuhan Agrosstophyllum cyathiforme pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b 4. 3. 4. Agrosstophyllum longifolium Bl. Rchbf. Habit: herba. Batang: panjang 50 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk pipih, permukaan licin, warna hijau; Daun: panjang 10-18 cm, lebar 2-2,3 cm, bentuk memanjang, ujung terbelah, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, bongkol; Ibu tangkai tidak ada: Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih, bibir dan tuga berwarna kuning; Kelopak atas: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk jorong, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk jorong, ujung meruncing; Mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping berukuran kecil, bentuk segitiga, ujung runcing; cuping tengah panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing, tepi rata, permukaan rata; Tugu: panjang 0,4 cm. Habitat Ekologi : Epifit, menempel pada batang pohon yang tidak terlalu tinggi dengan kondisi hutan yang gelap dan teduh. Tumbuh pada ketinggian 942 m dpl. Distribusi : Thailand, Semenanjung Malaysia, Jawa, Borneo dan Sumatera. Gambar 4. 3. 4. Agrosstophyllum longifolium Bl. Rchbf.: Agrosstophyllum longifolium pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 5. Agrosstophyllum stipulatum Griff. Schltr.

Habit: herba. Batang: panjang 50 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, warna hijau-kecoklatan; Daun: panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung terbelah, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai tidak ada: Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning, bibir berwarna putih keunguan, tugu putih pucat; Kelopak atas: panjang 0,6 cm, lebar 0,3 cm, bentuk jorong, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 0,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk segitiga, ujung membulat; Mahkota: panjang 0,5 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Bibir: bercuping tiga; cuping samping ukuran kecil, bentuk jorong, ujung membulat; cuping tengah panjang 0,7 cm, lebar 0,2 cm, bentuk segitiga, ujung runcing, tepi rata, permukaan rata; Tugu: panjang 0,3 cm. Habitat Ekologi : Epifit, banyak menempel pada percabangan batang pohon dan tumbuh dengan ketinggian 800-1013 m dpl. Distribusi : Asia Tenggara, New Guinea, Australia dan Pulau Salomon. Gambar 4. 3. 5. Agrosstophyllum stipulatum Griff. Schltr,: Tumbuhan Agrosstophyllum stipulatum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 6. Appendicula alba Blume.

Habit: herba. Batang: panjang 20-29 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, warna hijau; Daun: panjang 1,5-4,5 cm, lebar 0,8-1,1 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau muda-hijau tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar dan terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 1,4 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau kekuningan; Brakteola: bentuk lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak, mahkota dan bibir berwarna putih, tugu berwarna putih bintik kuning; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,4 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 0,6 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Mahkota: panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; bibir: tidak bercuping, panjang 0,3 cm, bentuk membulat, bertekuk ke bawah; Tugu: panjang 0,1 cm. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang ternaungi meyukai kondisi hutan lembab dan teduh. Tumbuh pada ketinggian 900-1007 m dpl. Distribusi : Semenanjung Malaysia, Lombok, Filipina dan Sumatera. Gambar 4. 3. 6. Appendicula alba Blume,; Tumbuhan Appendicula alba pada habitatnya a, morfologi bunga b.

4. 3. 7. Appendicula anceps Blume.

a b Habit: herba. Batang: panjang 25-30 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau muda; Daun: panjang 4,5 cm, lebar 1,4 cm, bentuk lanset, ujung terbelah, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau muda-hijau tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 1,4 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau muda; Brakteola: bentuk lanset, ujung runcing; bunga: kelopak dan mahkota berwarna hijau, bibir dan tugu berwarna hijau variasi merah tua di bagian ujung; kelopak atas: panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; kelopak bawah; panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; bibir: tidak bercuping, panjang 0,2 cm, bentuk segitiga, ujung tumpul, bertekuk ke bawah, tepi rata, permukaan rata; tugu: panjang 0,1 cm. Habitat Ekologi : Epifit, tumbuh dihutan yang ternaungi dan teduh. Tumbuh pada ketinggian 833-916 m dpl. Distribusi : Filipina, Kalimantan, Jawa dan Sumatera. Gambar 4. 3. 7. Appendicula anceps Blume,; Tumbuhan Appendicula anceps pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 8. Appendicula cristata Blume.

Habit: herba. Batang: panjang 20-33 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau muda; Daun: panjang 1 cm, lebar 0,6 cm, bentuk jorong, ujung terbelah, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 10 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau kecoklatan; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning keunguan, bibir dan tugu berwarna hijau variasi merah tua di bagian ujung; Kelopak atas: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; bibir: tidak bercuping; berukuran kecil; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, menempel pada batang pohon yang megandung sedikit humus. Tumbuh pada ketinggian 923 m dpl. Distribusi : Borneo, Jawa, Sulawesi, Sumatera. Gambar 4. 3. 8. Tumbuhan Appendicula cristata pada habitatnya.

4. 3. 9. Arundina graminifolia D. Don.

Habit: herba. Batang: panjang 33-76 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau muda; Daun: panjang 10-20 cm, lebar 0,7 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai: berukuran kecil, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau tua; Brakteola: panjang 0,8 cm, bentuk segitigia, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna merah muda, bibir berwarna merah muda variasi kuning tua di bagian tengah, tugu berwarna putih keunguan; Kelopak atas: panjang 2,5 cm, lebar 0,6 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 2,5 cm, lebar 0,6 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Mahkota: panjang 2,5 cm, lebar 0,6 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping ukuran kecil, bentuk bulat memanjang, ujung membulat; cuping tengah panjang 2,5 cm, lebar 2 cm, bentuk terompet, ujung meruncing, bertekuk ke bawah, tepi bergelombang, permukaan berombak; tugu: panjang 1 cm. Habitat Ekologi : Teresterial, umumnya tumbuh di dekat pinggiran sungai, Tumbuh dengan ketinggian 904 m dpl. Distribusi : India, Srilanka, China Selatan, Seluruh kawasan Asia Tenggara Kecuali Filipna. Gambar 4. 3. 9. Arundina graminifolia D. Don,; Tumbuhan Arundina graminifolia pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 10. Ascidieria longifolia Hook. f.

Habit: herba. Batang: panjang 12-14 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan banyak lentisel, warna hijau; Daun: panjang 17 cm, lebar 1 cm, bentuk garis, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, bulir; Ibu tangkai: panjang 16,5 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu halus berwarna putih, warna hijau tua; Brakteola: berukuran kecil; Bunga: kelopak, mahkota dan bibir berwarna putih, tugu berwarna ungu; Kelopak atas: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 0,1 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Mahkota: panjang 0,1 cm, lebar 0,1 cm, bentuk jorong, ujung runcing; Bibir: tidak bercuping, panjang 0,1 cm, lebar 0,1 cm; Tugu: ukurannya sangat kecil. Habitat Ekologi : Epifit, tumbuh di hutan yang terbuka. Tumbuh pada ketinggian 984 m dpl. Distribusi : Thailand, Semenanjung Malaysia, Borneo, Jambi, Sumatera. Gambar 4. 3. 10. Ascidieria longifolia Hook. f,: Tumbuhan Ascidieria longifolia pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 11. Bulbophyllum anguistifolium Blume.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 0,8-2 cm, arah tumbuh menjalar, bentuk bulat telur, permukaan licin, warna hijau; Daun: panjang 20-63 cm, lebar 4,6-14,5 cm, bentuk jorong, ujung meruncing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 1 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau muda; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak, mahkota dan bibir berwarna merah-jingga dibagian ujung, putih dibagian pangkal, bibir dan tugu berwarna oranye; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 0,7 cm, lebar 0,2 cm, bentuk jorong, ujung meruncing; Mahkota: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk jorong, ujung tumpul; Bibir: tidak bercuping, panjang 1,6 cm, lebar 0,1 cm, bentuk segitiga, ujung terbelah, tepi rata, permukaan rata; Tugu: panjang 0,2 cm. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh batang pohon yang besar dan hidup pada hutan yang terbuka.Tumbuh pada ketinggian 883-960 m dpl. Distribusi : Jawa, Semenanjung Malaysia dan Sumatera. Gambar 4. 3. 11. Bulbophyllum anguistifolium Blume,; Tumbuhan Bulbophyllum anguistifolium pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 12. Bulbophylllum elongatum Blume.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 1 cm, arah tumbuh menggantung, jarak antar umbi semu 11 cm, bentuk bulat telur, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, warna hijau tua; Daun: panjang 42-65 cm, lebar 11-14,5 cm, bentuk lonjong memanjang, ujung meruncing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau; Tangkai daun: panjang 7 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau;; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 41 cm, bentuk pipih, permukaan ditutupi oleh banyak brakteola, warna merah muda; Brakteola; bentuk bulat telur, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning pucat- bercak kemerahan, bibir berwarna kuning tua, tugu berwarna kuning; Kelopak atas: panjang 0,8 cm, lebar 0,2 cm, jorong, ujung runcing; Kelopak bawah: panjang 0,8 cm, lebar 0,2 cm, bentuk jorong, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,8 cm, lebar 0,2 cm, bentuk jorong, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak keatas, bentuk bulat, ujung membulat; cuping tengah panjang 0.5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, bertekuk ke bawah, tepi rata, permukaan rata; Tugu: ukurannya sangat kecil. Habitat Ekologi: Epifit, menempel pada batang pohon yang cukup besar. Tumbuh pada ketinggian 921 m dpl. Distribusi : Jawa, Kalimantan, Semenanjung Malaysia dan Sumatera. Gambar 4. 3. 12. Bulbophylllum elongatum Blume,; Tumbuhan Bulbophylllum elongatum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 13. Bulbophyllum flavescens Bl. Lindl.

