Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Tanjung Morawa Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

FUNGSI DAN KEDUDUKAN INTERNAL AUDITOR PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PTPN II)

TANJUNG MORAWA MEDAN

OLEH:

NAMA : RINA AFRINA

NIM : 080522115

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul” Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Tanjung Morawa Medan adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 2010 Yang membuat pernyataan,

NIM 080522115 Rina Afrina


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah S.W.T yang telah memberi rahmat dan hidayah Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Fungsi dan kedudukan Internal Auditor Pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Medan. Tidak lupa shalawat beriring salam penulis haturkan kepada Junjungan Nabi Besar Rasullah Muhammad S.A.W beserta keluarga dan para sahabat yang diharapkan syafaat Nya di kemudian hari.

Penulis mendapat bantuan dari banyak pihak, demi sukses dan lancarnya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak melakukan pembaharuan dan terobosan di berbagai bidang hingga memajukan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Drs. Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik, mendorong dan memajukan mahasiswa/i Departeman Manajemen untuk berjuang dan mempersiapkan diri demi menyongsong masa depan dan meraih cita-cita.

3. Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Drs. Syahrul Rambe, MM,Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, memotivasi dan memberi perhatian penuh kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan benar.

5. Drs. Rustam, Msi, Ak dan Drs. Sucipto, MM,Ak selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan berupa saran dan kritik yang membangun demi baiknya skripsi ini. 6. Para dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik

mahasiswa/i dengan penuh dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guna membentuk mahasiswa/i yang berkarakter sehingga siap untuk menyongsong masa depan.

7. Kepada Pimpinan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjng Morawa Medan (Persero), beserta seluruh staff dan pegawai atas sumbangsih dan kerjasama yang baik.

8. Kedua orang tua penulis tercinta yakni Rosadi Saelan dan Sri sudi Hastuti yang telah memberikan motivasi, bimbingan, dan dukungan dalam segala hal.

9. Saudari penulis yakni Dini Indriani yang telah banyak memberi nasehat, motivasi dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.Para sahabat-sahabatku di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Departemen Akuntansi ekstension angkatan 2008 yang senantiasa membantu, memotivasi dan mendoakan penulis agar terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman D3 Akuntansi 05, yang telah mendukung, memotivasi, mendoakan penulis selama pengerjaan Skripsi ini. Terima kasih atas segala perhatian nya.

12.Para karyawan/wati Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Pegawai Departemen Akuntansi: Bang Khairil dan Kak raya yang telah banyak membantu penulis dalam perkuliahan maupun penilisan skripsi ini..


(5)

13.Pihak-pihak lainnya yang tidak penulis cantumkan di atas oleh karena itu penulis memohon maaf. Semoga dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.

Medan, 2010

Penulis

Rina Afrina


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Efektifitas fungsi dan peranan internal auditor dalam meningkatkan kinerja operasional dan untuk mengetahui apakah internal auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan teknik observasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan peran internal auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan sangat efektif meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

Kata-kata kunci : Fungsi dan Peranan Internal Auditor, Efektivitas dan kinerja Operasional


(7)

ABSTRACT

The Objective of this observation is to describe effectivity of the role of internal auditor to increase the operational performance and also to check whether internal auditor had taken their part to effectively increase the operational performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

Data Collection method can be taken in two methods, i.e Interview Method and Observation Method, whereas data analysis method using is statistic descriptive method, This statistic descriptive method is used to analize data by describing data colectted as it supposed to be without making any general conclusion.

The result of this observation shows that the role of Internal Auditor in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan have effectively increase the operational Performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN. ... i

KATA PENGANTAR. ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

D. Kerangka konseptual... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 8

a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing... 8

b. Independensi Internal Audior... 13

c. Fungsi Internal Auditor... 15

d. Kedudukan Internal Auditor dalam struktur organisasi Perusahaan……….. 16

e. Laporan Internal Auditor………... 20


(9)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. ... 26

B. Jenis dan Sumber Data ... 26

C. Tekhnik Pengumpulan Data……. ... 27

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

E. Tekhnik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN PADA PTPN II (PERSERO) A. Data Penelitian ... 31

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 31

2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 32

3. Kedudukan Auditor Internal dalam Organisasi... 38

4. Fungsi Auditor Internal... 44

5. Laporan Auditor Internal danTindak lanjutnya... 46

B. Analisis dan Hasil Penelitian ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA. ... 69 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul

Gambar 1. 1 Kerangka Konseptual ... ... 7 Halaman

Gambar 4. 1 Kedudukan SPI pada PTPN II (Persero) Medan...39 Gambar 4. 2 Internal Auditor dibawah Direktur Utama ...41


(11)

DAFTAR TABEL

No Judul

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ...25 Halaman

Tabel 3. 1 Defisnisi Operasional variabel ...28 Tabel 4. 1 Observasi terhadap efektifitas Internal auditor terhadapKinerja


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

Lampiran ii Lembar Observasi

Lampiran i Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan

Lampiran iii Form Internal Control Questioner Lampiran iv Form Program audit

Lampiran v Form Laporan temuan audit internal Lampiran vi Form Program tindak lanjut audit internal Lampiran vii Form pelaksanaan tindak lanjut audit internal


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Efektifitas fungsi dan peranan internal auditor dalam meningkatkan kinerja operasional dan untuk mengetahui apakah internal auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan teknik observasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan peran internal auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan sangat efektif meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

Kata-kata kunci : Fungsi dan Peranan Internal Auditor, Efektivitas dan kinerja Operasional


(14)

ABSTRACT

The Objective of this observation is to describe effectivity of the role of internal auditor to increase the operational performance and also to check whether internal auditor had taken their part to effectively increase the operational performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

Data Collection method can be taken in two methods, i.e Interview Method and Observation Method, whereas data analysis method using is statistic descriptive method, This statistic descriptive method is used to analize data by describing data colectted as it supposed to be without making any general conclusion.

The result of this observation shows that the role of Internal Auditor in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan have effectively increase the operational Performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah untuk mendapatkan laba untuk mempertahankan hidup (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pelaksanaan berbagai kegiatan perusahaan. Biasanya perusahaan-perusahaan yang masih kecil dipimpin langsung oleh pemiliknya sendiri. Dalam hal ini pemilik perusahaan merangkap semua fungsi yaitu fungsi pimpinan, pengawas dan juga sebagai pengelola keuangan. Perusahaan yang kecil tidak memerlukan tenaga-tenaga pimpinan yang professional. Hal ini disebabkan masih terbatasnya permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan yang sekaligus merupakan pimpinan perusahaan dapat melaksanakan tugasnya dan dibantu oleh beberapa orang dalam bidang administrasi dn pembukuan.

Pada perusahaan yang lebih besar permasalahan yang dihadapi akan semakin kompleks. Hal ni mengakibatkan pihak manajemen tidak dapat lagi terlibat secara langsung di dalam setiap aspek kegiatan perusahaan. Manajemen memerlukan penambahan sumber daya baik dalam segi kuantitas maupun dalam segi kualitas. Hal ini sangat beralasan karena semakin berkembangnya suatu perusahaan ruang lingkupnya juga akan semakin luas dan kompleks sehingga pemilik, pemimpin perusahaan dan karyawan telah terpisah menurut fungsinya masing-masing dan bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan.

Untuk menjamin agar struktur pengawasan intern yang ada dilaksanakan dengan semestinya, diperlukan suatu bagian khusus dalam perusahaan yang disebut dengan bagian pemeriksaan internal Bagian ini berfungsi untuk meneliti dan mengawasi apakah struktur pengawasan yang


(16)

ada dalam perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan member saran perbaikan kepada manajemen apabila terjadi kesalahan.

Fungsi lain yang dilaksanakan oleh bagian audit intern adalah melakukan penilaian terhadap system pengawasan intern yang diciptakan untuk dapat menjamin bahwa data keuangan dapat dipercaya dan apakah harta kekayaan perusahaan telah diawasi dengan baik. Melihat banyaknya manfaat yang diberikan oleh bagian audit intern maka bagian ini harus memiliki pegawai yang berpengetahuan, mempunyai keterampilan akuntansi dan audit yang cukup. Bagian internal audit ini dipimpin oleh seorang akuntan yang disebut sebagai auditor intern (internal auditor). Salah satu syarat dari seorang internal auditor adalah telah mengetahui system akuntansi yang baik dan tugasnya adalah memimpin bagian internal audit untuk mencapai tujuan.

PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa adalah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Agribisnis perkebunanan dengan mengelola kebun kelapa sawit, karet, kakao, tembakau, dan tebu serta kegiatan rumah sakit dan fabrikasi fraksionasi. Perusahaan juga mengembangkan perkebunan kelapa sawit dengan pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dan Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA). Sehubungan dengan banyaknya kegiatan tersebut maka akan sangat memungkinkan terjadinya kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja, yang bisa berupa penyimpangan ataupun penyelewengan dalam pengawasan internal itu sendiri baik accounting control ataupun operational control nya maupun pada pelaksanaannya dilapangan. Dimana hal ini merupakan hal yang sangat sering terjadi pada suatu perusahaan, adapun penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat berupa tindakan korupsi ataupun penyelewengan kekuasan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan baik secara finansial maupun non-finansial. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat saja terjadi dan luput dari pengawasan pihak manajemen perusahaan dikarenakan kurang fokusnya manajemen


(17)

dalam melakukan pengawasan yang disebabkan ketidakcukupan waktu maupun ketidakmampuan serta kurangnya kredibilitas manajemen dalam melakukan kegiatan audit serta kurangnya indepedensi pihak-pihak manajemen yang seharusnya bertugas melakukan control-control tersebut sehingga diperlukan adanya suatu bagian khusus dalam perusahaan yaitu internal auditor yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam melakukan audit terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan maupun pengawasannya serta memiliki indepedensi dalam melakukan kegiatan pemeriksaan atau audit tersebut, yang kemudian dapat melaporkan hasil-hasil atau temuannya kepada pihak manajemen, yang mana hasil-hasil audit tersebut pada akhirnya dapat berguna bagi pihak manajemen utuk meningkatkan efektifitas kinerja perusahaan.

