Analisa Biaya Produksi Pada PTPN II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang

(1)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALISA BIAYA PRODUKSI

PADA PTPN II (PERSERO) TANJUNG MORAWA KEBUN PADANG BRAHRANG

SKRIPSI MINOR Diajukan oleh : JUNI ARISTA KELIAT NIM : 052101140 JURUSAN : KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

Fakultas Ekonomi Universitas SumateraUtara

Medan 2009


(2)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi minor ini dengan judul “ANALISA BIAYA PRODUKSI PADA PTPN II (PERSERO) TANJUNG MORAWA KEBUN PADANG BRAHRANG”.

Dalam penulisan skripsi minor ini ada banyak pihak yang telah membantu memberikan dukungan secara moril maupun materil, maka dari itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Paham Ginting, MS dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma-III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran untuk kebaikan isi skripsi minor ini. 4. Bapak Ir. H. Tambah Karo-karo, MM, selaku direktur SDM/Umum PTPN II

(Persero) Tanjung Morawa Medan, yang telah membantu penulis dalam hal perpindahan surat riset.

5. Bapak Udin selaku HUMAS dari PTPN II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, Bapak Sutrisno, beserta seluruh staf dan karyawan PTPN II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

6. Teristimewa Penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga buat orang tuaku tercinta “Bapak Njoreken Keliat dan ibu Norani” yang telah memberikan


(3)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

bantuan baik moril maupun material dan dengan penuh kasih sayang, membesarkan, mendoakan, dan berkorban demi masa depan penulis.

7. Buat adikku “Meylani” yang cantik jangan malas belajar dan jangan membantah perintah orang tua.

8. Buat sahabat-sahabat sepermainanku : Rudy, Beny S, Arif Hrp, Rudolf P, Mangatur Agung, Putri, Tiwi, Risa, Widia, serta teman-teman sepermaian futsal grup A,B,C, D-III keuangan terima kasih atas kebaikan kalian semua dan jangan lupakan aku.

9. Buat Widayat, Suci, Nadira, terima kasih atas informasinya.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi minor ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun teknik penulisannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi minor ini. Dan semoga segala bantuan dan dorongan yang diberikan dapat menilai yang berlipat ganda disisi Allah SWY, serta semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin....

Medan, Januari 2009 Penulis


(4)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul………... 1

B. Perumusan Masalah……….. 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………. 2

D. Metodologi Penelitian………... 3

1. Lokasi Penelitian………. 3

2. Jenis Penelitian………... 3

3. Teknik Pengumpulan Data………... 4

E. Metode Analisa………... 5

BAB II PTPN 2 (PERSERO)TANJUNG MORAWA KEBUN PADANG BRAHRANG A. Sejarah Singkat Perusahaan………. 6

B. Struktur Organisasi Perusahaan………... 7

C. Pengertian Biaya Produksi……… 15

D. Unsur-unsur Biaya Produksi………. 18

E. Anggaran Biaya Produksi………... 27

F. Pelaporan Biaya produksi………. 32


(5)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV KASIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………. 38

B. Saran……… 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

halaman 1. Struktur Organisasi PTPN II (Persero) Tanjung Morawa


(7)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

halaman 1. Tabel Biaya Produksi Per 31 Desember Tahun 2006-2007………. 33


(8)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi suatu perusahaan memperoleh suatu laba dan mempertahankan kelangsungan hidup adalah merupakan tujuan utama yang hendak dicapai, untuk mencapai tujuan tersebut banyak masalah yang dihadapi oleh perusahaan, baik dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan, sehingga menggangu kelangsungan hidup perusahaan. Kemudian perlu diidentifikasi sehingga dapat diketahui masalah yang penting dan perlu dipecahkan agar kondisi perusahan dapat terjamin. Salah satu masalah yang dianggap penting adalah menyangkut biaya terutama biaya produksi, sebab biaya produksi dapat menentukan harga produk suatu barang yang dihasilkan.

Apabila dalam menentukan biaya produksi terlalu kecil dimana perhitungan biaya tersebut tidak jelas akan membawa kerugian yang fatal bagi perusahaan. Sebaliknya apabila biaya tersebut terlalu tinggi akan mengakibatkan beratnya konsumen untuk memperoleh barang yang dihasilkan oleh perusahaan dan langganan yang telah terjalin dengan baik akan beralih ke perusahaan yang lain untuk memperoleh barang yang sama tetapi dengan harga yang lebih rendah. Untuk menjaga agar menentukan biaya produksi dengan tepat perlu ada perencanaan dan pengendalian yang ada hubungannya dengan biaya produksi terutama biaya bahan baku, upah langsung, dan overhead pabrik, dimana biaya-biaya tersebut dapat menentukan besarnya biaya produksi.

Dari uraian singkat diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut bagaimana sebenarnya perhitungan biaya produksi yang diterapkan dalam perusahaan


(9)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

dan ingin mengembangkan pengetahuan terutama akuntansi biaya mengenai biaya produksi, dan lebih penting lagi adalah ingin mengetahui apakah perhitungan biaya produksi perusahaan tersebut ditetapkan sesuai dengan tioritisnya. Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “PTPN II (PERSERO) TANJUNG MORAWA KEBUN PADANG BRAHRANG”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas penulis menetapkan masalah yang dihadapi perusahaan tersebut terutama dalam penentuan biaya produksi adalah sebagai berikut “Bagaimana realisasi biaya produksi pada PTPN II (persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang selama tahun 2006 hingga 2007?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan menganalisis tentang biaya produksi pada PTPN II (persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang.

2. Manfaat penelitian


(10)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

a. Bagi PTPN II (persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang. Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat terciptanya kebijaksanaan akuntansi dan penilaian yang baik dalam biaya produksi.

b. Bagi Peneliti

Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dan memahami bagaimana menganalisis biaya produksi.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang memerlukan untuk membandingkannya dengan tiori yang ada.

D. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya penelitian. Dalam pengumpulan data, peneliti langsung meneliti ke Kebun Padang Brahrang PTP Nusantara II (Persero) yang bertempat di Jl Binjai-Bukit Lawang No. 51 Kecamatan Selesai. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 3 November sampai dengan 20 November 2008.

2. Jenis Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitin yang dipergunakan dalam melekukan penelitian adalah: a. Penelitian Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi tertulis dengan cara menelaah literatur maupun referensi sebagai landasan tioritis


(11)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

dan bahan perbandingan terhadap data yang diperoleh melalui penelitian lapangan.

b. Penelitian Lapangan

Melalui metode ini penulis mengadakan wawancara dan pengamatan, baik secara langsung terhadap Kebun Padang Brahrang PTP Nusantara II (Persero). Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data sebagai masukan yang relevan dengan judul skripsi diatas.

2. Jenis Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang menjadi dasar analisis maka ada 2 (dua) jenis data, yaitu:

a. Data Primer, yaitu data yang di peroleh dari lapangan dengan mengadakan penelitian langsung ke objek penelitian.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari PTPN II (persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang berupa : sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, laporan biaya produksi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tehnik di dalam mengumpulkan data yang dipergunakan oleh penulis untuk memperoleh keterangan-keterangan serta data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara (Interview)

Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan pengungkapan berbagai pertanyaan kepada para responden.