Habit: herba. Umbi semu: berukuran kecil, tertutupi oleh rimpang, panjang 1 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, warna hijau; Daun: panjang 20-22 cm, lebar 5 cm, bentuk memanjang, ujung meruncing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau; Tangkai daun: panjang 3-6 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 5-21 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau kekuningan; Brakteola; bentuk lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak, mahkota, bibir dan tugu berwarna kuning tua; Kelopak atas: panjang 0,9 cm, lebar 0,5 cm, memanjang, ujung runcing; Kelopak bawah tidak ada; Mahkota: panjang 0,7 cm, lebar 0,3 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; bibir: tidak bercuping, berukuran sangat kecil, ujung bertekuk ke bawah, tepi rata, permukaan berbulu halus berwarna putih; tugu: ukurannya sangat kecil. Habitat : Epifit, tumbuh di hutan terbuka dan teduh. Tumbuh pada ketinggian 914 m dpl. Distribusi : Jawa, Semenanjung Malaysia, dan Sumatera. Gambar 4. 3. 13. Tumbuhan Bulbophyllum flavescens Blume pada habitatnya dan morfologi bunga. 4. 3. 14. Bulbophyllum flavidiforum Carr. Habit: herba. Umbi semu: panjang 2 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat memanjang, permukaan licin, warna hijau tua; Daun: panjang 6-8 cm, lebar 1,2- 1,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau muda; Tangkai daun: panjang 0,2 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 1 cm, bentuk bulat, permukaan licin, putih kekuningan; Brakteola; tidak ada; Bunga: kelopak, mahkota dan bibir berwarna kuning pucat; Kelopak atas: panjang 1,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang-jorong, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung meruncing; Mahkota: panjang 1 cm, lebar 0,1 cm, bentuk jorong, ujung tumpul; Bibir: tidak bercuping, panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing, bertekuk ke kebawah, tepi rata, permukaan rata ; Tugu: panjang 0,2 cm. Habitat Ekologi : Epifit,ditemukan di hutan yang sedikit teduh, menempel pada percabangan pohon dan sering menjuntai kebawah. Tumbuh pada ketinggian 921 m dpl. . Distribusi : Pulau Jawa dan Sumatera. Gambar 4. 3. 14. Bulbophyllum flavidiflorum Carr,; Tumbuhan Bulbophyllum flavidiflorum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 15. Bulbophyllum hirtulum Ridl.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 2 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat telur, permukaan licin, warna hijau; Daun: panjang 8-14 cm, lebar 3-5 cm, bentuk jorong-memanjang, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau tua; Tangkai daun: panjang 10,6 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 7 cm, bentuk bulat, permukaan licin, hijau-kekuningan; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning bergaris merah hati, bibir berwarna merah tua dan tugu berwarna kuning; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung meruncing, permukaan berambut, warna putih hingga merah tua; Kelopak bawah; panjang 0,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk segitiga, ujung runcing, permukaan berambut halus, warna putih hingga merah tua; Mahkota: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Bibir: tidak bercuping, panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, bergaris tengah, tepi beringit, permukaan bergelombang; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang terbuka dan teduh. Tumbuh pada ketinggian 910-947 m dpl. Distribusi : Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Borneo. Gambar 4. 3. 15. Bulbophyllum hirtulum Ridl,; Tumbuhan Bulbophyllum hirtulum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 16. Bulbophyllum lumbriciforme J. J. Sm.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 1,5 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat telur-mamanjang, permukaan memperlihatkan banyak lentisel, warna hijau- kuning pucat; Daun: panjang 10,5 cm, lebar 3 cm, bentuk memanjang-jorong, ujung runcing, permukaan kasap, tepi rata, daging perkamen, warna hijau tua ; Tangkai daun: panjang 1,5 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau- kekuningan; Perbungaan: aksilar, tunggal; Ibu tangkai: panjang 30 cm, bentuk bulat, permukaan licin, kuning-kecoklatan; Brakteola; bentuk segitiga, ujung runcing. berlendir; bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning variasi merah hati, bibir merah tua, tugu berwarna kuning tua; kelopak atas: panjang 1,9 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur-lanset, ujung runcing, tepi berwarna kuning kecoklatan; kelopak bawah; panjang 3,5 cm, lebar 0,5 cm, bentuk segitiga-lanset, ujung runcing; mahkota: berukuran kecil, bentuk memanjang, ujung tumpul; bercuping tiga; cuping samping tegak keatas, bentuk segitiga, ujung meruncing; cuping tengah panjang 0.5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung membulat, bertekuk ke bawah, tepi rata, permukaan rata; tugu: ukurannya sangat kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan terbuka. Tumbuh pada ketinggian 943 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 16. Bulbophyllum lumbriciforme J.J. Sm,;Tumbuhan Bulbophyllum lumbriciforme pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 17. Bulbophyllum obtusipetalum J. J. Sm.

Habit: herba. Umbi semu: berukuran kecil, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat telur, permukaan licin, warna hijau muda; Daun: panjang 9-15 cm, lebar 2,5- 3 cm, bentuk lanset, ujung tumpul, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun: panjang 5 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau-kekuningan; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 10 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau-kekuningan; Brakteola; bentuk memanjang-segitiga, ujung runcing; bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning, bibir warna merah tua, tugu berwarna kuning; kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang-lanset, ujung runcing; kelopak bawah; panjang 0,6 m, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang-segitiga, ujung tumpul; mahkota: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; bibir: tidak bercuping, panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, bertekuk ke bawah, tepi rata, permukaan terbelah; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan terbuka yang teduh. Tumbuh pada ketinggian 903 m dpl. Distribusi : Pulau Jawa dan Sumatera. Gambar 4. 3. 17. Bulbophyllum obtusipetalum J. J. Sm,; Tumbuhan Bulbophyllum obtusipetalum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 18. Bulbophyllum odoratum Blume.

Habit: herba. Umbi semu: berukuran kecil, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau-kekuningan; Daun: panjang 25-30 cm, lebar 25-7 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau muda; Tangkai daun: panjang 10 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 40 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau-kekuningan; Brakteola; bentuk segitiga, ujung runcing; bunga: kelopak mahkota, dan bibir berwarna putih, tugu warna coklat tua; kelopak atas: panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk segitiga, ujung tumpul; mahkota: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; bibir: tidak bercuping, berukuran kecil, bentuk memanjang, ujung tumpul, tepi rata, permukaan rata; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang terbuka, dan dapat tumbuh pada batang pohon yang mengandung humus yang tebal. Tumbuh pada ketinggian 963 m dpl. Distribusi : Semenanjung Malasysia, Borneo dan Sumatera. Gambar 4. 3. 18. Bulbophyllum odoratum Blume,: Tumbuhan Bulbophyllum odoratum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 19. Bulbophyllum ovalifolium Blume.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 0,9 cm, jarak antar umbi semu 0,1 cm, arah tumbuh menjalar, bentuk bulat memanjang, permukaan licin, warna hijau muda; Daun: panjang 2 cm, lebar 0,5 cm, bentuk jorong-memanjang, ujung membulat, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau tua ; Tangkai daun: panjang 0,1 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: aksilar, tunggal; Ibu tangkai: panjang 5 cm, bentuk bulat, permukaan licin, hijau tua-hijua tua; Brakteola tidak ada; bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning terang, bibir dan tugu warna merah kecoklatan; kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; kelopak bawah; panjang 0,6 cm, lebar 0,2 cm, bentuk jorong, ujung runcing; mahkota: berukuran kecil, panjang 0,1 cm, bentuk oval, ujung tumpul; bibir: tidak bercuping panjang 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, tepi rata, permukaan rata; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh di hutan yang terbuka dan ditemukan disekitar rawa rawa sungai. Tumbuh pada ketinggian 925 m dpl. Distribusi : Asia tenggara dan Sumatera. Gambar 4. 3. 19. Bulbophyllum ovalifolium Blume,; Tumbuhan Bulbophyllum ovalifolium pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 20. Bulbophyllum phaeoneuron Schltr.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 0,5 cm, jarak antar umbi semu 0,3 cm, arah tumbuh menjalar, bentuk bulat memanjang, permukaan licin, warna hijau muda; Daun: panjang 1,7 cm, lebar 0,5 cm, bentuk memanjang-jorong, ujung tumpul, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun: panjang 0,1 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna kuning-kemerahan; Perbungaan: aksilar, tunggal; Ibu tangkai: panjang 9 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna kuning-kemerahan; Brakteola tidak ada; bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning kemerahan, bibir dan tugu warna coklat tua; kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; kelopak bawah; panjang 0,7 cm, lebar 0,4 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; mahkota: berukuran kecil, panjang 0,1 cm, bentuk bulat telur-lanset, ujung runcing; bibir: tidak bercuping, panjang 0,3 cm, permukaan berdaging, bentuk bulat telur, ujung tumpul, tepi rata, permukaan rata; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh di hutan terbuka yang lembab dan teduh. Tumbuh pada ketinggian 848 m dpl. Distribusi : Borneo dan Sumatera. Gambar 4. 3. 20. Bulbophyllum phaeoneuron Schltr,; Tumbuhan Bulbophyllum phaeoneuron pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 21. Bulbophyllum sp. 1

Habit: herba. Umbi semu: panjang 1,5 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat telur, permukaan licin, warna hijau kekuningan; Daun: panjang 24 cm, lebar 6 cm, bentuk lanset, ujung terbelah, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun: panjang 10 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 20 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau pucat; Brakteola tidak ada; Bunga kelopak dan mahkota berwarna kuning bergaris merah, bibir berwarna kuning dibagian ujung, merah kekuningan dibagian pagkal, tugu berwarna kuning tua; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur-lanset, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 0,7 cm, lebar 0,4 cm, bentuk segitiga-lanset, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,1 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Bibir: tidak bercuping, panjang 0,5 cm, lebar 0,1 cm, bentuk segitiga- memanjang, ujung runcing, tepi rata, permukaan terbelah; Tugu: panjang 0,5 cm. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh di hutan yang terbuka dan tumbuh dengan ketinggian 914 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 21. Bulbophyllum sp. 1,; Tumbuhan Bulbophyllum sp. 1 pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 22. Bulbophyllum sp. 2

Habit: herba. Umbi semu: panjang 0,5 cm, jarak antar umbi semu 0,2 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan lentisel, warna hijau muda-tua; Daun: panjang 4 cm, lebar 1,1 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan kasap, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun: panjang 0,5 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 5 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau kekuningan; Brakteola tidak ada; Bunga putih kekuningan; Kelopak atas: panjang 0,6 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 0,7 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung meruncing; Mahkota: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk jorong, ujung tumpul; bibir: tidak bercuping, panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing, tepi rata permukaan rata; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang teduh dan gelap dengan tumbuh pada ketinggian 926 m dpl. . Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 22. Bulbophyllum sp. 2,; Tumbuhan Bulbophyllum sp. 2 pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 23. Bulbophyllum sp. 3