Standard kinerja perusahaan salah satunya dapat diukur berdasarkan peningkatan laba atau rugi perusahaan, semakin baik kinerja keuangannya yang ditunjukkan oleh laba rugi perusahaan maka dapat dikatakan semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut. Berdasarkan laporan laba/rugi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) untuk tahun yang berakhir 2007 dan 2008 yang diterbitkan oleh PTPN II, perusahaan mengalami penurunan laba dari 48.284 milyar untuk tahun buku 2007 menjadi 21.172 milyar untuk tahun buku 2008 atau berkurang sekitar 27.112 milyar (56.15%) dimana biaya operasional mengalami penurunan 12.738 milyar (8.609%) yaitu menurun dari 147.959 miyar tahun 2007 menjadi 135.221 milyar tahun 2008 sehingga dapat dikatakan kinerja PTPN II pada tahun 2007-2008 kurang sehat dan untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap apa yang terjadi untuk mengetahui apakah internal auditor telah melaksanakan fungsi dan peranannya dalam menilai kewajaran laba yang diperoleh selama kurun waktu dua tahun tersebut demi terciptanya efektivitas kinerja perusahaan.

Berdasarkan kenyataan pentingnya fungsi internal auditor dalam menjalankan kegiatan perusahaan,maka penulis merasa tertarik untuk membahas masalah internal auditor dalam skripsi


(18)

ini dengan judul “FUNGSI DAN KEDUDUKAN INTERNAL AUDITOR PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II TANJUNG MORAWA-MEDAN”.

B. Perumusan Masalah

Untuk membahas suatu objek tertentu perlu dirumuskan masalahnya sebagai bahan utama dibahas dan di analisa sehingga dapat diberikan saran yang bersifat korektif dan konstruktif. Penulis mencoba merumuskan permasalahan yang timbul dalam perusahaan yaitu: “Apakah Fungsi dan kedudukan Internal Auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional perusahaan?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan

Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fungsi dan peran internal auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional pada PTPN II Tanjung morawa.

B. Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan apabila dikemudian hari di minta untuk menganalisis Internal Auditor pada PTPN II Tanjung Morawa.

2. Bagi perusahaan adalah sebagai bahan masukan atau saran-saran mengenai analisis Internal Auditor, dimana perusahaan dapat mengaplikasikannya sebagai suatu perbandingan antara praktek yang telah ditetapkan perusahaan dengan teori-teori yang berlaku umum.

3. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan bagi penulis lainnya yang akan melakukan penelitian sehubungan dengan judul penelitian ini.


(19)

D. Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2007 : 28) kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengn faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam masalah tertentu.

Pengawasan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjamin efektifitas kinerja operasional suatu perusahaan untuk menjamin apakah seluruh kegiatan perusahaan sudah berjalan dengan semestinya dan seefektif mungkin. Ada dua hal atau metode pengawasan intern yang dijalankan dalam suatu perusahaan yaitu Accounting Control dan Operational Control. Accounting Control adalah pengawasan yang bertujuan untuk menciptakan keakuratan data keuangan dan operasi, kefektifan pengawan intern yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda perubahan dan meyakinkan bahwa pengamanannya cukup memadai dan pencatatan nya dlikakukan dengan tepat. Operational Control adalah pengawasan operasi yang dilaksanakan pada berbagai tingkatan manajemen, objek yang diawasi adalah aktifitas operasi, kebijaksanaan dan daya guna usaha.

Untuk mencapai tujuan yang efektif bagi perusahaan maka pimpinan membutuhkan suatu unit yang disebut internal auditor yang berfungsi untuk melakukan kegiatan audit serta pemeriksaan terhadap kegiatan pengawasan tersebut karena kesalahan-kesalahan dapat terjadi didalam struktur intern itu sendiri maupun pada pelaksanaan dilapangan. Bagian internal audit ini merupakan bagian yang terkait dalam satuan pengawasan internal perusahaan guna mendukung kinerja operasional perusahaan.

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya serta tinjauan teoritis yang membangun konsep variabel penelitian ini, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :


(20)

Gambar 1.1 Kerangka konseptual Sumber : Penulis, 2010

Internal Auditor

Efektifitas Kinerja Operasional

Operasional Control Pengawasan

PTPN II Tanjung Morawa


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing

Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya seorang auditor bertindak sebagai pendengar yang kritis terhadap pertanggung jawaban yang dibacakan oleh penanggung jawab suatu badan usaha. Fungsi ini secara perlahan – lahan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju. Audit yang dilakukan baik oleh internal auditor maupun external auditor sangat berguna untuk menilai dan mengawasi perkembangan perusahaan.

Audit merupakan tugas utama dari seorang akuntan publik, karena dengan fungsi ini seorang akuntan publik mempunyai kedudukan khusus memberikan pernyataan pendapat terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum.

Sesuai dengan judul skripsi ini, maka pembahasan selanjutnya akan berorientasi pada bidang auditing. Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian auditing secara baik, berikut ini pendapat beberapa ahli akuntansi :

Menurut Mulyadi (2002:9) secara umum auditing adalah :

suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan – pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan – pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah di tetapkan, serta penyampaian hasil – hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.


(22)

Agoes (2004:1) memberikan definisi dari auditing sebagai berikut :

Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Definisi lain menurut Arens (2003:1) mengatakan auditing sebagai berikut

Auditing adalah Proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria – kriteria yang telah di tetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independent dan kompeten.

Dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa ketentuan – ketentuan yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan yaitu :

1. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti yang dimaksud dengan bahan bukti disini adalah segala informasi terukur yang di periksa tersebut memang sesuai dengan kriteria yang di tetapkan demi tercapainya sasaran dan kegiatan pemeriksaan, diperlukan bukti – bukti dengan jumlah dan mutu yang memadai.

2. Adanya kesatuan Ekonomi (Economic entity)

Setiap kali dilakukan audit, luas ruang lingkup pertanggung jawaban auditor harus dinyatakan dengan jelas. Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan satuan ekonomi yang di maksud periode waktunya.

3. Informasi yang terukur dan kriteria yang telah ditetapkan sebelum pemeriksaan dilakukan oleh auditor informasi harus sudah tersususn dalam bentuk yang mudah di periksa, kebenaran dan ketelitiannya, misalnya ketelitian penjumlahan, peekalian, pencatatan adanya aktiva dan lain – lain.

4. auditor harus independent dan kompeten. Seorang auditor harus berpengetahuan yang cukup agar dapat memahami kriteria – kriteria yang digunakan untuk mengetahuai


(23)

dengan pasti jumlah faktor – faktor yang di butuhkan agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik kesimpulan dengan tepat.

Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

Untuk menjamin kelangsungan aktivitas operasi perusahaan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana, maka di perlukan suatu bagian atau departemen yang khusus untuk melakukan pemeriksaan. Sistem pengawasan tersebut harus selalu dievaluasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Evaluasi ini memerlukan personil yang cakap dan independen yang bertanggung jawab dengan pengawasan dalam perusahaan. Fungsi ini di sebut dengan Internal Auditor. Misi dari internal auditor ini yaitu memberikan informasi yang di perlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif.

Auditor internal merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen dimana melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus di kelola oleh perusahaan dan fokus pada kejadian – kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi, Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor memiliki peranan penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko – risiko terkait dalam menjalankan usaha. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkat manajemen. Berikut ini dikutip beberapa definisi dari Internal Auditing.


(24)

Menurut sawyer (2005 :10) memberikan pengertian sebagai berikut :

Internal auditor adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah : Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima dan diikuti, Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk di konsutasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.

Definisi diatas menunjukan bahwa tujuan internal auditing adalah membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawab mereka dapat dilaksanakan dengan fungsi pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai orientasi atau sudut pandang jauh kedepan.

Auditing internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memperkenalkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan aktivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.

Bagian – bagian penting dalam definisi ini adalah sebagai berikut :

1. Internal menunjukan bahwa aktivitas auditing dilaksanakan dalam organisasi. Karyawan

yang sudah ada dalam organisasi itu dapat melakukan aktivitas audit internal, atau aktivitas itu bisa diserahkan kepada professional lain dari luar organisasi yang melayani entitas tersebut.

2. Independen dan objektif menjelaskan bahwa pertimbangan auditor akan bernilai bila

bebas dari bias atau penyimpangan.

3. Pendekatan yang sistematis dan berdisiplin menyiratkan bahwa auditor internal

mengikuti standar professional yang mengatur pekerjaan audit internal.

4. Membantu organisasi mencapai tujuannya menunjukan bahwa auditing internal


(25)

diarahkan oleh sasaran serta tujuan organisasi tersebut. Beberapa cara spesifik yang dilakukan auditor internal untuk menambah nilai mencakup focus pada perbaikan operasi organisasi serta efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan. b. Independensi Internal Auditor

Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, maka auditor internal sangat di tentukan oleh kebebasan dalam melakukan pemeriksaan, kebebasan yang dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti dapat memasuki kesetiap jenjang manajemen yang sedang diperiksa. Banyak organisasi audit internal bisa mendapatkan kebebasan yang di perlukan untuk melaksanakan audit internal secara independent dan objektif.

Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya yaitu memberikan opini yang objektif, tidak bias, tidak dibatasi, dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Bisakah auditor internal memiliki independensi sepenuhnya? Mungkin tidak, atau malah tidak perlu. Tetapi, sehubungan masalah yang diaudit, auditor intenal harus diberikan independensi yang memadai untuk mencapai objektivitas, baik dalam kenyataan maupun persepsi.

Menurut sawyer (2005:35) indikator independensi professional adalah : 1. Independensi dalam Program Audit

a. Bebas dari intervensi manajerial atas program audit. b. Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit.

c. Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang di syaratkan untuk sebuat proses audit.

2. Independensi dalam Verifikasi

a. Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan.

b. Mendapatkan kerjasama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit.

c. Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi aktivitas yang di periksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti.


(26)

d. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit. 3. Independensi dalam Pelaporan

a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta – fakta yang dilaporkan.

b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal – hal yang signifikan dalam laporan audit.

c. Menghindari penggunaan kata – kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor.

d. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.

c. Fungsi Internal Auditor

Secara umum fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan dalam perusahaan

Menurut Mulyadi (2002:211) menyebutkan fungsi internal auditor sebagai berikut : 1. Fungsi internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan

efisiensi pelaksanaan berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur – unsur pengendalian intern yang lain.

2. Fungsi internal auditor merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk membentuk jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar – komentar penting terhadap kegiatan manajemen, internal auditor menyediakan jasa tersebut. Internal auditor berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan sehingga tidak hanya terbatas atas catatan akuntansi.

Demikianlah secara terperinci telah dijelaskan mengenai fungsi – fungsi dari bagian internal auditor. Pada dasarnya fungsi yang diuraikan diatas mempunyai tujuan yang sama yaitu mengusahakan tercapainya system pengawasan yang baik dalam perusahaan, untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik internal auditor harus memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu dan disertai dengan pengalaman yang cukup serta dorongan dari manajemen tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan intern.


(27)

Internal auditor adalah auditor yang bekerja dalan perusahaan (perusahaan Negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Berhasil tidaknya tugas internal auditor dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan. Internal auditor hendaknya di tempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya.

Ada beberapa syarat yang diberikan agar internal auditor dapat bekerja secara efektif dan bebas, yaitu :

1. Manajemen dan dewan komisaris harus memberikan dukungan yang kuat kepada internal auditor.

2. Kepala bagian internal auditing harus bertanggung jawab kepada pejabat yang lebih tinggi dan wewenangnya untuk memastikan luas pemeriksaan yang dicakup untuk mengambil tindakan segera sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan.

3. Fungsi dan tanggung jawab internal auditing harus jelas dituangkan dalam bentuk tertulis dan dalam dokumen yang resmi yang telah disetujui oleh dewan komisaris.

4. Kepala bagian internal auditing harus berhubungan langsung dengan komisaris atau dewan komisi khusus yang independen dan direktur. Ia harus menyerahkan laporan secara periodik kepada dewan komisaris untuk temuan – temuan yang dianggap penting dalam pemeriksaannya.


(28)

Menurut Hartanto (2002:194-195) ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu :

1. Bagian internal audit berada dibawah Direktur Keuangan (sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan). Pada posisi ini keuntungannya adalah laporan yang diberikan internal auditor dapat segera di pelajari dan ditanggapi. Kelemahannya dalam posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja jika dikaitkan dengan independensi, maka tingkat kebebasan internal auditor kecil dan sempit.

Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto (2000:36)

2. Bagian internal audit merupakan Staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

Pada posisi ini keuntungannya adalah internal auditor memiki tingkat independensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan pemeriksaan keseluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahannya pada posisi ini, Direktur Utama mempunyai tugas yang banyak, sehingga dirut tidak dapat mempelajari hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang di peroleh tidak dapat diambil dengan segera.

RUPS

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur Keuangan

Bagian Akuntansi

Bagian audit Bagian


(29)

Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto (2000:36)

3. Bagian internal audit merupakan Staff dari dewan komisaris.

Pada posisi ini memberikan keuntungan tingkat independensi yang tinggi sekali, karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahannya adalah para dewan komisaris tidak setiap saat dapat ditemui dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari – hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan atau saran – saran yang diragukan oleh internal auditor untuk pencegahan perbaikan.

Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto (2000:36)

RUPS

Dewan Komisaris

Bagian Internal Audit

Direktur Utama Direktur

RUPS

Dewan Komisaris

Bagian Internal Audit Direktur

Utama

Direktur Keuangan


(30)

Dari ketiga alternatif akan menimbulkan suatu pertanyaan yaitu manakah alternatif kedudukan internal auditor yang baik. Hal ini tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Jika perusahaan menekankan pada pentingnya peranan bagian pemeriksaan intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiata serta sumber – sumber secara efektif dan efisien, maka alternative penempatan bagian pemeriksaan intern sebagai staff komisaris yang paling tepat. Maka yang paling ideal adalah bagian pemeriksa intern menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu Direktur Utama dan hasil laporan periksaan diserahkan untuk dianalisa Direktur Keuangan, dan hasil pengamatannya di serahkan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah – langkah selanjutnya.

e. Laporan Internal Auditor

Ruang lingkup pekerjaan dan cara kerja internal auditor

Ruang lingkup internal auditor mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang diberikan. Lingkup keahlian internal auditor mencakup masalah – masalah yang dihadapi manajemen yaitu :

1. Mengawasi kegiatan – kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak. Setiap tahun kepala eksekutif audit (chief audit executive-CAE) menyiapkan rencana jadwal audit khusus untuk aktivitas yang diawasi.

2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko.

Auditor internal memperkuat persepsi mengenai manajemen risiko dan meningkatkan upaya mereka untuk meyakinkan manajemen bahwa semua jenis risiko organisasi telah dievaluasi dan di perhatikan dengan layak.


(31)

Manajer senior biasanya membuat keputusan berdasarkan laporan yang mereka terima, bukan berdasaran pengetahuan mereka sendiri. Laporan yang akurat dan tepat waktu lebih mungkin menghasilkan keputusan yang bermakna.

4. Membantu manajemen pada bidang – bidang teknis.

Teknologi memiliki dampak yang sangat besar terhadap apa dan bagaimana audit dilakukan.

5. Membantu proses pengambilan keputusan.

Manajer bukanlah auditor internal, yang membuat keputusan operasional. Namun auditor internal dapat menyediakan atau memvalidasi data sebagai dasar pengambilan keputusan. 6. Menganalisa masa depan – bukan hanya masa lalu.

Banyak auditor internal modern mengakuai bahwa audit untuk masa kini dan masa depan lebih bernilai dibandingkan audit untuk masa lalu.

7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.

Manajer menghadapi masalah pada aktivitas yang tidak dapat dikendalikannya. Auditor internal umumnya menemukan masalah tersebut dan menyarankan perbaikan.

Laporan internal auditor

Hasil akhir dari pekerjaan Internal Auditor adalah laporan hasil pemeriksaan. Laporan ini memuat hal – hal yang menjadi objek pemeriksaan, temuan – temuan selama pemeriksaan serta saran – saran perbaikan. Hasil pemeriksaan harus dibuat secara tertulis dan ditujukan kepada pimpinan teringgi, serta laporan tersebut harus memuat rekomendasi mengenai perbaikan kelemahan yang ditemui.

Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan Internal Auditor adalah 1. Tepat waktunya


(32)

Ketepatan waktu penyelesaian dan penyampaian laporan haruslah diperhatikan untuk dapat mengambil suatu tindakan yang segera. Laporan yang terlambat disampaikan oleh internal auditor kepada pimpinan mengakibatkan laporan tersebut kehilangan nilainya. 2. Ketelitian

Laporan dapar dikatakan teliti atau cermat apabila setiap pernyataan, angka dan referensi harus didasarkan bukti – bukti yang kuat dan diperoleh selama pemeriksaan. Oleh sebab itu apapun yang dikemukakan didalam laporan harus cukup bukti pendukungnya.

3. Jelas, Ringkas dan lengkap

Laporan dikatakan jelas, apabila laporan tersebut mengemukakan pokok – pokok pikiran yang sistematis. Supaya dapat mengemukakan dengan jelas haruslah terlebih dahulu memahami masalah yang akan dilaporkan, menggunakan bahasa yang tepat, dan gagasan – gagasan yang disajikan dengan urutan yang baik. Laporan haruslah ringkas bukanlah berarti menghilangkan bagian – bagian yang relevan dan material sehingga gagasan menjadi kabur. Ringkas berarti membuang hal – hal yang tidak berguna atau berlebih – lebihan. Laporan dikatakan lengkap, apabila laporan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya secara objektif tidak ada sesuatu yang disembunyikan atau tidak di ungkapkan dalam laporan.

f. Monitoring Tindak Lanjut atas Laporan Internal Audit

Tindak lanjut adalah Tindakan yang dilaksanakan objek pemeriksa berdasarkan rekomendasi yang diajukan pemeriksa sehubungan dengan tindak lanjut, umumnya diperlukan adanya temuan yang mengharuskan pimpinan objek pemeriksa mengajukan pernyataan tertulis mengenai tindakan yang diambil sesuai rekomendasi yang diajukan pemeriksa.


(33)

Menurut Tugiman (2001:75) “Pemeriksaan internal auditor harus meninjau dan melakukan tindak lanjut (follow up) untuk mengetahui temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.”