(12)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

b. Studi Dokumentasi

Yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil buku atau membaca buku tersebut dan mendokumentasikannya untuk kemudian dilakukan pencatatan.

E. Metode Analisa

Dengan menggunakan metode penelitian di atas diperoleh keterangan dan data yang diperlukan dalam penyusunan data ini. Data-data yang diperoleh tersebut diolah dan dianalisa demi tercapainya pemecahan dari permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah Deskriptif

1. Metode Deskriptif

Dipergunakan untuk megumpulkan data, mengklasiffikasikan dan menganalisa serta menginterprestasikan data yang diperoleh secara objektif dan menarik kesimpulan berdasarkan tiori-tiori yang diterima sebagai suatu kebenaran.

Berdasarkan kesimpulan data tersebut akan dikemukakan saran kepada pimpinan perusahaan sehingga permasalahan yang dihadapi dapat diatasi dan tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai yang diharapkan.


(13)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

PTPN II (PERSERO) TANJUNG MORAWA KEBUN PADANG BRAHRANG

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PTP Nusantara II (persero) Tanjung Morawa adalah perkebunan milik negara yang bergerak dalam budidaya kelapa sawit, cokelat, tebu, dan tembakau. Salah satu kebun kelapa sawit milik PTP II terdapat di Padang Brahrang yang dahulunya bekas tembakau deli pada zaman Belanda yang bernama “Veraingdoe Deli Maat Chapai” pada tahun 1958 tentang nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia yang disebut Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Pengelolahannya adalah PTP IX sampai pada tahun 1978, kemudian dikelola oleh PTP II.

Setelah dikelola PTP II tanaman budidaya tembakau diganti kelapa sawit, hal ini dilakukan karena kemunduran pemasaran tembakau deli dan keadaan cuaca yang tidak memungkinkan lagi untuk terus membudidayakannya tembakau tersebut.

Untuk mengolah hasil kelapa sawit Padang Brahrang dan PIR, PTP II mengambil keputusan untuk mendirikan pabrik kelapa sawit (PKS). Pada tahun 1983 pabrik kelapa sawit Padang Brahrang ini mulai beroperasi pada tanggal 8 Maret 1984 yang berkapasitas 30 ton/jam. PTP Nusantara II Padang Brahrang ini terletak pada Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat yang berjarak ± 31 km dari kota Medan.

Padang Brahrang mengelola sumber bahannya dari : 1. Kebun sendiri

2. Kebun seinduk yang terdiri dari : a. Kebun Bekiun


(14)

Juni Arista Keliat : Analisa Biaya Produksi Pada Ptpn Ii (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang, 2009. USU Repository © 2009

b. Kebun Tanjung Keliling c. Kebun Marike Bukit Lawang d. Kebun Sei Semayang

e. Kebun Kelumpang f. Kebun Helvetia

g. Kebun Bandar Kalipah h. Kebun Sampali

i. Kebun Bekala j. Kebun Batang Kuis

3. Prekebunan inti rakyat, adalah kelapa sawit yang berasal dari perkebunan rakyat.

B. Struktur Organisasi

Suatu perusahaan akan dapat melaksanakan kegiatannya dengan lancar dan efisien apabila adanya sarana manajemen berupa struktur organisasi, yang merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuannya. Pekerjaan dalam perusahaan dapat diarahkan dan dibagi-bagi sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Adapun struktur organisasi PKS Padang Brahrang PTP Nusantara II (persero) terlihat dalam gambar berikut ini :


(15)

Sumber : Pabrik Kelapa Sawit Padang Brahrang PTP Nusantara II (Persero) ADMINISTRASI

MASINIS KEPALA

ASISTEN KEPALA

KEPALA ADMINISTRASI

ASISTEN MAINTEN

ASISTEN LABOR

ASISTEN PENGOLA

ASISTEN AFDEL 1

ASISTEN AFDEL 2

STAFF ADM

ASISTEN UMUM

P A P A M

KARYAWAN

ASISTEN AFDEL 3


(16)

A. Administratur Kewajiban :

1. Membantu direksi, melakukan tugas dan kewajiban yang telah digariskan perusahaan.

2. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan di kebun guna menunjang usaha pokok secara efektif dan efisien.

3. Membantu direksi mencapai sasaran yang sudah ditetapkan perusahaan. 4. Menaati semua peraturang perusahaan.

Wewenang :

1. Membantu dan mengajukan rencana kerja dan anggaran perusahaan kebun. 2. Menyusun program kerja kebun yang berkaitan dengan upaya

meningkatkan produksi tanaman dan kinerja kebun.

3. menilai efektifitas kinerja karyawan dan melakukan mutasi serta mengusulkan demosi promosi karyawan staf di kebun.

4. Melakukan pengawasan, menganalisa dan melakukan tindakan perbaikan dibidang tanaman, administrasi, dan keuangan.

5. Mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait dan pembinaan wilayah untuk mengembangkan aset perkebunan.

Tugas :

1. Mengendalikan kegiatan-kegiatan harian operasional di kebun. 2. Menjaga keutuhan perkebunan dari gangguan pihak luar.

3. Menyediakan bahan-bahan untuk diolah di pabrik sesuai kapasitas optimal dan persyaratan lainnya.


(17)

B. Asisten Kepala (Askep) Kewajiban :

1. Membantu administratur melaksanakan tugas dan kewajiban yang telah digariskan oleh perusahaan.

2. Melaksanakan perencanaan perusahaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan tingkat rayon dan afdeling.

3. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan administrasi.

4. Menaati semua peraturan-peraturan perusahaan. Wewenang :

1. Membuat dan mengajukan rencana kerja tingkat rayon dan afdeling terutama dalam bidang tanaman dan produksi.

2. Menyusun, mengevaluasi dan melakukan perbaikan terhadap penyimpangan kerja operasi lapangan.

3. Mengendalikan biaya agar kegiatan operasi kerja berjalan efektif dan efisien.

4. Mengusulkan mutasi demosi atau promosi karyawan. Tugas :

1. Dalam menjalankan tugas asisten kepala dibantu oleh asisten dan pegawai. 2. Membuat laporan pertanggung jawaban kerja.

3. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan administrator.

4. mengkoordinasi masukan dan hasil panen dari seluruh afdeling untuk ditarik ke pabrik.


(18)

B.1. Asisten Afdeling Kewajiban :

1. Membantu asisten kepala melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan.

2. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengaasan di tingkat afdeling.

3. Menaati semua peraturan perusahaan.

C. Masinis Kepala (Maskep) Kewajiban :

1. Membantu administrasi melakukan tugas dan kewajiban.

2. Melaksanakan perencanaan perusahaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan di pabrik kelapa sawit (PKS).

3. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan perusahaan.

4. Menaati semua peraturan perusahaan. Wewenang :

1. Membuat dan mengajukan rencana kerja di tingkat rayon dan afdeling.

2. Menyusun, mengevaluasi, dan melakukan perbaikan terhadap penyimpangan operasional di lapangan.

3. mengendalikan biaya agar kegiatan operasional kerja berjalan efektif dan efisien.


(19)

Tugas :

1. Bertanggung jawab kepada administrasi di bidang pabrik.

2. Mengkoordinasi teknik asisten yang di bawahi untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditetapkan.

3. Membuat laporan pertanggung jawaban kerja.

4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan menejer pabrik.