Habit: herba. Umbi semu: panjang 0,4 cm, jarak antar umbi semu 0,8 cm, arah tumbuh menjalar, bentuk bulat telur, permukaan licin, warna hijau muda; Daun: panjang 4 cm, lebar 1,1 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan kasap, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun: panjang 0,1 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: aksilar, tunggal; Ibu tangkai: panjang 1 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih kehijauan, bibir berwarna hijau pucat, tugu berwarna putih dibagian ujung, hijau pucat dibagian pangkal; Kelopak atas: panjang 0,6 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 0,6 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung meruncing; Mahkota: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; Bibir: tidak bercuping, panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk segitiga, ujung tumpul, tepi rata, permukaan rata; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh dengan kondisi hutan yang lembab dan teduh. Menempel pada batang pohon yang berhumus. Tumbuh pada ketinggian 899 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 23. Bulbophyllum sp. 3,; Tumbuhan Bulbophyllum sp. 3 pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b 4. 3. 24. Bulbophyllum uniflorum Blume. Habit: herba. Umbi semu: panjang 6-7,5 cm, jarak antar umbi semu 11 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk pipih memanjang, permukaan licin, warna hijau; Daun: panjang 7,7 cm, lebar 0,8 cm, bentuk memanjang-jorong, ujung runcing, permukaan kasap, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun: panjang 2 cm, bentuk bulat, permukaan kasap, warna hijau; Perbungaan: aksilar, mejemuk, tandan, harum; Ibu tangkai: panjang 10 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau tua-kemerahan; Brakteola; bentuk bulat telur, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning kehijauan, bibir berwarna kuning keunguan, tugu berwarna kuning terang; Kelopak atas: panjang 5,5 cm, lebar 1,5 cm, bentuk bulat telur, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 6 cm, lebar 2 cm, bentuk bulat telur, ujung meruncing; Mahkota: panjang 2 cm, lebar 0,7 cm, bentuk bulat telur, ujung meruncing; Bibir: tidak bercuping, panjang 0,5 cm, bentuk segitiga, ujung meruncing, bertekuk ke bawah, tepi berombak, permukaaan rata dibagian pangkal, terbelah dibagian ujung; Tugu: panjang 0,1 cm. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya menempel pada batang pohon yang berhumus. Tumbuh pada ketinggian 867-950 m dpl. Distribusi : Semenanjung Malaysia, Borneo, Sumatera, Jawa dan Filipina. Gambar 4. 3. 24. Bulbophyllum uniflorum Blume,; Tumbuhan Bulbophyllum uniflorum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 25. Bulbophyllum virescens J. J. Sm.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 15,5 cm, jarak antar umbi semu 15 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk pipih memanjang, permukaan berusuk, warna hijau tua; Daun: panjang 42-65 cm, lebar 11-14,5 cm, bentuk jorong, ujung runcing, permukaan kasap, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun: panjang 2 cm, bentuk bulat, permukaan kasap, warna hijau; Perbungaan: aksilar, mejemuk, tandan, berbau busuk; Ibu tangkai: panjang 29 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau-keunguan; Brakteola; bentuk bulat lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning-kehijauan, bibir berwarna ungu; Kelopak atas: panjang 13,5 cm, lebar 1,7 cm, bentuk segitiga, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 17 cm, lebar 2 cm, bentuk segitiga, ujung meruncing; Mahkota: panjang 5 cm, lebar 1,2 cm, bentuk bulat telur, ujung meruncing; bibir: tidak bercuping, panjang 2,5 cm, bentuk jantung, ujung tumpul, bertekuk ke bawah, tepi rata, permukaan terbelah; tugu: panjang 0,2 cm. Habitat : Epifit, ditemukan di hutan yang terbuka. Umumnya menempel pada batang pohon yang berhumus tebal. Tumbuh pada ketinggian 870 m dpl. Distribusi : Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Ambon. Gambar 4. 3. 25. Bulbophyllum virescens J. J. Sm,; Tumbuhan Bulbophyllum virescens pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 26. Bromheadia brevifolia Ridl.

Habit: herba. Batang: panjang 20 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau tua; Daun: panjang 1,1 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, permukaan kasap, tepi rata, daging perkamen, warna hijau kekuningan; Tangkai daun tidak ada: Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai: panjang 3 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna merah kecoklatan; Brakteola; berukuran kecil; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning kecoklatan, bibir berwarna putih kekuningan dibagian ujung, merah hati dibagian tengah, kuning pucat dibagian pangkal, tugu kuning-hijau pucat; Kelopak atas: panjang 1,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset-cekung, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 1,7 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Mahkota: panjang 1,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk segitiga, ujung tumpul; cuping tengah panjang 1,4 cm, lebar 0,3 cm, bentuk memanjang, ujung terbelah, tepi beringgit, permukaan terbelah; Tugu: panjang 0,1 cm. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang terbuka terbuka dan teduh. Tumbuh pada ketinggian 940 m dpl. Distribusi : Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Borneo. Gambar 4. 3. 26. Bromheadia brevifolia Ridl,; Tumbuhan Bromheadia brevifolia pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 27. Bromheadia rupestris Ridl.

Habit: herba. Batang: panjang 20 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk pipih, permukaan berusuk, warna hijau-kemerahan; Daun: panjang 5-11 cm, lebar 1,5 cm, bentuk memanjang, ujung terbelah, permukaan kasap, tepi rata, daging perkamen, warna hijau tua; Tangkai daun tidak ada: Perbungaan: terminal, mejemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 30 cm, bentuk bulat, permukaan beralur, warna coklat kehitaman, berlendir; Brakteola; bentuk segitiga, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning pucat, bibir berwarna kuning pucat-putih keunguan, tugu kuning tua; Kelopak atas: panjang 2,3 cm, lebar 0,5 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 1,7 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Mahkota: panjang 2,2 cm, lebar 0,4 cm, bentuk lanset, ujung meruncing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk segitiga, ujung melancip; cuping tengah panjang 2,1 cm, lebar 3,1 cm, bentuk segitiga, ujung runcing, menggulung keatas, tepi berombak, permukaan cekung; Tugu: panjang 1,4 cm. Habitat Ekologi : Epifit, epifit pada percabangan pohon dan ditemukan di hutan yang terbuka. Tumbuh di hutan pada ketinggian 920 m dpl. Distribusi : Sumatera dan Semenanjung Malaysia. Gambar 4. 3. 27. Bromheadia rupestris Ridl,; Tumbuhan Bromheadia rupestris pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 28. Bromheadia sp.

Habit: herba. Batang: panjang 18-115 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan beralur, warna hijau-merah kehitaman; Daun: panjang 8-20 cm, lebar 0,6-1 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, permukaan kasap, tepi rata, daging perkamen, warna hijau tua; Tangkai daun tidak ada: Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai: panjang 2 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Brakteola; berukuran kecil; Bunga: kelopak berwarna kuning pucat, mahkota berwarna putih, bibir berwarna kuning pucat-putih, tugu kuning pucat; Kelopak atas: panjang 1,4 cm, lebar 0,4 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 1,4 cm, lebar 0,4 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Mahkota: panjang 1 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung runcing; bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk bulat, ujung membulat; cuping tengah panjang 1,6 cm, lebar 3,1 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, tepi beringgit, permukaan berombak; tugu: panjang 1,4 cm. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan menempel pada batang pohon yang berhumus. Tumbuh dengan ketinggian 866 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 28. Bromheadia sp.; Tumbuhan Bromheadia sp. pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 29. Calanthe clavicalcar J. J. Sm.

Habit: herba. Umbi semu: berukuran kecil, tertutup oleh pelepah daun, arah tumbuh tegak lurus, permukaan berusuk, berwarna hijau; Daun: panjang 50-63 cm, lebar 4 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau muda; Tangkai daun: panjang 27 cm, bentuk bulat, permukaan kasap, warna hijau; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 30 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Brakteola; bentuk bulat lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna oranye, bibir berwarna oranye kekuningan; Kelopak atas: panjang 1,4 cm, lebar 0,4 cm, bentuk jorong, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 1,6 cm, lebar 0,5 cm, bentuk jorong, ujung meruncing; Mahkota: panjang 1,4 cm, lebar 0,8 cm, bentuk jorong, ujung meruncing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk bulat telur, ujung membulat; cuping tengah panjang 2,2 cm, lebar 0,8 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, tepi rata, permukaan terbelah; tugu: panjang 0,5 cm. Habitat Ekologi : Teresterial, ditemukan di hutan terbuka dengan kondisi hutan yang lembab dan teduh, tumbuh pada serasah- serasah pohon yang cukup tebal. Tumbuh pada ketinggian 919 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 29. Calanthe clavicalcar J. J. Sm,; Tumbuhan Calanthe clavicalcar pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 30. Calanthe pulchra Blume.

Habit: herba. Umbi semu: berukuran kecil, tumbuh rapat, arah tumbuh tegak lurus, permukaan berusuk, warna hijau; Daun: panjang 63-70 cm, lebar 7 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun: panjang 20 cm, bentuk bulat, permukaan kasap, warna hijau; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 27 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau; Brakteola; bentuk bulat lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning emas, bibir berwarna orange tua; Kelopak atas: panjang 1,4 cm, lebar 0,8 cm, bentuk jorong, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 1,6 cm, lebar 0,5 cm, bentuk jorong, ujung meruncing; Mahkota: panjang 1,4 cm, lebar 0,8 cm, bentuk jorong, ujung meruncing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk bulat telur, ujung membulat; cuping tengah panjang 2 cm, lebar 0,7 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, tepi rata, permukaan terbelah; tugu: panjang 0,3 cm. Habitat Ekologi : Teresterial, ditemukan di hutan yang berhumus, menyukai kondisi hutan yang lembab dan teduh, dapat tumbuh di sepanjang aliran sungai.Tumbuh pada ketinggi an 840-1023 m dpl. Distribusi : Thailand, Sumatera, Jawa, Filipina, Borneo dan Semenanjung Malaysia. Gambar 4. 3. 30. Calanthe pulchra Blume,; tumbuhan Calanthe pulchra pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 31. Calanthe rigida Carr.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 6 cm,tertutup oleh pelepah daun, arah tumbuh tegak lurus, warna hijau; Daun: panjang 65-80 cm, lebar 13-16 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun: panjang 17 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 32 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Brakteola; bentuk bulat lanset, ujung meruncing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih kekuningan, bibir berwarna kuning terang; Kelopak atas: panjang 1,5 cm, lebar 0,5 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 1,5 cm, lebar 0,5 cm, bentuk lanset, ujung meruncing; Mahkota: panjang 1,4 cm, lebar 0,3 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk segitiga, ujung runcing; cuping tengah panjang 2 cm, lebar 0,5 cm, bentuk segitiga-memanjang, ujung meruncing, tepi rata, permukaan rata; tugu: panjang 0,6 cm. Habitat Ekologi : Teresterial, ditemukan di hutan yang berhumus, menyukai kondisi hutan yang lembab dan teduh, dapat tumbuh di sepanjang aliran sungai.Tumbuh pada ketinggi an 833-917 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 31. Calanthe rigida Carr,; Tumbuhan Calanthe rigida pada habitatnya a, morfologi bunga a b