Kelemahan yang dilaporkan, dianggap valid oleh manajemen, jelas telah menggambarkan risiko bagi perusahaan. Kondisi ini tetap menjadi risiko hingga selesai diperbaiki. Kegagalan untuk mengawasi risiko tersebut hingga dikoreksi, atau hingga manajemen senior atau dewan telah menyatakan bahwa mereka menanggung risiko tersebut, harus dianggap sebagai tanggung jawab audit yang tidak dilaksanakan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan replikasi daru beberapa penelitian terdahulu. Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut terdapat pada metode analisis yang digunakan. Pada penelitian terdahulu menggunakan metode analisis deskriptif, hasil yang diperoleh merupakan kesimpulan yang bersifat relatif. Sedangkan pada penelitian ini digunakan metode analisis statistik deskriptif dimana hasil yang diperoleh menjadi lebih jelas dan terukur.


(34)

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No Peneliti Judul Metode Analisis

Hasil 1 Artha L

Tambunan (2010)

Peranan Auditor Internal dalam memelihara system manajemen mutu pada PT.Socfin Indonesia Medan

Deskriptif Peranan Auditor Internal dalam perusahaan sudah efektif dan sangat bermanfaat dalam memelihara system manajemen mutu pada perusahaan. Kedudukan internal auditor berada dibawa Principal Director sehingga penilaian terhadap personal akan dilakukan dengan objektif dan independen.

2 Endang T Bangun (2008)

Peranan Satuan

Pengawasan Internal dalam mendukung strategi Pada PTPN III Medan

Deskriptif Dalam hal ini SPI telah melakukan audit secara efektif. Hal ini dapat terlihat dari temuan-temuan yang diperoleh SPI pada saat melakukan audit dan masukan-masukan serta saran-saran yang

diberikan SPI kepada pihak manajemen yang memantu manajemen untuk melakukan perbaikan dan dapat dengan lebih baik lagi meningkatkan kinerjanya. HAsil penelitian menunjukkan bahwa SPI sebagai Internal Audit Department di perusahaan telah mendukung penerapan implementasi strategi.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan berupa studi statistik deskriptif yaitu suatu metode dimana data yang dikumpulkan, disusun, diinterprestasikan, dianalisa dan diklarifikasikan data sesuai dengan kejadian yang sebenarnya dalam kurun waktu tertentu dan secara langsung mendatangi objek penelitian yaitu PTPN II Tanjung Morawa dan penelitian ini dimulai bulan Juni – November 2010.

B. Jenis dan sumber Data

Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah jenis data kualitatif dan data kuantitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Adalah data yang belum diolah yang di peroleh langsung dari objek penelitian dalam hal ini data terkait yang di peroleh dari hasil wawancara dan observasi terhadap perusahaan.

2. Data sekunder

Adalah data yang dikumpulkan melalui catatan dan dokumen resmi perusahaan diantaranya seperti: struktur organisasi perusahaan, tugas dan fungsi setiap bagian dalam struktur organisasi, dan data yang tersedia lainnya yang terkait dengan analisa Internal Auditor.


(36)

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun pada penelitian di PTPN II Tanjung Morawa, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :

1. Teknik wawancara

Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian.

1. Teknik Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen – dokumen internal perusahaan yang terkait dengan lingkup penelitian ini.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional merupakan penjelasan-penjelasan variable yang telah dipilih. Untuk mengukur variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang terdiri dari 4 jawaban yang merentang dari “sangat efektif” sampaidengan “tidak efektif”dimana setiappilihan jawaban diberikan bobot nilai pernyataan sebagai berikut:

Sangat efektif = 4 Efektif = 3 Kurang efektif = 2 Tidak efektif = 1


(37)

Tabel 3.1

E. Teknik Analisis Data

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2003:142) metode statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Variabel Definisi Variabel Indikator Alat

Ukur 1.Independensi Ketidak terikatan atau

kebebasan auditor dari dan terhadap auditee

maupun objek auditnya.

1. Status Organisasi 2. Objektivitas Skala Likert 2.Kemampuan Professional Kemampuan Auditor baik secara tekhnis maupun non tekhnis dalam melakukan pemeriksaan.

1. Kesesuaian dengan standard profesi

2. Pengetahuan dan kecakapan. 3. Hubungan antar manusiadan

komunikasi. Skala Likert 3.Lingkup Pekerjaan Pedoman dalam menjalankan setiap jenis audit agar tidak melenceng jauh dari objek yang hendak diperiksa

1.Keandalan Informasi.

2.Kesesuaian dengan kebijaksanaan rencana dan

posedur

3. Penggunaan Sumber. 4. Pencapaian tujuan.

Skala Likert 4. Pelaksanaan Kegiatan pemeriksaan mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas system pengendalian internal organisasi dan kualitas

kinerja dalam melaksanakan

tanggung jawab yang diberikan.

1. Perencanaan pemeriksaan

2.Pengujian dan evaluasi Informasi.

3.penyampaian hasilpemeriksaan.

4.Tindak lanjut pemeriksaan

Skala Likert


(38)

Untuk mengukur variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari empat jawaban yang merentang dari “sangat baik sampai tidak baik” dan setiap jawaban diberi bobot nilai untuk pertanyaan positif sebagai berikut :

1.Sangat Efektif = 4 2.Efektif = 3

3.Kurang efekif = 2 4.Tidak efektif = 1

Statistik deskriptif yang penulis gunakan adalah menghitung nilai rata-rata mean dengan rumus

X=

m N

Dimana : X = nilai rata-rata (mean)

= tanda penjumlahan yang konvensional digunakan dimana-mana m = ukuran-ukuran atau besarnya setiap item atau setiap kasus N = jumlah total dari semua item atau semua kasus


(39)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Akta Notaris Harun Kamil, SH No.35. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan surat keputusan No. C2-8330.HT.01.01. Pendirian perusahaan merupakan hasil peleburan PT.Perkebunan II (Persero) dan PT. Perkebunan IX (Persero) berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 1996, kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris Sri Rahayu Prasetyo, SH. No. 7 tanggal 08 Oktober 2002.

Perusahaan berkantor pusat di Tanjung Morawa, Kabupaten DeliSerdang,Provinsi Sumatera Utara. PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) memiliki 32 unit kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit, Karet, Kakao, Tembakau dan Tebu, termasuk didalamnya 8 unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS), 2 unit Pabrik Gula (PG), 1 unit Pabrik Fraksionasi (PFS), 1 unit Pabrik Lateks Pekat, 2 unit Pabrik Crumb Rubber, 3 unit Pabrik RSS, 4 unit Pabrik Kakao, 4 unit Rumah Sakit (RS), 1 unit Bengkel Pusat (BP), 1 unit BAlai Penelitian Tembakau Deli (BPTD), dan 1 unit Risbang (Riset dan Pengembangan Tebu).

Semua Kebun / Unit Usaha tersebut dikelompokkan menjadi 6 (enam) Distrik Unit Usaha (DUU) dan 1 (satu) unit Kebun Pengembangan, adapun pengelompokkan Distrik Unit Usaha (DUU) adalah sebagai berikut: Distrik Tanaman Tahunan Rayon Utara, Distrik Tanaman Tahunan Rayon Tengah, Distrik Tanaman Tahunan Rayon Selatan, Distrik Tanaman Tebu, Distrik tanaman Tembakau dan Distrik Rumah Sakit. Sedangkan pengelompokkan Kebun


(40)

Pengembangan adalah : Kebun Arso dan Prafi didaerah Papua. Masing-masing Distrik Unit Usaha (DUU) dipimpin oleh 1 (satu) orang Manajer sementara Kebun Pengembangan dipimpin oleh masing-masing Manejer Kebun.

Perseroan ini bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembanguna nasioanal umumnya, khususnya di sector pertanian dalam arti seluas-luasnya.

Untuk tujuan tersebut perseroan menjalankan usaha meliputi sebagai berikut : 1. pengusahaan budidaya hutan tanamana perkebunan.

2. produksi barang setengah jadi atau barang jadi. 3. perdagangan atau pemasaran hasil produksi.

4. pengembangan usaha bidang perkebunan, agrowisata dan agrobisnis.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Sesuai dengan surat keputusan Menteri Pendayagunaan BUMN RI No.KEP-057/M-PBUMN/1998 tanggal 28 September 1998, susunan direksi dapat dilihat sebagai berikut:

1. Direktur Utama

Direktur Utama bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris.

2. Direktur Produksi

Direktur Produksi bertanggung jawab kepada Diektur Utama, kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisarus, yang mengeloala bidang tanaman, produksi, teknik dan teknologo, pengelolaan dan sarana lainnya yang berkaitan dengan fungsinya.


(41)

Direktur Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Utama, kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang mengelola bidang akuntansi dan keuangan.

4. Direktur Pemasaran

Direktur Pemasaran bertanggung jawab kepada Direktur Utama, kepda Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang mengeloala bidang pemasaran dan pengadaan. 5. Direktur Sumber Daya Manusia / Umum

Direktur Sumber Daya MAnusia / Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama, kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris, yang mengelola bidang personalia, pengembangan sumber daya manusia, bidang umum, secretariat dan rumah sakit, masalah hubungan antar kerja, sosial umum, keamanan dan kesehatan. Sesuai dengan surat Keputusan Direksi PTPN II No.II.0/Kpts/R.02/1998 tanggal 9 juni 1998 dan diperbaharui dengan surat No.II.0/Kpts/r/05/2001 tanggal 2 Juli 2001 ditetapkan susunan kepala bagian sebagai berikut :

1. Bagian Sekretariat

Bagian Sekretariat berfungsi sebagai pambantu Direksi dibidang yang berhubungan pengelolaan keskretariatan perusahaan hubungan masyarakat, rumah tangga kantor direksi, bertanggung jawab kepada Direktur SDM/Umum.