5. Mengoptimalkan kinerja mesin atau peralatan sesuai proses produksi agar berjalan efektif dan efisien.

C.1. Asisten Maintenance Tugas :

1. Membantu masinis kepala dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang telah digariskan perusahaan.

2. Mengkoordinasi serta mengawasi mandor dan pekerja, dalam melaksanakan perbaikan dan perawatan mesin pabrik.

3. Membantu Maskep dalam membuat rencana kerja, anggaran perusahaan dan rencana kerja operasi.

C.2. Asisten Laboratorium Tugas :

1. Bertanggung jawab kepada Maskep mengenai pekerjaan laboratorium untuk menganalisa kualitas dan kuantitas produksi.


(20)

3. Mengatur mandor yang ada di laboratoriumuntuk menganalisa kondisi buah pati dan Tandan Buah Segar (TBS).

C.3. Asisten Pengolahan Tugas :

1. Bertanggung jawab kepada maskep mengenai pengolahan dengan mengawasi jalannya proses pengolahan.

2. Membina kerja sama dengan staf teknik.

3. Membuat rencana kerja jangka pendek tentang pengadaan, perbaikan, dan pengorganisasian di bidang pengolahan.

4. Membuat arencana kerja harian, mingguan, dan bulanan kerja dari tandan buah segar.

5. Melaksanakan dan mengawasijalannya proses pengolahan tandanddd buah segar

6. Menekan lossin minyak dan inti serendah mungkin.

D. Kepala Administrasi (Ka. Admi) Kewajiban :

1. Membantu administratur melaksanakan tugas dan kewajiban.

2. Melaksanakan perencanaan perusahaan, pengendalian dan pengawasan dibidang administrasi dan keuangan perusahaan.

3. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan perusahaan.


(21)

Wewenang :

1. Menghimpun rencana kerja tiap bagian rayon dan afdeling bidang keuangan, tanaman, dan produksi.

2. Menyusun, mengevaluasi dan melaksanakan perbaikan terhadap biaya operasional kebun.

3. Mengendalikan biaya agar kegiatan operasional kerja berjalan efektif dan efisien.

4. Memeriksa setiap bukti pembukuan.

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan administratur. D.1. Asisten Administrasi

Kewajiban :

1. Membantu kapala administrasi melaksanakan tugas.

2. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan lingkungan.

3. Menaati semua peraturan pemerintah. Tugas dan wewenang :

1. Membantu kepala administrasi dalam mengawasi pelaksanaan administrasi atau pembukuan dan laporan sesuai aktu yang telah ditentukan.

2. Memberikan laporan pelaksanaan administrasi kepada kepala administrasi.

D.2. Asisten Umum Kewajiban :

1. Membantu kepala administrasi melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.


(22)

2. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan lingkungan.

3. Menaati semua peraturan perusahaan. Tugas dan wewenang :

1. Bertanggung jawab kepada administrasi tentang masalah kemasyarakatan. 2. Membina hubungan baik dengan instansi pemerintah dan instansi lainnya. 3. Mencabut penerimaan dan mutasi karyawan.

4. Menyediakan data dan informasi tentang ruang lingkup kegiatan kebun.

E. Perwira Pengamanan (PAPAM) Tugas dan wewenang :

1. Bertanggung jawab kepada administrasi dibidang keamanan di lingkungan pabrik kelapa sawit Padang Brahrang PTP Nusantara II (persero).

2. Melakukan speksi/patroli secara sistematis.

3. Pengawasan terhadap aset perusahaan, tenaga kerja beserta keluarganya. 4. Membuat laporan pertanggung jawaban atas hasil kerja keamanan. 5. Melaksanakan tugas dan lainnya yang diberikan administratur.

C. pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi untuk menghasilkan barang jadi. Fungsi produksi itu sendiri merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan bahan baku menjadi barang jadi dan siap untuk dijual kepada konsumen.


(23)

Ada beberapa konsep tentang biaya, antara lain para akuntan, ahli ekonomi,insinyur dan pihak lainnya yang dihadapkan pada masalah biaya ini masing telah mengembangkan biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. Pada dasarnya suatu konsep seharusnya dinyatakan dengan istilah yang umum, tidaklah mudah untuk memberi batasan atau uraian mengenai istilah “biaya” tanpa meninggalkan keraguan mengenai pengertiannya.

Kholmi, Yuningsih (2004) memberikan pendapat tentang biaya produksi yaitu sebagai berikut :

“Biaya produksi meliputi biaya-biaya yang dikorbankan untuk proses bahan-bahan atau barang setengah jadi sampai menjadi barang akhir untuk dijual”.

Menurut Matz dan Usry (2004) menyatakan bahwa :

“biaya produksi atau biaya pabrik (factory cost), yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dapat digabungkan ke dalam kelompok biaya konversi (convertion cost) yang mencerminkan biaya perubahan bahan langsung menjadi barang jadi”.

Biaya produksi terdiri dari 3 (tiga) unsur, yaitu : 1. Biaya Bahan Baku

2. Biaya Tenaga Kerja 3. Biaya Overhead Pabrik

1. Biaya Bahan Baku, terdiri dari :

a. Biaya Bahan Langsung (Direct Materials)

Yaitu biaya semua bahan yang membantu bagian interal dari barang jadi dan dapat di masukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk.


(24)

Contoh : kelapa sawit untuk membuat minyak.

b. Biaya Bahan Baku Tidak Langsung (Inderect Materials)

Yaitu bahan-bahan yang dibutuhkan guna menjelaskan suatu produk, tetapi pemakaiannya sedemikian kecil sehingga tidak dianggap sebagai bahan langsung.

Contoh : minyak bensin, oli.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung, biaya ini terdiri dari : a. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)

Adalah tenaga kerja yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi.

b. Tenaga Kerja Tidak Langsung (Inderect Labour)

Adalah tenaga kerja yang dikerahkan secara tidak langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi.

3. Biaya Overhead Pabrik (Biaya Pabrikasi Tidak Langsung)

Dapat didefenisikan sebagai biaya dari bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dibebankan langsung pada produk tertentu.

Sadono Sukirno mengemukakan batasannya secara jelas, yaitu : “ongkos produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut”.


(25)

Dari batasan diatas, istilah biaya dianggap sama dengan istilah ongkos yang diartikan sebagai biaya yang telah diselesaikan masa berlakunya. Istilah ongkos merupakan pengeluaran yang harus dibuat dalam setiap peristiwa transaksi penghasilan, ongkos diukur menurut perbandingannya dengan mengeluarkan barang atau jasa yang diperhitungkan terhadap penghasilan untuk menentukan pendapatan.

Biaya bahan baku dan biaya langsung juga dengan biaya utama, sedangkan biaya tidak langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan istilah konversi (convertion cost) yaitu mencerminkan biaya untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi oleh karena biaya produksi itu merupakan keseluruhan jumlah biaya baik yang terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung pada bagian produksi. Biaya produksi secara tidak langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik ini terdiri dari bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya-biaya tidak langsung lainnya.

D. Unsur-unsur Biaya Produksi

Seperti yang telah penulis kutip di atas, biaya produksi atau sering disebut biaya pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya proses pengolahan.