4. 3. 32. Chelonistele sulphurea Blume.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 6-7,5 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat telur, permukaan licin, warna hijau muda; Daun: panjang 8,5-14 cm, lebar 3,7 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau tua-kemerahan; Tangkai daun: panjang 3,5 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau-kekuningan; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 16 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau kecoklatan; Brakteola; bentuk bulat lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih, bibir berwarna kuning kecoklatan di bagian tengah, putih di bagian ujung, tugu berwarna putih kecoklatan; Kelopak atas: panjang 1,5 cm, lebar 0,6 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 2 cm, lebar 0,6 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Mahkota: panjang 2 cm, lebar 0,7 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, menggulung ke belakang; Bibir: bercuping tiga; cuping samping menggulung, bentuk memanjang, ujung tumpul; cuping tengah panjang 1,7 cm, lebar 0,5 cm, bentuk segitiga-memanjang, ujung terbelah, tepi rata, permukaan terbelah; Tugu: panjang 0,5 cm. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya ditemukan di hutan terbuka dan teduh, tumbuh pada percabangan utama pohon. Tumbuh pada ketinggiaan 929 m dpl. . Distribusi : Semenanjung Malaysia, Jawa, Borneo, Filipina, Sumatera. Gambar 4. 3. 32. Chelonistele sulphurea Blume,; Tumbuhan Chelonistele sulphurea pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 33 . Coelogyne cuprea Wendl.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 6,5-11 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat memanjang, permukaan licin, warna hijau tua; Daun: panjang 14-20 cm, lebar 3,6-5 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi berombak, daging perkamen, warna hijau tua; Tangkai daun: panjang 3 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 40 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna coklat; Brakteola; bentuk bulat lanset, ujung runcing; Bunga: merah muda salmon; Kelopak atas: panjang 3,2 cm, lebar 1,1 cm, bentuk bulat telur-memanjang, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 3,2 cm, lebar 0,6 cm, bulat telur-memanjang, ujung runcing; Mahkota: panjang 3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk bulat telur, ujung tumpul; cuping tengah panjang 2,2 cm, lebar 0,5 cm, bentuk jantung, ujung tumpul, tepi bergerigi, permukaan berombak; Tugu: panjang 0,5 cm. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh di hutan terbuka yang teduh. Tumbuh pada ketinggian 984 m dpl. Distribusi : Borneo dan Sumatera. Gambar 4. 3. 33. Coelogyne cuprea Wendl,; Tumbuhan Coelogyne cuprea pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b 4. 3. 34. Coelogyne incrassta Blume. Habit: herba. Umbi semu: panjang 7 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk lonjong-memanjang, permukaan berusuk, warna hijau pucat; Daun: panjang 21,5 cm, lebar 5 cm, bentuk memanjang-jorong, ujung runcing, permukaan licin, tepi berombak, daging perkamen, warna hijau; kemerahan. Tangkai daun: panjang 0,5 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 10 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau coklat; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna coklat muda, bibir berwarna oranye-kuning di bagian tengah; Kelopak atas: panjang 3,2 cm, lebar 1,1 cm, bentuk bulat telur-memanjang, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 2 cm, lebar 0,4 cm, bulat telur-memanjang, ujung runcing; Mahkota: panjang 1,5 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk bulat memanjang, ujung tumpul; cuping tengah panjang 1,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, tepi rata, permukaan rata; Tugu: panjang 0,8 cm. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh di hutan terbuka yang teduh. Tumbuh pada ketinggian 850-922 m dpl. Distribusi : Jawa, Sumatera, Bengkulu dan Kepulauan Mentawai. Gambar 4. 3. 34. Coelogyne incrassata Blume,; Tumbuhan Coelogyne incrassata pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 35. Coelogyne sp.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 13 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat-memanjang, permukaann licin, warna hijau tua; Daun: panjang 10 cm, lebar 5 cm, bentuk jorong, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau; kemerahan. Tangkai daun: panjang 0,5 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 22 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau kekuningan Brakteola: bentuk segitiga, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih mengkilat, bibir berwarna putih kuning kecoklatan, tugu berwarna putih kecoklatan; Kelopak atas: panjang 2 cm, lebar 0,6 cm, bentuk segitiga, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 2 cm, lebar 0,5 cm, bentuk jorong, ujung runcing; Mahkota: panjang 1,8 cm, lebar 0,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping terbuka lebar, bentuk memanjang, ujung rompang; cuping tengah panjang 2 cm, lebar 1,5 cm, bentuk segitiga, ujung meruncing, bertekuk kebawah, tepi bergerigi, permukaan berombak dan terbelah; Tugu: panjang 3,5 cm. Habitat Ekologi : Epifit ditemukan di hutan lembab dan teduh. Tumbuh menjalar di permukaan batang pohon berhumus tebal. Tumbuh pada ketinggian 882-940 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 35. Coelogyne sp.,; Tumbuhan Coelogyne sp. pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 36. Coelogyne xyrekes Ridl.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 6,4 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat telur, bersegmen 4, permukaan licin, warna hijau muda-hijau tua; Daun: panjang 25-30 cm, lebar 3-4,5 cm, bentuk jorong, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau-kemerahan; Tangkai daun: panjang 0,2 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 12 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau tua. Brakteola: bentuk lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna coklat muda, bibir berwarna coklat kehitaman; Kelopak atas: panjang 5,2 cm, lebar 2,4 cm, bentuk lanset, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 5,5 cm, lebar 1,7 cm, bentuk jorong, ujung runcing; Mahkota: panjang 5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk pita memanjang, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping terbuka lebar, bentuk memanjang, ujung tumpul; cuping tengah panjang 5 cm, lebar 2,5 cm, bentuk memanjang, ujung meruncing, menggulung ke bawah, tepi bergerigi ganda, permukaan beringgit dan terbelah; Tugu: panjang 3,4 cm. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan terbuka dan banyak menempel pada percabangan pohon yang tidak terlalu tinggi. Tumbuh pada ketinggian 850-950 m dpl. Distribusi : Thailand, Semenanjung Malaysia dan Sumatera. Gambar 4. 3. 36. Coelogyne xyrekes Ridl,; Tumbuhan Coelogyne xyrekes pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 37. Corybas holtumii J. Dransf. G . Sm.

Habit: herba. Batang: panjang 2 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bersegi, permukaan licin, warna hijau muda; Daun: panjang 1,7 cm, lebar 1,5 cm, bentuk bangun jantung, ujung meruncing, permukaan licin, tepi rata, daging tipis lunak, warna hijau-urat-urat putih; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai: panjang 1 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau muda. Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak berwarna kuning pucat-putih kekuningan, mahkota dan bibir berwarna putih, tugu berwarna kuning pucat; Kelopak atas 1, panjang 2,6 cm, lebar 0,6 cm, lanset, ujung runcing; Kelopak bawah 2, panjang 2,6 cm, lebar 0,6 cm, lanset, ujung runcing; Mahkota 2, panjang 2 cm, lebar 0,3 cm, memanjang, ujung tumpul; Bibir: bercuping tiga;; cuping samping melebar, bentuk membulat, ujung membulat; cuping tengah panjang 3 cm, lebar 0,7 bentuk segitiga memanjang, ujung terbelah, tepi bergerigi, permukaan rata; Tugu panjang 1,7 cm. Habitat Ekologi : Teresterial, ditemukan di hutan yang menyukai kondisi lembab dan teduh. Jenis ini ditemukan pada kayu-kayu yang sudah mengalami pelapukaan dan tumbuh pada ketinggian 924 m dpl. . Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 37. Tumbuhan Corybas holtumii J. Dransf. G. Sm. pada habitatnya dan morfologi bunga.

4. 3. 38. Cryptostylis javanica J. J. Sm.

Habit: herba. Rimpang; kecil, pendek. Daun: panjang 5,5-10 cm, lebar 3-7,5 cm, bentuk jorong, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging tipis lunak, warna hijau-peruratan hijau tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 22 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau kecoklatan. Brakteola; bentuk memanjang, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna hijau muda, bibir berwarna putih bercak merah muda, tugu berwarna kuning; Kelopak atas: panjang 2 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 1,2 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk jorong, ujung runcing; Bibir: tidak bercuping, tegak keatas, panjang 2 cm, lebar 1,5 cm, bentuk segitiga, ujung tumpul, tepi rata, permukaan rata; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Teresterial, umumnya tumbuh pada daerah yang terbuka dan di temukan di serasah-serah pohon dan sedikit berhumus tebal. Distribusi : Sumatera dan Jawa. Gambar 4. 3. 38. Cryptostylis javanica J. J. Sm,; Tumbuhan Cryptostylis javanica pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 39. Cystorchis stenoglossa Schltr.

Habit: herba. Batang: panjang 10,5 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan berambut berwarna putih, warna coklat kehitaman; Daun: panjang 3,7 cm, lebar 2,5 cm, bentuk bulat telur-jorong, ujung runcing, permukaan berbulu berwarna putih, tepi berombak, daging seperti kertas, warna coklat kemerahan; Tangkai daun: panjang 1,1 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 1 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna hijau muda. Brakteola; bentuk lanset, ujung meruncing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna merah dengan putih di bagian ujung, hijau di bagian bawah, bibir berwarna putih; Kelopak atas: panjang 1 cm, lebar 0,3 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, permukaan berbulu berwarna putih; Kelopak bawah; panjang 1,2 cm, lebar 0,3 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Mahkota: panjang 0,9 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Bibir: tidak bercuping, panjang 1,5 cm, lebar 0,4 cm, bentuk segitiga, ujung tumpul, tepi rata, permukaan rata; Tugu panjang 0,6 cm. Habitat Ekologi : Saprofit, tumbuh pada kondisi hutan yang lembab dan teduh. Dijumpai tumbuh pada tumpukan serasah- serasah pohon. Tumbuh pada ketinggian 882-1038 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 39. Cystorchis stenoglossa Schltr,; Tumbuhan Cystorchis stenoglossa pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 40. Cystorchis variegata Blume.

Habit: herba. Batang: panjang 15-20 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan berambut berwarna putih, warna hijau; Daun: panjang 4,5 cm, lebar 2,5 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing, permukaan licin, tepi berombak, daging seperti kertas, warna hijau-urat kekuningan; Tangkai daun: panjang 2 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 1 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna hijau muda. Brakteola; bentuk bulat telur, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna merah dengan putih di bagian ujung, hijau di bagian bawah, bibir berwarna putih; Kelopak atas: panjang 1 cm, lebar 0,3 cm, , bentuk bulat telur, ujung tumpul, permukaan berbulu berwarna putih; Kelopak bawah; panjang 1,2 cm, lebar 0,3 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul, permukaan berbulu berwarna putih; Mahkota: panjang 0,9 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, permukaan berbulu berwarna putih; Bibir: tidak bercuping; panjang 2 cm, lebar 0,5 cm, bentuk segitiga, ujung membulat, tepi rata, permukaan rata; Tugu panjang 0,2 cm. Habitat Ekologi : Saprofit, tumbuh pada kondisi hutan yang lembab dan teduh. Dijumpai tumbuh pada tumpukan serasah- serasah pohon. Tumbuh pada ketinggian 904-1023 m dpl. Distribusi : Filipina, Semenanjung Malaysia, Sumatera. Gambar 4. 3. 40. Cystorchis variegata Blume,; Tumbuhan Cystorchis variegata pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 41. Dendrobium compressicaule J. J. S.m

Habit: herba. Batang: panjang 50 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk pipih memanjang, permukaan berusuk, warna hijau pucat; Daun: panjang 4,3 cm, lebar 0,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: berukuran kecil, bentuk bulat, permukaan licin, berwarna hijau; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih, bibir berwarna merah keunguan, tugu berwarna putih; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 1 cm, lebar 0,6 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,6 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, bertekuk kebelakang; Bibir: bercuping tiga; cuping samping terbuka lebar, bentuk segitiga, ujung meruncing; cuping tengah panjang 1 cm, lebar 0,8 cm, bentuk bulat, ujung tumpul, tepi bergerigi, permukaan terbelah: Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang teduh dan terbuka. Tumbuh pada ketinggian 928 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 41. Dendrobium compressicaule J. J. Sm,; Tumbuhan Dendrobium compressicaule pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 42. Dendrobium excavatum Blume.

Habit: herba. Batang: panjang 14 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau tua; Daun: panjang 4 cm, lebar 1,2 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan kasap, tepi rata, daging perkamen, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar, tunggal; Ibu tangkai: tidak ada; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna hijau, bibir berwarna kuning bercak kemerahan; Kelopak atas: panjang 0,7 cm, lebar 0,5 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 0,8 cm, lebar 0,4 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,6 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang-spatula, ujung runcing-cekung, tepi rata, permukaan terbelah, berlendir; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh pada daerah yang teduh, menempel pada batang pohon mengandung sedikit humus yang tebal. Tumbuh pada ketinggian 947 m dpl. Distribusi : Kamboja, Semenanjung Malaysia, New Guinea, Jawa, Borneo, dan Sumatera. Gambar 4. 3. 42. Dendrobium excavatum Blume,; Tumbuhan Dendrobium excavatum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 43. Dendrobium hosei Ridl.

