keselarasan, keseimbangan dan kesinambungan lingkungannya, baik terhadap lingkungan anggota masyarakat maupun lingkungan alam
sekitarnya.
74
C. Pelaksanaan azas keterbukaan pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kota Medan
Keterbukaan dalam pendaftaran tanah diberikan serta dijelaskan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain hanya sebatas kepada yang memerlukan,
seperti hakim atau jaksa dipengadilan serta pihak kepolisian dalam pemeriksaan guna untuk melaksanakan suatu penyidikan atas kelengkapan berkas-berkas
administratif. Namun dalam hal ini pihak kantor pertanahan lebih mengutamakan
keterbukaan tersebut kepada pemegang hak yang bersangkutan atau kepada pihak yang namanya tercantum dalam berkas tersebut.
Dalam hal pihak kepolisian ingin mendapatkan bukti atas objek tersebut, maka harus terlebih dahulu mendapatkan surat izin dari kepala kantor wilayah
Kakanwil guna kepentingan suatu objek perkara yang diperuntukan pihak pengadilan dan kepolisian.dan pada hakikatnya transparansi keterbukaan ini
terjadi muncul apabila terjadi suatu permasalahan dalam hal pertanahan yang kesemuanya mengacu kepada suatu peraturan sebagaimana diatur dalam Pasal 2
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 sehingga pejabat kantor pemerintahan maupun masyarakat dapat memperoleh suatu informasi yang
74
S. Chandra,Op Cit, halaman 114
Meiji Morico : Prinsip Transparansi Dalam Pendaftaran Tanah di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
akurat dan tepat setiap saat tentang hal pendaftaran tanah Dikantor Pertanahan Kota Medan.
Sedangkan untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat dibidang pertanahan tersebut, maka Kantor Pertanahan Kota Medan membuka diri dengan
semangat pelayanan optimal, cepat dan tepat dalam hal prinsip transparansi didalam pendaftaran tanah, dengan mengadakan system loket dan mengenai
segala ketentuan biaya yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2002 yaitu tentang biaya pendaftaran tanah.
Dari uraian diatas sangat jelas atas suatu aturan-aturan dan upaya pihak Kantor Pertanahan untuk melaksanakan transparansi serta keterbukaan dalam
pelayanan terhadap masyarakat, namun kenyataannya masih belum berjalan sebagaimana mestinya, masih banyak oknum Kantor Pertanahan yang tidak
melayani masyarakat dengan serius dan mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan, bahkan pihak Kantor Pertanahan terkesan memilah-milah terhadap
tamu atau pemohon yang datang dan menghadap untuk memohon penjelasan serta memohon pendaftaran hak atas tanah untuk diterbitkan sebuah sertipikat.
Pihak Kantor pertanahan masih terkesan memilih atas pemohon yang berurusan di Kantor Pertanahan, hal ini disebabkan masih banyak oknum Kantor
Pertanahan yang mengharapkan imbalan jasa yang akan diterima sesuai dengan keinginan oknum tersebut, sehingga hal ini menimbulkan kesenjangan yang
terjadi pada masyarakat yang akan memohon suatu penjelasan dan memohonkan pendaftaran tanah atas haknya. Belum lagi masih banyak tahap-tahap yang
Meiji Morico : Prinsip Transparansi Dalam Pendaftaran Tanah di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
harus dilalui oleh masyarakat pemohon untuk mendapatkan suatu penjelasan atas prosedur pengurusan pertanahan.
Masih banyak birokrasi-birokrasi yang harus diterima oleh masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi dan penjelasan yang kadangkala informasi
tersebut sangat menyulitkan masyarakat, sehingga pada akhirnya masyarakat harus mencari sendiri informasi yang jelas dan akurat yang dapat difahami dan
dijalankan oleh masyarakat itu sendiri.
Meiji Morico : Prinsip Transparansi Dalam Pendaftaran Tanah di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB III KENDALA YANG DIHADAPI DALAM MELAKSANAKAN PRINSIP
TRANSPARANSI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN
A. Kondisi Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Prinsip Tranparansi