Adapun biaya produksi PTPN II (persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang ini dikelompokkan atas 3 (tiga) golongan, yaitu:


(26)

2. Biaya Tenaga Kerja 3. Biaya Overhead Pabrik

1. Biaya Bahan Baku

Untuk menentukan jumlah biaya bahan baku langsung dilakukan dengan menghitung jumlah pemakian dalam proses produksi. Penghitungan jumlah tersebut pada umumnya dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:

1. Metode FIFO (First In First Out) yaitu metode yang mendasarkan anggapanya bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan persatuan bahan yang pertama kali masuk ke pabrik bahan atau harga perolehan persatuan bahan yang dipakai, disusul harga perolehan persatuan yang masuk berikutnya.

2. Metode LIFO (Last In First Out) yaitu metode yang mendasarkan anggapannya bahwa bahan yang pertama kali dipakai di bebani dengan harga perolehan bahan persatuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya. 3. Metode Average yaitu metode yang didasarkan pada anggapan bahwa

yang dikonsumsi dibebani dengan harga pokok persatuan bahan rata-rata. Dalam metode ini, aliran harga perolehan juga tidak harus sesuai dengan aliran phisik bahan, karena aliran phisik harus mempertimbangkan keadaan/kondisi phisik dan persediaan.

Biaya transportasi juga biaya yang dikeluarkan dalam persediaan bahan bak, agar bahan baku yang diambil sampai ke pabrik. Biaya transportasi ini merupakan salah satu unsur biaya yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan


(27)

baku, angkutan ini kemudian dibagi dengan dasar yang akan digunakan untuk mengalokasikan angkutan tersebut.

2. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja pada umumnya dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Yang dimaksud dengan tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dikerahkan untuk mengubah bahan baku langsung menjadi barang jadi atau dengan kata lain tenaga kerja langsung ini berhubungan dengan produksi yang akan berjalan. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya upah langsung adalah biaya memproses bahan baku menjadi barang setengah jadi/barang jadi.

Sinuraya dkk (2002) mendefinisikan biaya upah langsung sebagai berikut : “Direct labour cost adalah upah yang dibayarkan kepada buruh-buruh yang secara langsung bekerja dalam proses produksi.”

Pada umumnya unsur-unsur terdiri dari upah yang dibayar kepada buruh pabrik dalam bentuk uang atau barang. Pembayaran upah berbentuk uang terdiri dari :

a. Gaji pokok (Original wages)

yaitu upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja/buruh dengan suatu dasar tertentu dalam suatu periode yang telah ditentukan sesuai dengan kontrak kerja, yang dapat dinyatakan perjam, perhari, perminggu atau perbulan. b. Uang lembur (Overtime)

yaitu upah yang dibayarkan kepada buruh yang bekerja melebihi waktu jam kerja normal yang ditetapkan menurut undang-undang perburuhan.


(28)

Perlu dijelaskan disini, uang lembur ini dipisahkan dari upah biasa dan dibebankan kepada biaya overhead pabrik.

c. Bonus (Incentive)

yaitu upah tambahan yang diberikan kepada tenaga kerja yang menunjukan prestasi melebihi yang telah ditetapkan. Pemberian bonus ini mempunyai tujuan untuk mendorong karyawan supaya lebih meningkatkan prestasinya sehubungan dengan kewajiban yang akan dicapai perusahaan.

Pada perusahaan yang relatif besar, sifat produksinya biasa dan memiliki jumlah karyawan yang relatif banya, sistem penggajian dapat digunakan dasar kontrak perjanjian kerja dengan organisasi karyawan, penelitian atas produktifitas, evaluasi jabatan atau pekerjaan, program pembagian laba, program insentiv, program jaminan upah minimum dan sebagainya.

Besarnya biaya tenaga kerja langsung yang dipakai dalam proses produksi dapat dilihat pada daftar upah. Berdasarkan daftar upah tersebut, bagian akuntansi membuat pencatatan dalam jurnal sebagai berikut :

Pencatatan gaji dan upah

Gaji dan upah Rp XXX

Hutang gaji dan upah Rp XXX

Pembebanan

Barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung Rp XXX

Gaji dan Upah Rp XXX

Produksi selesai


(29)

Barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung Rp XXX Pembayaran gaji dan upah

Hutang gaji dan upah Rp XXX

Kas Rp XXX

Untuk memproduksi barang, biasanya juga mempekerjakan tenaga kerja tidak langsung mempengaruhi pembuatan barang jadi, tetapi tenaga kerja ini bersifat menunjang jumlahnya proses produksi, misalnya penjaga malam, mandor pabrik, dan lain sebagainya. Oleh karena tenaga kerja ini secara tidak langsung mempengaruhi pembuatan barang setengah jadi/barang jadi, maka biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja ini merupakan upah tidak langsung dan dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan semua biaya-biaya dalam proses produksi selain dari bahan baku dan upah langsung. Biaya ini sering juga disebut biaya tidak langsung, karena biaya-biaya ini tidak dapat secara mudah didefenisikan secara fisik pada hasil produksi. Overhead pabrik disebut juga dengan beban pabrik, biaya pabrikasi atau manufacturing overhead. Biaya overhead pabrik dibebankan pada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka.

Matz dan Usry (2004) mendefenisikan biaya overhead pabrik sebagai berikut :

“Biaya overhead pada umumnya didefenisikan sebagai bahan tidak langsung, buruh tidak langsung, dan biaya-biaya pabrik lain yang tidak secara mudah didefenisikan tau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan hasil produksi”.


(30)

Penentuan tarif tersebut dapat dilaksanakan melalui beberapa tahapan berikut :

1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.

Untuk menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan atau kapasitas yang akan dicapai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik, seperti kapasitas normal.

2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada pabrik.

Ada berbagai macam dasar yang dapat digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk :

- Berdasarkan taksiran jumlah produksi

- Berdasarkan taksiran biaya tenaga kerja langsung - Berdasarkan taksiran biaya bahan baku langsung - Berdasarkan taksiran jam kerja langsung

- Berdasarkan taksiran jam kerja mesin

3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik.

Ini berhubungan dengan adanya selisih antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dengan yang dibebankan karena produk atas dasar tarif, maka untuk kepentingan analisa selisih tarif tersebut biaya overhead pabrik tersebut harus dipecah menjadi 2 (dua) macam, yaitu tarif biaya overhead tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Oleh karena itu tiap-tiap elemen biaya overhead pabrik yang dianggarkan harus sudah digolongkan sesuai dengan perilaku dalam hubungannya dengan volume kegiatan.


(31)

Penentuan overhead pabrik dengan tarif ditentukan di muka dapat memberikan manfaat bagi manajemen, yaitu sebagai berikut :

a. Dapat dipakai sebagai alat untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dengan teliti, adil dan cepat dalam rangka menghitung biaya produksi.

b. Dapat dipakai sebagai alat untuk mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya overhead pabrik, khususnya apabila tarif biaya tersebut dipisahkan kedalam tarif tetap dan tarif variabel.