Habit: herba. Batang: panjang 68 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau tua kehitaman; Daun: panjang 7-8,5 cm, lebar 0,9 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 2 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau muda; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna hijau, bibir berwarna kuning kecoklatan, tugu berwarna putih; Kelopak atas: panjang 0,7 cm, lebar 0,7 cm, bentuk segitiga, ujung meruncing; Kelopak bawah; panjang 1 cm, lebar 0,4 cm, bentuk segitiga, ujung meruncing; Mahkota: panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung runcing, terpuntir kebelakang; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk bulat, ujung tumpul; cuping tengah panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, terbuka lebar, bentuk bulat, ujung tumpul, tepi bergerigi halus, permukaan permukaan terbelah banyak; Tugu: panjang 0,8 cm. Habitat : Epifit, ditemukan di hutan yang menyukai kondisi hutan terbuka dan teduh. Tumbuh pada ketinggian 931 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 43. Dendrobium hosei Ridl,; Tumbuhan Dendrobium hosei pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b 4. 3. 44. Dendrobium indivisum Blume. Habit: herba. Batang: panjang 14 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau kemerahan. Daun: panjang 4 cm, lebar 1,2 cm, bentuk segitiga, ujung runcing, permukaan kasap, tepi rata, daging tebal, warna hijau tua-kemerahan; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar dan terminal, tunggal; Ibu tangkai: berukuran kecil; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning bergaris kemerahan, bibir berwarna putih kemerahan, tugu berwarna kuning bintik merah muda; Kelopak atas: panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,3 cm, lebar 0,4 cm, bentuk membulat, ujung membulat, tepi bergerigi, permukaan rata; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan teduh dan terbuka. Biasanya tumbuh pada batang pohon yang besar. Tumbuh pada ketinggian 933 m dpl. Distribusi : Asia Tenggara, Kepulauan Archipelago dan Sumatera. Gambar 4. 3. 44. Dendrobium indivisum Blume,; Tumbuhan Dendrobium indivisum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 45. Dendrobium minutigibbum J.J. Sm.

Habit: herba. Batang: panjang 20-30 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau. Daun: panjang 4 cm, lebar 1,2 cm, bentuk segitiga, ujung runcing, permukaan kasap, tepi rata, daging perkamen, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar dan terminal, tunggal; Ibu tangkai: berukuran kecil; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna merah tua, bibir berwarna kuning kemerahan, tugu berwarna putih; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk bulat telur, ujung meruncing, permukaan berambut berwarna hitam; Kelopak bawah; panjang 0,9 cm, lebar 0,5 cm, bentuk bulat telur, ujung meruncing, permukaan berambut berwarna hitam; Mahkota: panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung meruncing, permukaan berambut berwarna hitam; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,6 cm, lebar 0,2 cm, bentuk seperti spatula, ujung tumpul, tepi rata, permukaan berambut berwarna hitam; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, menempal pada batang pohon yang mengandung humus. Tumbuh pada ketinggian 923 m dpl. . Distribusi : Vietnam, Cambodia, Thailand, Burma, Semenanjung Malaysia, Borneo, Jawa dan Sumatera. Gambar 4. 3. 45. Dendrobium minutigibbum J. J. Sm,; Tumbuhan Dendrobium minutigibbum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 46. Dendrobium rosellum Ridl.

Habit: herba. Batang: panjang 50-59 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk pipih, permukaan berusuk, warna hijau. Daun: panjang 4 cm, lebar 10,5 cm, bentuk bulat telur-jorong ujung runcing, permukaan kasap, tepi rata, daging perkamen, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar dan terminal, tunggal; Ibu tangkai: berukuran kecil, panjang 0,4 cm. Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih keunguan, bibir berwarna putih, tugu kuning pucat; Kelopak atas: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 0,9 cm, lebar 0,5 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Mahkota: panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung meruncing; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,6 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat memanjang, , ujung tumpul, tepi bergerigi, permukaan rata; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan dihutan terbuka dan menempel pada batang pohon yang besar.Tumbuh pada ketinggian 918 m dpl. Distribusi : Borneo, Semenanjung Malaysia dan Sumatera. Gambar 4. 3. 46. Dendrobium rosellum Ridl,; Tumbuhan Dendrobium rosellum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 47. Dendrobium singaporense A. D. Hawkes A. H Heller.

Habit: herba. Batang: panjang 40-49 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau tua-kecoklatan. Daun: panjang 10-15 cm, bentuk pinsil, ujung tumpul, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar, tandan; Ibu tangkai: tidak ada; Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih kekuningan- oranye, bibir berwarna putih keunguan di bagian tengah; Kelopak atas: panjang 2,5 cm, lebar 0,5 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 2,5 cm, lebar 0,5 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,9 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk segitiga, ujung rompang; cuping tengah panjang 1,8 cm, lebar 0,5 cm, terbuka lebar, bentuk segitiga, ujung runcing; Tugu: panjang 0,7 cm. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan teduh yang kondisi hutan dan terbuka. Menempel pada batang pohon yang cukup besar. Tumbuh pada ketinggian 940 m dpl. . Distribusi : Thailand, Semenanjung Malaysia, Borneo dan Sumatera. Gambar 4. 3. 47. Tumbuhan Dendrobium singaporense A. D. Hawkes Heller. pada habitatnya dan morfologi bunga.

4. 3. 48. Dendrobium sp.

Habit: herba. Batang: panjang 14 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, warna hijau. Daun: panjang 6-10 cm, lebar 1-2,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau kekuningan; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai tidak ada: Brakteola tidak ada; Bunga: kelopak, mahkota dan bibir berwarna putih kekuningan, tugu berwarna kuning; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 2,5 cm, lebar 0,5 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,8 cm, lebar 0,4 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,6 cm, lebar 0,2 cm, tegak, bentuk segitiga, ujung tumpul, tepi beringgit, permukaan terbelah dibagian pangkal; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang teduh dan terbuka. Biasanyaa tumbuh dekat akar pada batang pohon yang ditumpanginya. Tumbuh pada ketinggian 941 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 48. Dendrobium sp; Tumbuhan Dendrobium sp. pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 49. Didymoplexiella sp.

Habit: herba. Batang: panjang 22 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, coklat kehitaman. Daun tidak ada: Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai tidak ada: Brakteola: bentuk lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak, mahkota berwarna kuning kecoklatan, bibir berwarna putih kecoklatan, tugu kuning-oranye; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,4 cm, bentuk bulat telur, ujung terbelah; Kelopak bawah; panjang 0,7 cm, lebar 0,5 cm, bentuk bulat telur, ujung terbelah; Mahkota: panjang 0,8 cm, lebar 0,4 cm, bentuk bulat telur, ujung membulat; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,6 cm, lebar 0,2 cm, tegak, bentuk segitiga, ujung runcing, tepi rata, permukaan rata; tugu: bertekuk ke bawah, berukuran kecil. Habitat Ekologi : Saprofit, ditemukan di hutan dengan kondisi habitatnya lembab dan teduh. Biasanya dijumpai tumbuh pada serasah-serasah pohon yang cukup tebal. Tumbuh pada ketinggian 916 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 49. Morfologi bunga Didymoplexiella sp.

4. 3. 50. Dipodium pictum Blume.

Habit: herba. Batang: panjang 1,75 m, arah tumbuh memanjat, bentuk bulat, tertutup oleh pangkal daun, warna hijau; Daun: panjang 30-40 cm, lebar 2,5 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 20 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, berwarna hijau tua- kecoklatan; Brakteola: bentuk bulat telur ujung runcing; Bunga: kelopak, mahkota dan bibir berwarna kuning bercak kecoklatan, tugu kuning tua; Kelopak atas: panjang 2 cm, lebar 1,1 cm, bentuk lanset, ujung membulat; Kelopak bawah; panjang 2 cm, lebar 1,1 cm, bentuk lanset, ujung meruncing; Mahkota: panjang 0,9 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung membulat; Bibir: bercuping tiga; cuping samping bentuk lanset, ujung membulat; cuping tengah panjang 1 cm, lebar 0,4 cm, bentuk segitiga, ujung runcing, tepi rata, permukaan rata; tugu: panjang 0,6 cm. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh pada hutan terbuka. Menempel pada batang pohon besar. Tumbuh pada ketinggian 946 m dpl. Distribusi : Borneo, Jawa, Semenanjung Malaysia, Filipina, Kepulauan Mentawai dan Sumatera. Gambar 4. 3. 50. Dipodium pictum Blume,; Tumbuhan Dipodium pictum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 51. Epigeneium cymbidioides Blume.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 2,5 cm, jarak antar umbi semu 2,5 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat telur, permukaan liin, warna hijau-kuning pucat; Daun: panjang 5 cm, lebar 2,7 cm, bentuk lanset, ujung terbelah, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 15 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau tua. Brakteola: bentuk bulat telur, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning, bibir berwarna putih dibagian pangkal, kuning kecoklatan dibagian tengah, kuning pucat dibagian ujung, tugu berwarna putih kecoklatan; Kelopak atas: panjang 1,3 cm, lebar 0,6 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 5,5 cm, lebar 1,7 cm, lanset, ujung tumpul; Mahkota: panjang 5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung rompang; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk ujung tumpul; cuping tengah panjang 1,4 cm, lebar 1,3 cm, bentuk segitiga, ujung tumpul, tepi bergerigi, permukaan berombak dan terbelah;Ttugu: panjang 3,4 cm. Habitat Ekologi : Epifit, di temukan hutan teduh dan terbuka. Kebanyakan menempel pada batang pohon yang cukup besar. Tumbuh pada ketinggian 940 m dpl. Distribusi : Jawa dan Sumatera. Gambar 4. 3. 51. Epigeneium cymbidioides Blume,; Tumbuhan Epigeneium cymbidioides pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 52. Eria bicristata Blume.

