d. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit. 3. Independensi dalam Pelaporan
a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta – fakta yang dilaporkan.
b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal – hal yang signifikan dalam laporan audit.
c. Menghindari penggunaan kata – kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi
dalam interpretasi auditor.
d. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.
c. Fungsi Internal Auditor
Secara umum fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan dalam
perusahaan Menurut Mulyadi 2002:211 menyebutkan fungsi internal auditor sebagai berikut :
1. Fungsi internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsinya
adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur – unsur pengendalian intern yang lain.
2. Fungsi internal auditor merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi,
keuangan dan kegiatan lain, untuk membentuk jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menyajikan analisis,
penilaian, rekomendasi dan komentar – komentar penting terhadap kegiatan manajemen, internal auditor menyediakan jasa tersebut. Internal auditor
berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan sehingga tidak hanya terbatas atas catatan akuntansi.
Demikianlah secara terperinci telah dijelaskan mengenai fungsi – fungsi dari bagian internal auditor. Pada dasarnya fungsi yang diuraikan diatas mempunyai tujuan yang sama yaitu
mengusahakan tercapainya system pengawasan yang baik dalam perusahaan, untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik internal auditor harus memiliki pengetahuan dan keahlian
tertentu dan disertai dengan pengalaman yang cukup serta dorongan dari manajemen tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan intern.
d. Kedudukan Internal Auditor dalam Struktur Organisasi Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Internal auditor adalah auditor yang bekerja dalan perusahaan perusahaan Negara maupun perusahaan swasta yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan
organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Berhasil tidaknya tugas internal auditor dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan. Internal auditor hendaknya di tempatkan
sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya.
Ada beberapa syarat yang diberikan agar internal auditor dapat bekerja secara efektif dan bebas, yaitu :
1. Manajemen dan dewan komisaris harus memberikan dukungan yang kuat kepada internal
auditor. 2.
Kepala bagian internal auditing harus bertanggung jawab kepada pejabat yang lebih tinggi dan wewenangnya untuk memastikan luas pemeriksaan yang dicakup untuk
mengambil tindakan segera sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan. 3.
Fungsi dan tanggung jawab internal auditing harus jelas dituangkan dalam bentuk tertulis dan dalam dokumen yang resmi yang telah disetujui oleh dewan komisaris.
4. Kepala bagian internal auditing harus berhubungan langsung dengan komisaris atau
dewan komisi khusus yang independen dan direktur. Ia harus menyerahkan laporan secara periodik kepada dewan komisaris untuk temuan – temuan yang dianggap penting
dalam pemeriksaannya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hartanto 2002:194-195 ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu :
1. Bagian internal audit berada dibawah Direktur Keuangan sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan. Pada posisi ini keuntungannya adalah laporan
yang diberikan internal auditor dapat segera di pelajari dan ditanggapi. Kelemahannya dalam posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada
pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja jika dikaitkan dengan independensi, maka tingkat kebebasan internal auditor kecil dan sempit.
Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto 2000:36
2. Bagian internal audit merupakan Staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
Pada posisi ini keuntungannya adalah internal auditor memiki tingkat independensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan
pemeriksaan keseluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahannya pada posisi ini, Direktur Utama mempunyai tugas yang
banyak, sehingga dirut tidak dapat mempelajari hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang di peroleh tidak dapat diambil
dengan segera. RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Bagian Akuntansi
Bagian audit
Bagian Keuangan
Universitas Sumatera Utara
Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto 2000:36
3. Bagian internal audit merupakan Staff dari dewan komisaris. Pada posisi ini memberikan keuntungan tingkat independensi yang tinggi sekali,
karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahannya adalah para dewan komisaris tidak setiap saat dapat ditemui
dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari – hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan atau saran – saran yang diragukan oleh
internal auditor untuk pencegahan perbaikan.
Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto 2000:36
RUPS
Dewan Komisaris
Bagian Internal Audit
Direktur Utama
Direktur RUPS
Dewan Komisaris
Bagian Internal Audit
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Universitas Sumatera Utara
Dari ketiga alternatif akan menimbulkan suatu pertanyaan yaitu manakah alternatif kedudukan internal auditor yang baik. Hal ini tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Jika
perusahaan menekankan pada pentingnya peranan bagian pemeriksaan intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiata serta sumber – sumber secara
efektif dan efisien, maka alternative penempatan bagian pemeriksaan intern sebagai staff komisaris yang paling tepat. Maka yang paling ideal adalah bagian pemeriksa intern menerima
perintah penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu Direktur Utama dan hasil laporan periksaan diserahkan untuk dianalisa Direktur Keuangan, dan hasil pengamatannya di serahkan kepada
Direktur Utama untuk diambil langkah – langkah selanjutnya.
e. Laporan Internal Auditor