Selain itu juga dalam mekanisme pembebanan overhead pabrik mengenai kartu biaya produksi pesanan atau job order last sheet atau laporan biaya produksi, departemen menerima pembukuan atau posting segera setelah data-data pemakaian bahan langsung atau buruh langsung tersedia. Overhead dibebankan pada pekerjaan yang dilaksanakan setelah biaya-biaya bahan langsung dan buruh langsung dicatat. Bila jam kerja buruh langsung juga diberikan kepada departemen biaya, karena maksud digunakannya perkiraan overhead yang dibebankan yaitu untuk dapat memisahkan antara biaya yang dibebankan dengan biaya yang sebenarnya.

Matz dan Usry (2004) mendefenisikan biaya overhead pabrik sebagai berikut :

“Biaya overhead pabrik pada umumnya didefenisikan sebagai bahan tidak langsung, buruh tidak langsung, dan biaya-biaya pabrik lain yang tidak secara mudah didefenisikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi”.


(32)

Adapun ciri-ciri yang membedakan biaya overhead pabrik dengan biaya bahan baku langsung yaitu menyangkut hubungan antara biaya overhead pabrik dengan barang dan volume produksi. Overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang jadi. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya surat permintaan barang untuk bahan baku tidak langsung maupun kartu jam kerja tidak langsung, oleh karena biaya overhead pabrik ini sukar didefenisikan secara fisik.

Pada dasarnya biaya overhead pabrik juga dikatakan sebagai biaya umum, karena semua biaya yang dikeluarkan untuk hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum.

Biaya umum terdiri dari :

- Gaji tunjangan dan biaya sosial pegawai staf yang bertugas dibagian umum

- Gaji karyawan dan biaya sosial - Biaya lingkungan

- Pemeliharaan bangunan rumah - Pemeliharaan bangunan perusahaan - Mesin

- Pemeliharaan jalan - Iuran dan sumbangan - Biaya pembangkit listrik - Pajak


(33)

Biaya overhead pabrik dibagi tiga kelompok menurut sifatnya, yaitu : 1. Biaya Overhead pabrik

Total biaya overhead pabrik variabel adalah biaya yang berubah-ubah sebanding dengan unit yang diproduksi, yaitu semakin besar unit yang diproduksi semakin tinggi total biaya variabel. Biaya variabel perunit tetap konstan walaupun produksi berubah. Contoh dari biaya overhead pabrik variabel adalah bahan tidak langsung dan upah buruh tidak langsung.

2. Biaya Overhead Tetap

Total biaya overhead pabrik tetap adalah jumlahnya konstan, tanpa dipengaruhi oleh adanya perubahan tingkat produksi sampai suatu tingkat hasil tertentu. Contoh biaya overhead tetap adalah pajak real estate dan sewa gedung pabrik.

3. Biaya Overhead Semi Variabel

Biaya overhead pabrik semi variabel adalah biaya yang sifatnya semua tidak tetap dan juga semuanya tidak variabel, tetapi mempunyai karakteristik keduanya. Biaya overhead semi variabel akhirnya harus dipisahkan ke komponen biaya tetap atau biaya variabel untuk keperluan perencanaan dan pengendalian. Contoh biaya semi variabel adalah biaya listrik dan air.

Biaya overhead pabrik tidak digunakan seluruhnya pada suatu periode, karena itu perlu estimasi biaya overhead pabrik dan tarif untuk membebankan biaya overhead pabrik ke masing-masing pekerjaan atau kesetiap unit yang dihasilkan oleh masing-masing departemen.


(34)

E. Anggaran Biaya Produksi

Dalam perencanaan biaya produksi kita tidak terlepas dari anggaran-anggaran untuk mengelolah produksi tersebut pada suatu proyek. Suatu perusahaan khususnya perusahaan kecil mempunyai kegiatan yang dilakukan terbatas sehingga memudahkan dalam perencanaan dan pengawasan. Tidak seperti pada perusahaan besar dimana kegiatan yang dilakukan lebih banyak baik dari jenis kegiatan maupun volumenya, yang membutuhkan suatu perencanaan pengawasan lebih rumit.

Salah satu teknik yang digunakan adalah anggaran yang bukan hanya berfungsi sebagai alat perencanaan saja tetapi juga sebagai alat pengawasan.

Welsch, Hilton, Gordon (2002) menyatakan bahwa : “Anggaran produksi adalah langkah awal dalam pelaksanaan penyusunan anggaran produksi yang terdiri dari tiga anggaran atau biaya pokok yang relevan dengan produksi yaitu anggaran bahan baku langsung, anggaran tenaga kerja dan anggaran biaya produksi atau overhead pabrik”.

Berdasarkan definisi diatas, maka anggaran baiya produksi terdiri dari : 1. Anggaran Bahan Langsung

Yaitu semua anggaran yang berhubungan dan merencanakan secara lebuh terperinci tentang penggunan bahan untuk proses produksi selama periode yang akan datang.

2. Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Yaitu anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung selama periode yang akan datang.


(35)

3. Anggaran Biaya Produksi atau Overhead Pabrik

Yaitu anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang biaya produksi tidak langsung selama periode yang akan datang.

Jadi anggaran merupakan suatu gambaran menyeluruh tentang rencana kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam satuan dalam satu periode tertentu, dan anggaran disusun dengan tujuan agar masing-masing bagian tujuan bersama organisasi yaitu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk uang.

Dengan demikian anggaran biaya produksi dapat diartikan sebagai rencana yang terperinci yang disusun oleh perusahaan untuk menetapkan keseluruhan biaya produksi yang akan dikeluarkan selama satu periode.

Untuk menyusun suatu anggaran dipergunakan suatu standar tertentu, seperti standar bahan, standar upah dan standar biaya lainnya yang merupakan unsur-unsur biaya produksi. Biaya standar digunakan sebagai alat bantu dan penyusutan suatu anggaran dan biaya standar ini dapat disusun berdasarkan pengalaman melalui data-data historis tahun-tahun sebelumnya ataupun melalui taksiran-taksiran dan melalui riset ilmiah.

Suatu standar menyatakan biaya pada suatu keadaan tertentu yang dibiarkan konstan untuk melihat dan mengukur fluktuasi harga, pengukuran penyimpangan dari standar atau norma yang ditetapkan dilakukan dengan bantuan dari perkiraan perbedaan harga, pengukuran penyimpangan ini adalah serupa dengan perbandingan anggaran dalam hal memperbandingkan antara data-data kenyataan dengan apa yang ditetapkan sebelumnya.


(36)

Menurut pendapat Sinuraya dkk, “Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk membuat sesuatu atau beberapa kesatuan barang produksi selama waktu tertentu dimasa yang akan datang”.

Jadi biaya standar ini berguna untuk memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga meyakinkan manajemen mengurangi biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan-kegiatan lainnya. Perencanaan bahan baku biasanya membutuhkan 4 (empat) macam sub anggaran yang sering disebut anggaran-anggaran bahan baku dan pembelian bahan baku. Adapun ke 4 (empat) sub anggaran-anggaran tersebut ialah :

1. Anggaran Bahan Baku

Adalah anggaran yang memperici kuantitas masing-masing bahan baku yang akan digunakan dalam produksi yang akan direncanakan, dalam menyusun anggaran bahan baku perlu diketahui bahwa ada dua macam kebutuhan bahan baku yang ada diperusahaan, yang pertama kebutuhan bahan baku untuk proses produksi dan kebutuhan bahan baku untuk dibeli, kedua bahan baku ini belum tentu sama jumlahnya.