Habit: herba. Umbi semu: berukuran kecil, tertutup pangkal daun, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, warna hijau; Daun: panjang 6-13 cm, lebar 0,4 cm, bentuk linear, ujung tumpul, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 2 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau muda. Brakteola: bentuk bulat telur, ujung tumpul; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih, bibir ungu; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 0,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Mahkota: panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk lanset, ujung tumpul; cuping tengah panjang 1 cm, lebar 0,4 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, menempel pada batang pohon yang tidak terlalu tinggi. Tumbuh pada ketinggian 920 m dpl. Distribusi : Semenanjung Malaysia dan Sumatera. Gambar 4. 3. 52. Tumbuhan Eria bicristata Blume pada habitatnya dan morfologi bunga

4. 3. 53. Eria compressoclavata J. J. Sm.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 8 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, ditutupi oleh pelepah, warna hijau; Daun: panjang 7,5-10 cm, lebar 2,5 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau muda; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai: panjang 3,5 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna hijau kekuningan. Brakteola tidak ada: Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning kemerahan di bagian bawah, bibir berwarna kuning di bagian ujung, merah di bagian bawah, tugu berwarna merah tua; Kelopak atas: panjang 0,9 cm, lebar 0,8 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 1 cm, lebar 0,9 cm, bentuk lanset, ujung meruncing; Mahkota: panjang 1 cm, lebar 0,5 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk lanset, ujung melancip; cuping tengah panjang 1,2 cm, lebar 0,4 cm, permukaan bentuk segitiga, ujung runcing, tepi rata, permukaan berombak dan terbelah; Tugu: panjang 0,7 cm. Habitat Ekologi : Epifit, tumbuh di hutan yang teduh dan terbuka, menempel pada batang pohon yang tidak terlalu tinggi dan mengandung humus yang tebal. Tumbuh pada ketinggian 914 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 53. Eria compressoclavata J. J. Sm,; Tumbuhan Eria compressoclav ata pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b 4. 3. 54. Eria cymbidifolia Ridl. Habit: herba. Umbi semu: berukuran kecil, tertutup oleh pangkal daun, arah tumbuh menggantung, warna hijau; Daun: panjang 47-59 cm, lebar 1,2-2,5 cm, bentuk memanjang, ujung meruncing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau muda; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 30 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna putih kekuningan. Brakteola tidak ada: Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih, bibir berwarna putih dengan bercak merah; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 0,4 cm, lebar 0,3 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, bentuk segitiga, ujung tumpul; cuping tengah panjang 0,4 cm, lebar 0,4 cm, bentuk segitiga, ujung tumpul, tepi rata, permukaan rata; tugu: panjang 0,1 cm. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang teduh dan terbuka. Kebanyakan menempel batang pohon yang besar. Tumbuh dihutan dengan ketinggian 923 m dpl. Distribusi : Sumatera dan Borneo. Gambar 4. 3. 54. Eria cymbidifolia Ridl,; Tumbuhan Eria cymbidifolia pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 55. Eria densa Ridl.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 20 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk silindris, permukaan bersisik, ditutupi oleh pelepah, warna hijau; Daun: panjang 19 cm, lebar 3,6 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar dan terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 17 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna kuning. Brakteola tidak ada: Bunga: merah muda, permukaan berbulu berwarna putih; Kelopak atas: panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Kelopak bawah: panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk oval, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk lanset, ujung tumpul; Bibir: bercuping tiga; cuping samping menyempit, bentuk segitiga, ujung runcing; cuping tengah panjang 0,4 cm, lebar 0,4 cm, bentuk segitiga, ujung terbelah, tepi rata, permukaan rata; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang teduh dan terbuka Menempel batang pohon rendah dan berhumus.Tumbuh dihutan dengan ketinggian 904 m dpl. Distribusi : Thailand, Semenanjung Malaysia, Borneo dan Sumatera. Gambar 4. 3. 55. Eria densa Ridl,; Tumbuhan Eria densa pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 56. Eria genuflexa J. J. Sm.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 28 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan berusuk, ditutupi oleh pelepah, warna hijau tua-kecoklatan; Daun: panjang 15 cm, lebar 3,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai: panjang 1,7 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna kuning kehijauan; Brakteola tidak ada: Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih kekuningan, bibir berwarna merah tua di bagian pangkal, tugu berwarna kuning; Kelopak atas: panjang 1,6 cm, lebar 0,5 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 1,6 cm, lebar 0,7 cm, bentuk memanjang, ujung meruncing; Mahkota: panjang 1 cm, lebar 0,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping tegak, terbelah dua, bentuk memanjang, ujung runcing; cuping tengah panjang 1,1 cm, lebar 0,4 cm, melebar, bentuk segitiga, ujung runcing, tepi rata, permukaan berombak dan terbelah; Tugu: panjang 0,7 cm. Habitat Ekologi : Epifit, tumbuh di hutan yang teduh dan terbuka Menempel batang pohon rendah dan berhumus. Tumbuh dihutan dengan ketinggian 917 m dpl. Distribusi : Sumatera dan Borneo. Gambar 4. 3. 56. Eria genuflexa J. J. Sm,; Tumbuhan Eria genuflexa pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 57. Eria merapiensis

Schltr. Habit: herba. Umbi semu: panjang 20 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk silindris, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, ditutupi oleh pelepah, warna hijau tua; Daun: panjang 10-14,5 cm, lebar 1-1,7 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: aksilar dan terminal,majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 10 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau-kuning muda. Brakteola: bentuk segitiga, ujung meruncing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning, bibir berwarna kuning dibagian pangkal, merah hati dibagian ujung, tugu berwarna kuning tua; Kelopak atas: panjang 1,3 cm, lebar 0,3 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 1,6 cm, lebar 0,7 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Mahkota: panjang 1 cm, lebar 0,5 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,7 cm, lebar 0,5 cm, bentuk segitiga, ujung runcing, tepi rata, permukaan rata; tugu: berukuran kecil Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh di hutan teduh dan terbuka. Tumbuh pada ketinggian 980 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 57. Eria merapiensis Schltr,; Tumbuhan Eria merapiensis pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 58. Eria neglecta Ridl.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 15 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, ditutupi oleh pelepah, warna hijau tua; Daun: panjang 9-11,5 cm, lebar 2-3,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai: panjang 2 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna kuning kehijauan; Brakteola: berukuran kecil, bentuk lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna merah muda kekuningan, bibir berwarna putih kuning pucat, tugu berwarna merah kekuningan; Kelopak atas: panjang 1,5 cm, lebar 0,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 1,5 cm, lebar 0,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Mahkota: panjang 1,4 cm, lebar 0,4 cm, bentuk lanset, ujung runcing; bibir: bercuping tiga; cuping samping, terbelah dua, bentuk memanjang, ujung runcing; cuping tengah panjang 1,1 cm, lebar 0,7 cm, melebar, bentuk memanjang, ujung tumpul, tepi rata, permukaan berombak; Tugu: panjang 0,7 cm. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh pada daerah yang terbuka dengan intensitas cahaya matahari yang cukup. Distribusi : Thailand, Semenanjung Malaysia, Singapura, Borneo dan Sumatera. Gambar 4. 3. 58. Eria neglecta Ridl,; Tumbuhan Eria neglecta pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 59. Eria sp.

Habit: herba. Batang: panjang 35 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau tua-kuning pucat; Daun: panjang 25 cm, lebar 2,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk tandan; Ibu tangkai: panjang 15 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau muda; Brakteola: bentuk segitigia, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning kehijauan, bibir berwarna putih bercak kemerahan di bagian cuping samping, putih berbulu di bagian cuping tengah, tugu berwarna merah kekuningan; Kelopak atas: panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 1,1 cm, lebar 0,5 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; Bibir: bercuping tiga; cuping samping, terbelah dua, bentuk memanjang, ujung tumpul; cuping tengah panjang 0,4 cm, lebar 0,2 cm, melebar, permukaan berbulu halus berwarna putih, bentuk bulat memanjang, ujung membulat, tepi rata, permukaan rata; Tugu: panjang 0,4 cm. Habitat Ekologi : Epifit, Menempel pada batang pohon yang kecil dan tidak terlalu tinggi. Tumbuh pada ketinggian 916 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 59. Eria sp; Tumbuhan Eria sp. pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 60. Eria taluensis Blume.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 1-1,5 cm, arah tumbuh menjalar, bentuk bulat telur, permukaan berusuk, warna hijau-kecoklatan; Daun: panjang 6,7-14,5 cm, diameter 2,5, bentuk pensil, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging daun berdaging, warna hijau muda-tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai: panjang 15 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna kuning-merah hati; Brakteola: bentuk segitiga, ujung tumpul; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning, bibir berwarna kuning kemerahan di bagian pangkal, tugu berwarna merah kekuningan; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk bulat memanjang-bulat telur, ujung tumpul, permukaan berbulu halus berwarna putih; Kelopak bawah; panjang 0,8 cm, lebar 0,3 cm, bentuk memanjang-bulat telur, ujung tumpul, permukaan berbulu halus berwarna putih; Mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan berbulu halus berwarna putih; Bibir: tidak bercuping; panjang 1,5 cm, lebar 0,6 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, tepi beringgit, permukaan rata; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, tumbuh di hutan yang teduh dan terbuka. Menempel pada batang pohon yang besar. Tumbuh pada ketinggian866-940 m dpl. . Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 60. Eria taluensis Blume,; Tumbuhan Eria taluensis pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 61.

Geesinkorchis breviunguculata Shih C. HSU, Gravend. de Vogel Inedit. Habit: herba. Umbi semu: panjang 8 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat telur-memanjang, permukaan licin, warna hijau muda; Daun: panjang 7-29 cm, lebar 3-4 cm, bentuk lanset, ujung meruncing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau tua; Tangkai daun: panjang 6 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau tua; Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai: panjang 15 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau muda-kuning kecoklatan; Brakteola: tidak ada; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna coklat tua kekuningan, bibir berwarna kuning pucat; Kelopak atas: panjang 0,8 cm, lebar 0,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 0,7 cm, lebar 0,4 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,6 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, bertekuk ke belakang; Bibir: bercuping tiga; cuping samping, berukuran kecil, bentuksegitiga, ujung runcing; cuping tengah panjang 0,7 cm, lebar 0,3 cm, bentuk bulat memanjang, ujung terbelah, tepi rata, permukaan terbelah; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, Tumbuh pada batang pohon di pingir-pingir sungai. . Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 61. Geesinkorchis breviunguculata Shih C. HSU, Gravend. de Vogel Inedit,; Tumbuhan Geesinkorchis breviunguculata pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 62. Hetaeria oblongifolia Blume.

Habit: herba. Batang: panjang 35 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna hijau tua. Daun: panjang 5-6,5 cm, lebar 2-2,5 cm, bentuk memanjang-bulat telur, ujung runcing, permukaan licin, tepi berombak, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun: panjang 3 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: terminal, majemuk tandan; Ibu tangkai: panjang 23,5 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna hijau tua; Brakteola: bentuk segitiga, ujung runcing; Bunga: putih kehijauan, berbulu halus, putih; Kelopak atas: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk jorong, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 0,3 cm, lebar 0,3 cm, bentuk jorong, ujung tumpul; Mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung melancip; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,5 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung terbelah, tepi rata, permukaan rata; Tugu: panjang 0,3 cm. Habitat Ekologi : Teresterial, umumnya tumbuh pada daerah lembab dan teduh. Tumbuh pada ketinggian 910 m dpl. Distribusi : Asia Tenggara, Australia, Jawa dan Sumatera. Gambar 4. 3. 62. Hetaeria oblongifolia Blume,; Tumbuhan Hetaeria oblongifolia pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 63. Hylophila lanceolata Blume.