2. Bagian Satuan Pengawasan Intern

Bagian Satuan Pengawasan Intern bertugas membantu direksi melaksanakan dan bertanggung jawab atas kelancaran tugas pekerjaan dibidang pengawasan intern berdasarkan norma pemerikasaan dan pedoman pemeriksaan umum, keuanagn operasional serts kebijakan pengawasan, bertanggung jawab kepada Direktur Utama. 3. Bagian Pengkajian dan Pengembangan


(42)

Bagian Pengakajian dan Pengembangan berfungsi me,mbantu direksi dalam melaksanakan tugas dn kebijakan yang telah digariskan oleh direksi. Melaksanakan perncanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengawasan serta melakukan pengkajian dan pengembangan seluruh sumber daya perusahaan, bertanggung jawab kepada SDm/Umum.

4. Bagian Tanaman Tahunan

Bagian Tanaman Tahunan berfungsi membantu direksi dalam melaksanakan fungsi perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian serta pengawasan yang menyagkut pekerjaan-pekerjaan dibidang tanaman tahunan, bertanggun jawab kepada direktur produksi.

5. Bagian Tanaman Semusim

BAgian Tanaman Semusim berfungsi membantu direksi dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian serta pengawasan yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan dibidang tanaman tahunan, bertanggung jawab kepada direktur produksi.

6. Bagian Teknik

Bagian Teknik bertugas membantu direksi dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengirganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang teknik, bertanggung jawab kepada direktur produksi.

7. Bagian Pengolahan

Bagian Pengolahan berfungsi membantu direksi melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang pengolahan, meliputi


(43)

administrasi, teknik serta melaksanakan fungsi manajemen dalam meningkatkan system mutu produksi, bertanggung jawab kepada direktur produksi.

8. Bagian Pengendalian Mutu dan Lingkungan

Bagian PML berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi-fungsi manajemen dalam melaksanakan system dan prosedur yang dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu hasil produksi dan kinerja lingkungan, bertanggung jawab kepada direktur produksi. 9. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan berfungsi membantu direksi untuk menjalankan kebijakan Direksi serta melaksankan fungsi-fungsi manajemen dalam bidang keuangan, perpajakan dan asuransi asset perusahaan serta penyusunan rencanakerja dan anggaran perusahaan, bertanggung jawab kepada direktur keuangan.

10. Bagian Akuntansi

Bagian Akuntansi berfungsi membantu direksi untuk menjalankan kebijakan direksi dibidang akuntansi serta melaksankan fungsi analisa hasil usaha, memberiakn data masukan pada direksi mengenai permasalahan akuntansi, bertanggung jawab kepada direktur keuangan.

11. Bagian Pengadaan Barang

Bagian Pengadaan berfungsi membantu direksimelaksankan fungsiperncanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang pengadaan, bertanggung jawab kepada direktur pemasaran.


(44)

Bagian Pemasaran berfungsi membantu direksi melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang pemasaran, bertanggung jawab kepda direktur pemasaran.

13. Bagian Personalia

Bagian Personalia berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi-fungsi manajemen yang mencakupkeiatan administrasi karyawan, pensiun karyawan dan penyelenggaraan pemenuhan sosial dan kesejahteraan serta hubungan antar kerja, bertanggunh jawab kepada Direktur SDM/Umum.

14. Bagian Pengembangan SDM

Bagian Pengembangan berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi-fungsi manajemen dalam pengembangan sumber daya manusia yang mencakup kegiatan pendidikan dan latihan keselamatan dan kesehatan kerja dan pelayanan kesehatan, bertanggung jawab kepada Direktur SDM/ Umum.

15. Bagian Umum

Bagian Umum berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang sosial ekonomi, kesejahteraan, bina mental, hokum dan agrarian, bertanggung jawab kepada Direktur SDM/Umum. 16. Bagian pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi

Bagian PUKK berfungsi membantu direksi untuk melaksankan fungsi-fungsi manajemen dalam merencanakan, mengawasi penyaluran bantuan dan pembinaan terhadap pengusaha kecil dan koperasi, bertanggung jawab kepada Direktur SDM/Umum.


(45)

3. Kedudukan Auditor Intern dalam Organisasi

Dari struktur organisasi PT. Perkebuanan Nusantara II (terlampir) dapat dilihat bahwa kedudukan internal auditor (bagian internal audit) pada PTPN II dilaksanakan oleh Satuan Pengawasan Intern yang memiliki kedudukan langsung dibawah direktur utama. Dengan kedudukan seperti ini Satuan Pengawasan Intern mempunyai kebebasan (independensi) yang cukup besar terhadap pelaksanaan pemeriksaan dalam perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya Satuan Pengawasan Intern mendapatkan instruksi langsung dari direktur utama dan menyampaikan laporannya kepada direktur utama.

Gambar 4.1 Kedudukan SPI pada PTPN II (Persero) Medan Sumber : PTPN II (Persero) Medan

Satuan pengawasan intern dipimpin oleh seorang kepala biro yang diangkat langsung oleh direktur utama. Sedangkan pegawai-pegawainya disusun dan diajukan oleh kepala biro untuk disahkan oleh direktur utama dan kegiatannya diatur dan dilaksankan berdasarkan uraian – uraian tugas (job description) serta perintah yang telah ditetapkan oleh direktur utama.

Dengan posisi yang demikian satuan pengawasan intern merupakan staf direktur utama yang menjalankan tugas pengawasan dan pemeriksaan dalam arti dia memiliki wewenang untuk :

RUPS

Dewan Komisaris

Satuan Pengawasan Intern

Direktur Utama

Direktur Keuangan ,produksi, SDM,Pemasaran


(46)

1. Melaksankan pengawasan dan pemeriksaan.

2. Memberikan saran dan rekomendasi kepada direktur utama atas hasil pemeriksaannya.

Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan ditemukan sesuatu hal yang merupakan ketimpangan, satuan pengawasan intern tidak diperkenankan mengambil tindakan langsung pada satuan administrasi yang diperiksanya. Satuan pengawasan intern hanya menyampaikan laporan hasil pemeriksaannya kepada direktur utama, kemudian memberikan rekomendasi dan saran tindakan preventif maupun represif terhadap semua bentuk penyimpangan kepada pejabat yang berwenang dan juga kepda direktur utama. Satuan pengawasan intern tidak mempunyai kewenangan menjalankan fungsi eksekutif dalm hal decision making (pengambilan keputusan) karena eksekutiflah yang dapat mengambil tindakan itu.

Dalam posisi seperti ini suatu pengawasan intern dapat bergerak dengan bebas melakukanpemeriksaan terhadap masing-masing satuan administrasi tanpa ada kekhawatiran ataupun tekanan dari pihak atau satuan administrasi yang diperiksanya. Sepanjang kebebasan itu menyangkut tugas pemerikasaan. Sekalipun kedudukan satuan pengawasan intern sama dengan satuan administrasi yang lain yaitu sama-sama berada dibawah direktur utama, ia dapat bekerja dengan bebas karena bagian audit intern terlepas dari tugas-tugas operasional perusahaan sehingga dengan sendirinya ia tidak akan melakukan suatu kegiatan sebagaimana delakukan oleh satuan administrasi yang akan diperiksanya.

Unit organisasi yang diperiksa oleh internal auditor wajib memberikan dukungan sepenuhnya atas kelancaran pelaksanaan audit yang dilakukannya. Dukungan itu berupa penyediaan data dan informasi yang berhubungan dengan unit pemeriksaan dan kebebasan untuk melakukan pemeriksaan fisik.


(47)

Untuk mendukung agar hsil pemeriksaan cukup objektif, satuan pengawasan intern telahmemiliki struktur organisasi yang dilengkapi dengan uraian fungsi dan tugas serta pedoman untuk membuat laporan.

Struktur organisasi satuan pengawasan intern dapat dilihat seperti bagan berikut ini :

Gambar 4.2 Struktur Satuan Pengawasan Intern Sumber : PTPN II (Persero) Medan

Dari bagan organisasi tersebut dapat dilihat bahwa satuan pengawasan intern dipimpin oleh seorang kepala biro Satuan Pengawasan Intern, dan satuan pengawasan intern ini dibagi atas empat urusan, yaitu:

1. Urusan pengawasan bidang tanaman 2. Urusan pengawasan bidang teknik 3. Urusan pengawasan bidang pengolahan

4. Urusan pengawasan administrasi umum dan keuangan

KEPALA BIRO SPI

Kaur Pengawasan Tanaman

Kaur Pengawasan Tekhnik

Kaur Pengawasan Pengolahan

Kaur Pengawasan Administrasi Umum

& Keuangan

Staff

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Staff Staff


(48)

Seperti telah disebutkan bahwa satuan pengawasan intern dipimpin oleh kepala biro. Sesuai dengan surat instruksi direktur utama telah ditetapkan mengenai tugas, kewajiban, wewenang serta tanggung jawab satuan pengawasan intern untuk melaksanakan tugas dan kewajiban direksi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan terhadap pekerjaan dan persoalan yang berhubungan dengan pengawasan biaya, analisa, pengawasan intern dan pengawasan fisik.

Uraian dan pembagian tugas kepala Satuan Pengawasan Intern adalah sebagai berikut : 1. Merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan maupun program mengenai

masalah-masalah yang berhubungan dengan pemeriksaan dan pengawasan.

