Alat Pengumpul Data Analisis Data

a. Tulisan atau pendapat pakar hukum dan pakar hukum Agraria khususnya yang terkait dengan permasalahan b. Hasil penelitian yang merupakan data dari studi dokumen c. Karya-karya Ilmiah d. Hasil-hasil penelitian dari beberapa pakar hukum bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional yang menyangkut masalah pendaftaran tanah e. Makalah dan simposium di bidang pertanahan khususnya dalam pendaftaran tanah 3. Bahan hukum Tertier, yaitu penjelasan sebagai informasi lebih lanjut mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang terdiri dari : a. Kamus Besar Bahasa Indonesia b. Kamus Sosiologi dan tulisan serta pendapat pakar yang berkaitan dengan sosiologi hukum c. Kamus Hukum d. Berbagai majalah hukum dan kliping dari media massa dan internet yang berkaitan dengan masalah yang diteliti tersebut

6. Alat Pengumpul Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan alat pengumpulan data sebagai berikut : Meiji Morico : Prinsip Transparansi Dalam Pendaftaran Tanah di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2008 1. Studi dokumen dilakukan dengan menelaah semua literatur yang berhubungan dengan topik penelitian yang sedang dilakukan 2. Wawancara dengan menggunakan pedoman berisi daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden dan nara sumber yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini. 3. Kuisioner dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang bersifat terbuka.

7. Analisis Data

Data yang didapat dari penelitian studi dokumen ini disusun secara sistematik untuk memperoleh deskripsi tentang pelaksanaan prinsip transparansi dalam Pendaftaran Tanah di Kantor Pertanahan Kota Medan. Analisis data dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan cara penguraian, menghubungkannya dengan peraturan-peraturan yang berlaku, menghubungkan dengan pendapat pakar hukum dan pendapat pakar sosiologi. Untuk mengambil kesimpulan dilakukan dengan pendekatan Induktif 69 dan Deduktif. 70 69 Sutandyo Wigjosoebroto, Apakah Sesungguhnya Penelitian Itu, Kertas Kerja, Universitas Erlangga, Surabaya, halaman 2. Prosedur Deduktif yaitu Bertolak dari Suatu Proposisi Umum yang Kebenarannya telah Diketahui dan Diyakini dan Berakhir pada Suatu Kesimpulan yang Bersifat Lebih Khusus. Pada Prosedur ini Kebenaran Pangkal Merupakan Kebenaran Ideal yang Bersifat Aksiomatik Self Efident yang Esensi Kebenarannya Sudah Tidak Perlu Dipermasalahkan Lagi. 70 ibid Meiji Morico : Prinsip Transparansi Dalam Pendaftaran Tanah di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2008 BAB II PELAKSANAAN PRINSIP TRANSPARANSI DALAM PENDAFTARAN TANAH DIKANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN A. Prosedur Sistem Pelayanan Pendaftaran Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Medan Dan Tugas Badan Pertanahan. Dalam hal prosedur dan pelayanan pendaftaran tanah, pihak Kantor Pertanahan menerapkan suatu sistem Transparansi yang perkembangannya melalui prinsip tata kerja kelembagaan Badan Pertanahan Nasional sebagaimana diatur dalam beberapa peraturan dibawah ini :

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1998 Tentang Badan Pertanahan Nasional;