Habit: herba. Batang: panjang 35 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, warna hijau tua. Daun: panjang 5- 6,5 cm, lebar 2-2,5 cm, bentuk lanset, ujung runcing-melancip, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun: panjang 2 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 5 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna kuning muda; Brakteola: bentuk segitiga, ujung runcing; Bunga: jingga kekuningan, permukaan berbulu berwarna putih; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk bulat telur, ujung membulat; Kelopak bawah; panjang 0,6 cm, lebar 0,4 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung melancip; Bibir: bercuping tiga; cuping samping, berukuran kecil, bentuk segitiga, ujung tumpul; cuping tengah panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk seperti lidah, ujung terbelah, tepi rata, permukaan terbelah; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Teresterial, umumnya tumbuh pada daerah yang lembab dan kondisi hutan agak gelap. Tumbuh pada ketinggian 841-935 m dpl. . Distribusi : Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Gambar 4. 3. 63. Hylophila lanceolata Blume,; Tumbuhan Hylophila lanceolata pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b 4. 3. 64. Hylophila sp. Habit: herba. Batang: panjang 44 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, warna coklat tua. Daun: panjang 5-7 cm, lebar 1,2 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun: panjang 5 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau kecoklatan; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 7 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna hijau muda; Brakteola: bentuk memanjang, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna hijau kecoklatan, bibir berwarna putih, permukaan berbulu halus berwarna putih; Kelopak atas: panjang 1 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 1 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Mahkota: panjang 0,9 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung melancip; Bibir: tidak bercuping; berukuran sangat kecil. Habitat Ekologi : Teresterial, umumnya tumbuh pada daerah habitat yang terbuka. Tumbuh pada ketinggian 887 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 64. Hylophila sp,; Tumbuhan Hylophila sp. pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 65. Liparis latifolia Blume.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 8 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat telur-memanjang, permukaan licin, warna coklat; Daun: panjang 7-29 cm, lebar 3- 4 cm, bentuk lanset, ujung meruncing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 20 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna kecoklatan; Brakteola: bentuk segitiga, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna coklat, bibir berwarna merah kecoklatan, tugu berwarna putih kehijauan; Kelopak atas: panjang 0,9 cm, lebar 0,4 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 0,8 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,8 cm, lebar 0,1 cm, bentuk linear, ujung runcing; bibir: tidak bercuping; panjang 1 cm, lebar 0,7 cm, permukaan berbulu berwarna putih, bentuk bulat memanjang, ujung terbelah, tepi bergerigi, permukaan terbelah; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan teduh dan terbuka dengan intensitas cahaya matahari yang cukup. Tumbuh pada ketinggian 900-1017 m dpl. Distribusi : Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan New Guinea. Gambar 4. 3. 65. Liparis latifolia Blume,; Tumbuhan Liparis latifolia pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 66. Liparis sp.

Habit: herba. Umbi semu: berukuran kecil, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat telur, permukaan berusuk, warna hijau muda; Daun: panjang 10 cm, lebar 7,9 cm, bentuk bangun jantung, ujung meruncing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, malai; Ibu tangkai: panjang 20 cm, bentuk bersegi, permukaan licin, warna ungu; Brakteola: bentuk segitiga, ujung runcing; Bunga: ungu violet; Kelopak atas: panjang 0,8 cm, lebar 0,1 cm, bentuk linear, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 0,8 cm, lebar 0,1 cm, bentuk linear, ujung tumpul; Mahkota: panjang 0,8 cm, lebar 0,1 cm, bentuk linear, ujung runcing; bibir: tidak bercuping; panjang 0,7 cm, lebar 0,3 cm, permukaan berombak, bentuk bulat memanjang, ujung rompang, tepi bergerigi, permukaan terbelah; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Teresterial, umumnya tumbuh di hutan gelap yang teduh dan tumbuh pada serasah-serasah pohon yang cukup tebal. Tumbuh pada ketinggian 900 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 66. Liparis sp,; Tumbuhan Liparis sp. pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 67. Liparis tricallosa Rchb. f.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 8, cm, tertutup pelepah daun, arah tumbuh tegak lurus, bentuk memanjang, permukaan licin, warna hijau muda; Daun: panjang 13,5 cm, lebar 5 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi berombak, daging seperti kertas, warna hijau muda; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 31,5 cm, bentuk bersegi, permukaan licin, warna hijau kemerahan; Brakteola: bentuk lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak kuning kehijauan, mahkota berwarna ungu, bibir dan tugu berwarna kuning keunguan; Kelopak atas: panjang 1,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk linear, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 1,6 cm, lebar 0,2 cm, bentuk linear, ujung runcing; Mahkota: panjang 1,6 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memita, ujung runcing; Bibir: tidak bercuping; panjang 1 cm, lebar 0,7 cm, bentuk bangun jantung, ujung tumpul, tepi bergerigi; permukaan rata. Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Teresterial, di temukan di hutan yang lembab dan sedikit gelap. Tumbuh di hutan dengan ketinggian 947 m dpl. . Distribusi : Sumatera, Semenanjung Malaysia, Borneo dan Filipina. Gambar 4. 3. 67. Liparis tricallosa Rchb. f,; Tumbuhan Liparis tricallosa pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 68. Macodes petola Blume.

Habit: herba. Batang: panjang 7-9 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna hijau tua. Daun: panjang 5-6,5 cm, lebar 2-2,5 cm, bentuk memanjang-bulat telur, ujung runcing, permukaan licin, tepi berombak, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun: panjang 3 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: terminal, majemuk tandan; Ibu tangkai: panjang 23,5 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna hijau tua; Brakteola: bentuk segitiga, ujung runcing; Bunga: putih kehijauan, berbulu halus, putih; Kelopak atas: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk jorong, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 0,3 cm, lebar 0,3 cm, bentuk jorong, ujung tumpul; Mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung melancip; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,5 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung terbelah, tepi rata, permukaan rata; Tugu: panjang 0,3 cm. Habitat Ekologi : Teresterial, ditemukan di hutan yang terbuka lembab, teduh dan di temukan di pingiran aliran sungai. Tumbuh pada ketinggian 851 m dpl. Distribusi : Sumatera, Semenanjung Malaysia, Jawa dan Filipina. Gambar 4. 3. 68. Macodes petola Blume,; Tumbuhan Macodes petola pada habitatnya a, morfologi bunga b. b a

4. 3. 69. Odontochilus macrantthus

Hook. f. Habit: herba. Batang: panjang 6 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna kecoklatan. Daun: panjang 2 cm, lebar 1 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing, permukaan licin, tepi beringgit, daging seperti kertas, warna merah kecoklatan; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai: panjang 23,5 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna merah jingga-kecoklatan; Brakteola: bentuk bulat telur, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna merah kekuningan, bibir berwarna kuning tua, tugu putih kekuningan; Kelopak atas: panjang 1,3 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung meruncing; Kelopak bawah: panjang 1,6 cm, lebar 0,4 cm, bentuk lanset, ujung meruncing; Mahkota: panjang 1,2 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung meruncing; Bibir: tidak bercuping; panjang 1,5 cm, lebar 0,9 cm, bentuk bangun ginjal, ujung tumpul, tepi berombak, permukaan rata; tugu: berukuran kecil, bertekuk ke bawah. Habitat Ekologi : Teresterial, ditemukan di hutan yang lembab dan teduh, tumbuh di sepanjang aliran sungai. Tumbuh dengan ketinggian 888 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 69. Odontochilus macrantthus Hook. f,; Tumbuhan Odontochilus macrantthus pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 70. Paphilopedium superbiens Rchb. f. Stein.

Habit: herba. Batang tidak ada: Daun: panjang 23 cm, lebar4,5 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing, permukaan licin, tepi beringgit, daging perkamen, warna hijau tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, tunggal; Ibu tangkai: panjang 39 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna kecoklatan; Brakteola: bentuk lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna hijau bergaris kemerahan, tepi berambut getar, berwarna hitam, bibir berwarna merah hati; Kelopak atas: panjang 5 cm, lebar 4 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; Kelopak bawah: panjang 4,5 cm, lebar 1,5 cm, bentuk bulat telur, ujung melancip; Mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung runcing, terpuntir ke belakang; Bibir: tidak bercuping; panjang 7 cm, lebar 3,6 cm, bentuk seperti kantung; Staminodus: panjang 1 cm, lebar 1,5 cm, bentuk bangun ginjal, ujung tumpul. Habitat Ekologi : Teresterial, banyak tumbuh pada tumpukan serasah daun. Tumbuh pada ketinggian 804-937 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 70. Paphilopedium superbiens Rchb. f. Stein,; Tumbuhan Paphilopedium superbiens pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 71. Peristylus goodyeroides D. Don.

Habit: herba. Batang: panjang 14,5 m, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau. Daun: panjang 16-27 cm, lebar 6,5-11,5 cm, bentuk bulat jorong, ujung meruncing, permukaan licin, tepi beringgit, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 13 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Brakteola: bentuk lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak, mahkota bibir berwarna hijau muda, tugu berwarna kuning; Kelopak atas: panjang 1 cm, lebar 0,2 cm, bentuk jorong, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 1 cm, lebar 0,6 cm, bentuk jorong, ujung runcing; Mahkota: panjang 1 cm, lebar 0,1 cm, bentuk jorong-segitiga, ujung tumpul; Bibir: bercuping tiga; cuping samping, berukuran kecil, bentuk segitiga, ujung runcing; cuping tengah panjang 1,1 cm, lebar 1,1 cm, bentuk segitiga, ujung tumpul, tepi rata, permukaan rata; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Teresterial, ditemukan di hutan yang menyukai kondisi hutan yang lembab, dan teduh. Tumbuh di sepanjang aliran sungai. Distribusi : India, China, New Guinea dan Sumatera. Gambar 4. 3. 71. Peristylus goodyeroides D.Don,; Tumbuhan Peristylus goodyeroides pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 72. Phaius collasus Blume.

Habit: herba. Batang: panjang 1,5 m, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau. Daun: panjang 95 cm, lebar 17 cm, bentuk bulat memanjang, ujung meruncing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau tua; Tangkai daun: panjang 30 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 31,5 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Brakteola: bentuk memanjang, ujung tumpul; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna coklat kemerahan, bibir berwarna putih keunguan di bagian ujung, berwarna coklat di bagian pangkal; Kelopak atas: panjang 5,5 cm, lebar 1,5 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 5,5 cm, lebar 1,5 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; mahkota: panjang 1,6 cm, lebar 0,1 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Bibir: tidak bercuping; panjang 5,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk seperti terompet, ujung tumpul, pangkal bentuk seperti corong, tepi berombak, permukaan terbelah,; Tugu: panjang 2,5 cm. Habitat Ekologi : Teresterial, umumnya tumbuh pada daerah yang habitat yang lembab. Tumbuh pada ketinggian 947 m dpl. Distribusi : Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Gambar 4. 3. 72. Morfologi bunga Phaius collasus Bl. Lindl.

4. 3. 73. Platanthera angustata Bl. Lindl.