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Adalah anggaran yang merinci harga masing-masing bahan baku dan waktu penyerahan yang direncanakan, besarnya bahan baku yang dibeli tergantung kepada besarnya rencana kebutuhan bahan baku ditambah saldo awal bahan baku yang diharapkan.


(37)

3. Anggaran Persediaan Bahan Baku

Adalah anggaran yang menunjukkan tingkat-tingkat persediaan bahan baku yang direncanakan baik menurut kuantitasnya maupun menurut harganya.

4. Anggaran pemakaian bahan baku

Adalah anggaran yang menyusun suatu anggaran secara rinci jumlah dan harga setiap satuan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi pada periode tertentu.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung, tenaga kerja langsung bekerja di pabrik dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Tenaga Kerja Langsung, biayanya dibebankan sebagai biaya langsung didalam hubungannya dengan produksi.

b. Tenaga Kerja Tak Langsung, biasanya dibebankan dan dikelompokkan sebagai upah tidak langsung yang dibebankan ke dalam biaya pabrikasi tidak langsung.

Penggunaan anggaran biaya tenaga kerja langsung harus disusun menurut jam kerja langsung dan biaya tenaga kerja langsung, juga harus disusun menurut tanggung jawab dan menurut periode penting untuk tujuan-tujuan pengendalian, sedangkan pengelompokkan menurut produk penting untuk penaksiran biaya produk tiap produksi.

Pada dasarnya ada 3 (tiga) pendekatan ke arah pengembangan anggaran upah langsung, yaitu :

1. Menaksir jam kerja langsung standar yang dibutuhkan untuk produk, kemudian menaksir tarif upah rata-rata menurut departemen, pusat biaya


(38)

dan operasi. Hasil kali waktu standar persatuan produk dengan tarif upah rata-rata menunjukkan upah persatuan produksi untuk departemen, pusat biaya dan operasi.

2. Menaksir hasil rasio langsung upah terhadap sesuatu ukuran produksi yang dapat diproduksi dengan realistis.

3. Menyusun tabel tenaga kerja, dengan menyebutkan kebutuhan akan tenaga kerja dalam tiap pusat tanggung jawab.

Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu dibuat manning table. Manning table merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan :

a. Jenis dan kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan.

b. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada tingkat kebutuhan. c. Bagian-bagian yang membutuhkan.

Manning table disusun sebagai hasil perkiraan langsung masing-masing

pada bagian. Perkiraan ini dapat dilakukan dengan berdasarkan pengalaman-pengalaman pada waktu yang lalu, dengan berpedoman kepada tingkat kegiatan perusahaan. Setelah itu baru dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing bagian tempat mereka kerja. Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, diantaranya analisa gerak dan waktu.

Analisa gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan dalam proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan analisa waktu yaitu perhitungan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang dilakukan dalam angka proses prduksi, sebagai hasil yang dilakukan analisa gerak dan waktu ini akan diperoleh waktu standar yang diperlukan menyelesaikan suatu barang tertentu yang dinyatakan dalam jam kerja langsung (Direct Labour Hour). Setelah


(39)

dihitung jam kerja buruh langsung untuk masing-masing jenis barang kemudian dibuat perkiraan tingkat upah rata-rata untuk tahun anggaran yang bersangkutan, cara yang termudah untuk mencari tingkat upah rata-rata perorangan perjam buruh langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam kerja tenaga kerja langsung yang diperlukan.\

F. Pelaporan Biaya Produksi

Untuk biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan tidak menggunakan kartu biaya dalam menyajikan laporan biaya produksi tiap pesanan yang sudah dikerjakan. Biaya yang sudah direalisasikan dikumpulkan dan dilaporkan setiap akhir tahun guna memberikan rincian biaya-biaya yang dikeluarkan selama tahun tersebut.

Berikut ini disajikan laporan realisasi biaya produksi PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang untuk tahun 2006 dan 2007.


(40)

BIAYA PRODUKSI PER 31 DESEMBER 2006

Biaya Produksi

Jumlah Biaya Harga pokok Per Kilogram

Bulan ini s/d Bulan ini Bulan ini s/d Bulan ini

Ralisasi Target Ralisasi Target Ralisasi Target Ralisasi Target

Tanaman

Gaji, tunj, & By, Sos, Peg. Staff 23.164.753 41.046.800 209.823.034 492.561.600 212.32 191.00 82.46 171.39

Pamel Tanaman, Menghasilakan 137.795.319 52.101.850 883.651.856 974.987.320 1.262.96 242.45 347.27 339.25

Pupuk 0 0 0 0 - - - -

Panen dan Pengumpulan 127.998.848 78.649.870 1.243.951.452 1.072.293.690 1.173.17 365.98 488.86 373.10

Pengangkutan ke pabrik 11.968.865 10.617.480 185.947.649 134.316.000 109.70 49.41 73.08 46.74

Pengangkutan pemborong 10.129.626 0 209.719.304 0 92.84 0.00 82.42 0.00

Biaya Umum 405.156.766 149.179.020 4.540.363.648 1.890.812.848 3.713.46 694.10 1.784.32 657.84

Jumlah biaya tanaman 716.214.177 331.595.020 7.273.456.943 4.564.771.458 6.564.45 1.543.02 2.858.41 1.588.31

Biaya pengel. (sesuai LM 16) 56.358.222 62.348.314 901.908.645 886.638.000 516.55 290.13 354.44 708.51

Biaya pengel. KSO 0 0 0 0 0 0 0 0

Jlh. Biaya pengolahan (CM.16+KSO) 56.350.222 62.348.314 901.908.645 886.638.000 516.55 290.13 354.44 308.51

Jlh. By. Prod. Excl. Penyusukan amortasi 772.572.399 393.943.334 8.175.365.588 5.451.409.458 7.081.00 1.833.15 3.212.85 1.896.82

Biaya penyusutan 184.213.659 201.743.370 2.228.926.238 2.420.920.000 1.688.41 938.78 875.95 842.36

Amortasi hak guna usaha 19.639.960 10.365.000 235.679.421 124.380.000 180.01 48.23 92.62 43.28

Jumlah Biaya Produksi 976.426.018 606.051.704 10.639.971.247 7.996.709.458 8.849.42 2.820.10 4.181.42 2.782.45

Pembelian produksi tanaman

Harga pembelian produksi tanaman 0 3.500.000.000 0 35.000.000.000 0.00 700.00 0.00 700.00

Biaya pengakutan antar pabrik 0 0 0 0 0.0 0.00 0.00 0.00

Biaya pengolahan LM.16 0 398.140.438 0 4.049.135.00 0.00 303.35 0.00 30.33

Biaya penyusutan pabrik 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00

Besar jumlah biaya pembelian 0 3.898.140.430 0 39.049.135.000 0.00 2.970.01 0.00 297.00

Jumlah biaya produksi 976.426.018 4.508.192.142 10.639.971.247 47.045.844.458 8.949.42 2.998.93 4.181.42 2.940.55

Biaya Tanaman per Hektar 421.406.57 328.386.68 4.279.561.39 4.520.605.15

Biaya produksi per Hektar 547.510.18 600.187.87 6.260.353.29 7.919.337.53


(41)