2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan baik fisik, financial maupun administrasi dan penghematan harta kekayaan perusahaan.

3. Membuat analisa dan evaluasi dari kebijaksanaan yang telah ditempuh.

4. Mengamati dan mengendalikan pelaksanaan kebijksanaan direksi yang telah digariskan. 5. Mengevaluasi dan menyusun rencana-rencana perbaikan untuk meningkatkan daya guna

perusahaan.

6. Membuat norma-norma dari seluruh kegiatan perusahaan.

7. Mengkoordinir pembuatan data dan laporan-laporan terhadappihak luar dan laporan dewan komisaris.

Selanjutnya masing – masing urusan dalam satuan pengawasan intern juga mempunyai tugas, yang secara umum disebutkan di bawah ini :

1. melaksanakan tugas – tugas yang dibeikan oleh kepala satuan pengawasan intern.

2. membantu kepala satuan mengkoordinasi tugas – tugas bidang teknis dan teknologi, bidang tanaman, bidang pengolahan, bidang keuangan dan administrasi.


(49)

3. memeriksa dan mengevaluasi efektivitas pengawasan bagian – bagian atau unit dalam bidang tugasnya, baik pelaksanaanya maupun kelengkapannya.

4. memeriksa dan menganalisa laporan terhadap norma atau anggaran yang telah ditetapkan. 5. membuat program audit, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

6. memeriksa kertas kerja audit. 7. mengkoordinasi tugas – tugas audit.

8. membantu mempersiakan laporan hasil pemeriksaan.

9. membantu menyiapkan rekomendasi untuk tindakan – tindakan perbaikan.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kedudukan auditor intern didalam perusahaan mempunyai pengaruh dalam kebebasannya melakukan pemeriksaan saja, tetapi perlu adanya keahlian yang memadai dan pengalaman yang cukup bagi auditor intern agar dapat membantu pimpinan perusahaan didalam mengambil keputusan.

Pendayagunaan personil yang ada dalam unit audit intern akan mempunyai hasil bila senantiasa dilakukan peningkatan didalam suatu pemeriksaan yang dilaksankan yaitu dengan mempebaiki mutu dan kemampuan auditor intern sendiri melalui pendidikan tambahan yang diberikan dan latihan – latihan yang dapat meningkatkan kecakapan dalam pemeriksaan.

4. Fungsi Auditor Intern

Di dalam uraian sebelumnya telah diungkapkan bahwa yang melaksanakan fungsi inernal audit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa adalah satuan pengawasan intern. Bagian ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi usaha yang telah digariskan perusahaan.

Adapun tujuan dari dibentuknya satuan pengawasan intern adalah untuk membantu direktur utama perusahaan untuk melakukan pengawasan atas hal – hal yang berhubungan


(50)

dengan masalah – masalah keuangan, pembelian, pembukuan, proyek, produksi jasa dan umum serta pengawasan pelaksanaan yang mencakup perencanaan dan koordinasi agar tercapai efisiensi dalam perusahaan secara menyeluruh.

Pada dasarnya satuan pengawaan intern tidak bertanggung jawab secara langsung terhadap kelemahan yang ada di perusahaan. Satuan pengawaan intern hanya berkewajiban melakukan pemeriksaan dan selanjutnya hasil pemeriksaan inilah yang dipakai oleh direktur utama untuk melakukan tindakan perbaikan. Tegasnya pelaksanaan operasi secara tepat dan cermat adalah tanggung jawab langsung manajemen sedngkan kewajibansatuan pengawasan intern hanyalah menilai keampuhanpengawasan uang dilakukan oleh manajemen pada semua kegiatan dan melaporkan temuan – temuan yang menghambat operasi perusahaan.

Ruang lingkup pemeriksaan, tidak terbatas pada bidang akuntansi dan catatan keuangan saja. Adapun ruang lingkup pemeriksaan tersebut adlah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan atas keuangan dan ketaatan pada peraturan peundang-undangan. Dlam hal ni pemeriksaan mencakup pemeriksaan transaksi, perkiraan, kegiatan, fungsi dan pertanggungjawaban keuangan bagian atau perusahaan sesuai dengan ruang lingkup pemeriksaan yang ditentukan dalam penugasan pemeriksaan.

b. Penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam penggunaan sarana yang tersedia. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah perusahaan, bagian atau kegiatan yang diperiksa telah mengelola atau menggunakan sumber daya seperti uang, peralatan, barang, sumber daya manusia dan sebagainya yang tersedia secara berdaya guna dan berhasil guna. Dalam menilai daya guna dan kehematan, auditor harus memperhatikan apakah pimpinan perusahaan, bagian atau kegiatan yang dieriksa telah mengusahakan


(51)

sepenuhnya untuk memelihara sumber daya guna membatasi pengeluaran ampai pada tingkat yang minimal.

c. Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu kegiatan atau program. Penilaian meliputi penyelidikan apakah hasil atau manfaat yang dicapai sampai saat pemeriksaan program atau kegiatan yang ditetapkan telah dilaksanakan secara berhasil guna.

5. laporan Auditor Intern dan Tindak Lanjutnya

Satuan pengawasan intern membuat laporan hasil kerjanya untuk mempertanggungjawabkan hasil kerjanya. Dalam melakukan tugas ini, satuan pengawasan intern mempunyai kelengakpanpemeriksaan seperti :

1. Norma Pemeriksaan

Satuan pengawasan intern PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa – Medan telah mempunyai suatu kaidah atau ukuran dalam melaksanakan pemeriksaan agar dicapai mutu pelaksanaan pemeriksaan dan mutu laporan pemeriksaan yang dikehendaki.

Kaidah atau ukuran ini disebut Norma Pemeriksaan yang berisi : a. Norma Umum Pemeriksaan

mengatur tentang ruang lingkup pemeriksaan terhadap obyek yang diperiksa, baik terhadap keuangan maupun mengenai peraturan perundang-indangan.pejabat yang berwenang dalam menetapkan tugas pemerksaan harus mempertimbangkan kebutuhan pemakai hasil pemeriksaan.


(52)

b. Norma Pelaksanaan Pemeriksaan

pekerjaan pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknya, dan para pelaksana pemeriksaan harus diawasi dan dibimbing dengan sebaik-baiknya. Dalam melaksanakan tugasnya,para auditor harus waspada terhadap situasi atau transaksi yang dapat menunjukkan kemungkinan adanya penyimpangan, penyelewengan serta tindakan yang tidak sah.

c. Norma Pelaporan Pemeriksaan

auditor intern harus melaporkan hasil pemeriksaan sesuai dengan penugasan yang ditetapkan. Laporan tersebut harus dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat yang berwenang tepat pada waktunya agar bermanfaat.

d. Norma Tindak Lanjut

auditor intern harus mengikuti tindak lanjut atas temuan – temuan pemeriksaan yang dilaporkan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil dan dilaksankan. Norma ini mewajibkan satuan pengawasan intern an para pemeriksanya berupaya agar sasaran tindak lanjut dilaksankan oleh pihak manajemen serta mengikuti tndak lanjut untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilaksanakan oleh pihak manajemen. 2. Audit Program

Program pemeriksaan adalah suat tindakan atau langkah – langkah yang terperinci dan sistematis dari prosedur pemeriksaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pemeriksaan. Hal ini diperlukan agar pelaksanaan pemeriksaan dapat terarah.pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa – Medan audit program sudah ada sehingga dalam melaksanakan pemeriksaan sudah dapat memahamitujuan, jenis dan tugas pemeriksaannya.


(53)

3. Kertas Keja Pemeriksaan

Kertas kerja pemeriksaan merupakan alat kerja yang dipakai oleh petugas pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan dan disebut juga dengan dokumen pemeriksaan. Isinya berupa catatan – catatan mengenai perencanaan dan surveipendahuluan, audit program dan hasil – hasil pemeriksaan. Kertas kerja ini dibuat sejak auditor memulai pelaksanaan pemeriksaan sampai laporan selesai. Kertas kerja pemeriksaan merupakn pendudkung atas prosedur dan norma yang dijalankan dalam rangka pemeriksaan. Perusahaan menyimpan dokumen pemeriksaan ini sebagai bukti pelaksanaan pemeriksaan atas prosedur dan pengujian yang dilakukan. Sumber informasi dikumpulkan, dianalisa dan disimpulkan sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan. Kertas kerja pemeriksaan sangat penting artinya bila dilihat manfaatnya antara lain :

a. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil pemeriksaan.

b. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para pelaksana pemeriksaan.

c. Merupakan alat pembuktian dari laporan hasil pemeriksaan. d. Menyajikan data untuk keprlaun referensi.

e. Merupakan salah satu pedoman untuk tugas pemeriksaan berikutnya.

4. Laporan Hasil Pemeriksaan

Sebelum menyelenggarakan penyusunan laporan, auditor mengadakan pengujian kelengkapan prosedur audit untuk meyakini kecermatan hsil pemeriksaan. Setelah auditor merasa yakin berubah laporan hasil pemeriksaan disusun. Laporan tersebut adalah saranakomunikasi yang resmi dan sangat penting bagi auditor untuk menyampaikan informasi tentang temuan, kesimpulan dan saran sertarekomendasi kepada pejabat – pejabat yang


(54)

berwenang yang melaksanakan saran dan rekomendasi atau yang perlu mengetahui informasi tersebut.