Habit: herba. Batang: panjang 31-65 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau. Daun: panjang 6-13 cm, lebar 5-6,5 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau; Tangkai daun: panjang 30 cm, bentuk pipih-bulat, permukaan licin, warna hijau; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 31 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Brakteola: bentuk bulat, ujung meruncing; Bunga: hijau kekuningan; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk jorong, ujung tumpul; Kelopak bawah; panjang 0,8 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung runcing, terpuntir ke belakang; Mahkota: panjang 0,6 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung runcing; Bibir: tidak bercuping; panjang 1 cm, lebar 0,2 cm, bentuk seperti memanjang, ujung tumpul, tepi rata, permukaan rata; Tugu: panjang 0,3 cm. Habitat Ekologi : Teresterial, ditemukan di hutan kondisi hutan yang teduh dan ditutupi oleh serasah pohon yang cukup tebal. Tumbuh pada ketinggian 887 m dpl. Distribusi : Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Gambar 4. 3. 73. Platanthera angustata Blume,; Tumbuhan Platanthera angustata pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b 4. 3. 74. Podochilus lucescens Blume. Habit: herba. Batang: panjang 31-65 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna hijau-merah pucat. Daun: panjang 1 cm, lebar 0,3 cm bentuk memanjang, ujung tumpul, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 2 cm, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, warna hijau tua; Brakteola: bentuk bulat telur, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih kekuningan, bibir berwarna putih keunguan; Kelopak atas: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk rhomboid, ujung membulat; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk segitiga, ujung runcing, tepi rata, permuakaan rata: Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan dihutan yang teduh dan terbuka. Tumbuh pada ketinggian 925 m dpl. Distribusi : Semenanjung Malaysia, Burma, Thailand, Jawa, Borneo, Sulawesi, Filipina dan Sumatera. Gambar 4. 3. 74. Tumbuhan Podochilus lucescens Bl. Bijdr. pada habiatatnya dan morfologi bunga

4. 3. 75. Podochilus microphyllum Lindl.

Habit: herba. Batang: panjang 15 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau-kemerahan. Daun: panjang 0,7 cm, lebar 0,2 cm bentuk memanjang, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 3 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau tua; Brakteola: bentuk lanset, ujung runcing; Bunga: kelopak, mahkota dan bibir berwarna putih keunguan; Kelopak atas: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Mahkota: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk segitiga, ujung runcing, tepi rata, permukaan terbelah: Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh pada daerah yang habitat memiliki intensitas cahaya matahari yang cukup. Distribusi : Vietnam, Kamboja, Thailand, Burma, Semenanjung Malaysia, Jawa, Borneo dan Sumatera. Gambar 4. 3. 75. Podochilus microphyllum Lindl.,; Tumbuhan Podochilus microphyllum pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 76. Podochilus tenius Blume.

Habit: herba. Batang: panjang 8 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau. Daun: panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm bentuk segitiga, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 1,5 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau muda; Brakteola: tidak ada: bunga: kelopak, mahkota dan bibir berwarna putih keunguan, tugu berwarna putih; kelopak atas: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; kelopak bawah; panjang 0,3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; mahkota: panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk lanset, ujung runcing; bibir: tidak bercuping; panjang 0,2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing, tepi rata , permukaan rata: Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, umumnya tumbuh pada hutan yang gelap dan lembab. Tumbuh pada ketinggian 912-944 m dpl Distribusi : Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Borneo. Gambar 4. 3. 76. Podochilus tenius Blume.; Tumbuhan Podochilus tenius pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 77. Podochilus sp.

Habit: herba. Batang: panjang 1-0-20 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, hijau kemerahan. Daun: panjang 0,7 cm, lebar 0,4 cm bentuk jorong, ujung tumpul, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau muda; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 1,1 cm, bentuk bulat, permukaan beralurwarna hijau muda; Brakteola: tidak ada: Bunga: kelopak, mahkota dan bibir berwarna putih, tugu berwarna oranye di bagian ujung; kelopak atas: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; kelopak bawah; panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; mahkota: panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk bulat telur, ujung tumpul; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk membulat, ujung tumpul, tepi rata, permukaan rata: Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan pada hutan yang terbuka dan menempel pada batang pohon yang tidak terlalu besar dan tumbuh pada ketinggian 917 m dpl. Distribusi : Sumatera. Gambar 4. 3. 77. Podochilus sp.,; Tumbuhan Podochilus sp. pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 78. Tainia maingayi Hook. f.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 2,5 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bentuk silindris, permukaan berusuk, warna hijau; Daun: panjang 11-17,5 cm, lebar 5-6 cm, bentuk jorong, ujung meruncing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, warna hijau muda; Tangkai daun: panjang 1,5 cm, bentuk bulat, permukaan licin, hijau kemerahan; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 46 cm, bentuk bulat, permukaan berusuk, warna keunguan; Brakteola: bentuk segitiga, ujung runcing; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna ungu di bagian ujung, kuning di bagian pangkal, bibir putih keunguan; Kelopak atas: panjang 7,5 cm, lebar 0,5 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; Kelopak bawah; panjang 7,5 cm, lebar 0,5 cm, bentuk segitiga, ujung runcing; Mahkota: panjang 4,5 cm, lebar 0,4 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing; bibir: bercuping tiga; cuping samping terbelah dua, bentuk segitiga membulat tepi bergerigi, ujung runcing; cuping tengah panjang 1,2 cm, lebar 1 cm, bentuk segitiga, ujung meruncing, bertekuk ke bawah, tepi bergerigi, permukaan rata; Tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Teresterial, ditemukan di hutan yang lembab dan teduh. Hidup di tumpukan serasah daun. Tumbuh dengan ketinggian 914 m dpl. Distribusi : Semenanjung Malaysia, Jawa, Borneo dan Sumatera. Gambar 4. 3. 78. Tainia maingayi Hook. f,; Tumbuhan Tainia maingayi pada habitatnya a, morfologi bungab. b a

4. 3. 79. Thrixspermum centipeda Lour.

Habit: herba. Batang: panjang 8-10 cm, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, pemukaann berusuk, hijau kekuningan. Daun: panjang 6-9 cm, lebar 1,5-2,5 cm, bentuk jorong, ujung terbelah, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau kekuningan; Tangkai daun tidak ada; Perbungaan: terminal, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 2 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna kuing pucat; Rachis: memanjang seara gradual; Brakteola: kecil; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna kuning pucat, bibir berwarna putih kekuningan; kelopak atas: panjang 4 cm, lebar 0,3 cm, bentuk lanset, ujung runcing; kelopak bawah; panjang 3 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung runcing, cekung; mahkota: panjang 2 cm, lebar 0,1 cm, bentuk lanset, ujung runcing; bibir: bercuping tiga; cuping samping berukuran kecil, bentuk cekung ke bawah, ujung runcing; cuping tengah panjang 0,7 cm, lebar 0,2 cm, bentuk seperti kantung, ujung tumpul, bertekuk ke bawah, tepi berombak, permukaan cekung; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang menyukai kondisi hutan yang teduh. Tumbuh dengan ketinggian 931 m dpl. Distribusi : Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Gambar 4. 3. 79. Thrixspermum centipeda Lour. pada habitatnya dan morfologi bunga

4. 3. 80. Trichotosia pauciflora Blume.

Habit: herba. Batang: panjang 20 50 cm, bentuk bulat, arah tumbuh menggantung, permukaan berbulu berwarn coklat kemerahan, hijau muda. Daun: panjang 5-11,5 cm, lebar 1,3-1,7 cm, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, warna hijau tua. Perbungaan: aksilar, tunggal: Ibu tangkai: tidak ada; Brakteola: bentuk bulat telur, ujung runcing, permukaan berambut halus berwarna hitam; Bunga: kelopak dan mahkota berwarna putih-kream, bibir berwarna kream-kekuningan; Kelopak atas: panjang 1,5 cm, lebar 0,4 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, menebal dibagian ujung tepi berambut berwarna coklat; Kelopak bawah; panjang 1,2 cm, lebar 0,6 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul; Mahkota: panjang 1 cm, lebar 0,2 cm, bentuk lanset, ujung runcing, tidak berambut; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,3 cm, lebar 0,1 cm, bentuk seperti spatula, ujung terbelah, bagian tengah bibir bergaris tengah, berwarna kuning: Tugu: berukuran kecil, permukaan berambut, berwarna coklat. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang menyukai kondisi teduh dan lembab. Tumbuh pada ketinggian 914 m dpl. Distribusi : Thailand, Semenanjung Malaysia, Jawa, Bali, Borneo dan Sumatera. Gambar 4. 3. 80. Trichotosia pauciflora Blume,; Tumbuhan Trichotosia pauciflora pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 81. Oberonia lotsyana J. J. Sm.

Habit: herba. Umbi semu: panjang 0,5 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk pipih, permukaan licin, hijau muda. Daun: panjang 4-7 cm, lebar 0,4 cm, tidak memiliki tangkai daun, bentuk lanset, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging perkamen, hijau; Tangkai daun: tidak ada; Perbungaan: aksilar, majemuk, tandan; Ibu tangkai: panjang 6-14 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna hijau; Brakteola: bentuk lanset, ujung runcing; Bunga: coklat kemerahan; Kelopak atas: berukuran sangat kecil, bentuk jorong, ujung tumpul; Kelopak bawah; berukuran sangat kecil, bentuk jorong, ujung tumpul; Mahkota berukuran sangat kecil, bentuk jorong, ujung tumpul, ukurannya lebih kecil dari kelopak; Bibir: tidak bercuping; berukuran sangat kecil. Habitat Ekologi : Epifit, ditemukan di hutan yang menyukai kondisi hutan yang teduh. Tumbuh pada ketinggian 944 m dpl. Distribusi : Thailand, Semenanjung Malaysia, Jawa, Bali, Borneo dan Sumatera. Gambar 4. 3. 81. Oberonia lotsyana J. J. Sm,; Tumbuhan Oberonia lotsyana pada habitatnya a, morfologi bunga b. a b

4. 3. 82. Zeuxine violascens Ridl.

Habit: herba. Batang: panjang 6 cm, tertutup pangkaldaun, arah tumbuh tegak lurus, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warnamerah kecoklatan. Daun: panjang 1-1,8 cm, lebar 0,5-0,8 cm, bentuk bulat telur, ujung runcing, permukaan licin, tepi rata, daging seperti kertas, berwarna merah kecoklatan dan bergaris tengah berwarna putih; Tangkai daun: panjang 1,5 cm, bentuk bulat, permukaan licin, warna merah kecoklatan; Perbungaan: terminal, majemuk tandan; Ibu tangkai: panjang 6,5 cm, bentuk bulat, permukaan berbulu berwarna putih, warna hijau tua-kecoklatan; Brakteola: bentuk bulat telur, ujung runcing; Bunga: kelopak berwarna putih dibagian ujung, berwarna kehijauan dibagvian pangkal, bibir berwana putih; Kelopak atas: panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, berambut halus berwarna putih; Kelopak bawah: panjang 0,5 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung tumpul, berambut halus; mahkota: panjang 1 cm, lebar 0,2 cm, bentuk memanjang, ujung runcing; Bibir: tidak bercuping; panjang 0,5 cm, lebar 0,3 cm, bentuk seperti sayap, ujung terbelah, bagian tepi melebar, permukaan rata; tugu: berukuran kecil. Habitat Ekologi : Terseterial, ditemukan di hutan yang kondisi hutannya gelap dan teduh. Tumbuh diatas tanah yang sedikit basah. Tumbuh dengan ketinggian 912 m dpl. Distribusi : Sumatera, Semenajung Malaysia dan Jawa. Gambar 4. 3. 82. Zeuxine violascens Ridl,; Tumbuhan Zeuxine violascens pada habitatnya a, morfologi bunga b a b

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan