11
2.1.2. Allograft
Allograft merupakan graft tulang yang diperoleh dari kadaver atau donor dari individu yang berbeda, namun masih tergolong spesies yang sama. Allograft bersifat
osteokonduktif dan memiliki kelebihan antara lain tidak adanya luka tambahan pada penderita dan ketersediaan jaringan yang cukup banyak sehingga dapat menangani
defek tulang yang luas. komplikasi dari allograft seperti
non union,
infeksi , resiko transmisi penyakit, dan fraktur ulang.
5,6,7
2.1.3 Xenograft
Xenograft merupakan graft tulang yang diambil dari spesies yang berbeda namun masih dalam satu genus atau famili. Keuntungan utama dari penggunaan xenograft adalah
persediaan yang banyak. Permasalahan xenograft meliputi risiko transmisi penyakit dan masalah imunologis. Xenograft yang sering dipakai berasal dari sapi
morcalized bovine
dan babi
porcine
.
8
2.1.4. Buatan
scaffold
Suatu
scaffold
yang ideal harus memiliki biokompatibilitas yang baik, reaksi fibrotik yang minimal, ukuran pori-pori yang cukup, dapat menyokong formasi tulang baru,
biodegradibilitas yang terkontrol, dan kekuatan yang mirip dengan tulang kortikal atau cancellous yang digantikan.
11,14
Scaffold
merupakan suatu materi buatan yang dapat diimplantasikan oleh biofaktor seperti sel, gen atau protein sehingga dapat meregenerasi
tulang.
3
Fungsi dari
scaffold
meliputi 1 sebagai kerangka anatomi untuk mempertahankan dan pertumbuhan rekayasa jaringan ; 2 mempertahankan gaya beban
pada defek tulang yang ada ; dan 3 merangsang kemampuan regenerasi dari biofaktor ; 4 menyediakan permukaan untuk perlekatan, migrasi, proliferasi dan diferensiasi dari
sel.
9,10
Beberapa substansi pada graft tulang sintetik antara lain, Bioactive glass, Glass ionomer,
Aluminium oxide, Calcium sulfate, Calcium phosphate, Beta tricalcium phosphate, synthetic hydroxyapatite, corraline hydroxyapatite, calcium phosphate cement.
Perbedaan antara
scaffold
yang ada dapat ditinjau dari materi pembentuk, arsitektur tiga dimensi, permukaan kimia, fungsi mekanik, lingkungan keasaman dan osmolaritas, dan
Universitas Sumatera Utara
12
karakteristik biodegradasinya. Semua hal tersebut menentukan biokompatibilitas
scaffold
.
11,12
2.2. Membran amniotik AM