Penyusunan laporan auditor dengan criteria yang diatur dalam norma pelaporan Satuan Pengawasan Intern adalah sebagai berikut :

a. Laporan disajikan secara tertulis.

b. Laporan disesuaikan dengan penugasan yang ditetapkan.

c. Laporan diserahkantepat waktunya agar informs dapa bermanfaat sepenuhnya. d. Kalimat yang digunakan sederhana, jelas,singkat, dan mudah dimengerti. e. Memuat temuan dan kesimpulan pemriksaan secara objektif.

f. Memberikan saran tindak lanjut yang konstruktif.

g. Lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempurnaan daripada kritik.

h. Mengungkapkan hal – hal yang msih merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan sampai berakhirnya pemeriksaan, bila ada.

i. Mengemukakan pengakuan atas suatu putusan atau suatu tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan itu dapat diterapkan di bagian lain.

j. Mengemukakan penjelasan pejabat objek yang diperiksa mengenai hasil pemeriksaan. k. Laporan harus lengkap, layak dan teliti.

Laporan hasil pemeriksaan merupakan suatu laporan yang dibuat dengan berpedoman pada buku pedoamn Penyusunan Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

Laporan hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern disusun dalam bentuk : 1. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Keuangan


(55)

1.a. Kesimpulan dan saran

Pada bagian ini diuraikan masalah ataupun temuan –temuan yang perlu mendapat perhatian dari manajemen.jika diperlukan, tindak lanjut ataupun saran perbaikan akan dikemukakan di atas.

1.b. Laporan kegiatan yang diperiksa

Dalam bagian ini diuraikan laporan kegiatan yang diperiksa, misalnya : a ) laporan keuangan (neraca dan perhitungan laba rugi).

b ) Laporan Produksi. c ) Laporan penjualan. 1.c. Hasil Pemeriksaan

Pada bagian ini dimuat hal umum dan uraian hasil pemeriksaan. 1.c.1 Umum :

a ) Ruang lingkup dan periode pemeriksaan.

b ) Uraian temuan masalah organisasi obyek yang diperiksa secara singkat. c ) Uraian temuan masalah administrasi objek yang diperiksa secara singkat. 1.c.2 Uraian hasil pemeriksaan

a. system pengawasan akuntansi.

b. kelengkapan dan kewajaran laporan oertanggungjawaban keuangan.

c. ketaatan terhadap ketentuan –ketentuan yang berlaku ( teramsuk ketaatan terhadap waktu penerbitan laporan).

d. pengamanan kekayaaan perusahaan ( dalam hal adanya kasus – kasus kebocoran atau korupsi yang merugikan perusahaan).

e. pengkajian ulang ( review) analisa laporan keuangan.

f. informasi khusus yang bertalian dengan gejala ( praduga) korupsi serta hambatan – hambatan yang bertalian dengan perusahaan.

g. komentar dalam hal perusahaan mengalami kondisi keuangan yang terus menerus memburuk.

h. komentar ats penyimpangan atau ketidaktaatan terhadap ketentuan – ketentuan yang berlaku.


(56)

i. rekomendasi terhadap temuan – temuan yang perlu mendapat perhatian direksi.

1.d. lampiran Pemeriksaan

Bagian ini berisi daftar – daftar perincian lebih lanjut dari laporan kegiatan yang diperiksa, informasi tambahan yang disajikan pihak yang diperiksa dan komentar auditor.

2. Laporan Hasil Pemeriksaan operasional

Laporan hasil pemeriksaan operasional memuat unsure - unsur sebagai berikut : 2.a. Ringkasan hasil pemeriksaan dan rekomendasi ( saran tindak).

Ringkasan bersumber dari uraian hsil pemeriksaan, dengan demikian tidak ada ringkasan yang diuraikan tidak terdapat dalam bagian ini. Ringkaan hasil pemeriksaan dan rekomendasi ini memuat :

a. temuan yang disajikan secara singkat dan jelas dari temuan yang diuraikan pada uraian hasil pemeriksaan.

b. rekomendasi yang ditujukan kepada pejabat yang berwenang mengambil keputusan. c. komentar pejabat yang bertanggung jawab yang diuraikan secara singkat.

2.b. Pendahuluan

Pada bagian ini disajikan data umum untuk memudahkan laporan, seperti : a ) ruang lingkup pemeriksaan meliputi :

- Lokasi yang dicakup dalam pemeriksaan.

- Pembatasan dan keterbatasan dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengaruhnya terhadap temuan yang ditemukan.

- Uraian singkat mengenai tujuan pemeriksaan.

Contoh 1 :


(57)

- Untk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan disertai dengan persetujuan direktur. - Untuk mengetahui sampai sajauhmana tertib administrasi dilakukan.

Contoh:

Pemeriksaan pada bagian keuangan yang meliputi pemeriksaan terhadap tugas pokok dan tanggung jawab daripada seksi – seksi yang ada dalam lingkungan bagian keuangan, personalianya dan tata kerjanya.

b ) Penjelasan singkat tentang kegiatan yang diperiksa, meliput i : 1. Organisasi

Menguraikan secara singkat mengenai organisasi dan pimpinan yang bertanggung jawab sebagai pejabat yang akan memberikan komentar dan yang akan melaksanakan rekomendasi.

2. Latar belakang kegiatan yang diperiksa

Menggambarkan secara jelas mengenai sejarah, perkembangan an maksud diadakannya kegiatan tersebut.

3. Tujuan Kegiatan

Menguraikan kegiatan objek dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. 4. Ukuran kegiatan yang diperiksa.

Diuraikan mengenai ukuran rwlatif dari objek yang diperiksa terhdap keseluruhan kegiatan meliputi lokasi dan sarana yang terkait didalamnya.

5. Administrasi dan pengawasan manajemen.

Diuraikan secara ringkas keadaan administrasi dan system pengawasan manajemen yang berlaku pada unit organisasi.


(58)

Pada bagian ini diuraikan temuan serta rekomendasinya sebagai pesanan pokok yang hendak diutamakan kepada pemakai laporan. Sehingga diusahakan agar pembaca laporan mudah memahami apa yang terjadi, sebab terjadinya, pengaruh dan saran tindak lanjut untuk mengatasinya. Temuan merupakan uraian mengenai keadaan yang sebenarnya terjadi tolak ukur (criteria), sebab penyimpangan dan akibat penyimpangan. Penyajian temuan hendaknya memuat analisa kuantitatif tentang kerugian dan masalah yang timbul akibat penyimpangan dari ketentuan yang berlaku, terjadinya pemborosan dan tidak efektifnya kegiatan operasi perusahaan.

Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat antara auditor internal objek yang diperiksa maka kedua-duanya diiungkapakan dalam laporan. Rekomendasi merupakan uraian tindakan yang harus dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya penyimpangan. Rekomendasi diberikan dengan mempertimbangkan omentar pejabat yang bertanggungjawab. Pada rekomendasi hendaknya disajikan dengan jelas apa yang harus diperbaiki,langkah – langkah yang harus ditempuh dan siapa yang bertanggung jawab melaksanakan perbaikan.

Bagi internal audit laporan tersebut merupakan perwujudan dari fungsi pengawasan yang dipercayakan oleh pimpinan perusahaan perusahaan . bagi bagian yang diaudit, laporan audit berguna sebagai bahan evaluasi atas kemajuan yang dicapai ataupunkelemahan yang ada selama ini.dengan diterbitkannya laporan ini diharapkan objek yang diaudit dapat memperbaiki prestasi kerja untuk masa mendatang.

Sehubungan dengan bentuk laporan audit, dalam hal ini di PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa – Medan tidak menetapkan standar – standar khusus. Akan tetapi hanya berpedoman kepada criteria yang bersifat umum antara lain harus disusun secar cermat, jelas, teratur, singkat,dan tepat waktu.


(59)

Pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa – Medan laporan internal auditor disampaikan dalam 2 bentuk yaitu bentuk lisan dan tulisan. Pemeriksaan rutin dilaporkan dalambentuk tertulis dan pemeriksaan khusus ( mendadak) dilaporkan dalam bentuk lisan.

Selanjutnya akan diuraikan lebih lanjut tentang laporan tertulis yang dibuat internal auditor untuk menyampaikan pertanggung jawaban secara resmi kepada pemberi tugas pemeriksaan.laporan tertulis disusun dalam system berikut :

1. Kesimpulan hasil Pemeriksaan.

Berkaitan dengan system internal control yang ada dan saran perbaikan bila ditmukan kekurangan atau kesalahan yang dijumpai selama pemeriksaan.

2. Pelaksanaan Pemeriksaan.

a. Sifat pemeriksaan apakah rutin atau khusus.

b. Jangka waktu lamanyapemeriksaan yang dilakukan selama2 (dua ) kali setahun. c. Nama – nama pemeriksa serta penentuan daerah pemeriksaan.

3. Hasil Pemeriksaan

Memuat perincian item –item yang diperiksa dengan menyebutkan langkah yang telah dilakukan dan hasil – hasil yang ditemukan dalm rangka pemeriksaan besertapandangan atau saran yang perlu diberikan.

4. Lampiran

Memuat daftar table, perhitungan – perhitungan, dan lain – lain yang merupakan kertas kerja pemeriksaan yang bertujuan untuk lebih memperjelas data laporan.

Sedangkan laporan lisan adalah laporan yang didasari atas adanyatemuan material yang diperoleh dari hasil pemeriksaan rutin yang dinggap perlu ditelusuri lebih lanjut. Laporan lisan ini dapat membantu pimpinan untuk mempergunakan informasi dengan mudah dan cepat secar


(60)

akurat sehingga pimpinan dapat langsung menagmbil tindakan –tindakan yang dianggap perlu. Selain itu laporan yang disampaikan secara lisan tersebut melalui kontak dialog langsung akan lebih mendekatkan hubungan kerjasama yang baik, dengan demikian internal auditor akan dapat dengan mudah menyampaikan saran – saran yang pisitif dan konstruktif.

