Analisis Pengawasan Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Dari uraian bab sebelumnya pengawasan intern pengeluaran dan penerimaan kas yang diterapkan PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan telah efektif karena telah sesuai dengan prosedur yang berlaku, yaitu: 1. Semua transaksi kegiatan operasional perusahaan baik penerimaan dan pengeluaran kas dilakukan sesuai dengan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. 2. Semua penerimaan dan pengeluaran kas mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang. 3. Adanya pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui penerimaan ataupun pengeluaran kas, yang menyimpan, yang mencatat dan yang melakukan kegiatan tersebut.

3. Analisis Pengawasan Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Perusahaan menetapkan sistem pengawan intern untuk membantu organisasi perusahaan mencapai tujuannya secara lebih efektif. Secara umum sistem pengawasan intern kas menolak akses ke catatan akuntansi bagi mereka yang menangani kas. Hal ini mengurangi kemungkinan pembuatan ayat jurnal yang tidak tepat untuk menyembunyikan penyalahgunaan tanda terima kas dan pembayaran kas. Biasanya sistem melakukan pemisahan fungsi penerimaan dan pembayaran. Rekonsiliasi juga merupakan salah satu sistem pengawasan intern kas perusahaan. Dari pembahasan sebelumnya mengenai rekonsiliasi pada PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan bahwa rekonsiliasi bank dilakukan dua minggu sekali oleh Bagian Urusan Kas dan Bank. Menurut penulis pengawasan intern terhadap kas Universitas Sumatera Utara tersebut dapat dikatakan telah baik karna dengan dibuatkan daftar rekonsiliasi bank, maka kesalahan dalam pencatatan transaksi kas dapat diketahui. Adapun tujuan dari penerapan sistem pengawasan intern kas adalah sebagai berikut: a. Menjaga kekayaan organisasi b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi c. Mendorong efisiensi d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Sumber penerimaan kas yang lazim dalam suatu perusahaan yaitu berasal dari penjualan tunai, penerimaan kas dari pelunasan piutang untuk penjualan kredit, dan penerimaan lainnya seperti hasil penjualan investasi atau penjualan aktiva tetap perusahaan. Agar hasil penerimaan kas ini dapat diamankan maka pengawasan intern terhadap penerimaan kas harus diciptakan sebaik mungkin. Dari uraian sebelumnya mengenai pengawasan intern penerimaan kas dapat dikatakan telah memadai, karna telah dilakukan pemisahan fungsi pencatatan, kasir, dan penjualan dan fungsi lain yang berkaitan dengan penerimaan kas perusahaan, demikian pula pengawasan intern penerimaan kas lainnya yang telah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan agar dapat meminimalisasi adanya kecurangan ataupun penyelewengan kas. Sama halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahankecurangan dalam pelaksanaannya yang mengakibatkan kerugian perusahaan. Pengeluaran kas biasanya berupa pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk berbagai macam keperluan, Universitas Sumatera Utara misalnya pembayaran hutang, pembayaran gaji dan pembayaran lainnya. Untuk memberikan keyakinan bahwa setiap transaksi yang mengakibatkan keluarnya uang kas benar-benar ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan dan dengan kewajiban yang diembannya serta tidak salah penggunaannya, maka diperlukan pengawasan terhadap pengeluaran kas perusahaan. Menurut penulis bahwa pengawasan intern pengeluaran kas telah memadai karna telah diadakan pemisahan fungsi pencatatan, kas, dan penerima baranggudang, dan fungsi lain yang berhubungan dengan pengeluaran kas. Berikut dengan kebijakan perusahaan yang lainnya yang telah dilakukan dengan baik agar mengurangi adanya kecurangan dalam perusahaan. Dari uraian bab sebelumnya dapat dilihat bahwa sistem pengendalian intern pada PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan di nilai sudah memadai. Dilihat dari segi struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional yang tegas pada pengendalian intern yang dilakukan pada perusahaan, fungsi akuntansi sudah terpisah dengan fungsi keuangan, kasir dan sub sistem dari fungsi keuangan lainnya. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan benar–benar memberikan perlindungan yang tepat terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya perusahaan, dan pengesahan dokumen–dokumen harus ditanda tangani oleh pejabat yang terkait. Semua fungsi yang terkait juga sudah melaksanakan praktek yang sehat sesuai dengan tugasnya dan fungsi masing–masing dalam setiap organisasi. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir dari skripsi ini penulis mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan mengenai peengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan. Kesimpulan yang diperoleh tersebut didasarkan atas uraian-uraian dari bab I hingga bab IV sebelumnya. Penulis akan mencoba memberikan saran-saran yang sifatnya membangun dan diharapkan dapat berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

A. Kesimpulan

1. Sistem pengendalian intern terhadap penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan berjalan dengan efektif, dapat dilihat dari unsur-unsur pengendalian internal yang dijalankan PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan telah memadai. Salah satunya dapat dilihat dari struktur organisasi perusahaan telah disusun menurut prinsip organisasi yang baik, yaitu dengan adanya pemisahan tugas dan wewenang di setiap bagian dalam menjalankan operasinya. 2. Rekonsiliasi bank juga merupakan pengawasan internal kas perusahaan yang telah dijalankan dengan baik oleh PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan yaitu oleh Bagian Urusan Kas dan Bank per dua minggu sekali. Dengan adanya rekonsiliasi perusahaan dapat memastikan bahwa saldo buku bank dan saldo buku perusahaan mengenai kas di bank adalah sama, sehingga kesalahan dalam pencatatan transaksi kas dapat diketahui. Universitas Sumatera Utara