BIAYA PRODUKSI PER 31 DESEMBER 2007

Biaya Produksi

Jumlah Biaya Harga pokok Per Kilogram

Bulan ini s/d Bulan ini Bulan ini s/d Bulan ini

Ralisasi Target Ralisasi Target Ralisasi Target Ralisasi Target

Tanaman

Gaji, tunj, & By, Sos, Peg. Staff 27.292.103 34.899.446 312.214.571 418.793.836 279,11 207,47 153,93 204,19

Pamel tanaman, menghasilakan 93.756.138 75.608.601 1.147.604.544 1.159.279.647 958,84 449,48 565,82 565,21

Pupuk 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00

Panen dan Pengumpulan 103.805.466 83.681.228 1.361.150.237 1.039.963.068 1.061,57 497,47 671,10 507,04

Pengangkutan ke pabrik 8.703.877 5.486.400 96.763.909 69.222.600 89,01 32,62 47,71 33,75

Pengangkutan pemborong 8.988.190 12.364.670 192.933.349 151.796.310 91,92 73,51 95,12 74,01

Biaya Umum kebun 431.087.608 269.826.377 4.619.779.515 4.065.882.153 4.408,71 1.604,08 2.277,74 1.982,34

Biaya Umum distrik 19.293.535 21.816.568 176.389.240 261.799.168 197,31 129,70 86,97 127,61

Jumlah Biaya Tanaman 692.922.917 503.683.290 7.906.835.365 7.166.736.762 7.086,48 2.994,32 3.898,40 3.494,18

Biaya pengol. (sesuai RM.16) 49.177.937 32.532.137 705.501.746 442.760.884 502,94 193,40 347,84 215,87

Biaya pengelu KSO 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00

Jlh. By. Pengolahan (LM + KSO) 49.177.937 32.532.137 705.501.746 442.760.884 502,94 193,40 347,84 215,87

Jlh. By. Prod. Excl. penyusutan Amortasi 742.100.854 536.215.427 8.612.337.111 7.609.497.666 7.589,42 3.187,72 4.246,24 3.710,06

Biaya penyusutan kebun 191.012.950 186.419.251 2.331.901.128 2.237.030.916 1.953,18 1.108,23 1.151,20 1.090,68

Biaya penyusutan distrik 241.902 286.672 2.490.150 3.440.372 2,47 1,70 1,23 1,68

Amortasi Hak guna Usaha 19.639.951 19.639.962 235.679.412 235.679.412 200,86 116,76 116,20 114,91

Jumlah Biaya Produksi 952.995.657 742.561.312 11.185.407.801 10.085.648.396 9.746,23 4.414,41 5.514,87 4.917,32

Pembelian produksi tanaman :

Harga pembelian Produksi tanaman 3.002.492.850 6.125.000.000 14.650.891.950 73.500.000.000 135,14 700,00 1.284,03 700,00

Biaya pengangkutan antar pabrik 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00

Biaya pengolahan LM. 16 256.150.018 457.401.702 944.286.603 5.915.935.631 502,81 197,10 351,21 215,87

Biaya penyusutan pabrik 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah Biaya Pembelian 3.258.642.868 6.582.401.702 15.595.178.553 79.415.935.631 6.396,56 2.836,46 5.800,41 2.897,86

Jumlah Biaya Produksi 4.211.638.525 7.324.963.014 26.780.586.354 89.501.584.027 6.935,96 248,67 5.677,63 3.038,48

Biaya Tanaman per Hektar 466.391,77 339.018,58 5.321.923,77 4.823.779,06

Biaya Produksi per Hektar 641.441,23 499.802,32 7.528.661,58 6.788.436,77


(42)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Berdasarkan uraian tioritis dan data yang telah dikumpulkan maka penulis akan mencoba menganalisa dan mengevaluasi terhadap perhitungan biaya produksi pada PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang.

Analisa dan evaluasi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : a. Struktur Organisasi

b. Pelaporan Biaya Produksi

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang ada pada perusahaan adalah merupakan penyusunan kegiatan, dan akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan kegiatan serta tujuan perusahaan. Struktur organisasi merinci pembagian aktivasi kerja berhubungan antar aktivitas yang satu dengan yang lain.

Agar dapat menyusun suatu struktur organisasi yang baik, maka harus dipedomani hal-hal sebagai berikut :

1. Perumusan tujuan yang jelas, sehingga dapat dipakai oleh seluruh anggota organisasi.

2. Harus ada pembagian kerja (job description), yang menjelaskan pembagian kerja dan sampai dimana batas pekerjaan itu akan dikerjakan.


(43)

3. Seseorang harus diberikan wewenang dalam melaksanakan pekerjaan, dijelaskan dari sapa dia mendapat perintah dan kepada siapa dia akan bertanggung jawab.

4. Harus mendapat kesatuan perintah dalam organisasi agar jangan ada kesimpang siuran dalam hal pembagian perintah.

5. Harus dijelaskan sampai berapa jauh jenjang pengawasan untuk masing-masing individu yang mempunyai bawahan.

6. Harus fleksibel, dalam arti dapat menyesuaikan keadaan dan situasi yang menguntungkan.

Struktur organisasi PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang adalah struktur yang menggambarkan struktur organisasi garis, dimana seluruh hubungan dari atas ke bawah, agar jelas dan tegas supaya tidak ada kesalahpahaman dengan para pemimpin yang dibutuhkan perusahaan, begitu juga dengan karyawan-karyawannya.

b. Pelaporan Biaya Produksi

PTPN II merupakan perusahaan perkebunan yang mempunyai kebun sendiri yaitu kebun sawit. Pada bab sebelumnya penulis telah mengemukakan hasil penelitian tentang unsur-unsur biaya produksi beserta metode analisa biaya produksi. Maka dalam hal ini penulis akan menganalisa hasil dari biaya produksi.

Realisasi jumlah beban biaya produksi pada PTPN II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang tahun 2006 dibanding 2007 naik sebesar 3.235.212.507.


(44)

Beberapa faktor penyebab realisasi biaya produksi kelapa sawit tahun 2006 antara lain :

a. Adanya kenaikkan biaya panen sejalan dengan penerapan sistem berbasis perolehan minyak dan kenaikkan pencapaian produksi minyak yang mengakibatkan naiknya beban panen.

b. Adanya kenaikkan biaya pengangkutan ke pabrik sebagai dampak penyesuaian tarif angkutan akibat harga BBM naik.

c. Adanya kenaikkan biaya pengolahan sehubungan adanya beban perbaikkan pabrik dalam rangka optimalisasi pengolahan,


(45)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian diatas penulis mencoba menarik beberapa kesimpulan berdasarkan perbandingan antara teori dengan kenyataan yang terjadi di PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang.

A. Kesimpulan

1. PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang adalah perkebunan milik negara yang bergerak dalam budidaya kelapa sawit, cokelat, tebu, dan tembakau. PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit.

2. PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang merupakan perusahaan perkebunan menerapkan biaya bahan dalam mengakumulasikan biaya produksinya.