B. Analisis dan Hasil Penelitian

1. Efektifitas Fungsi dan Peranan Internal Auditor dalam Meningkatkan kinerja Operasional pada PT. PerkebunanNusantara II (Persero)

Setelah penulis menguraikan tinjauan pustaka serta pelaksanaan yang dijalankan mengenai fungsi dan peranan internal auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan, penulis akan mencoba memberikan analisis dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana fungsi dan peranan internal auditor dalam meningkatkan kinerja operasional pada perusahaan ini dengan menggunakan metode analisa statistik deskriptif. Untuk keperluan analisis, maka penulis menyajikan data dari hasil observasi yang dilakukan terhadap fungsi dan peranan internal auditor dalam meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan pada tabel 4.1


(61)

Tabel 4.1 (Tabel Deskripsi Data)

Observasi terhadap Efektivitas Fungsi Dan Peranan Internal Auditor Dalam Meningkatkan kinerja Operasional

Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan Sub Variabel (1) No Item (2) Hasil Observasi (3) Bobot Nilai (4) Jumlah Nilai Observasi (5)

Independensi 1 E 3 3

2 E 3 3

3 SE 4 4

4 SE 4 4

5 SE 4 4

6 E 3 3

Kemampuan Profesional

7 E 3 3

8 E 3 3

9 SE 4 4

10 E 3 3

Lingkup Pekerjaan

11 E 3 3

12 SE 4 4

13 SE 4 4

14 E 3 3

15 E 3 3


(62)

17 E 3 3

18 E 3 3

19 E 3 3

Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan

20 E 3 3

21 E 3 3

22 E 3 3

23 SE 4 4

24 E 3 3

25 SE 4 4

26 SE 4 4

27 E 3 3

28 E 3 3

29 E 3 3

30 SE 4 4

Sumber : Lembar Observasi

Uraian analisis dan evaluasi ditinjau dari segi batasan sesuai dengan lembar observasi adalah sebagai berikut :

1. Independensi ( 01 – 06 )

Kedudukan bagian audit internal pada struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) sudah efektif, hal ini dapat dilihat dimana bagian audit internal berada dibawah pimpinan tertinggi yaitu direktur utama dan bagian audit internal ini memiliki hubungan langsung dengan pimpinan tertinggi tersebut. Status ini memberikan keleluasaan untuk


(1)

Pada bab ini, penulis menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dalam deskripsi data, penulis membuat rentang (range) dari jawaban yang ada dengan maksud melakukan Analisis Kuantitatif.

Untuk mendeskripsikan data variabel penelitian, dianalisis dengan menggunakan jarak pengukuran (range) dan jumlah interval. Rumus untuk jarak pengukuran (range) dan jumlah interval adalah:

Range = nilai tertinggi – nilai terendah = 4-1

= 3

Jumlah interval = Range

Lebar interval

= 3 = 0.75 4

3.26 - 4 = Fungsi dan peran Internal Auditor sangat efektif dalam meningkatkan kinerja operasional

Kriteria keputusan

2.51-3.25 = Fungsi dan peran Internal Auditor efektif dalam meningkatkan kinerja operasional

1.76 – 2.50 = Fungsi dan peran Internal Auditor kurang efektif dalam meningkatkan kinerja operasional

1 – 1.75 = Fungsi dan peran Internal Auditor tidak efektif dalam meningkatkan kinerja operasional


(2)

Hasil yang diperoleh dari perhitungan mean dapat kita lihat pada perhitungan sebagai berikut :

M = Total skor hasil observasi

Jumlah unsur observasi

= 100

30

= 3,33

Berdasarkan kategori penilaian tersebut nilai ini terletak pada interval 3,26 – 4 dengan kategori ”Sangat Efektif”. Hal ini berarti menunjukkkan bahwa fungsi dan peran Internal Auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) sangat efektif dalam meningkatkan kinerja operasional.

Perlu penulis tambahkan bahwa sewaktu penulis melakukan observasi langsung ke perusahaan, penulis tidak diizinkan untuk memperoleh data berupa contoh Berita Acara Pemeriksaan dan Kertas Kerja Pemeriksaan yang dimiliki oleh perusahaan dalam pekerjaaan auditnya dengan alasan hal itu merupakan rahasia perusahaan dan dari hasil wawancara penulis dengan pihak yang berkompeten dalam perusahaan dalam hal ini salah seorang bagian Satuan Pengawasan Intern bahwa apabila ada temuan yang mereka dapat, relatif cepat ditindak lanjuti.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan analisis dan evaluasi, pada bab penutup ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan serta mengajukan beberapa saran tentang pelaksanaan Fungsi Dan Peranan Internal Auditor Dalam Meningkatkan Kinerja Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero), dan diharapkan saran tersebut dapat bermanfaat bagi perusahaan.

A. Kesimpulan

1. Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) adalah struktur organisasi garis yang telah menggambarkan adanya pemisahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas antara masing-masing bagian

2. Kedudukan bagian audit internal pada struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) sudah efektif, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian, yaitu diperolehnya nilai perolehan pada analisis statistik yang berada pada interval dengan kategori ”sangat efektif”. Serta dapat dilihat juga dari kedudukan bagian audit internal yang berada dibawah pimpinan tertinggi yaitu direktur utama dan bagian audit internal ini memiliki hubungan langsung dengan pimpinan tertinggi tersebut. Status ini memberikan keleluasaan untuk memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan. Sikap objektif internal auditor juga baik, sehingga memungkinkan auditor internal yakin atas pekerjaannya dan tidak membuat penilaian yang kualitasnya diragukan.

3. Kemampuan profesional internal auditor sangat baik, dengan mendapatkan pengetahuan yang didapatkan melalui pelatihan (training) sesuai dengan tingkatan (grade)


(4)

masing-masing yang sudah terstruktur. Internal Auditor juga diberikan pedoman umum oleh manajemen tentang lingkup pekerjaan dan kegiatan yang akan diperiksa.

4. Pengawasan intern pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan sudah baik, hal ini dapat dilihat dari struktur organisasi telah menciptakan internal control yang efektif karena menunjukkan adanya pemisahan tanggung jawab masing-masing fungsi yang jelas dalam organisasi sehingga dapat menghindari terjadinya kecurangan.

5. Berdasarkan analisa statistik deskriptif yang dilakukan, fungsi dan peranan Internal Auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) sangat efektif dalam meningkatkan kinerja operasional.

6. Hubungan antara Internal dengan semua bagian yang ada dalam perusahaan baik, sehingga memudahkan melakukan pemeriksaan.

B. Saran

1. Hasil pemeriksaan Internal Auditor berupa temuan-temuan segera ditanggapi sehingga pelaksanaan pengawasan dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu.

2. Apabila diantara pihak yang diperiksa dan pemeriksa tidak terdapat kesepakatan tentang hasil pemeriksaan, hendaknya laporan pemeriksaan mengemukakan tentang posisi masing-masing pihak dan berbagai alasan yang menyebabkan tidak tercapainya kesepakatan.

3. Pemeriksa harus memastikan bahwa tindakan yang dilakukan terhadap temuan pemeriksaan memperbaiki kondisi yang mendasari dilakukannya tindakan tersebut.

4. Berbagai informasi atau temuan yang kurang penting dapat diberitahukan secara lisan atau melalui korespondensi informasi.


(5)

5. Manajemen tetap meningkatkan kualitas Internal Auditor, karena Internal Auditor yang efektif sangat memberikan sumbangan yang berharga kepada keadaan pengendalian intern, sebagai unsur pelengkap yang bertugas untuk memonitor terus menerus berfungsi tidaknya berbagai prosedur, metode dan berbagai kebijakan pengendalian intern yang telah ditetapkan.

6. Internal Auditor tetap mempunyai hubungan yang baik dengan semua bagian yang ada di perusahaan sehingga memudahkan melakukan pemeriksaan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukirno, 2004. Auditing, Edisi kedua, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jilid I, Jakarta.

Arens, Alvin A and Loebbecke K. James, 2003. Auditing Pendekatan Terpadu, Edisi Keempat, Alih Bahasa Ilham Tjakrakusuma, Editor Alfonsus Sirait dan Suradi Saat, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Daryanto, Iman, 2000. Peran dan Kedudukan Pemeriksa Intern Dalam Manajemen , Majalah Akuntansi, No. 3, Tahun VII, Ikatan Akuntan Indonesia.

Erlina dan Sri Mulyani, Metdologi Penelitian BisnisuntukAkuntansi Keuangan dan Manajemen, Medan: USU Press.2007.

Hartanto , D, 2002. Akuntansi Untuk Usahawan, Edisi Pertama, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Satu, Edisi Keenam, Cetakan I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sawyer, Lawrence B, Mortimer A. Dittenhofer and James H. Scheiner, 2005. Audit Internal Sawyer, Edisi kelima, Penerjemah Desi Adhariani, Penerbit Salemba Empat, Jilid I, Jakarta.

Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kedua, Alfabeta, Bandung

Tugiman, Hiro, 2001. Standar Profesional Audit Intern, Penerbit Kanisus, Cetakan I, Yogyakarta.

http//www.bumn.co.id diakses oleh Rina Afrina 10 Oktober 2010, pukul 15.00 Wib. http//www.ptpn2.com diakses oleh Rina Afrina 28 Oktober 2010, pukul 19.30 Wib.