3. Unsur-unsur biaya produksi pada perusahaan terdiri dari : a. Bahan langsung dan penolong

b. Upah langsung c. Overhead tetap d. Overhead variabel

4. Upah langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat digolongkan sebagai biaya tetap sebab gaji tenaga kerja langsung hanya dibayarkan


(46)

secara tetap setiap bulannya dan ini tidak sesuai dengan tiori atau ketentuan yang ada.

5. pembebanan biaya overhead yang ditetapkan perusahaan menggunakan tarif overhead berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan.

6. Pencatatan biaya produksi PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan tiori yang ada.

7. Laporan biaya produksi PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang masih belum sesuai dengan tiori.

B. Saran

Berdasarkan di atas penulis akan mengemukakan beberapa saran yang mungkin berguna bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu :

1. Bahan penolong yang dianggap sebagai bahan langsung oleh perusahaan sebaiknya digolongkan sebagai biaya produksi tidak langsung supaya tidak terjadi kekeliruan dalam perhitungan biaya.

2. Untuk tenaga kerja langsung perlu diterapkan dengan cara mengalihkan tarif upah dengan jam kerja karyawan.

3. Dalam menentukan biaya tenaga kerja langsung untuk gaji perbulan, perusahaan hanya membagi biaya menjadi gaji pokok saja yang dibayarkan berdasarkan gaji bulanan, kecuali ada kebijaksanaan dari pimpinan perusahaan untuk menaikkan tenaga kerja langsung.


(47)

4. Perusahaan sebaiknya menggunakan laporan biay produksi yang benar dengan ketentuan yang seharusnya, agar biaya-biaya tiap pesanan yang dikeluarkan dapat diindefikasikan dengan jelas dan tepat.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim, 2004, Dasar-dasar Akuntansi Biaya, edisi ketiga, Yogyakarta

Matz-Usry, 2004, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, edisi ketujuh,Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nazir, M, 2005, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor.

Sinuraya, S, K, Sitepu, Amir Hasan, 2002, Cost Accounting Perencanaan dan Pengawasan Biaya, Bagian I, Penerbit Typ dan Repro Mitra, Medan.

Sadono Sukirno, 2001, Pengantar Ekonomi Mikro, Edisi keempat, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.

Welsch, Hilton, Gordon, 2002, Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba,Cetakan Keempat, Penerbit Salemba Baru, Jakarta.

Kholmi, Masiyah, Yuningsih, 2004, Akuntansi Biaya, Cetakan keempat, Penerbit UMM Press, Malang.


(1)

36 3. Seseorang harus diberikan wewenang dalam melaksanakan pekerjaan,

dijelaskan dari sapa dia mendapat perintah dan kepada siapa dia akan bertanggung jawab.

4. Harus mendapat kesatuan perintah dalam organisasi agar jangan ada kesimpang siuran dalam hal pembagian perintah.

5. Harus dijelaskan sampai berapa jauh jenjang pengawasan untuk masing-masing individu yang mempunyai bawahan.

6. Harus fleksibel, dalam arti dapat menyesuaikan keadaan dan situasi yang menguntungkan.

Struktur organisasi PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang adalah struktur yang menggambarkan struktur organisasi garis, dimana seluruh hubungan dari atas ke bawah, agar jelas dan tegas supaya tidak ada kesalahpahaman dengan para pemimpin yang dibutuhkan perusahaan, begitu juga dengan karyawan-karyawannya.

b. Pelaporan Biaya Produksi

PTPN II merupakan perusahaan perkebunan yang mempunyai kebun sendiri yaitu kebun sawit. Pada bab sebelumnya penulis telah mengemukakan hasil penelitian tentang unsur-unsur biaya produksi beserta metode analisa biaya produksi. Maka dalam hal ini penulis akan menganalisa hasil dari biaya produksi.

Realisasi jumlah beban biaya produksi pada PTPN II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang tahun 2006 dibanding 2007 naik sebesar 3.235.212.507.


(2)

Beberapa faktor penyebab realisasi biaya produksi kelapa sawit tahun 2006 antara lain :

a. Adanya kenaikkan biaya panen sejalan dengan penerapan sistem berbasis perolehan minyak dan kenaikkan pencapaian produksi minyak yang mengakibatkan naiknya beban panen.

b. Adanya kenaikkan biaya pengangkutan ke pabrik sebagai dampak penyesuaian tarif angkutan akibat harga BBM naik.

c. Adanya kenaikkan biaya pengolahan sehubungan adanya beban perbaikkan pabrik dalam rangka optimalisasi pengolahan,


(3)

38 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian diatas penulis mencoba menarik beberapa kesimpulan berdasarkan perbandingan antara teori dengan kenyataan yang terjadi di PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang.

A. Kesimpulan

1. PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang adalah perkebunan milik negara yang bergerak dalam budidaya kelapa sawit, cokelat, tebu, dan tembakau. PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit.

2. PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang merupakan perusahaan perkebunan menerapkan biaya bahan dalam mengakumulasikan biaya produksinya.

3. Unsur-unsur biaya produksi pada perusahaan terdiri dari : a. Bahan langsung dan penolong

b. Upah langsung c. Overhead tetap d. Overhead variabel

4. Upah langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat digolongkan sebagai biaya tetap sebab gaji tenaga kerja langsung hanya dibayarkan


(4)

secara tetap setiap bulannya dan ini tidak sesuai dengan tiori atau ketentuan yang ada.

5. pembebanan biaya overhead yang ditetapkan perusahaan menggunakan tarif overhead berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan.

6. Pencatatan biaya produksi PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan tiori yang ada.

7. Laporan biaya produksi PTP Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Padang Brahrang masih belum sesuai dengan tiori.

B. Saran

Berdasarkan di atas penulis akan mengemukakan beberapa saran yang mungkin berguna bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu :

1. Bahan penolong yang dianggap sebagai bahan langsung oleh perusahaan sebaiknya digolongkan sebagai biaya produksi tidak langsung supaya tidak terjadi kekeliruan dalam perhitungan biaya.

2. Untuk tenaga kerja langsung perlu diterapkan dengan cara mengalihkan tarif upah dengan jam kerja karyawan.

3. Dalam menentukan biaya tenaga kerja langsung untuk gaji perbulan, perusahaan hanya membagi biaya menjadi gaji pokok saja yang dibayarkan berdasarkan gaji bulanan, kecuali ada kebijaksanaan dari


(5)

40 4. Perusahaan sebaiknya menggunakan laporan biay produksi yang benar

dengan ketentuan yang seharusnya, agar biaya-biaya tiap pesanan yang dikeluarkan dapat diindefikasikan dengan jelas dan tepat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim, 2004, Dasar-dasar Akuntansi Biaya, edisi ketiga, Yogyakarta

Matz-Usry, 2004, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, edisi ketujuh,Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nazir, M, 2005, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor.

Sinuraya, S, K, Sitepu, Amir Hasan, 2002, Cost Accounting Perencanaan dan Pengawasan Biaya, Bagian I, Penerbit Typ dan Repro Mitra, Medan.

Sadono Sukirno, 2001, Pengantar Ekonomi Mikro, Edisi keempat, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.

Welsch, Hilton, Gordon, 2002, Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba,Cetakan Keempat, Penerbit Salemba Baru, Jakarta.

Kholmi, Masiyah, Yuningsih, 2004, Akuntansi Biaya, Cetakan keempat, Penerbit UMM Press, Malang.